Makalah
Oleh :
Kelompok 6 Offering GHI-K 2015
1. Dinda Aprilia (150342602371)
2. Ike Anggraini (15034260)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Implantasi dan Plasentasi. Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Reproduksi. Meskipun terdapat beberapa
hambatan dalam proses pengerjaan makalah ini, tetapi kami berhasil
menyelesaikannya dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Umie Lestari, M.S dan Dra. Nursasi Handayani, M.Si selaku dosen mata
kuliah Fisiologi Reproduksi,
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual,
3. Seluruh teman seperjuangan Biologi kelas GHI-K tahun 2015, yang banyak
membantu dan memberi masukan dalam pengerjakan makalah ini, dan
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Sesuai dengan pepatah Tak ada gading yang tak retak penulisan makalah ini
pun jauh dari kata semperuna, penulis berharap adanya masukan yang bersifat
membangun sehingga makalah ini dapat lebih sempurna. Penulis juga
berharap agar makalah ini nantinya dapat berguna bagi semua kalangan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui proses implantasi
2. Untuk mengetahui tipe-tipe implantasi
3. Untuk mengatahui sistem plasenta terbentuk
4. Untuk mengetahui tipe-tipe plasenta
BAB II
PEMBAHASAN
b. Tempat Implantasi
Implantasi blastosit biasanya terjadi di uterus. Jika implantasi terjadi di tempat
lain, biasanya perkembangannya mengalami komplikasi serius dalam beberapa
minggu. Implantasi intrauterine, blastosit biasanya lebih banyak menempel pada
badan endometrium, sedikit lebih sering pada posterior dari pada anterior.
Tempat terjadinya implantasi pada manusia pada bagian posterior uterus (2/3
bagian kasus) dan pada bagian anterior uterus (1/3 bagian kasus). Daerah tempat
tertanamnya embrio ke dalam endometrium induk disebut tangkai tubuh (body
stalk). Daerah ini semula berada di atas amnion. Ketika amnion membesar, embrio
bergeser dari tangkai tubuh, sehingga berada di posterior (kauda). Tangkai tubuh
akan mengalami pemanjangan dan perampingan menjadi tali pusat. Tempat
imlantasi blastosit dapat terjadi di ekstrauterin yang akan menyebabkan terjadinya
kehamilan luar rongga rahim, yang disebut dengan kehamilan ectopic
2.2 MacamMacam Implantasi
a. Superfisial : Keadaan dimana embrio menempel pada permukaan epitel
endometrium. Misalnya pada kambing, babi, sapi, kuda.
b. Eksentrik : Keadaan dimana embrio menembus sedikit lebih dalam ke
dalam endometrium uterus. Misalnya pada anjing, kucing, tikus.
c. Interstitial (profundal) : Keadan dimana embrio mengerosi (menggerogoti)
endometrium uterus dan akhirnya seluruh embrio tertanam di dalam
endometrium. Misalnya pada manusia, simpanse, marmot.
Sementara implantasi berlangsung, sel-sel endometrium uterus mengalami
perubahan struktur dan fungsi, menjadi lebih besar, banyak mengandung glikogen
dan lipid. Sel-sel stroma endometrium berubah menjadi sel-sel desidua. daerah
desidua dapat dibedakan 3, yaitu:
1) Desidua basalis, yaitu desidua yang secara langsung ditanami embrio (tempat
tertanamnya embrio).
2) Desidua kapsularis, yaitu desidua yang melingkupi embrio dan turut meregang
sesuai dengan membesarnya embrio.
3) Desidua parietalis, yaitu desidua yang letaknya berseberangan dengan tempat
tertanamnya embrio.
Sel sinsiotrofoblas merupakan sel yang berukuran besar dan multinuklear yang
berkembang dri lapisan sitotrofoblas. Sel ini aktif menghasilkan hormon plasenta
dan mentranspor zat makanan dari ibu ke janin. Sekelompok sel sitotrofoblas
memiliki sifat invasif, melewati stroma endometrium untuk mencapai pembuluh
darah ibu.
Pada usia kehamilan hari ke-10, sebagian sel sitotrofoblas berkembang menjadi
sitotrofoblas extravili yang menginvasi kapiler ibu dan arteri spiralis dengan
menyumbat lumen pembuluh darah untuk mencegah pendarahan(sinusoid).
Sedangkan sel sinsitiotrofoblas menginvasi uterus yang kemudian berkontak
dengan sinusoid maternal (kapiler ibu) sehinga lacuna trofoblastik (ruang intervili)
terisi oleh darah ibu dan terjadilah sirkulasi utero-plasenta.
Pada hari ke -14 trofoblas berkembang menjadi jonjot-jonjot seperti jari yang
disebut vili korion primitif (vili korion primer). Masing-masing vilus terususn atas
satu lapis sitotrofoblas yang dikelilingi oleh sel-sel sinsitiotrofoblas (sinsitium).
Semakin lama akan tebentuk ruang-ruang di antaranya karena kedua struktur
tersebut melakukan erosi yang semakin dalam ke dalam desidua. Vili akan
menyebabkan pecahnya pembuluh darah maternal saat struktur tersebut mengerosi
jaringan endometrium dan ruang-ruang tersebut dengan demikian terisi dengan
darah maternal.
Pada minggu ke-3 terjadi percabangan vili korion primitif yang disebut vili
korion korion sekunder yang didalamnya mulai terbentuk pembuluh darah.
Pembuluh darah ini akhirnya membentuk dua arteri umbilikalis dan satu vena
umbilikalis untuk janin. Di dalam uterus, endometrium hamil yang kemudian
menjadi desidua, sekarang mengalami diferensiasi menjadi tiga daerah yaitu
desidua basalis, desidua kapsularis dan desidua parietalis.
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, vili meliputi seluruh permukaan
korion. Semakin tua kehamilan, vili pada kutub embrional terus tumbuh dan
meluas, sehingga membentuk korion frondosum (korion bervili lebat seperti semak-
semak). Vili pada kutub abembrional mengalami degenarasi dan menjadi halus
yang disebut korion leave. Desidua di atas korion frondosom, desidua basalis,terdiri
atas sebuah lapisan kompak sel-sel besar, sel desidua yang mengandung banyak
sekali lipid dan glikogen. Lapisan ini, lempeng desidua, melekat erat dengan korion.
Lapisan kedua di kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan
bertambah besarnya gelembung korion, lapisan ini menjadi teregang dan
mengalami degenarasi. Selanjutnya korion leave bersentuhan dengan dinding rahim
(desidua parietalis) pada rahim sisi yang lain dan keduanya menyatu dan dengan
demikian menutup rongga rahim. Oleh karena itu, satu-satunya bagian korion yang
ikut serta dalam proses pertukaran adalah korion frondosum yang bersama dengan
desidua basalis akan membentuk plasenta.
a. Struktur Plasenta
Plasenta berbentuk oval dengan diameter 15-20 cm dan berat 500 -600 gram.
Plasenta terbentuk lengkap saat usia kehamilan 16 minggu (4 bulan), ketika ruang
amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Bagian-bagian plasenta meliputi :
1) Bagian fetal : vili korialis, ruang intervili. Darah dari ibu di ruang intervili
berasal dari arteri spinalis yang berada di desidua basalis. Pada sistol darah
dipompa dengan tekanan 70-80 mmHg ke ruang intervili sampai pada pangkal
kotiledon, darah menbanjiri ke vili korialis dan kembali secara perlahan
melalui pembuluh balik (vena) dengan tekanan 8 mmHg.
2) Bagian permukaan janin : merupakan bagian permukaan janin, tepatnya di uri
yang dilapisi selaput amnion.
3) Bagian maternal : teridiri dari desidua kompakta yang terdiri dari beberapa
lobus dan kotiledon (15-20 lobus). Pertukaran uteroplasenta terjadi melalui
intervili tali pusat.
b. Letak Plasenta di Uterus