REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
FEBRUARI 2023
UNIVERSITAS HALU OLEO
FISIOLOGI PLASENTA
Pembimbing:
dr. Mono Valentino Yohanis, M.Kes., Sp.OG
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian
FISIOLOGI PLASENTA
2
A. PENDAHULUAN
Plasenta atau uri adalah alat yang paling penting bagi janin karena plasenta
merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya, juga sebagai
seperti paru-paru, hati, usus, ginjal, dan kelenjar endokrin. 2 Plasenta merupakan
komponen yaitu komponen janin dan komponen ibu. Kedua komponen ini
transisi untuk membentuk desidua pada awal kehamilan.4 Faktor plasenta juga
melekat plasenta pada uterus, tempat insersi tali pusat, dan kelainan plasenta.5
berbagai antibodi dari ibu, sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinan
3
ukurannya jika berhadapan dengan lingkungan maternal yang kurang
B. ANATOMI
organ fetus dan jaringan maternal agar pertukaran fisiologi dapat terjadi. Pada
ukurannya dapat mencapai diameter 22 cm, tebal 2,5 cm, dan berat sekitar 450-
sekitar ¼ luas permukaan miometrium, dan ketebalannya tidak lebih dari 2-3
plasenta yang normal jarang melebihi 4 cm. Batasan tebal minimal plasenta
Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu bagian maternal dan fetal. Pada
bagian maternal, permukaan plasenta lebih kasar dan agak lunak, dan
terbentuk berdasarkan penyebaran cabang dari pembuluh darah fetal yang akan
maternal berwarna merah tua dan terdapat sisa dari desidua basalis yang ikut
tertempel keluar.9
4
Gambar 1. Makroskopik plasenta anak cukup bulan. (A) Tali pusat masuk
ke permukaan janin di mana arteri korionik berpotongan di atas vena korionik
(panah putih). (B) Permukaan ibu dari plasenta dikelompokkan ke dalam lobus
ibu (garis putus-putus), yang sesuai dengan lobulus janin, pohon vili dalam
parenkim plasenta.7
Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut
desidua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus
disebut desidua basalis di mana tempat plasenta akan dibentuk. Desidua yang
meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis. Hasil konsepsi
berpangkal pada korion. Selain itu vili korialis yang berhubungan dengan
sehingga lambat laun menghilang. Korion yang gundul ini disebut korion
leave.8
5
Gambar 2. Embrio berusia seputar 6 minggu.8
fetus membentuk struktur yang dinamakan tali pusat. Biasanya panjang tali
C. PERKEMBANGAN PLASENTA
1. Tahap Pre-Implantasi
(hari ke 4-5 pasca konsepsi), trofoblas adalah garis keturunan sel pertama
6
yang berdiferensiasi. Setelah pembentukan trofoblas, blastokista terdiri
dari massa inner sel yang dikelilingi oleh satu lapisan trofoblas berinti
tunggal. Lapisan luar ini tidak hanya mengelilingi embrioblas, tetapi juga
inner sel membentuk embrio dan tali pusat serta mesenkim plasenta. Yang
zona pelusida dan menempel pada epitel uterus; pada tahap itu
yang sedang berkembang, dimana pada stadium ini terdiri atas dua subtipe
7
trofoblas, yaitu sinsiotrofoblas dengan warna lebih gelap di bagian luar
warna lebih muda di bagian dalam yang akan berkembang menjadi vili.7.10
3. Tahap Lakunar
dipisahkan oleh pita trabekula, dimana dari trabekula inilah nantinya villi
yaitu: (1) Plat korion primer (sebelah dalam); (2) sistem lakuna yang akan
villi; dan (3) plasenta bagian maternal yang terdiri dari trofoblas yang akan
8
Gambar 5. Perkembangan dari lakuna menjadi ruang intervili plasenta. Bagian
luar adalah lapisan sel sinsisiotrofoblas dan bagian dalam adalah sitotrofoblas.8
4. Tahap Villous
9
Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan-ruangan intervili
akhir. Tiga minggu pasca fertilisasi, sirkulasi darah janin dini dapat
dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterina. Vili akan
pembuluh darah janin. Vili korialis ini akan bertumbuh menjadi suatu
10
Gambar 7. Tahap awal perkembangan plasenta manusia. Langkah awal
pembentukan plasenta setelah implantasi blastokista. (A,B) Tahap pra-lacunar. (C)
Tahap lakunar. (D) Tahap vili primer. (Keterangan: ys, primary yolk sac; ac,
amniotic cavity; cs, cytotrophoblastic shell; eec, extra-embryonic coelom; exm,
extra-embryonic mesoderm; GE, glandular epithelium; ICM, inner cell mass; lac,
lacunae; LE, luminal epithelium; mn. tr, mononuclear trophoblast; pr. syn,
primary syncytium; TE, trophectoderm; vs, blood vessels).12
1. Sirkulasi Janin
Janin dan plasenta dihubungkan dengan tali pusat yang berisi dua arteri
dan satu vena, vena berisi darah penuh oksigen, sedangkan arteri yang kembali
dari janin berisi darah terdeoksigenasi. Bila terdapat hanya satu arteri ada risiko
disebut jeli Wharton dan bagian luar adalah epitel amnion. Panjang tali pusat
11
bervariasi yaitu 30-90 cm. Pembuluh darah tali pusat berkembang dan
berbentuk seperti heliks, agar terdapat fleksibilitas dan terhindar dari torsi.
tinggi pada kapilar, termasuk pada vili, bertujuan agar darah ibu tidak masuk
akhir di dalam arteri umbilikalis pada akhir siklus jantung janin. Setelah
Gambar 8. Potongan plasenta yang telah lengkap. Sirkulasi darah ibu, yang
terpisah dari vili (hemokorialis).8
Sistem peredaran darah pada janin dicirikan oleh empat pirau, duktus
venosus, foramen ovale, duktus arteriosus, dan plasenta. Selama transisi dari
janin ke neonatus, pirau ini mulai menutup, dan dalam kondisi normal secara
12
anatomis tertutup dalam beberapa minggu. Masing-masing pirau ini secara
fisiologis unik, baik dalam kepentingannya dalam sirkulasi janin, tetapi juga
jalur untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi bagi janin yang sedang
berkembang. Fitur khusus dari sirkulasi plasenta janin memastikan aliran darah
oksigen yang tidak terputus selama kehidupan janin dan penghentian aliran
yang aman setelah lahir untuk mencegah perdarahan pasca melahirkan. Aliran
2. Sirkulasi Maternal
intervilus dalam bentuk semburan seperti air mancur dari arteri spiralis. Darah
didorong keluar dari pembuluh darah ibu, kemudian mengalir di atas dan
lamina basalis dan didorong ke atas menuju lempeng korionik oleh tekanan
Dengan demikian, darah maternal melintasi plasenta secara acak tanpa melalui
massif selama kehamilan. Secara umum, arteri spiralis berjalan tegak lurus
terhadap, tetapi vena berjalan sejajar dengan dinding uterus. Susunan ini
13
memungkinkan penutupan vena sewaktu kontraksi uterus dan mencegah
E. FUNGSI PLASENTA
Plasenta harus memasok segala sesuatu yang dibutuhkan oleh embrio dan
janin untuk tumbuh dan matang. Berbagai sistem yang kompleks terdapat di
arteri maternal menyembur dari arteri spiralis ke dalam ruang intervili dan
kemudian menyebar. Darah yang paling dekat dengan desidua maternal adalah
maternal. Hanya sedikit pembuluh darah ibu yang menyembur dalam waktu
seluruh plasenta pada waktu yang bersamaan dan terdapat kapasitas cadangan
jika terdapat pemisahan kecil dari dinding uterus.11 Secara garis besar, faal
plasenta dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu plasenta sebagai organ transfer
dan sebagai organ sintesis. Oleh karena itu, faal plasenta dapat dinilai dari
fungsi pertukaran zatnya dan dari fungsi produksi hormon serta enzimnya.1
sirkulasi janin. Pertukaran gas respirasi terjadi melalui difusi pasif menuruni
pertukaran, permeabilitas difusi, dan aliran darah ibu dan janin. Walaupun
kandungan oksigen pada darah tali pusat yang datang langsung dari plasenta
14
rendah (PO2 = 28-32 torr), afinitas yang tinggi terhadap oksigen pada
hemoglobin janin memastikan sel darah merah janin memiliki saturasi oksigen
yang tinggi.11
(efek Bohr).8
Gambar 9. Saturasi oksigen janin. Lebih tinggi daripada ibu pada tekanan
oksigen yang sama (efek Bohr).8
pertukaran CO2 (dalam bentuk asam kabonat, karbamino Hb, atau bikarbonat)
15
dilepas yang disebut sebagai efek Haldane. Keseimbangan asam basa
bergantung pada kadar H+, asam laktat, dan bikarbonat pada sirkulasi janin-
dipasok oleh ibu. Sebanyak 90 % dari kebutuhan energi berasal dari glukosa.
disimpan di hati, otot, dan plasenta, sedangkan lemak di sekitar jantung dan
plasenta, tetapi disakarida tidak dapat. Kadar glukosa janin berkaitan dengan
kadar ibu dan tidak dipengaruhi oleh hormon karena mereka tidak melewati
pentosafosfat, dan sisanya disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Pada
Asam lemak bebas yang berikatan dengan albumin atau lipoprotein seperti
trigliserida akan dipasok melalui sirkulasi darah dalam bentuk silomikra. Asam
lemak bebas dapat melalui plasenta, dan ternyata janin mampu mengubah asam
linoleat menjadi arakidonat. Bila ibu puasa, janin akan menggunakan cadangan
trigliserida. Janin mampu menyintesis protein dari asam amino yang dipasok
lewat plasenta. Asam amino masuk melalui plasenta, dan ternyata kadarnya
lebih tinggi daripada ibunya. Plasenta tidak berperan dalam membentuk protein
16
yang diekskresi ke sirkulasi ibu, seperti korionik gonadotropin dan human
plasental laktogen.8
1. Pertumbuhan janin.
Barier plasenta terbagi atas mekanis fisik dan kimiawis. Sebagai barier
fisik, plasenta menghalangi masuknya kuman yang terdapat dalam darah ibu ke
dalam janin, tetapi virus sedemikian kecilnya hingga tidak dapat terhalang oleh
17
dengan sel hati pada orang dewasa. Salah satu contoh adalah enzim 11-b-
menjadi metabolit kortison yang tidak aktif. Dengan cara ini, plasenta
membatasi paparan terhadap potensi efek berbahaya dari hormon stres ibu,
G. HORMON PLASENTA
hormon-hormon berikut.
18
4. Hypothalamus-like Releasing hormone: Gonadotropin-releasing hormone
yang lebih tinggi daripada kadar normal pada trimester kedua seringkali
dihubungkan dengan trisomi 21, trisomi 13, trisomi 20, sindroma Turner dan
Klinefelter, sebaliknya kadar yang lebih rendah sering ditemukan pada janin
19
Kadar puncak hCG dalam plasma ibu tercapai antara hari ke-60 dan 80
setelah menstruasi, yaitu sebesar 100.000 mIU/Ml. Pada minggu ke-10 hingga
ke-12, kadar plasma mulai menurun, dan nilai terendah tercapai pada sekitar
minggu ke-16. Kadar plasma dipertahankan pada tingkat yang lebih rendah ini
sepanjang kehamilan. Sementara itu, urin ibu mengandung produk hCG yang
sama jenisnya dengan yang ditemukan dalam plasma ibu. Kadar hCG dalam
urin mengikuti pola umum yang sama dengan pola dalam plasma ibu,
setelah fertilisasi atau segera setelah implantasi. Peningkatan ini mulai tampak
terakhir kehamilan (35 minggu) yaitu dari 0,3 µg/ml pada trimester pertama
sampai 5,4 µg /ml pada trimester ketiga. Pengukuran kadar hPL sangat jarang
disepakati bahwa kadar hPL <4 µg/ml pada usia kehamilan 30 minggu
merupakan batas bahwa janin dalam keadaan bahaya (fetal danger zone). Pada
plasenta yang besar seperti pada kehamilan ganda dan kehamilan dengan
diabetes mellitus, akan didapatkan kadar hPL yang lebih tinggi. Sebaliknya
Peran hPL dalam sejumlah proses metabolik penting yaitu antara lain:
20
1. Lipolisis pada ibu yang diikuti peningkatan asam lemak bebas dalam
dan nutrisi janin. hPL akan menghambat sekresi leptin oleh trofoblas aterm.
insulin ibu. Peningkatan kadar insulin ibu akan memacu sintesis protein dan
menghasilkan umpan balik positif. Sistem ini mungkin penting untuk mengatur
Relaksin
Ekspresi relaksin dalam korpus luteum, desidua, dan plasenta telah lama
diketahui. Relaksin mempunyai struktur kimia yang mirip dengan insulin dan
nerve growth factor. Hormon ini bekerja pada miometrium untuk merangsang
adenyl cyclase dan juga menyebabkan relaksasi uterus pada kehamilan dini.
21
Mekanisme sintesis dan kerjanya sampai sekarang belum jelas dan masih
diteliti.8
pada jaringan normal orang dewasa khususnya pada organ reproduksi laki-laki
dan perempuan (uterus, korpus luteum dan payudara). Hal ini menunjukkan
bahwa pada orang dewasa PTH rP tidak dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
paratiroid, ginjal, dan plasenta. Sekresi hormon paratiroid pada orang dewasa
dalam sirkulasi maternal mulai pada usia kehamilan 21-26 minggu, kadarnya
dengan hPL.8
Neuropeptida-Y (NPY)
22
percobaan menunjukkan bahwa pemberian NPY pada sel-sel plasenta akan
kombinasi dua subunit β. Aktivin tidak terdeteksi dalam darah tali pusat setelah
persalinan dimulai.8
Progesteron
Produksi steroid selama kehamilan merupakan hasil dari kerja sama antara
maternal, plasenta dan janin. Saat tidak terjadi konsepsi, korpus luteum
(6-7 minggu) progesteron dari korpus luteum ini sangat diperlukan untuk
lipoprotein).8
23
yang spesifik. Vesikel yang mengandung kompleks kolesterol LDL-reseptor ini
Fungsi progesteron yang lain adalah terhadap otot polos yaitu terutama
24
gastrointestinal, di samping berpengaruh juga terhadap otot polos arteriol
Estrogen
Janin dan plasenta terlibat dalam sintesis estron, estradiol, dan estriol.
Estrogen yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari konversi
metabolisme lebih lanjut menjadi estron (E1) dan melalui testosteron menjadi
estradiol (E2), Estriol (E3), bentuk terbesar estrogen yang diproduksi oleh
hepar janin dari DHEA-S adrenal, Plasenta pada kehamilan aterm menyekresi
baik estron, estradiol, maupun estriol ke dalam sirkulasi maternal dan janin.8
estriol 40-50 mg/hari. Estron sebagian besar dalam bentuk sulfat dan
mempunyai MCR yang rendah. Kadar estron dalam serum berkisar antara 2-30
µg/ml pada kehamilan aterm. Kadar estradiol meningkat sampai 6-40 µg/ml
pada usia kehamilan 36 minggu dan terus meningkat sampai aterm. Estrogen
pada konsep tersebut, dapa diketahui bahwa pada disfungsi atau tidak
25
kardiovaskular maternal yaitu menyebabkan vasodilatasi sirkulasi
glandula mammae.8,9
H. TRANSFER PLASENTA
produksi hormon. Transfer zat melalui vili terjadi melalui mekanisme difusi
ion. Difusi sederhana juga diatur oleh epitel trofoblas, tetapi dapat terjadi
pertukaran akibat perbedaan kadar pada janin dengan ibu. Difusi terfasilitasi
terjadi akibat perbedaan (gradien) kadar zat dan juga dapat terjadi akselerasi
akibat peran enzim dan reseptor, misalnya perbedaan kadar glukosa antara ibu
dan janin.1
pada asam amino dan vitamin. Pinositosis terjadi pada transfer zat bermolekul
besar, yaitu molekul ditelan ke dalam sel dan kemudian diterskan ke dalam
sirkulasi janin, misalnya zat IgG, Fosfolipid, dan lipoprotein. Sel janin seperti
eritrosit dan limfosit dalam jumlah sangat sedikit mungkin dapat ditemukan
pada sirkulasi perifer ibu. Ini menandakan bahwa tidak sepenuhnya terisolasi.
26
Hal ini memungkinkan deteksi kelainan bawaan janin setelah seleksi sel darah
dari ibu.1
1. Inflamasi Plasenta
plasenta tanpa adanya agen infeksi. Wanita dengan massa otot rendah,
yang sering memiliki berat badan lahir rendah, memiliki tingkat pergantian
protein yang rendah dan abnormal. Selain itu, wanita hamil yang kurus
2. Insufisiensi Plasenta
penurunan aliran darah uterus atau umbilikal secara kronis, yang semuanya
pertumbuhan janin.14
3. Fenotipe Maternal
27
prediktor penting risiko penyakit jangka panjang. Ini terutama berlaku
DAFTAR PUSTAKA
5. Rahmi, L., Saintika, S. 2016. Gambaran Berat Plasenta Terhadap Berat Lahir
Bayi. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 7(1): 12-20.
6. Fitri Y., Daiyah I. 2017. Hubungan Diameter Dan Berat Plasenta Dengan
Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik Swasta Pekanbaru. Jurnal Proteksi
Kesehatan, 6(1):74-81.
28
7. Huppertz, B. 2008. The Anatomy of The Normal Placenta. Journal Clinical
Pathology, 61(1):1296–1302
9. Gunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L. et al. 2018. Obstetri Williams
Edisi 25. McGrew Hill. United States.
10. Eroschenko, V.P. 2008. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional
Edisi 11. EGC. Jakarta.
11. Heffner, L.J., Schust, D.J. 2008. At a Glance Sistem Reproduksi. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
14. Thornburg, K.L., Kolahi, K., Pierce, M., et al. 2016. Biological Features Of
Placental Programming. Journal Placenta, 48(1):47-53.
29