Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

POSYANDU

DOSEN PENGAMPU:

Ratna Dewi Putri, SST., Bd., M.Kes

DISUSUN OLEH:

GENTHIA AYU PUTRI

MAULDIENE C. KESUMA

TRI WAHYUNI

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan petunjuknya sehingga makalah dapat diselesaikan sebagai mana mestinya
meskipun dalam bentuk yang sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih
memerlukan perbaikan seperlunya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini tidak dapat kami
selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
patutlah kiranya penulis sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu. Untuk itu semoga makalah yang penulis buat ini dapat
bermanfaat untuk kita semua .

Bandar lampung, 25 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah.............................................................................................................................2
1.2 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN POSYANDU............................................................................................................3
2.2 KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU...............................................................................................3
2.3 MANFAAT POSYANDU.......................................................................................................................5
2.2.1 Bagi Masyarakat..................................................................................................................5
2.2.2 Bagi Kader...................................................................................................................................5
2.4 PENYELENGGARAAN POSYANDU.......................................................................................................6
2.4.1 Waktu Penyelenggaraan.....................................................................................................6
2.4.2 Tempat Penyelenggaraan...........................................................................................................6
2.4.3 Penyelenggaraan Kegiatan..........................................................................................................7
2.4 PEMBENTUKAN POSYANDU...............................................................................................................7
2.6 PERAN KADER....................................................................................................................................8
2.6.1 Pengertian...........................................................................................................................8
2.6.2 Sebelum Hari Buka Posyandu.....................................................................................................9
NOTE: Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana
kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.................................................................................................9
2.6.3 Saat Hari Buka Posyandu..........................................................................................................10
Sesudah Hari Buka Posyandu.............................................................................................................11
2.7 PENGERTIAN GIZI.............................................................................................................................12
2.7.1 Program gizi..............................................................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................16

iii
BAB I

1. Latar Belakang

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan


dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi
penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini
membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita
mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui berat
badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006). Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan
dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat
setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi
geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100
orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI, 2006).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena di
setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun 1986
jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada Tahun 2005 meningkat menjadi
238.699 posyandu (Depkes RI, 2006), dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes
RI, 2009). Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain
kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI, 2006). Menurut
Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu merupakan tujuan khusus dari
revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan
posyandu. Tujuan dari revitalisasi posyandu tersebut yaitu meningkatkan
kemampuan/pengetahuan dan keterampilan teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas
sistem posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan
kunjungan rumah, menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan
prasarana kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan memperkuat dukungan pembinaan dan
pendampingan teknis dari tenaga profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM).

1
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan Posyandu dan Gizi?

1.1.2 Apa saja kegiatan, pelenggaraan dan pembentukan posyandu?

1.1.3 Bagaimana manfaat Posyandu?

1.1.4 Bagaimana Peran Kader dalam masyarakat?

1.1.5 Bagaimana Program Gizi pada masyarakat?

1.2 Tujuan
1.1.6 Menjelaskan definisi Posyandu dan Gizi

1.1.7 Menjelaskan apa saja kegiatan, penyelenggaraan dan pembentukan posyandu

1.1.8 Menjabarkan Manfaat dan Peran Kader

1.1.9 Menjabarkan Program Gizi dalam masyarakat

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN POSYANDU

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai
pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk
datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

2.2 KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU


Sebagai salah satu bentuk salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, Posyandu memiliki pelayanan
yang telah dirancang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat adapun bentuk
kegiatan pelayanan di posyandu tersebut dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama adalah kegiatan pokok yang wajib ada di setiap
Posyandu di Indonesia. Sementara kegiatan pengembangan masyarakat adalah kegiatan baru
disamping kegiatan utama yang telah ditetapkansesuai kebutuhan daerah masing-masing, hal ini
dinamakan kegiatan Posyandu terintegrasi. Kegiatan posyandu di jabarkan sebagai berikut :
A. Kegiatan utama, mencakup :

1. kesehatan ibu dan anak;

 Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau pil besi, minimal 3 kali

 Imunisasi TT

 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan

2. keluarga berencana

 Pemberian alat kontrasepsi berupa pil atau kondom


3
3. Imunisasi

 Bayi hepatitis sebanyak 4 kali

 BCG sebanyak 1 kali

 Polio sebanyak 4 kali

 Campak sebanyak 1 kali

4. Gizi

 Pemantauan Pertumbuhan melalui Penimbangan Bulanan

 Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada bulan Vitamin A, yaitu Februari dan
Agustus
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

5. Pencegahan dan Penanggulangan diare.

 Pemberian oralit dan pengobatan medis

B. Kegiatan Pengembangan/pilihan :

 Bina Keluarga Balita (BKB)

 Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

 Bina Keluarga Lansia (BKL)

 Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

 Penyuluhan dan konseling seputar permasalahan reproduksi dan kekersan dalam


rumah tangga
 Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

 berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

Semua kegiatan posyandu tersebut ditujukan pada anggota masyarakat yang


4
membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di Posyandu terutama bayi dan anak
balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pasangan usia subur, pengasuh anak.

2.3 MANFAAT POSYANDU

2.2.1 Bagi Masyarakat


1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
bagi ibu, bayi dan anak balita

2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk

3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A

4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap

5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe)
serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe)

7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak

8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibi hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas
9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi dan anak balita.

2.2.2 Bagi Kader

1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengakap

2. Ikut berperan secaar nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu
3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan
4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu

5
2.4 PENYELENGGARAAN POSYANDU

2.4.1 Waktu Penyelenggaraan

Penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya dilaksanakandalam satu bualan kegiatan,


baik pada hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan
waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka
posyandu dapat lebih dari sau kali dalam sebulan
2.4.2 Tempat Penyelenggaraan

Tempat penyelenggraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah
dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut bisa di salah-satu rumah
warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RT/RW/dusun. Salah satu atau tempat
khususnya yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapa disebut dengan
nama “Wisma Posyandu”.

6
2.4.3 Penyelenggaraan Kegiatan

Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan
bimbingan teknis dari puskesmas dengan sector terkait. Jumlah minimal kader untuk
setiap posyandu adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumpah kegiatan utama
yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada system lima meja, adapun
yang dimaksud dengan system lima meja disini yaitu menunjukan pada jumlah dan jenis
pelayanan, yang masing-masing pelaksanaan dilaksanakan secara terpisah, guna
meminimalisir salah penafsiran tentang system lima meja, maka istilah lima meja diganti
dengan langkah pelayanan, pelayanan yang dilaksanakan pada setiap langkah dan para
penanggungjawab pelaksanaannya, secara sederhana dapat diuraykan sebagai berikut.

Langkah Pelayanan Pelaksana


Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan kesehatan Petugas kesehatan dan sector

terkait bersama kader

2.4 PEMBENTUKAN POSYANDU

Langkah-langkah pembentukan Posyandu.

Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki

1. kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Mempersiapkan masyarakat, khususnya


tokoh masyarakat sehingga
2. bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar

7
masyarakat mempunyai rasa
3. memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki.

4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan dari tokoh
masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan pengurus dan
kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu, pembentukan dan peresmian
Posyandu, serta penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu.

2.6 PERAN KADER


2.6.1 Pengertian

Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah anggota masyarakat
yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara menurut WHO (1998) merupakan laki-
laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah-masalah
kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat menjadi Kader, antara lain:

1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat

2. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela

3. Bisa membaca dan menulis huruf latin

4. Sabar dan memahami usia lanjut

Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan
penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan menurut Depkes RI (2003),
berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan Posyandu, antara lain:
1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:

2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk

8
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal masalah dan
potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas hasil
SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan
Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, antara lain:

1. Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat

2. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum pelaksanaan


Posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga)
3. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang hadir di
posyandu.
4. Melakukan penimbangan bayi dan balita.

5. Mencatat hasil penimbangan pada KMS.

6. Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu dimeja IV.

7. Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya pada bumil,


ibu yang mempunyai bayi/balita, pasangan usia subur,

2.6.2 Sebelum Hari Buka Posyandu

5. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.

6. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan warga


setempat atau surat edaran.
7. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang
dapat dilakukan oleh kader.

8. . Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait


dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan.

NOTE: Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu
sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
9. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan
9
penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan
dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD,
KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.

10. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu

2.6.3 Saat Hari Buka Posyandu

11. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui,
dan sasaran lainnya.

12. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu,
dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak,
pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap
tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang
permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
13. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran dan
pemantauan kondisi anak balita.
14. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa
memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi dengan
orangtua/keluarga anak balita.
15. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya,
dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
16. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan
minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
17. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada
permasalahan terkait dengan anak balitanya.
Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu

10
Sesudah Hari Buka Posyandu

18. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu,
anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain-
lain.
19. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam rangka
meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat
bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
20. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar
Posyandu terus berjalan dengan baik.
21. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas
kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan menyusun
rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.

11
22. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah system pencatatan
data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu.
Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami permasalahan
yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan sasaran.
23. Format SIP meliputi;

• catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu


hamil, melahirkan,nifas;
• catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis kegiatan
yang tepat dan sesuai
• catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet tambah
darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian imunisasi;
• catatan wanita usia subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tangga,
jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan,
rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan desa, calon donor darah yang
ada di wilayah kerja Posyandu.

2.7 PENGERTIAN GIZI

Gizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan
badan (KBBI) Menurut Sediaoetama, 1997 (dalam Santoso, 2004), gizi atau makanan merupakan
bahan dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi sumber energi atau
tenaga, menyokong pertumbuhan badan, memelihara dan mengganti jaringan tubuh, mengatur
metabolisme dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

12
2.7.1 Program gizi
Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Gizi yang tidak baik
adalah faktor risiko PTM, seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh
darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di
Indonesia. Lebih separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat PTM. [Depkes,
2008]
Untuk mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, perlu disosialisasikan pedoman gizi
seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal.
Sehingga dibutuhkah program gizi dalam lingkungan masyarakat seperti :

1. Penyuluhan tentang gizi seimbang mencakup 4 sehat 5 sempurna

2. Pemberian pendidikan kesehatan dan gizi ke pada masyarakat

3. Pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil

4. Pemberian paket pertolongan dalam bentuk obat cacing

5. Pemberian vaksinasi dan oralit

6. Menciptakan keluarga sadar gizi (KADARZI)

7. Dll

Hal-hal diatas tersebut merupakan sebagian kecil dari program gizi yang dapat berpengaruh
besar dalam masalah gizi apabila tidak terlaksanakan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, untuk meningkatkan
kebersihan dan kesehatan masyarakat tersebut. Dalam UKBM ini tentu saja posyandu
mempunyai rangkaian kegiatan yang terbagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama adalah kegiatan pokok yang wajib ada di
setiap Posyandu di Indonesia. Sementara kegiatan pengembangan masyarakat adalah
kegiatan baru disamping kegiatan utama yang telah ditetapkansesuai kebutuhan daerah
masing-masing. Posyandu ini tentu memiliki tujuan dan manfaat kepada masyarakat dan
kader yang turut hadir dalam memberikan informasi kesehtan dalam masyarakat tersebut.
Penyelenggaraan posyandu ini terbagi menjadi tiga yaitu yang pertama waktu
penyelenggaraan . Waktu Penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya dilaksanakandalam
satu bualan kegiatan, baik pada hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam
sebulan. Kedua, tempat penyelenggaraan yaitu tempat yang mudah dikunjungi oleh
masyarakat itu sendiri, seperti rumah warga atau halaman rumah. Ketiga, yaitu pelenggaraan
kegiatan, kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan
bimbingan teknis dari puskesmas dengan sector terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap
posyandu adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumpah kegiatan utama yang
dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada system lima meja, adapun yang
dimaksud dengan system lima meja disini yaitu menunjukan pada jumlah dan jenis
pelayanan, yang masing-masing pelaksanaan dilaksanakan secara terpisah, guna
meminimalisir salah penafsiran tentang system lima meja. Dalam posyandu ini dipersiapkan
petugas atau aparat yang mampu membimbing acara ini guna dalam pembentukan posyandu
yang lancer dan berguna bagi masyarakat sekitar. Didalam masyarakat tentu ada sautu
organisasi atau institusi yang mampu memberikan informasi atau pengetahuan secara
sukarela yaitu kader. Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah
anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama
dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.

14
Kemudian gizi, Gizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan kesehatan badan (KBBI) Menurut Sediaoetama, 1997. Gizi atau makanan
merupakan bahan dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi sumber energi atau
tenaga (Santoso, 2004). Untuk mencegah timbulnya masalah gizi, perlu disosialisasikan
pedoman gizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal.

15
Daftar Pustaka

Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC; Pedoman


Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Depkes RI 2003.
Depkes. 2012. Buku Saku Posyandu. Dari www.depkes.go.id/resources/download/promosi-
kesehatan/buku-saku-posyandu.pdf

Pengertian Gizi Menurut KBBI, http://kbbi.web.id/gizi

Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.

Anonim. “Pedoman Gizi Seimbang” dari


http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf

Almatsier, Sunita. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Penerbit :Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Anonim. “Buku-pedoman-umum-pengelolaan-posyandu” dari


http://dp2m.umm.ac.id/files/file/buku-pedoman-umum-pengelolaan-posyandu-1.pdf

Usu.“Posyandu”.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29988/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=1F49 1D76A2344D83F77FD2249646BC39?sequence=5

16

Anda mungkin juga menyukai