Anda di halaman 1dari 27

Fisiologi Plasenta

Kelompok 10
Elza Pauziah
Sarifatun Hasanah
Mastura
Niken Rahmawati
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur
dan jenis plasenta.

Plasenta atau yang juga sering disebut dengan ari-


ari adalah organ dalam kandungan yang dapat
ditemukan pada masa kehamilan. Plasenta
merupakan organ yang berperan sangat penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.
Pada manusia plasentasi terjadi 12-18 minggu
setelah fertilisasi.Tiga minggu pasca dimulai
pembentukan vili korealis. Vili korealis ini akan
bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu
plasenta (Saifuddin, 2014:145-146).
Pertumbuhan plasenta semakin lama
semakin membesar dan luas, umumnya
mencapai pembentukan lengkap pada usia
kehamilan 16 minggu. Plasenta memiliki
bentuk bundar atau oval dengan diameter 15-
25 cm dan tebal 3-5 cm. Berat rata-rata 500-
600 gram. Pada kehamilan aterm arus darah
pada tali pusat berkisar 350 ml/menit.
Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi
kearah kavum uteri disebut desidua kapsularis,
yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding
uterus disebut desidua basalis, disitu plasenta akan
dibentuk.
Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding
pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta
yang demikian disebut plasenta jenis
hemokorial.Disini jelas tidak ada percampuran
darah antara darah janin dan darah ibu.Ada juga sel-
sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh
trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk
lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch.
Ketika proses melahirkan, plasenta terlepas dari
endometrium pada lapisan Nitabuch ini (Saifuddin,
DARAH IBU & JANIN TIDAK BERCAMPUR, DIPISAHKAN
2014:146)
LAPISAN TROFOBLAS DARAH IBU DALAM RUNGAN
INTERVILLER TROFOBLAS DARAH IBU DALAM RUNGAN
INTERVILLER.
Plasenta dewasa/lengkap yang
normal memiliki karakteristik berikut:
a) Bentuk budar /oval
b) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
c) Berat rata-rata 500-600 gr.
d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan
plasenta)
dapat di tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi
ujung tepi/marginalis.
e) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak
menonjol
(katiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basialis.
f) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar
(pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi
oleh amnion.
g) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit
(20
minggu) meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm)
(Dewi dkk, 2011:84)
Fungsi utama dari plasenta ialah untuk memberikan
nutrisi dan pertukaran produk-produk metabolisme
antara janin dan ibu
Fungsi Plasenta “Ari-Ari”

Nutrisi Endokrin :
Ekskresi
memberikan bahan menghasilkan hormon-
mengalirkan
makanan pada janin hormon : hCG, HPL,
keluar sisa
estrogen,progesteron, dan
metabolisme
sebagainya (cari / baca
janin
sendiri).
Respirasi
memberikan O2 dan Farmakologi :
mengeluarkan CO2 menyalurkan obat-obatan yang mungkin
janin diperlukan janin, yang diberikan melalui
Proteksi : ibu.
Imunologi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus,
menyalurkan zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan,
berbagai komponen karena pada kenyataanya janin sangat
antibodi ke janin mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang
dialami ibunya).
Struktur Dan Bagian Plasenta “Ari-Ari”

Plasenta berbentuk bundaran yang merupakan


kumpulan jaringan dengan lebih dari 200 pembuluh
darah. Letak plasenta dalam rahim normalnya
pada bagian korpus uterus. Plasenta dikelilingi oleh
lapisan amnion, plasenta ini berisi pembuluh darah
lanjutan dari tali pusat, plasenta terdiri dari 3
bagian utama

•Bagian Pada Janin “Fetal Portion”


•Bagian Pada Ibu “Maternal Portion”

•Tali Pusar
Bagian Pada Janin “Fetal Portion”

Bagian janin ini terdiri dari struktur yang


disebut korion frondosum dan vili. Korion
frondosum merupakan membran yang
melindungi janin yang terdiri dari tropoblas.
Sedangkan vili dari plasenta yang matang
terdiri dari:
1.Vili koriali
2.Ruang-ruang interviler
3.Amnion yang melapisi dinding permukaan
plasenta pada bagian bawah lapisan amnion
ini terdapat cabang-cabang pembuluh darah
tali pusar.
Bagian Pada Ibu “Maternal
Portion”
Merupakan permukaan yang
menghadap ke dinding rahim,
berwarna merah dan terbagi oleh
celah-celah yang berasal dari
jaringan ibu. Pada bagian ini
terdapat desidua kompakta yang
terbentuk dari 15-20 struktur berupa
bulatan yang disebut kotiledon. Juga
terdapat struktur yang disebut
desidua basalis pada bagian
maternal, desidua basalis pada
plasenta matang disebut lempeng
korion.
Tali Pusar

Tali pusar merentang dari pusat janin ke


plasenta bagian permukaan janin. Tali
pusar memiliki panjang sekitar 50-55 cm,
diameter sekitar 1-2,5 cm “sebesar jari”.
Tali pusar terdiri dari 2 arteri dan 1 vena.
Fungsi utama dari tali pusar ialah untuk
menghubungkan plasenta dengan
bagian tubuh janin sehingga dapat
menyalurkan oksigen, antibodi dan
komponen lain yang diperlukan janin.
Tali pusar terdiri dari dua arteri dan satu vena, vena umbilicalis akan membawa darah
dari ibu ke janin, sedangkan arteri umbilicalis membawa darah dari janin ke ibu. Vena
umbilicalis ini berfungsi mengalirkan darah yang mengandung oksigen juga nutrisi
dalam bentuk sederhana seperti:

•Karbohidrat dalam bentuk glukosa •Vitamin

•Air

•Protein dalam bentuk asam amino


•Lemak dalam bentuk asam lemak

•Mineral
Proses Terbentuknya Plasenta
“Ari-Ari”

Biasanya plasenta akan terbentuk secara


sempurna setelah kehamilan memasuki usia Kemudian sinsitium tumbuh ke dalam
16 minggu, pembentukan plasenta dimulai endometrium “dinding rahim” dan
dari perkembangan trofoblas pada hari ke 8- menyebabkan pembuluh darah dinding
9 setelah pembuahan. Sel membelah rahim rusak sehingga sinsitium tadi bisa
sehingga sel yang tadinya hanya selapis dialiri oleh darah dari ibu dengan perbaikan
menjadi berlapis-lapis dan membentuk otomatis pembuluh darah karena masuknya
rongga yang banyak pada lapisan organ baru. Stadium ini disebut stadium
sinsitiotrofoblas “sinsitium”, stadium ini sirkulasi utero-plasenta “rahim ke plasenta”
disebut stadium berongga “Lacunar Stage”. atau sistem feto-maternal janin ke ibu”.
Selanjutnya trofoblas menghasilkan
lagi sekelompok sel yang akan
membentuk jaringan penyambung Lalu pada akhir minggu ketiga
lembut yang disebut mesoderm kehamilan, mesoderm yang terbentuk
ekstraembrional. Jaringan ini dari sitotrofoblas tersebut menjadi sel
merupakan jaringan penyambung darah dan pembuluh darah kapiler.
antara lapisan dalam sitotrofoblas Dari waktu ke waktu, rongga korion
dengan sel selaput heuser. Bagian semakin luas, sehingga jaringan
yang melekat dengan sitotrofoblas embrional semakin terpisah dari
menjadi selaput korion “chorionic plate” sitotrofoblas/selaput korion, hanya
sedangkan bagian yang melekat dihubungkan oleh sedikit jaringan
dengan sel selaput heuser menjadi mesoderm yang menjadi tangkai
pelindung yolk sac “kantung kuning penghubung “connecting stalk”. Nah
telur”. connecting stalk inilah yang nantinya
akan berkembang menjadi tali pusar.

Akhirnya setelah pembuluh darah dari trofoblas menembus rahim, trofoblas akan
menjadi plasenta dewasa, terbentuklah sirkulasi yang sempurna melalui
pembuluh darah tali pusar. Meskipun saling berhubungan, darah ibu dan darah
janin tetap tidak bisa bercampur, sistem ini disebut sistem hemochorial “tetap
terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion”.
Selaput Janin (Amnion Dan Korion)

Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi


seluruh lingkaran permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan :

1.onjot pada kutub embrional


membentuk struktur korion lebat
seperti semak-semak (chorion
frondosum) sementara

2. jonjot pada kutub abembrional


mengalami degenerasi, menjadi tipis dan
halus disebut chorion laeve.
Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua,
juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :

1.desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis


2.desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua
kapsularis.
3.desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.

Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya
kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin
selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane). Kavum uteri juga
terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.
Cairan Amnion

•Fungsi cairan amnion :


1.Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar
Rongga yang diliputi selaput janin 2.Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
disebut sebagai RONGGA AMNION.Di 3.Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan
dalam ruangan ini terdapat cairan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion,
amnion (likuor amnii).Asal cairan untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
amnion : diperkirakan terutama 4.Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam
disekresi oleh dinding selaput amnion / seluruh ruangan intrauterin (terutama pada
plasenta, kemudian setelah sistem persalinan).
urinarius janin terbentuk, urine janin 5.Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan
yang diproduksi juga dikeluarkan ke lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi
dalam rongga amnion. bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
Keadaan normal cairan amnion

1.pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500cc.


2.keadaan jernih agak keruh
3.steril
4.bau khas, agak manis dan amis
5.terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik
dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan
rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.
6.sirkulasi sekitar 500 cc/jam
Kelainan jumlah cairan amnion

•Hidramnion (polihidramnion)
Air ketuban berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat
mengarahkan kecurigaan adanya kelainan kongenital
susunan saraf pusat atau sistem pencernaan, atau
gangguan sirkulasi, atau hiperaktifitas sitem urinarius
janin.

•Oligohidramnion
Air ketuban sedikit, di bawah 500 cc. Umumnya kental,
keruh, berwarna kuning kehijauan.  Prognosis bagi janin
buruk.
Kelainan plasenta
Solulusio Plasenta

Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta


dari tempat implantasinya sebelum janin lahir
diberi beragam sebutan; abruption plasenta,
accidental haemorage. Beberapa jenis
perdarahan akibat solusio plasenta biasanya
merembes diantara selaput ketuban dan uterus
dan kemudian lolos keluar menyebabkan
perdarahan eksternal.
Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil, umbilicus pendek
ataulilitan tali pusat, janin terlalu aktiv sehingga plasenta dapat terlepas,
tekanan padavena kafa inferior, dan lain-lain diketahui bahwa sebagai
penyebab dari solutionplasenta. Beberapa faktor yang menjadi faktor
predisposisi solution plasenta itusendiri didapat dan diketahui mulai dari
faktor fisik dan psikologis dengan katalain ditinjau dari kebiasaan-
kebiasaan klien yangdapat mendukung timbulnyasolution plasenta.
Adapun komplikasi dari solusio plasenta pada ibu dan janintergantung
dari luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan lamanyasolusio
plasenta berlangsung. Komplikasi terparah dari solution plsenta
dapatmengakibatkan syok dari perdarahan yang terjadi, keadaan seperti
ini sangatberpengaruh pada keselamatan dari ibu dan janin.
Frekuensi
solusio plasenta

Frekuensi solusio plasenta adalah sekitar 1


dari 200 pelahiran. Intensitassolusio plasenta
sering bervariasi tergantung pada seberapa
cepat wanita mendapatpertolongan. Angka
kematioan perinatal sebesar 25 %.
Ketikaangka lahir matiakibat kausa lain telah
berkurang secara bermakna, angka lahir mati
akibat solusioplasenta masih tetap menonjol.
Perdarahan pada solusio plasenta
sebenarnya lebih berbahaya
daripadaplasenta previa oleh karena
pada kejadian tertentu perdarahan
yang tampak kelua rmelalui vagina
hampir tidak ada atau tidak
sebanding dengan perdarahan
yangberlangsung internal yang
sangat banyak. Pemandangan yang
menipu inilahsebenarnya yang
membuat solusio plasenta lebih
berbahaya karena dalamkeadaan
yang demikian seringkali perkiraan
jumlah darah yang telah keluar
sukardiperhitungkan, padahal janin
telah mati dan ibu berada dalam
keadaan syok.
Penyebab solusio plasenta tidak
diketahui dengan pasti, tetapi pada
kasus-kasusberat didapatkan korelasi
dengan penyakit hipertensi vaskuler
menahun, dan15,5% disertai pula oleh
preeklamsia. Faktor lain yang diduga
turut berperansebagai penyebab
terjadinya solusio plasenta adalah
tingginya tingkat paritas danmakin
bertambahnya usia ibu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai