POSYANDU
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
MAULDIENE C. KESUMA
TRI WAHYUNI
FAKULTAS KEDOKTERAN
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan petunjuknya sehingga makalah dapat diselesaikan sebagai mana mestinya
meskipun dalam bentuk yang sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih
memerlukan perbaikan seperlunya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini tidak dapat kami
selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
patutlah kiranya penulis sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu. Untuk itu semoga makalah yang penulis buat ini dapat
bermanfaat untuk kita semua .
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah.............................................................................................................................2
1.2 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN POSYANDU............................................................................................................3
2.2 KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU...............................................................................................3
2.3 MANFAAT POSYANDU.......................................................................................................................5
2.2.1 Bagi Masyarakat..................................................................................................................5
2.2.2 Bagi Kader...................................................................................................................................5
2.4 PENYELENGGARAAN POSYANDU.......................................................................................................6
2.4.1 Waktu Penyelenggaraan.....................................................................................................6
2.4.2 Tempat Penyelenggaraan...........................................................................................................6
2.4.3 Penyelenggaraan Kegiatan..........................................................................................................7
2.4 PEMBENTUKAN POSYANDU...............................................................................................................7
2.6 PERAN KADER....................................................................................................................................8
2.6.1 Pengertian...........................................................................................................................8
2.6.2 Sebelum Hari Buka Posyandu.....................................................................................................9
NOTE: Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana
kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.................................................................................................9
2.6.3 Saat Hari Buka Posyandu..........................................................................................................10
Sesudah Hari Buka Posyandu.............................................................................................................11
2.7 PENGERTIAN GIZI.............................................................................................................................12
2.7.1 Program gizi..............................................................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................16
iii
BAB I
1. Latar Belakang
1
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan Posyandu dan Gizi?
1.2 Tujuan
1.1.6 Menjelaskan definisi Posyandu dan Gizi
2
BAB II PEMBAHASAN
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau pil besi, minimal 3 kali
Imunisasi TT
2. keluarga berencana
4. Gizi
Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada bulan Vitamin A, yaitu Februari dan
Agustus
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
B. Kegiatan Pengembangan/pilihan :
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe)
serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe)
8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibi hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas
9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi dan anak balita.
2. Ikut berperan secaar nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu
3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan
4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu
5
2.4 PENYELENGGARAAN POSYANDU
Tempat penyelenggraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah
dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut bisa di salah-satu rumah
warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RT/RW/dusun. Salah satu atau tempat
khususnya yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapa disebut dengan
nama “Wisma Posyandu”.
6
2.4.3 Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan
bimbingan teknis dari puskesmas dengan sector terkait. Jumlah minimal kader untuk
setiap posyandu adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumpah kegiatan utama
yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada system lima meja, adapun
yang dimaksud dengan system lima meja disini yaitu menunjukan pada jumlah dan jenis
pelayanan, yang masing-masing pelaksanaan dilaksanakan secara terpisah, guna
meminimalisir salah penafsiran tentang system lima meja, maka istilah lima meja diganti
dengan langkah pelayanan, pelayanan yang dilaksanakan pada setiap langkah dan para
penanggungjawab pelaksanaannya, secara sederhana dapat diuraykan sebagai berikut.
7
masyarakat mempunyai rasa
3. memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki.
4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan dari tokoh
masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan pengurus dan
kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu, pembentukan dan peresmian
Posyandu, serta penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu.
Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah anggota masyarakat
yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara menurut WHO (1998) merupakan laki-
laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah-masalah
kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat menjadi Kader, antara lain:
Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan
penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan menurut Depkes RI (2003),
berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan Posyandu, antara lain:
1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:
2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk
8
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal masalah dan
potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas hasil
SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan
Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, antara lain:
NOTE: Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu
sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
9. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan
9
penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan
dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD,
KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
11. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui,
dan sasaran lainnya.
12. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu,
dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak,
pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap
tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang
permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
13. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran dan
pemantauan kondisi anak balita.
14. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa
memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi dengan
orangtua/keluarga anak balita.
15. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya,
dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
16. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan
minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
17. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada
permasalahan terkait dengan anak balitanya.
Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu
10
Sesudah Hari Buka Posyandu
18. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu,
anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain-
lain.
19. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam rangka
meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat
bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
20. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar
Posyandu terus berjalan dengan baik.
21. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas
kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan menyusun
rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
11
22. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah system pencatatan
data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu.
Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami permasalahan
yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan sasaran.
23. Format SIP meliputi;
Gizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan
badan (KBBI) Menurut Sediaoetama, 1997 (dalam Santoso, 2004), gizi atau makanan merupakan
bahan dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi sumber energi atau
tenaga, menyokong pertumbuhan badan, memelihara dan mengganti jaringan tubuh, mengatur
metabolisme dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
12
2.7.1 Program gizi
Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Gizi yang tidak baik
adalah faktor risiko PTM, seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh
darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di
Indonesia. Lebih separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat PTM. [Depkes,
2008]
Untuk mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, perlu disosialisasikan pedoman gizi
seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal.
Sehingga dibutuhkah program gizi dalam lingkungan masyarakat seperti :
7. Dll
Hal-hal diatas tersebut merupakan sebagian kecil dari program gizi yang dapat berpengaruh
besar dalam masalah gizi apabila tidak terlaksanakan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, untuk meningkatkan
kebersihan dan kesehatan masyarakat tersebut. Dalam UKBM ini tentu saja posyandu
mempunyai rangkaian kegiatan yang terbagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama adalah kegiatan pokok yang wajib ada di
setiap Posyandu di Indonesia. Sementara kegiatan pengembangan masyarakat adalah
kegiatan baru disamping kegiatan utama yang telah ditetapkansesuai kebutuhan daerah
masing-masing. Posyandu ini tentu memiliki tujuan dan manfaat kepada masyarakat dan
kader yang turut hadir dalam memberikan informasi kesehtan dalam masyarakat tersebut.
Penyelenggaraan posyandu ini terbagi menjadi tiga yaitu yang pertama waktu
penyelenggaraan . Waktu Penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya dilaksanakandalam
satu bualan kegiatan, baik pada hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam
sebulan. Kedua, tempat penyelenggaraan yaitu tempat yang mudah dikunjungi oleh
masyarakat itu sendiri, seperti rumah warga atau halaman rumah. Ketiga, yaitu pelenggaraan
kegiatan, kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan
bimbingan teknis dari puskesmas dengan sector terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap
posyandu adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumpah kegiatan utama yang
dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada system lima meja, adapun yang
dimaksud dengan system lima meja disini yaitu menunjukan pada jumlah dan jenis
pelayanan, yang masing-masing pelaksanaan dilaksanakan secara terpisah, guna
meminimalisir salah penafsiran tentang system lima meja. Dalam posyandu ini dipersiapkan
petugas atau aparat yang mampu membimbing acara ini guna dalam pembentukan posyandu
yang lancer dan berguna bagi masyarakat sekitar. Didalam masyarakat tentu ada sautu
organisasi atau institusi yang mampu memberikan informasi atau pengetahuan secara
sukarela yaitu kader. Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah
anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama
dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.
14
Kemudian gizi, Gizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan kesehatan badan (KBBI) Menurut Sediaoetama, 1997. Gizi atau makanan
merupakan bahan dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi sumber energi atau
tenaga (Santoso, 2004). Untuk mencegah timbulnya masalah gizi, perlu disosialisasikan
pedoman gizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal.
15
Daftar Pustaka
Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.
Almatsier, Sunita. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Penerbit :Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Usu.“Posyandu”.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29988/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=1F49 1D76A2344D83F77FD2249646BC39?sequence=5
16