MAKALAH
Yang dibina oleh dosen Dra. Amy Tenzer, M.S. dan Ajeng Daniarsih, S.Si.,M.Si.
Disusun oleh :
Kelompok 4
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Embriologi Manusia”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas
dari Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan II.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak yang membantu penulis baik secara moril, materil, dan doa kepada
penulis agar makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada:
1. Ibu Amy Tenzer dan Ibu Ajeng Daniarsih selaku dosen pembimbing
dalam mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan II.
2. Orang tua penulis yang banyak memberikan dorongan, masukan, dan
saran untuk makalah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan
karena keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan bagi masa yang
kaan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1............................................................................Latar Belakang
..................................................................................................1
1.2.......................................................................Rumusan Masalah
..................................................................................................2
1.3........................................................................................Tujuan
.....………………………………………………………... 2
1.4......................................................................................Manfaat
..................................................................................................2
2.3. Segmentasi................................................................................ 9
2.5. Implantasi.................................................................................. 12
3.1.Kesimpulan................................................................................ 20
ii
3.2.Saran........................................................................................... 22
3.2.Daftar Pustaka............................................................................ 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud embriologi pada manusia ?
2. Bagaiamana fertilisasi yang terjadi pada manusia ?
3. Bagaimana segmentasi yang terjadi pada manusia ?
4. Bagaimana blastulasi yang terjadi pada manusia ?
5. Bagaimana implantasi yang terjadi pada manusia ?
6. Bagaimana gastrulasi yang terjadi pada manusia ?
7. Bagaimana embryonic disk yang terjadi pada manusia ?
8. Bagaiman neurulasi yang terjadi pada manusia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui embriologi pada manusia
2. Mengetahui fertilisasi yang terjadi pada manusia
3. Mengetahui segmentasi yang terjadi pada manusia
4. Mengetahui blastulasi yang terjadi pada manusia
5. Mengetahui implantasi yang terjadi pada manusia
6. Mengetahui gastrulasi yang terjadi pada manusia
7. Mengetahui embryonic disk yang terjadi pada manusia
8. Mengetahui neurulasi yang terjadi pada manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Manusia
Manusia merupakan organisme yang berkembangbiak secara seksual,
ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut
zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Zigot ini berada
didalam perut ibu dan berkembang menjadi janin. Pada manusia, terbentuk
embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan sudah tampak
rancangan bentuk alat-alat tubuh (Syahruli, 2006).
Manusia merupakan bagian dari mamalia yang memiliki tipe telur
isolesital atau oligosital. Telus bertipe ini hanya memiliki sedikit kandungan
yolk atau hampir tidak ada yolk. Tipe telur isolesital menyebabkan pola
pembelahan bertipe holoblastik rotasional atau rasional .
Menurut Dorland’s Illustrated Medical Dictionary menyatakan bahwa
embriogenesis adalah produksi dari embrio dan perkembangan dari individu
yang baru yang terjadi secara seksual yaitu dari zigot. Secara umum
embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio
manusia yang terjadi ketika tahap-tahap awal dari perkembangan manusia.
Embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan
ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan
manusia (Sadler, 2012).
Menurut Haviz (2014) tahap perkembangan manusia dibagi menjadi lima
tahap, yaitu:
1. Tahap gametogenesis, terjadinya pembentukan gamet laki-laki dan
perempuan atau konversi germ cell sperma dan sel telur.
2. Tahap perkembangan minggu ke-1, terjadinya proses ovulasi sampai
implantasi
3
3. Tahap perkembangan minggu ke-2, terjadinya pembentukan bilaminar
germ disc (embrio dua lapis)
4. Tahap perkembangan minggu ke-3 sampai 8, disebut juga dengan
periode embrionik, terjadinya pembentukan sistem tubuh.
5. Tahap perkembangan bulan ke-3 sampai kelahiran, adalah masa fetus
dan berperannya plasenta dalam perkembangan manusia.
4
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi
wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu ini, suatu
selubung dari glikoprotein dari protein-protein plasma segmen dibuang dari
selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma
yang menjalani kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi
akrosom (Retnowati, dkk, 2020)
Akrosom di bagian kepala sperma menghasilkan enzim-enzim yang
membantu sperma dalam menembus ovum, yaitu (1) hialuronidase, enzim yang
dapat melarutkan hialuronid pada sel-sel korona radiata, (2) akrosin, enzim
protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan (3) anti
fertilizin, antigen terhadap ovum (oosit sekunder) sehingga sperma dapat melekat
pada ovum (Retnowati, dkk, 2020)
Menurut Retnowati, dkk (2020) fertilisasi terdiri atas lima tahap yaitu
sebagai berikut :
5
spermatozoa yang disemprotkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya
300-500 yang mencapai saluran kelamin wanita. Hanya satu diantaranya yang
diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya
membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang
melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas
menembus sel korona.
2. Perlekatan spermatozoa dengan zona pelucida
Zona pelucida merupakan zona terluar dalam ovum dan berfungsi sebagai
reseptor sperma. Syarat agar sperma dapat menempel pada zona pelucida
adalah jumlah kromosom harus sama, baik sperma maupun ovum, karena hal
ini menunjukkan salah satu ciri apabila keduanya adalah individu yang sejenis.
Glikoprotein pada zona pelucida berfungsi seperti reseptor sperma yaitu
menstimulasi fusi membran plasma dengan membran akrosom (kepala
anterior sperma) luar. Sehingga terjadi interaksi antara reseptor dan ligand.
Pengikatan sperma ke reseptor ini menginduksi terjadinya reaksi akrosom.
Perlekatan sperma pada zona pelucida terdapat pada gambar 2.4
3. Reaksi akrosom
Reaksi akrosom ini terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan
diinduksi oleh protein- protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan
enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain
6
akrosin dan zat-zat serupa tripsin Reaksi tersebut terjadi sebelum sperma
masuk ke dalam ovum. Reaksi akrosom terjadi pada pangkal akrosom, karena
pada lisosom anterior kepala sperma terdapat enzim digesti yang berfungsi
penetrasi zona pelucida. Mekanismenya adalah reseptor pada sperma akan
membuat lisosom dan inti keluar sehingga akan merusak zona pelucida.
Reaksi tersebut menjadikan akrosom sperma hilang sehingga fusi sperma dan
zona pelusida berhasil.
4. Penembusan zona pelusida
Fungsi dari zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling
telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan
menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom
memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan bertemu
dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika
kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan
pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi
membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan
perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi
sperma dan membuat tak aktif tempat reseptor bagi spermatozoa pada
permukaan zona yang spesifik spesies. Penetrasi zona pelusida
memungkinkan terjadinya kontak antara spermatozoa dan membran oosit. inti
sel sperma kemudian memasuki sitoplasma se telur.
Tiga peristiwa penting terjadi dalam oosit akibat peningkatan kadar
kalsium intraseluler yang terjadi pada oosit saat terjadi fusi antara membran
sperma dan sel telur. (1) Membran sel telur berdepolarisasi, sehingga
mencegah fungsi membran dengan spermatozoa lainnya. (2) Peristiwa yang
kedua dikenal sebagai reaksi kortikal. (3) Dimulai kembali pembelahan
meiosis kedua dari sel telur. Badan polar kedua terbentuk dan dikeluarkan dari
sel telur sehingga memastikan bahwa pronukleus wanita bersifat haploid.
5. Fusi oosit dan membran sel sperma
Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput
plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala
7
akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya
terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang
kepala sperma.
Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma
oosit, tetapi selaput plasma tertinggal di permukaan oosit. ekor spermatozoa
terlepas dan berdegenerasi. Akibat masuknya nukleus spermatozoa ini akan
mengaktivasi oosit sekunder menyelesaikan pembelahan meiosis II menjadi
oocit dan 2 polar body, sehingga nukleusnya berkondensasi menjadi
pronukleus wanita (n). Kedua pronukleus bergerak ke tengah, lalu terjadi fusi
(peleburan) pronukleus wanita dan pronukleus pria (syngami). Peleburan ini
mengembalikan jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid dan sel baru
hasil peleburan ini disebut zygot (2n) (Soenardihardjo & Bambang, dkk.
2011).
8
Gambar 2.6 zigot permulaan
2.3. SEGMENTASI
Segmentasi atau cleavage adalah pembelahan zigot menjadi unit-unit yang
lebih kecil, disebut sebagai blastomer. Tahap segmentasi atau cleavage
merupakan rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah
terjadi pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer (Retnowati, dkk,
2020).
Proses awal pembelahan Embrio pada manusia, berlangsung seiring
dengan perangkat-perangkat pelekatan dari embrio kepada dinding uterus
induknya. Telur manusia pada umumnya tidak memiliki yolk, dibuahi disaluran
telur sewaktu bergerak kearah uterus dan pembelahan-pembelahan awalnya
9
berlangsung kurang dari 24 jam (Suberata, tanpa tahun). Menurut Retnowati,
dkk(2020) dalam beberapa jam pasca fertilisasi, penyatuan nuklei akan
membentuk dua buah sel dan selanjutnya dalam waktu 3–4 hari sudah terbentuk
sebuah masa solid yang disebut morula.
Pembelahan pada manusia berlangsung lambat dan pembelahannya bertipe
holoblastik rotasional. Pembelahan pertama berlangsung normal yaitu melalui
bidang meridional sedangkan pembelahan kedua yaitu blastomer membelah
secara meridional sedangkan blastomer lainnya membelah secara ekuatorial
sehingga disebut sebagai holoblastik rotasional (Sujono dan Rumanta, 2015).
10
Morula yang sudah terbentuk mengalami pemadatan untuk menjadi
blastodik kecil yang membentuk dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai
beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan
kedua secara samar pada kutup anima. Stadium morula berakhir apabila
pembelahan sel sudah Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil
membentuk dua lapis sel. Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang
meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells),fungsinya
membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang
meliputi trophoblast, periblast, dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan
menghubungkan antara embryo dengan induk (ibu) atau lingkungan luas (Sadler,
2012).
11
Gambar 2.9 (A) Bagian dari blastocyst manusia menunjukkan massa sel bagian dalam
dan sel trofoblas (B) Skema blastokista (C) Blastokista pada hari keenam perkembangan
sel trofoblas di kutub embrionik blastokista yang menembus mukosa uterus.
2.5. IMPLANTASI
Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium
uterus diawali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium,
menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem
sirukulasi ibu. Implantasi pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur yang telah
dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi dimana ditandai
dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus (Retnowati, 2020).
Pada saat implantasi, mukosa uterus berada dalam fase sekretorik, yaitu
saat kelenjar dan arteri uterus bergulung dan jaringan menjadi tebal-basah
12
sehingga dikenali adanya 3 lapisan di endometrium yaitu : lapisan kompaktum di
bagian superfisial, lapisan spongiosum di tengah, dan lapisan basale yang tipis.
Dalam keaadaan normal blastokista tertanam di endometrium di sepanjang
dinding anterior atau posterior korpus uteri (Ferial, 2013)
Gambar 2.10 Tahapan yang terjadi pada tahapan perkembangan embriologi manusia.
Plasentasi terdapat pada nomor 9
(Sumber : Sadler, 2012)
2.6. EMBRYONIC DISK (DISKUS GERMINATIVUM)
Hari ke-8
13
sitotrofi- ledakan disebut amnioblas; bersama dengan sisa epiblast, mereka
melapisi rongga ketuban
Hari ke-9
Hari ke-13
14
kolom-kolom sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh sinsitum. Kolom
ini disebut vilus primer. Pada akhir minggu kedua blastokista sudah tertanam
seluruhnya dan defek dimukosa permukaan telah sembuh.
Gambar 2.11 Tahapan Blastokista (A)7 hari, (B)8 hari, (C)9 hari (D)10-11 hari
(Sumber: Salder, T,W, 2009)
2.7. GASTRULASI
Gastrulasi menjadi tahapan yang khas dalam minggu ketiga
kehamilan. Pada gastrulasi terjadi proses pembentukan tiga lapisan
germinativum (ektoderm, mesoderm, endoderm) pada mudigah. Gastrulasi
diawali oleh pembentukan primitive streak (garis primitif) dipermukaan
15
epiblast. Pada awalnya garis ini tidak terlalu jelas terlihat, tetapi pada
mudigah berusia 15-16 hari, garis ini jelas terlihat sebagai alur sempit
dengan bagian yang sedikit menonjol dikedua sisi. Ujung garis ini disebut
primitive node (nodus primitif), terdiri dari daerah yang sedikit meninggi
yang mengelilingi primitive pit (lubang primitif) kecil. Di daerah nodus
dan garis tersebut, sel-sel epiblas bergerak ke arah dalam (invaginasi)
untuk membentuk lapisan sel baru, endoderm dan mesoderm. Sel yang
tidak bermigrasi melalui garis tetapi tetap di epiblas membentuk ektoderm.
Karena itu, epiblas menghasilkan ketiga lapisan germinativum mudigah
(Sadler, 2012).
Sel-sel pronotokord yang mengalami invaginasi di lubang primitif
bergerak maju sampai mencapai lempeng prekordal. Sel-sel ini terselip
diantara endoderm sebagai lempeng notokord. Dengan perkembangan
lebih lanjut, lempengan terlepas dari endoderm dan terbentuk suatu genjel
(korda) solid, notokord. Notokord suatu sumbu garis tengah yang akan
berfungsi sebagai dasar bagi kerangka aksial. Ujung sefalik dan kaudal
mudigah ditentukan sebelum garis primitif terbentuk. Karena itu, sel-sel di
hipoblas (endoderm) di batas sefalik diskus membentuk endoderm viseral
anterior yang mengekspresikan gen-gen pembentuk kepala (Sadler, 2012).
Pada akhir minggu ketiga, tiga lapisan germinativum dasar yang
terdiri dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm telah terbentuk dibagian
kepala, dan proses untuk menghasilkan lapisan germinativum ini berlanjut
kebagian lebih kaudal mudigah sampai akhir minggu keempat (Sadler,
2012)
Diferensiasi jaringan dan organ telah dimulai, dan hal ini terjadi
dalam arah sefalokaudal seiring dengan berlanjutnya gastrulasi. Sementara
itu, trofoblas berkembang pesat. Vilus primer memperoleh inti mesenkim
tempat terbentuknya kapiler halus. Jika kapiler vilus ini sudah berkontak
dengan kapiler di lempeng korion dan tangkai penghubung, sistem vilus
telah siap menyalurkan nutrien dan oksigen kepada mudigah ( Sadler,
2012).
16
Gambar Struktur Gastrulasi
2.8. NEURULASI
Neurulasi adalah pembentukan tabung saraf dari ektoderm embrio. Pada
periode mudigah yang berlangsung dari minggu ke 3-8 perkembangan adalah
periode disaat ketiga lapisan germinativum, ekotoderm, endoderm dan mesoderm
membentuk jaringan dan sistem organ masing-masing. Dengan terbentuknya
organ-organ, tubuh mudigah mulai memperlihatkan bentuknya.
Lapisan germinativum ektoderm menghasilkan organ dan struktur yang
mempertahankan kontak dengan dunia luar : sistem saraf pusat, sistem saraf tepi,
epitel sensorik telinga, hidung dan mata, kulit, rambut dan kuku, hipofisis,
kelenjar mammae, kelenjar keringat serta email gigi.
17
mesoderm juga mengahasilkan sistem urogenital : ginjal, gonad dan saluran-
salurannya (tetapi bukan kandung kemih). Limpa dan korteks kelenjar suprarenal
juga merupakan turunan mesoderm.
Gambar 2.12 neurulasi pada embrio manusia. (A) Neuroporus anterior dan posterior pada
kehamilan umur 22 hari. (B) neuruporus pada umur 23 hari mulai menutup. (C) Urutan
wilayah penutupan bumbung neural. (D & E) NTD berupa anensefali dan spina bifida.
(Sumber : Gilbert, 2003)
18
Gambar 2.13 Ketiga lapisan yang membentuk jaringan tubuh
Sumber : en.Wikipedia.org
19
BAB III
KESIMPULAN
1.1. Kesimpulan
Embriologi manusia adalah studi tentang perkembangan selama
delapan minggu pertama setelah pembuahan. Embriogenesis adalah proses
pembelahan sel dan diferensiasi sel embrio yang terjadi selama tahap awal
pengembangan. Perkembangan manusia memerlukan pertumbuhan dari
zigot bersel satu ke manusia dewasa. Pada manusia sendiri tergolong
sebagai telur oligosetal yaitu tipe telur yang hanya sedikit mengandung
yolk. Dengan tipe telur oligosetal maka akan mengakitbatkan telur
mengalami pembelehan tipe holoblastik, lebih spesifiknya yaitu holoblastik
rotasional
Dimulai dari fertilisasi yaitu proses fusi antara gamet pria dan
wanita, yang terjadi di daerah ampulla tuba fallopi dan nantinya zigot akan
tumbuh di dalam rahim ibunya sehingga disebut fertilisasi internal.
fertilisasi terdiri atas lima tahap yaitu sebagai berikut : penembusan korona
radiata,perlekatan spermatozoa dengan zona pelusida, reaksi akrosom,
penembusan zona pelusida, dan fusi oosit dan membran sel sperma.
Segmentasi atau cleavage adalah pembelahan zigot menjadi
unit-unit yang lebih kecil, disebut sebagai blastomer. Proses awal
pembelahan Embrio pada manusia, berlangsung seiring dengan perangkat-
perangkat pelekatan dari embrio kepada dinding uterus induknya.
Pembelahan pada manusia berlangsung lambat dan pembelahannya bertipe
holoblastik rotasional. Pembelahan pertama berlangsung normal yaitu
melalui bidang meridional sedangkan pembelahan kedua yaitu blastomer
membelah secara meridional sedangkan blastomer lainnya membelah secara
ekuatorial sehingga disebut sebagai holoblastik rotasional.
Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu
campuran selsel blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai
blastocoels. Pada manusia blastula disebut dengan blastosit. Pada saat ini,
20
mudigah disebut blastokista. Sel-sel di massa sel dalam yang sekarang
disebut embrioblas, terletak disuatu kutub sel-sel di massa sel luar atau
trofoblas menggepeng dan membentuk dinding epitel blastokista. Zona
pelusida telah menghilang, memungkinkan implantasi dimulai.
21
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
6(1)96-101Hill,M.A.2020.EmbryologyFertilization
https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Fertilization.
Doi:https://doi.org/10.31237/osf.io/v4yj7
Rumanta, Maman & Sujono, Tien Wiati. 2015. Perkembangan Hewan. Tangerang:
Universitas Terbuka
Sadler T. 2012. Langman’S Medical Embryology. Edisi 12. Cina : Wolter Kluwers
Soenardihardjo & Bambang, dkk. 2011. Buku Ajar Embriologi. Suarabaya: Pusat
23