Anda di halaman 1dari 17

SKRINING

RESIKO
MATERNAL
SELAMA
KEHAMILAN
A. TORCH
 Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendeteksi adanya infeksi pada ibu hamil. Dengan
pemeriksaan ini, infeksi bisa terdeteksi lebih dini, sehingga
risiko penularan dan komplikasi infeksi pada janin bisa
dicegah.
 TORCH,  adalah pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit atau
infeksi pada ibu hamil guna mencegah komplikasi pada bayinya.
Istilah TORCH merupakan singkatan dari Toksoplasmosis, Other
diseases (penyakit-penyakit menular lainnya), Rubella (campak
Jerman), Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes.
 Penyakit TORCH pada Ibu Hamil dan Dampaknya
terhadap Bayi
 Penyakit TORCH penting sekali untuk diwaspadai,
karena jika ibu hamil terinfeksi TORCH selama
kehamilan, janinnya juga bisa ikut terinfeksi.
 Janin rentan terhadap bahaya infeksi, terutama selama 3-
4 bulan pertama kehamilan. Infeksi pada janin dapat
menyebabkan beragam masalah, mulai dari gangguan
otak dan sistem saraf, keterlambatan pertumbuhan,
hingga kelainan kongenital.
PENTINGKAH
PEMERIKSAAN
TORCH????
 Alasan Penting Ibu hamil Dianjurkan Mengikuti Tes TORCH
 Melalui tes TORCH, dokter dapat menentukan apakah ibu hamil
menderita penyakit infeksi di atas. Hasil dari tes TORCH akan
ditunjukkan dengan tanda ‘positif’ atau ‘negatif’.
 Jika hasil tes negatif, artinya Bunda tidak sedang mengalami infeksi dan
tidak pernah terinfeksi penyakit tersebut sebelumnya. Sebaliknya, jika
hasil positif, dokter akan memastikan lagi apakah infeksi tersebut masih
aktif atau tidak.
 Jadi, alasan penting di balik tes TORCH adalah agar dokter dapat
melakukan pengobatan bila ditemukan adanya infeksi di dalam tubuh
ibu hamil. Dengan begitu, komplikasi pada bayinya dapat dicegah.
 Selain menjalani tes TORCH, Bumil juga perlu melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin. Bila mengalami gejala yang dirasa tidak normal,
segeralah periksakan ke dokter kandungan agar dapat diberikan
penanganan yang aman dan tepat.
1. Toksoplasmosis

 Penyakit ini bisa timbul bila tubuh terinfeksi


oleh Toxoplasma gondii, yaitu parasit yang dapat
ditemukan pada kotoran kucing, daging yang tidak
matang, dan telur mentah. Meski tidak
menyebabkan kelainan pada janin selama dalam
kandungan, toksoplasmosis bisa menyebabkan
bayi mengalami ketulian atau keterbelakangan
mental setelah lahir.
2. RUBELLA
adalah penyakit yang paling berbahaya bagi janin bila
terjadi pada ibu hamil di awal kehamilan. Selain
dapat menyebabkan keguguran, rubella juga bisa
menyebabkan sindrom rubella kongenital yang
menyebabkan cacat lahir, seperti tuli, katarak,
penyakit jantung bawaan, dan gangguan
pertumbuhan.
3. Cytomegalovirus (CMV)

 Cytomegalovirus (CMV) masih satu keluarga


dengan virus herpes. Pada orang dewasa, infeksi
virus ini biasanya tidak menimbulkan gejala.
Namun, bila terjadi pada janin, infeksi CMV dapat
menyebabkan gangguan pendengaran, epilepsi,
dan gangguan intelektual.
4. Herpes simpleks

 Virus herpes simpleks biasanya ditularkan dari ibu


ke bayi saat persalinan ketika bayi melalui jalan
lahir. Meski begitu, bayi juga bisa terinfeksi virus
ini selama dalam kandungan.
 Infeksi herpes simpleks dapat menyebabkan
kerusakan otak, gangguan pernapasan, dan kejang
pada bayi. Gejala penyakit ini biasanya baru
muncul setelah bayi berusia 2 minggu.
B. INDIKASI PEMERIKSAAN
TORCH
 Pemeriksaan TORCH dapat dilakukan pada ibu hamil di trimester pertama
dan bayi baru lahir yang menunjukkan gejala-gejala penyakit infeksi yang
tergolong ke dalam TORCH, seperti:
 Berat dan panjang badan yang lebih kecil dari bayi seusianya
 Katarak
 Trombositopenia
 Kejang
 Kelainan jantung
 Tuli
 Pembesaran hati dan limpa
 Sakit kuning (jaundice)
 Keterlambatan pertumbuhan
 Pemeriksaan TORCH dilakukan untuk mendeteksi antibodi
yang baru atau pernah diproduksi oleh tubuh. Antibodi
tersebut adalah IgM dan IgG untuk TORCH. Hasil positif
untuk pemeriksaan TORCH tidak selalu berarti Anda sedang
mengalami infeksi dari penyakit yang tergolong ke dalam
TORCH.
 Jika hasil IgM positif, maka berarti saat ini sedang terjadi
infeksi. Jika hasil IgG yang positif, maka bisa terjadi dua
kemungkinan, yaitu pernah terkena infeksi atau sudah
melakukan vaksin untuk TORCH. Sedangkan jika kedua
antibodi positif, maka dokter akan melakukan pemeriksaan
lain untuk memastikan ada tidaknya infeksi.
 Ada baiknya Anda melakukan konsultasi ke dokter untuk hasil
pemeriksaan TORCH, sehingga penanganan dini untuk
mencegah terjadinya komplikasi bisa dilakukan.
1. Persiapan sebelum pemeriksaan
 Pemeriksaan TORCH merupakan pemeriksaan
sederhana, sehingga umumnya tidak memerlukan
persiapan khusus. Meski demikian, pasien perlu
memberi tahu dokter jika sedang menderita suatu
penyakit, meski bukan penyakit yang tergolong ke
dalam TORCH.
 Pasien juga harus memberi tahu dokter jika sedang
menjalani pengobatan tertentu. Jika diperlukan, dokter
akan meminta pasien untuk berpuasa dan menghentikan
konsumsi obat-obatan untuk sementara waktu.
2. Prosedur pemeriksaan TORCH
 Prosedur pemeriksaan TORCH cukup sederhana, yaitu berfokus
pada pengambilan sampel darah dan deteksi antibodi.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan di klinik atau rumah sakit
terdekat. Tahapan-tahapannya berlangsung seperti berikut:
 Dokter akan mensterilkan bagian tubuh yang akan dijadikan
tempat pengambilan sampel darah. Biasanya, sampel darah akan
diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
 Dokter akan mengikat lengan atas dengan menggunakan alat
khusus agar vena di lengan menggembung dan terlihat jelas.
 Dokter kemudian akan menusukkan jarum ke dalam vena dan
memasang tabung steril untuk mengumpulkan sampel darah.
 Ikatan pada lengan akan dilepaskan agar darah dapat
mengalir dengan sendirinya ke dalam tabung sampel.
 Setelah dirasa cukup, dokter akan mencabut jarum
dan memasang perban pada titik tusukan jarum.
 Sampel darah yang telah diambil akan dibawa ke
laboratorium untuk diperiksa IgM dan IgG TORCH.
Melalui hasil pemeriksaan, dokter akan menilai
apakah pasien sedang, pernah, atau tidak mengalami
infeksi.
Sampel darah yang telah diambil akan dibawa ke
laboratorium untuk diperiksa IgM dan IgG TORCH.
Melalui hasil pemeriksaan, dokter akan menilai
apakah pasien sedang, pernah, atau tidak mengalami
infeksi.
3. Setelah pemeriksaan TORCH
 Jika pasien diduga positif menderita penyakit yang tergolong ke dalam
TORCH, dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani
pemeriksaan lain guna memastikan diagnosis. Beberapa pemeriksaan
lanjutan yang dapat dijalani setelah pemeriksaan TORCH adalah:
 Tes pungsi lumbal, untuk mendeteksi adanya infeksi toksoplasmosis,
rubella, dan herpes simplex virus di sistem saraf pusat
 Tes kultur lesi kulit, untuk mendeteksi adanya infeksi herpes simplex
virus
 Tes kultur urine, untuk mendeteksi adanya infeksi cytomegalovirus
 Jika diagnosis sudah dipastikan, dokter akan menentukan pengobatan
yang sesuai dengan kondisi pasien.
4. Komplikasi
Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan yang
sederhana dan umumnya aman. Akan tetapi,
pengambilan sampel darah dalam pemeriksaan
TORCH tetap dapat menimbulkan sejumlah
komplikasi, seperti kemerahan di lokasi pengambilan
sampel darah, nyeri, atau lebam.

Anda mungkin juga menyukai