MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan II
Yang dibina oleh Dra. Amy Tenzer, M.S dan Dra. Nursasi Handayani, M.Si
Penyusun
i
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fertilisasi Mamalia .................................................................................... 3
2.2 Pembelahan dan Blastulasi pada Mamalia ................................................ 4
2.3 Grastulasi dan Pembentukan Lapisan Germinal pada Mamalia ............... 6
2.4 Pembentukan Aksis Embrio Mamalia (Neurulasi) ................................... 10
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................... 15
ii
DAFTAR GAMBAR
halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses fertilisasi pada Mamalia?
2. Bagaimana proses pembelahan pada zigot Mamalia?
3. Bagaimana proses grastulasi pada embrio Mamalia?
4. Bagaimana proses neurulasi pada embrio Mamalia?
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah adalah sebagai berikut :
1. Dapat lebih memahami proses fertilisasi pada Mamalia.
2. Dapat lebih memahami pembelahan pada zigot Mamalia.
3. Dapat lebih memahami grastulasi pada embrio Mamalia.
4. Dapat lebih memahami proses neurulasi pada embrio Mamalia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fertilisasi
3
Ca+ yang mengikat dalam sitoplasma sel telur, sangat diperlukan untuk
aktivasi sel telur tersebut yanag berupa dimulainya kembali meiosis II, eksositosis
granula korteks, dan pembentukan pronukleus. Mekanisme aktivasi sel telur
terjadi dalam peristiwa fusi materi genetic sperma dan oosit.
4
Gambar 2.2.1 Pembelahan rotasional pada mamalia
Pada tahap 8 sel, hubungan antar sel masih dalam keadaan longgar yang
selanjutnya mengalami pemadatan dan disebut morula. Morula mengalami
pembelahan secara cepat sehingga menjadi morula dengan 16 sel, yang
mempunyai susunan blastomer dalam keadaan kompak dan padat. Susunan
blastomer dikemas sangat rapat melalui perlekatan antar membrane sel oleh
protein adhesi seperti E-cadherine yang membentuk tigth junction yang
menghubungkan antar membran sel, dan gap junction pada bagian dalam untuk
5
melewatkan pertukaran ion-ion serta molekul-molekul sederhana dari satu sel ke
sel berikutnya.
Tahap embrio 16 sel terdiri atas sekelompok sel berukuran kecil yang
disebut Inner Cell Mass/ICM merupakan struktur sel yang akan berkembang
menjadi embbrio, dikelilingi oleh sel-sel yang berukuran lebih besar yang
dinamakan sel tropoblas (tropektoderm) yang nantinya berkembang menjadi
jaringan bukan embrio yaitu jaringan korion yang memiliki fungsi antara lain:
Pemisahan pertama dari sel-sel ICM (inner cell mast) adalah untuk
pembentukan hipoblast, yang membatasi rongga blastula dan akan menjadi
endoderm kantung yolk. Sisa sel pada ICM yang terletak di atas hipoblast
berbentuk suatu keping embrio terdiri atas epiblast. Epiblast memisahkan diri,
dengan membentuk suatu rongga disebut amnion yang berisi cairan amnion.
6
Gambar 2.3.1 Gerakan sel selama gastrulasi pada manusia. (A,B) embrio pada
uterus waktu 15 tahap gestasi (Dikutip dari Gilbert, 2010)
7
endoderm dan mesoderm. Pembentukan dan asal dari lapisan embrional pada
manusia dan kera dapat dilihat pada gambar berikut.
8
uterus dapat mempertahankanembrio dan menghasilkan regulator dari respon
imun sehingga induk tidak menolak embrionya. Dengan demikian pembentukan
tropektoderm merukan peristiwa deferensiasi pertama dalam perkembangan
mamalia. Bagian tropoblast membentuk suatu jaringan baru yang disebut
sitotropoblast dan sinsiotropoblast. Sinsiotropoblast memasuki permukaan uterus
sehingga embrio tertanam dalam uterus.
9
2.4 Neurulasi pembentukan aksis
Pada Pembentukan sistem saraf pusat terdapat 4 tahapan perubahan dari sel
pluripoten yang merupakan perubahan epiblast menjadi sel prekursor sel saraf,
yaitu:
A. Neurulasi primer: dalam neurulasi primer membagi tiga lapisan sel yaitu
1. lapisan ektoderm internal yang diposisikan sebagai bumbung neural yang
akan menjadi otak dan sumsum tulang belakang,
2. epidermis eksternal yang akan diposisikan sebagai intergumen,
3. membentuk wilayah yang menghubungkan bumbung neural dan
epidermis, tetapi sel-sel tersebutt bermigrasi ke lokasi baru dan akan
10
menghasilkan neuron perifer, glia, sel pigmen kulit, dan beberapa jenis sel
lain.
Pada neurulasi primer , sel-sel yang mengelilingi keeping neural langsung
berproliferasi dab sel pial neural berinvaginasi, serta terlihat menonjol dari
permukaan sehingga terbentuk sebuah tabung berongga. Umumnya
pembentukan bumbung neural anterior terjadi pada saat neurulasi primer.
B. Neurulasi sekunder
Neurulasi sekunder pada mamalia diawali pada vertebrata sacral ekor, setelah
ectoderm neural diinduksi oleh notokorda, neurulasi berlangsung di sebelah
anterior nodus hensen. Pelipatan (invaginasi) keeping neural terjadi karena
adanya kontraksi mikrofilamen di bagian apeks sel. Karena notokorda berpaut
dengan keeping neural yang berada tepat diatasnya oleh adanya anchoring
milekul sedangkan sel penyusun keping neural terus berproliferasi, maka tepi
kiri dan kanan keping neural akan terangkat dan melipat. Mekanisme
pelekukan dan pelipatan juga terjadi oleh berubahnya bentuk sel alas keping
neural karena konstriksi mikrofilamen di puncak sel. Umumya pembentukan
bumbung neural posterior terjadi pada saat neurulasi sekunder .
11
Proses neurulasi primer
1. pembentukan bumbung neural pada embrio mammalia.Pada bagian dorsal
ectoderm tampak sel keping neural memanjang berbentuk silindris
2. sel di bagian MHP yang berada diatas presumtif notokorda, mengalami
perubahan bentuk dari kolumnar menjadi kubus dan gerakan presumtim epidermal
menuju kea rah dorsal sehingga terjadi lipatan neural.
3. lipatan neural bergerak kea rah garis tengah dorsal
4. sel lipatan neural yang berbatasan dengan bakal ectodermal mengalami
perubahan bentuk dari silindris menjadi kubus sehingga terjadi pelekukan,
akibatnya bakal ectodermal bergerak melampaui lipatan neyral dan terjadi
penyatuan ectodermal.
5. karena ada kontak lipatan neural dengan ectodermal maka setiap gerakan
ectodermal akan mengikut sertakan lipatan neural sehingga terjadi pertemuan
antara lipatan neural tersebut
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tahapan fertilisasi pada berbagai spesies, umumnya meliputi (1) kontak dan
pengenaian oleh sperma dan sel telur, (2) regulasi masuknya sperma ke
dalam sel teiur, hanya satu sperma yang dapat memasuki sel telur, sedang
sperma yang lain dihambat, (3) fusi materi genetik dari sperma dan sel
telur, (4) aktivasi metabolisme sel telur untuk memulai proses
perkembangan.
2. P a d a t a h a p b l a s t u l a s i p e r k e m b a n g a n e m b r i o m a n u s i a
t e r d a p a t 2 k e l o m p o k s e l ya i t u i n n e r c e l l m a s s d a n o u t e r
cell mass. Inner c e l l mass membentuk hipoblas dan epiblas.
Hipoblas berkembang menjadi bakal endoderm. Sedangkan epiblas
membentuk endoderme p i d e r m i s , bakal ektoderm s ya r a f ,
n o t o k o r d a , p r e k o r d a d a n b a k a l mesoderm.
3. G a s t r u l a s i m a m m a l i a b e r l a n g s u n g d i d a l a m r o n g g a
uterus induk setelah blastosis berimplantasi di
endometrium uterus m e l a l u i trofoblas (trofektoderm).
inner cell mass berdiferensisasi menjadikeping embrio yang
pada mulanya terdiri atas epiblas dan hipoblasyang selanjutnya
akan membentuk mesoderm dan endoderm serupa dengan proses
yang terjadi pada unggas. Hipoblas adalah endoderm primitif yang
melindungi rongga kantung yolk yaitu rongga yang berasal dari blastosoel.
Trofoblas adalah ektoderm ekstraembrio yanga k a n berperan
dalam membentuk pertautan antara fetus
d e n g a n jaringan induk, untuk memenuhi kebutuhan fisiologis fetus
4. P e r k e m b a n g a n embrio manusia pada tahap nurula
didahului dengant e r b e n t u k n y a lipata neural dan
d i a k h i r i d e n g a n p e m b e n t u k a n bumbung neural.
13
3.2 Saran
1. Sebaiknya kita lebih memahami konsep fertilisasi embrio Mamalia.
2. Sebaiknya kita lebih memahami konsep pembelahan pada Mamalia.
3. Sebaiknya kita lebih memahami konsep Gastrulasi pada Mamalia.
4. Sebaiknya kita lebih memahami konsep Neurulasi pada Mamalia.
14
DAFTAR RUJUKAN
Hickman, C.P., Roberts L.S., dan Larson, A., 2001, Integrated Principles of
Zoology, McGraw Hill, New York.
Kotpal R.L. 2010.Modern Text Book of Zoology Invertebrales. New Delhi, India :
Rastologi Publication
15