Anda di halaman 1dari 4

Resume Implantasi dan Placentasi

Nor Azizah/150341600287/OFF A/ PBIO

Pengertian Implantasi
Implantasi blastosis adalah proses tertanamnya embrio mammalia tahap blastosis
akhir, di dalam endometrium uterus induk.
Implantasi dimulai dengan menempelnya trofoblas
yang menutupi inner cell mass. Tempat
implantasi embrio pada endometrium adalah
spesifikuntuk hampir setiap jenis hewan. Implantai
embrio manusia umumnya terjadi pada
endometrium uterus bagian dorsal, pada kehamilan
6-7 hari.
Tahapan Implantasi
Proses implantasi blastosis pada manusia dibagi menjadi lima tahap yaitu:
1. Tahap I, saat oosit yang baru diovulasikan dipindahkan ke tuba fallopi,
2. Tahap II, zigot yang telah terbentuk pasca fertilisasi mulai membelah secara mitosis;
3. Tahap III, saat pembelahan sel mencapai 16 hingga 32 sel
4. Tahap IV, blastosis mengalami aposisi dan adhesi
5. Tahap V, terjadi penetrasi dan invasi blastosis.
Tipe-tipe Implantasi
1. Implantasi superfisial dimana blastosis ada diruang lumen uterus
2. Implantasi eksentrik blastosis terletak di dalam kripta atau lipatan selaput lendir
3. Implantasi interstitial atau profundal, blastosis menembus lapisan epitel uterus
dan berkembang di dalam endometrium
Cara implantasi
1. Noninvasive, bila blastosis mengembang dan tetap berada di dalam rongga trofoblas
bersentuhan dengan permukaan uterus yang mengelilinginya.
2. Invasif, bila blastosis tidak mengembang, trofoblas berinvasi ke dalam endometrium
cukup dalam sehingga embrio terbenam sampai ke jaringan ikat sub endotelium dan
akhirnya terbungkus oleh endometrium, tidak berdedah ke rongga uterus lagi.
Fungsi Plasenta
Plasenta adalah organ ekstraembrio yang merupakan pertautan antara jaringan
fetus(plasenta fetalis) dan jaringan induk yaitu endometrium uterus(plasenta maternal) dalam
berbagai derajat keeratan.
Fungsi dari plasenta antara lain.
1. Sebagai sistem sirkulasi nutrisi dan gas.
2. Sebagai Kelenjar endokrin.
3. Barrier (mencegah bercampurnya darah induk dan fetus).
4. Mencegah bakteri patogen pada darah induk masuk ke peredaran darah fetus.
5. Sistem imunitas.
6. Sistem ekskresi.

Hormon-hormon yang dihasilkan oleh plasenta antara lain.


1. Korionik gonadotropin. Hormon ini berfungsi untuk mempertahankan korpus luteum
dalam ovarium untuk menghasilkan progesterone, merangsang plasenta untuk
menghasilkan progesteron.
2. Progesteron. Hormon ini berfungsi untuk memelihara agar endometrium uterus tetap
tebal (tidak luruh) dan kaya pembuluh darah.
3. Estrogen. Hormon ini berperan untuk memelihara kehamilan.
4. Korionik somatotropin (plasental laktogen), untuk merangsang perkembangan kelenjar
susu.
Tipe Plasenta Pada Manusia
Plasenta dibagi menjadi 4 tipe umum berdasarkan bentuknya.
1. Plasenta diffusa
2. Plasenta kotiledonaria
3. Plasenta zonaria
4. Plasenta diskoidalis

Berdasarkan histologis, plasenta dibagi menjadi 4 tipe, yaitu:


1. Plasenta epitheliochorialis
2. Plasenta endotheriochorialis
3. Plasenta hemochorialis
4. Plasenta syndesmochorialis
Berdasarkan erat tidaknya hubungan plasentasi, plasenta dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Plasenta desiduata (pertautannya erat)
2. Plasenta non-disiduata

Proses Plasentasi Pada Manusia


1. Stadium berongga (lacunar stage).
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-
lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas
(selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.
2. Sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian
terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem
lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini
menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
3. Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau
rongga korion(chorionic space).
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin
lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning
telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom
ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
4. Terbentuknya tali pusat
Menjelang akhir minggu ketiga, mesoderm dalam jonjot (bagian korion)
berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya
selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .
Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional
makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit
jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk).
5. Sirkulasi feto-maternal.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan
perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi
utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan
dengan sirkulasi janin.
6. Plasenta dewasa
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai
pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Pertanyaan
Pertanyaan
1. Bagaimana sistem sirkulasi darah plasenta?
2. Bagaimana hubungan antara barier plasenta dan pelaluan zat antara jaringan induk
dan jaringan embrio?
3. Bagaimana struktur plasenta?
Jawaban
1. Pada waktu berpenetrasi ke dalam endometrium uterus, villi korion mencapai kapiler
darah yang terdapat di dalamnya dan memecahkan dindingnya. Akibatnya darah
maternal mengumpul dalam ruang-ruang intervilli (lakuna). Plasenta berhubungan
dengan embrio melalui tali pusat (korda umbilikalis). Di dalam tali pusat terdapat
pembuluh darah (vena dan arteri umbilikalis yang dibentuk dari mesoderm alantois)
yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah intra-embrio. Pada dinding villi
korion terjadi pertukaran materi antara darah maternal dan darah fetal. Zat-zat nutrisi
dan O2 dari darah maternal memasuki pembuluh-pembuluh darah plasenta lalu
diangkut oleh vena umbilikalis memasuki tubuh fetus, masuk ke dalam jantung dan
diedarkan ke seluruh tubuh. Darah yang miskin O2 dan mengandung zat-zat ekskresi
dari tubuh fetus diangkut oleh arteri umbilikalis menuju ke pembuluh darah plasenta
dan dilepaskan ke dalam darah maternal. Pada semua tipe plasenta tidak pernah
terjadi percampuran antara darah maternal dan darah fetal.
2. Ketika villi korio- alantois berpenetrasi ke dalam endometrium uterus, terjadi
kerusakan jaringan-jaringan penyusun endometrium. Semakin dalam penetrasi villi
korio- alantois, semakin banyak jaringan endometrium yang dirusak, akibatnya barier
plasenta menjadi seamakin tipis (jarak antara darah induk dengan darah embrio
semakin dekat). Semakin tipis barier plasenta, pelaluan zat antara induk- embrio
semakin efisien.
3. Plasenta berbentuk oval dengan diameter 15-20 cm dan berat 500 -600 gram. Plasenta
terbentuk lengkap saat usia kehamilan 16 minggu (4 bulan), ketika ruang amnion
telah mengisi seluruh rongga rahim.

Bagian-bagian plasenta meliputi :

a. Bagian fetal : vili korialis, ruang intervili. Darah dari ibu di ruang intervili berasal dari
arteri spinalis yang berada di desidua basalis. Pada sistol darah dipompa dengan
tekanan 70-80 mmHg ke ruang intervili sampai pada pangkal kotiledon, darah
menbanjiri ke vili korialis dan kembali secara perlahan melalui pembuluh balik (vena)
dengan tekanan 8 mmHg.

b. Bagian permukaan janin : merupakan bagian permukaan janin, tepatnya di uri yang
dilapisi selaput amnion.

c. Bagian maternal : teridiri dari desidua kompakta yang terdiri dari beberapa lobus dan
kotiledon (15-20 lobus). Pertukaran uteroplasenta terjadi melalui intervili tali pusat.

Anda mungkin juga menyukai