Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI

GASTRULASI

KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA:

1. Annisa salsabila rahma (207172951)


2. Nurul syahira safiqah
3. Rizola ulil M.
4. Siska rahmawati
5. Wirda anjayani

DOSEN PENGAMPU : Bayu kurniawan, M.sc

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
TADRIS BIOLOGI
2019/1440
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul ”Gastrulasi”.
Dan tak lupa pula kami ucapkan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini . Adapun makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata
kuliah Kewirausahaan dan untuk menambah ilmu pengetahuan dan dapat diterapkakn dalam
kehidupan sehari-hari.

Namun demikian,dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat kami harapkan .

Akhirul kalam,semoga dengan mempelajari makalah ini dapat menambah ilmu


pengetahuan kita semua. Amin .

Wassalalmu’alalikum Wr.Wb

Jambi, 2 Maret 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. GASTRULASI ............................................................................................................. 2

1. Pengertian gastrulasi ............................................................................................... 5

2. Proses gastrulasi ..................................................................................................... 6

3. Proses gastrulasi pada hewan .................................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 18

B. Saran ............................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hampir semua mahluk hidup suatu generasi dimulai dari telur yang telah mengalami
fertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan dari sel induk betina dan
sel induk jantan (ovum dan sperma). Masing-masing induk berperan dalam menentukan sifat-
sifat individu baru yakni dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola
perilakunya (behavior). Pada proses perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang
dimulai dari gametogenesis pada masing-masing induk, dimana induk jantan mengalami
spermatogenesis (proses pembentukan sperma), dan induk betina mengalami oogenesis (
proses pembentukan ovum). Setelah terjadi fertilisasi (proses peleburan dua gamet) sehingga
terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal dari kedua induknya, maka terbentuk
zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu organisme yang multiseluler yang dilakukan
dengan proses-proses pembelahan.

Setelah terbentuk zigot, pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi,
dimana sel yang merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan menjadi
2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, dsb. Setelah beberapa kali mengalami pembelahan sinkron,
embrio kemudian membentuk suatu bola yang disebut morulla. Setelah embrio mengalami
pembelahan dan pembentukan blastula, embrio akan masuk ke dalam suatu tahapan yang
paling kritis selama masa perkembangannya, yaitu stadium grastula.

Gastrulasi (proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang


sangat besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu embrio
yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm
di sebelah tengah dan ektoderm di sebelah luar. Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga
lapisan lembaga akan membentuk jaringan-jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana
proses ini disebut organogenesis. Organ pertama yang terbentuk adalah jantung.
Perkembangan embrio manusia sangatlah kompleks dimana pada awalnya hanya satu sel
kemudian berkembang menjadi individu yang terdiri dari miliaran sel. Oleh karena itu, perlu
suatu pembelajaran khusus mengenai perkembangan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gastrulasi?
2. Bagaimana proses gastrulasi?
3. Bagaimana tahapan gastrulasi pada hewan?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui definisi dari gastrulasi
2. Agar dapat mengetahui proses dari gastrulasi
3. Agar dapat memahami tahapan gastrulasi pada hewan
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN GASTRULASI
Istilah gastrula berasal dari kata gastrum atau gaster yang berhubungan dengan
pencernaan, karena pada tingkat ini terbentuk rongga yang kelak akan menjadi saluran
pencernaan. Rongga pada gastrula disebut gastrocoel atau archenteron. Gastrulasi
merupakan proses perubahan dari blastula menjadi gastrula. Proses ini bersifat dinamis
dimana daerah-daerah calon pembentuk organ pada blastula mengalami perubahan susunan
dan organisasi baru sejalan dengan pola pembentukan organ-organ tubuh (Sugiyanto, 1996).

Pada proses gastrulasi, terjadi gerakan morfogenesis dengan tujuan memindahkan sel
dari satu tempat ke tempat lain menuju lokasi organ definitif yang akan dibentuk. Stadium
gastrula merupakan tahapan perkembangan embrio yang dinamis karena terjadi
perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embrio dalam suatu sistem
sumbu. Sintesis protein sebelum gastrulasi dikendalikan oleh gen parental,
sedangkan sintesis protein pada stadium gastrula dikendalikan oleh inti sel gastrula. Oleh
karena itu gastrulasi merupakan stadium perkembangan yang kritis dan menentukan tahapan
perkembangan selanjutnya. Apabila ekspresi gen teratur sesuai dengan pola perkembangan
yang terprogram maka perkembangan hewan akan berjalan normal (Anonim, 2009).

2. PROSES GASTRULASI
Sel-sel blastula yang mengalami invaginasi terus tumbuh ke arah dalam sehingga
blastophore akan terus terdesak ke dalam dan terbentuk rongga archenteron. Rongga ini
membagi sel –sel yang tumbuh tersebut menjadi lapisan endoderm di sebelah dalam, dan
mesoderm di bagian tengah. Lapisan bagian luar dan lapisan sel pada animal pole yang tetap
berada di luar (tidak melipat ke dalam) membentuk ectoderm. Ketiga lapisan tersebut
kemudian disebut dengan lapisan germinal embrio. Kumpulan sel yang semula terletak
berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interaksi yang bersifat
merangsang dalam pembentukan organ tubuh (Atahualpa, 2013).

Proses morfogenetik yang disebut gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel


blastula secara dramatis. Gastrulasi berbeda rinciannya dari satu kelompok hewan dengan
kelompok hewan lainnya, tetapi suatu kumpulan perubahan seluler yang sama menggerakkan
pengaturan ulang spasial embrio ini. Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah
perubahan-perubahan dalam motilitas sel, perubahan dalam bentuk sel, dan perubahan dalam
adhesi (penempelan) seluler ke sel lain dan ke molekul matriks ekstraseluler. Hasil penting
gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi
baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga
yang disebut gastrula.

Ketiga lapisan yang dihasilkan oleh gastrulasi itu adalah jaringan embrio yang disebut
ectoderm, endoderm, dan mesoderm, yang secara kolektif disebut juga lapisan germinal
embrio. Ectoderm membentuk lapisan luar gastrula, endoderm melapisi saluran pencernaan
embrio, dan mesoderm mengisi sebagian ruangan di antara ectoderm dan endoderm.
Akhirnya ketiga lapisan sel tersebut berkembang menjadi semua bagian tubuh hewan dewasa.
Sebagai contoh, system saraf kita dan lapisan bagian luar (epidermis) kulit berasal dari
ectoderm, lapisan paling dalam saluran pencernaan kita dan organ-organ terkait, seperti hati
dan pancreas, muncul dari endoderm, dan sebagian besar organ dan jaringan lain, seperti
ginjal, jantung, otot, dan lapisan bagian dalam kulit kita (dermis), berkembang dari
mesoderm. (Campbell, 2004)

PROSES GASTRULASI YANG TERJADI PADA HEWAN

a) BULU BABI
Contohnya gastrulasi pada embrio bulu babi. Dinding blastula bulu babi tersiri atas
satu lapisan tunggal sel. Gastrulasi dimulai pada kutub vegetal, dimana sel-sel lepas dari
dinding blastula dan memasuki blastosel sebagai sel bermigrasi yang disebut sel mesenkim.
Sel-sel yang tertinggal memipih sedikit untuk membentuk lempeng vegetal yang melengkung
ke arah dalam, sebuah proses yang disebut invaginasi. Lempeng vegetal yang melengkung
itu kemudian mengalami pengaturan kembali sel-selnya secara ekstensif, yaitu proses yang
mengubah bentuk dan mentransformasikan invaginasi dangkal itu menjadi kantung yang
lebih dalam dan lebih sempit yang disebut sebagai arkenteron, atau perut primitive. Ujung
terbuka arkenteron, yang akan menjadi anus disebut dengan blastopori. Lubang kedua
terbentuk pada ujung lain arkenteron, yang membentuk ujung mulut dari saluran pencernaan
yang rudimenter. Gastrulasi menghasilkan embrio dengan perut primitif dan tiga lapisan
germinal. Pada bulu babi gastrula berkembang biak menjadi larva bersilia yang terbawa arus
dekat ke permukaan laut sebagai plankton dan memakan bakteri dan alga uniseluler.
b) KATAK
Gastrulasi pada katak juga menghasilkan embrio tiga lapis dengan arkenteron, akan
tetapi mekanisme gastrulasi jauh lebih rumit pada katak karena sel-sel belahan vegetal yang
besar dan penuh dengan kuning telur, dan karena dinding blastula itu labih dari satu sel
tebalnya pada sebagian besar spesies. Tanda pertama gastrulasi adalah lipatan kecil pada
salah satu sisi blastula yang disebabkan oleh invaginasi kelompok sel-sel disana. Invaginasi
tersebut akan menjadi blastopori. Sel-sel pada ujung bagian atas lubang blastopori itu menjdi
bibir dorsal blastopori. Bibir dorsal blastopori itu terbentuk pada tempat di mana sabit abu-
abu berada pada bawah zigot. Gastrulasi terus berlangsung dengan sel-sel pada permukaan
embrio yang menggulung diatas ujung bibir dorsal ke dalam bagian dalam atau interior
embrio itu, sebuah proses yang disebut involusi. Saat sudah berada di dalam embrio, sel-sel
berpindah dari blastopori di sepanjang bagian atas blastosel. Involusi terus berlangsung,
dengan se-sel internal yang bermigrasi terorganisasi mesoderm dan endoderm berlapis, dan
terbentuknya arkenteron di dalam endoderm. Akhirnya, pergerakan sel yang kompleks pada
gastrulasi menghasilkan embrio berlapis tiga. Setelah proses itu selesai , bibir blastopori
melengkung dan membesar melingkari subat kuning telur yang terdiri atas sel-sel besar penuh
dengan makanan dari kutub vegetal embrio. Kecuali sumbat kuning telur tersebut, sel-sel
yang masih tinggal atau tersisa pada permukaan menyusun ectoderm, yang mengelilingi
lapisan mesoderm dan endoderm. Dengan tiga lapisan germinal di tempatnya masing-masing,
gastrulasi telah selesai dan organ embrio itu mulai terbentuk. (Campbell, 2004)

c) HEWAN MAMALIA
Pada saat pembelahan embrio (clevage) rampung, embrio telah memiliki sel kurang
lebih 100 sel terseusun mengelilingi sebuah ruang kosong dan mulai menuju uterus. Tahapan
tersebut disebut blastosis (blastula versi mamalia). Pada salah satu ujung dari ruang kosong
blastosis, bergerombol sekelompok sel yang disebut massa sel dalam atau inner cell
mass. Sedangkan bagian sel yang lebih tipis disebut tropoblas. Massa sel dalam (MSD)
selanjutnya akan berkembang lebih lanjut menjadi bagian-bagian penting embrio maupun
membran ekstraembrio. MSD juga merupakan bagian paling blastosis yang akan
berkembang menjadi galur sel punca (stem cell).

Tropoblas, adalah lapisan epitelium terluar dari blastosis tidak berkontribusi pada
perkembangan embrio. Namun, bertanggung jawab pada perkembangan jaringan yang akan
menyokong pertumbuhan embrio. Pertama, tropoblas menginisiasi implantasi dengan
menghasilkan enzim yang mendegradasi endometrium dan memungkinkan blastosis
menempel pada bagian endometrium. Kemudian, tropoblas membelah dan menebal. Pada
tahap ini, sebuah struktur mirip jemari akan menembus jaringan uterus maternal yang banyak
mengandung pembuluh darah. Aktivitas tropoblas tersebut mengakibatkan kapiler
endometrium mengalami erosi dan darah keluar mengaliri daerah tropoblas. Pada waktu
implantasi, MSD membentuk dua lempeng sel, epiblas dan hipoblas. Perkembangan
selanjutnya dari embrio mamalia berkembang dari sel-sel epiblas (Sugiyanto, 1996).

Setelah implantasi selesai, gastrulasi dimulai dengan ingresi sel epiblas


melalui primitive streak dan membentuk mesoderm serta endoderm. Pada saat yang sama,
membran ekstraembrio terbentuk. Tropoblas melanjutkan perluasan jaringan ke
endometrium. Bagian tropoblas, jaringan mesodermal epiblas dan bagian uterus disekitar area
implantasi berperan terhadap pembentukan plasenta. Plasenta berperan pada pertukaran
nutrisi, gas dan sisa metabolisme dari embrio ke maternal. Plasenta juga menghasilkan
hormon dan sistem imun bagi perkembangan embrio.

Pada akhir glastrulasi, lapisan sel embrio (embrionic germ layers) telah terbentuk.
Tiga lapisan embrio tersebut dikelilingi oleh jaringan mesoderm ekstraembrio dan empat
membran ekstraembrio

Bentuk blastula mammalia seperti gelembung (blastocyst) terdiri dari masa sel dalam
(inner cell mass), ectoderm (trophectoderm) dan blastocoel. Massa sel dalam tertutup oleh
lapisan sel Rauber pada kebanyakan blastocyst, tetapi pada Rodentia lapisan itu tidak ada.
Walaupun bentuk blastula seperti gelembung, tetapi proses gastrulasi mirip pada blastula
pipih dalam hal pembentukan Stria primitiva.

Antara massa sel dalam dan lapisan Rauber terbentuk rongga, sebagai awal rongga
amnion. Di dasar rongga ini terbentuk dataran embrio (embryonic shield) yang mirip dengan
area pellucida pada embrio ayam. Proses gastrulasi di permukaan dataran embrio mirip
dengan pembentukan stria pimitiva gastrula ayam. Mesoderm terbentuk dari sel di bagian
tepi dataran embrio. Sel-sel tersebut tumbuh menyusup diantara trophectoderm dan
entoderm. Entoderm berasal dari bagian bawah dataran embrio yang tumbuh menyebar pada
dinding blastocoel. Akhirnya rongga blastocoel dikelilingi oleh sel entoderm sehingga
blastocoel berubah menjadi gastrocoel. Perkembangan mesoderm selanjutnya yaitu terbagi 2
bagian : 1. Yang mengikuti entoderm sebagai mesoderm splanknik dan yang mengikuti
ectoderm sebagai mesoderm somatik. Perkembangan lebih lanjut dari gastrocoel adalah
menjadi kantung vitellus, tetapi kosong tidak berisi vitellus.

d) HEWAN AVES
Blastula ayam termasuk pipih seperti cakram (discoblastula) yang mempunyai bagian
: periblast, hipoblast dan sentroblast. Gastrulasi ayam merupakan proses pembentukan Stria
primitiva yang terdiri dari alur dan pematang primitif berupa garis di lenia mediana. Stria
primitiva terbentuk sempurna pada pengeraman telur fertil selama 18 jam inkubasi.

Gerakan morfogenesis yang pertama adalah konvergensi sel-sel dari kanan-kiri lenia
mediana menuju garis tengah. Sel-sel itu terdapat pada area pellucida (daerah bening pada
blastoderm). Pertemuan dari kanan-kiri menyebabkan sel terpelanting masuk ke dalam
gastrula (involusi) di garis tengah. Sel dari kiri masuk dan bergerak menyusup di bawah
permukaan kembali ke arah kiri. Sel dari kanan mengalami involusi di garis tengah,
menyusup di bawah permukaan kembali ke arah kanan. Sel-sel tersebut sebagai mesoderm
dan meluas ke arah latero-anterior (Sugiyanto, 1996).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gastrulasi merupakan proses perubahan dari blastula menjadi gastrula. Proses ini
bersifat dinamis dimana daerah-daerah calon pembentuk organ pada blastula mengalami
perubahan susunan dan organisasi baru sejalan dengan pola pembentukan organ-organ tubuh
Gerakan sel-sel embrional pada gastrulasi, yang dimaksud gerakan sel-sel adalah pergeseran
sel-sel atau daerah-daerah calon organ embrio dari lokasi topografis satu ke lokasi lain untuk
membentuk struktur gastrula.

B. SARAN

Makalah yang saya paparkan ini belumlah sempurna dan tentunya masih terdapat
banyak kesalahan. Maka dari itu saya mengharapkan saran dari para membaca agar dapat
memberikan saran yang berguna untuk mengembangkan dan memperbaiki hasil tulisan saya
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Materi E-learning Reproduksi dan Embriologi Hewan. Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA UNY

Atahualpa. (2013). Sistem Respirasi Hewan Avertebrata. Retrieved from


http://biologimediacentre.com/

Reece A. Campbell, dkk. BIOLOGI. Jilid 3. 2004. Erlangga. Jakarta.

Sugiyanto. (1996). Perkembangan Hewan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM.

Anda mungkin juga menyukai