Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

POSYANDU BALITA

OLEH:
KELOMPOK IV

I GUSTI MADE AMERTAYASA (193223177)


LUH MADE AGUSTINA DEWI (193233178)
NI KADE DWI SURIYANI (193223179)
NI KADEK RITA RUSMADEWI (193223180)
NI KADEK SETIAWATI (193223181)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi
Wasa atas berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Posyandu Balita pada mata kuliah Komunitas di Stikes Wira Medika ini tepat
pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak
sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga kami dapat
menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih
baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 02 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii


DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Posyandu Balita......................................................................... 4
2.2 Sasaran Posyandu ........................................................................................ 4
2.3 Tujuan Posyandu ......................................................................................... 5
2.4 Manfaat Posyandu ....................................................................................... 5
2.5 Jenis-jenis Posyandu ................................................................................... 7
2.6 Bentuk Kegiatan Posyandu ......................................................................... 8
2.7 Pelaksanaan Sistem 5 Meja Posyandu ...................................................... 10
2.8 Peran Kader Dalam Posyandu ................................................................... 12
2.9 Hal yang Berkontribusi Ketidakberhasilan Posyandu ............................... 15
2.10 KMS .......................................................................................................... 17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 19
3.2 Saran ........................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga


pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif
masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga
dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-
ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu
sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui berat badannya
setiap bulan (Depkes RI, 2006).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada
masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan
tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, dan
atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI,
2006). Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan,
karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu
dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu,
pada Tahun 2005 meningkat menjadi 238.699 posyandu (Depkes RI, 2006), dan pada
Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes RI, 2006). Ditinjau dari aspek
kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan
keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI, 2006).
Menurut Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu
merupakan tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu
meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu. Tujuan dari revitalisasi
posyandu tersebut yaitu meningkatkan kemampuan/pengetahuan dan keterampilan
teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem posyandu dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah,
menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan prasarana

1
kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan memperkuat dukungan
pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga profesional dan tokoh masyarakat,
termasuk unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi pelayanan
posyandu yang mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB, pemberantasan
penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan diare dan gizi serta adanya
penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui,
pasangan usia subur dan balita. Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan
dimotori oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan.
Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu sebanyak 5 orang sesuai dengan jumlah
kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu dengan sistem layanan 5 meja atau
5 langkah kegiatan, yaitu: (1) Pendaftaran; (2) Penimbangan; (3) Pencatatan/pengisian
Kartu Menuju Sehat (KMS); (4) Penyuluhan; dan (5) Pelayanan kesehatan sesuai
kewenangannya (Depkes RI, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep dari posyandu balita?
b. Apa saja hal-hal yang berkontribusi mengenai ketidakberhasilan posyandu balita?

1.3 Tujuan
a. Untuk memahami konsep dari posyandu balita
b. Untuk mengetahui hal-hal yang berkontribusi mengenai ketidakberhasilan
posyandu balita.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai posyandu balita.

2
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami dan
diaplikasikan dalam praktik keperawatan komunitas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).

Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan


kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu merupakan pusat
kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana
(Meilani, 2009).

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya


mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan
kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi
keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana
pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,
intas sektor dan lembaga terkait lainnya (Depkes, 2011).

2.2 Sasaran

Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok rentan yakni ibu


hamil, ibu menyusui bayi dan balita. Oleh sebab itu pelayanan Posyandu mencakup
pelayanan-pelayanan: kesehatan ibu dan anak, imunisasi, gizi, penanggulangan diare,
dan keluarga berencana. Tujuan dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan
pembangunan kesehatan (Depkes, 2009).

4
2.3 Tujuan

Menurut Sulistyorini (2011) tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah sebagai


berikut:
a) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil,
melahirkan, dan nifas). AKI dsn AKB masih cukup tinggi meskipun dari tahun
ketahun sudah dapat diturunkan,
b) Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera),
c) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untu mengembangkan
kegiatan kesehatan dan Keluarga Berenacana (KB) serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera,
d) Posyandu berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera,
e) Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif meningkatkan
kesejahteraan ibu, bayi, dan balita dan keluarga serta mempercepat penurunan
angka kematian ibu, bayi dan balita.

2.4 Manfaat Posyandu

a. Bagi Masyarakat
Menurut Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) manfaat posyandu bagi
masyarakat adalah:
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi anak balita dan ibu.
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau
gizi buruk.
3. Bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A.
4. Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta
imunisasi tetanus toxoid (TT).
5. Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah.
6. memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan
anak.
7. apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas
menyusuidapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
5
8. dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.
b. Bagi Kader
Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) mengidentifikasi manfaat Posyandu bagi
kader antara lain:
1) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.
2) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu.
3) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan.
4) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu.
c. Bagi Puskesmas
Menurut Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat posyandu
bagi puskesmas adalah:
1. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan strata pertama,
2. dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat,
3. Meningkatkan efesiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian pelayanan
terpadu.
d. Bagi Sektor lain
Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat posyandu bagi
sektor lain adalah:
1. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor
terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai
kondisi setempat.
2. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.

6
2.5 Jenis-Jenis Posyandu
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006,
posyandu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya
kegiatan rutin bulanan posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat
pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk
perbaikkan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah
kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali pertahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau
lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50 %.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikkan peringkat adalah meningkat
cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta
lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali pertahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang
atau lebih. Cakupan utamanya > 50 % serta mampu menyelenggarakan
program tambahan serta telah memproleh sumber pembiayaan dari data sehat
yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang
dari 50 % KK di wilayah kerja posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat meaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali pertahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau
lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50 % mampu menyenggarakan
program tambahan serta telah memproleh sumber pembiayaan dari dana sehat
yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 % KK yang bertempat
tinggal di wilayah kerja posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat

7
pembinaan termasuk pembinaan dana sehat sehingga terjamin
kesinambungannya.

2.6 Bentuk Kegiatan

Menurut Depkes RI (2011), kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan atau pilihan. Secara rinci kegiatan utama Posyandu adalah
sebagai berikut:
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
 Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran
tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan
atas), pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid,
pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca
pesalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
 Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai
dengan kesepakatan.
2. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
 Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.
 Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera
setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul
pertama).
 Perawatan payudara.
 Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,
pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh
petugas pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan

8
pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.
3. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan
Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB.
Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang
terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant (Depkes RI, 2011).
4. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas
Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program
terhadap bayi dan ibu hamil (Depkes RI, 2011). Menurut Syarifuddin,
Theresia, dan Jomima (2009), survey epidemiologi untuk menemukan kasus
penyakit menular sedini mungkin, imunisasi untuk memberikan perlindungan
kepada kelompok-kelompok masyarakat sehingga dapat mencegah terjadi
penularan penyakit seperti TBC, tetanus, difteri, batuk rejan (pertusis), folio
nyelitis, campak dan hepatitis B.
5. Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader
Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan,
deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet
Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang
berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis
merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau
Poskesdes.
6. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan
melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan
diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.
Menurut Meilani, (2011), pada saat dikenal beberapa kegiatan
tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain: 1) Bina Keluarga
Balita (BKB), 2) Kelompok peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA), 3)

9
Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB),
misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis,
tetanus neonatorum, 4) Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), 5) Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), 6) Penyediaan air bersih dan
penyehatan lingkungan pemukiman (PAP-PLP), 7) Program diversifikasi
tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), 8) desa siaga, 9) Pos Malaria desa (Polmades), 10) Kegiatan Ekonomi
produktif, seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha
simpan pinjam, 11) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat
(Tabumas).

2.7 Pelaksanaan Sistem 5 Meja Posyandu


Pelaksanaan kegiatan di posyandu dikenal dengan nama “Sistem 5 meja”,
dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri.
Sistem 5 meja untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu harus mencangkup 5
pokok kegiatan yaitu :
 Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
 Meja 2 Penimbangan balita.
 Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan.
 Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu
menyusui.
 Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, Imunisasi dan pojok oralit.
Kegiatan di Meja 1
1) Pendaftaran Balita
a) Balita didaftarkan dalam formulir pencatatan balita
b) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah
ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas.
Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa
anaknya menuju tempat penimbangan.
c) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan
atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara
lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini

10
diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke
tempat penimbangan.
2) Pendaftaran Ibu Hamil
a) Ibu hamil didaftarkan dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
b) Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke
meja 4 untuk mendapatkan pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan
oleh petugas kesehatan di meja 5.
c) Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik
kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas
kesehatan di meja 5.
Kegiatan di Meja 2
a) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat badan anak
dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini
kembali ke dalam KMS.
b) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menu meja 3 yaitu
meja pencatatan.
Kegiatan di Meja 3
a) Buka KMS balita yang bersangkutan.
b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada
KMS. Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu
tersebut, setelah anak ditimbang tuliskan titik berat badannya pada titik
temu garis tegak dengan garis datar.
Kegiatan di Meja 4
a) Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak naik, ibu hamil
dengan resiko tinggi, WUS yang belum mengikuti KB.
b) Penyuluhan kesehatan untuk semua balita, mintalah KMS anak,
perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Ibu balita
diberikan penyuluhan pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk
mengetahui pertumbuhan balita, pentingnya ASI saja (Asi Eksklusif)
sampai anak umur 6 bulan, pentingnya pemberian makanan
pendamping ASI bagi anak berumur di atas 6 bulan, pentingnya ibu

11
memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun, pentingnya imunisasi
lengkap untuk pencegahan penyakit.
Kegiatan di Meja 5
a) Pemberian imunisasi.
b) Jenis imunisasi.
c) Pemeriksaan kehamilan.
d) Pengobatan.
e) Pelayanan kontrasepsi IUD, Suntik, Pil KB, dan Kondom.

2.8 Peran Kader Dalam Posyandu


Kader posyandu merupakan pilar utama penggerak pembangunan khususnya
di bidang kesehatan. Mereka secara swadaya dilibatkan oleh puskesmas dalam
kegiatan pelayanan kesehatan desa. Kader adalah warga masyarakat setempat yang
dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela mengelola
posyandu.
Tugas-Tugas Kader dalam Posyandu :
a) Sebelum Hari Buka Posyandu
 Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
 Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.
 Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan,
serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
 Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan
ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau
rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
 Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan.
Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para
orangtua serta disesuaikan dengan metode penyuluhan, misalnya:
menyiapkan bahan-bahan makanan apabila ingin melakukan demo
masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS,
buku KIA, sarana stimulasi balita.
12
 Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
b) Saat Hari Buka Posyandu
 Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas,
ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
 Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak
pada Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan,
pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan
status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang
pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan
anak balita, dan lain sebagainya.
 Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil
pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
 Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan
ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi
kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita.
 Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik
pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
 Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke
Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu
berikutnya.
 Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader
apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
 Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka
Posyandu.
c) Sesudah Hari Buka Posyandu
 Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka
Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk
rawat jalan, dan lain-lain.
 Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan
dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat
keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain
itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
13
 Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah
untuk menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan
dukungan agar Posyandu terus berjalan dengan baik.
 Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk
membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan
sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
 Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem
pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan
di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk
memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan
jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
Pembiayaan
1. Sumber Biaya
Pembiayaan posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain :
a. Masyarakat
 Iuran pengguna atau pengunjung posyandu.
 Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
 Sumbangan atau donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat.
 Sumber dana sosial lainnya, missal dana sosial keagamaan,
zakat, infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte, punia.
b. Swasta atau Dunia Usaha
Peran aktif swasta atau dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang
pembiayaan posyandu. Misalnya dengan menjadikan posyandu sebagai
anak angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana,
sarana, prasarana, atau tenaga.
c. Hasil Usaha
Pengurusan dan kader posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya
disumbangkan untuk biaya pengelolaan posyandu. Contoh kegiatan
usaha yang dilakukan antara lain :
 Kelompok Usaha Bersama (KUB)
 Hasil karya kader posyandu, misalnya kerajinan, taman obat
keluarga (TOGA).
14
d. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal
pembentukkan, yakni berupa dana stimulant atau bantuan lainnya
dalam bentuk sarana dan prasarana posyandu yang bersumber dari
APBN, APBN Provinsi, APBN Kabupaten/Kota, APBNDes dan
sumber lainnya yang sah.
2. Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana
a. Pemanfaatan Dana
Dana yang diperoleh posyandu, digunakan untuk membiayai kegiatan
posyandu, antara lain dalam bentuk :
 Biaya operasional posyandu.
 Biaya penyediaan PMT.
 Pengganti biaya perjalanan kader.
 Modal usaha KUB
b. Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus posyandu. Dana harus
disimpan ditempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil.
Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh
kader yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat
dan dikelola secara bertanggungjawab.

2.9 Hal yang Berkontribusi Ketidakberhasilan Posyandu

Di Indonesia posyandu balita dianggap belum sepenuhnya berhasil mengatasi


masalah yang ada. Pada kenyataannya masih banyak balita yang menderita gizi buruk
dan penyakit lain, sehingga angka kematian bayi dan balita masih belum menurun.
Berikut merupakan faktor yang mempengaruhi perihal tersebut :

A. Posyandu
1. Kader
Kendala-kendala yang dapat menganggu pelaksanaan Posyandu karena faktor
kader adalah:
a. Kurangnya kader.
b. Banyak terjadi angka putus (drop-out) kader.

15
c. Kepasifan dari pengurus Posyandu karena belum adanya pembentukan
atau resuffle pengurus baru dari kegiatan tersebut.
d. Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS).
e. Sistem pencatatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap.
f. Kader Posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan pelatihan
atau training sehingga kemampuan teknis gizi para kader yang aktif tidak
memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan
balita tidak dapat dilakukan secara optimal sehingga upaya pencegahan
timbulnya kasus gizi kurang dan buruk menjadi kurang efektif.
g. Kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan konseling dan
penyuluhan gizi menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya
ditimbang, dicatat/dituliskan hasil penimbangannya di KMS atau buku
KIA tanpa dimaknakan kemudian mengambil jatah PMT dan pulang.
Balita yang sudah selesai mendapatkan imunisasi lengkap tidak mau
datang lagi ke Posyandu, karena merasa tidak memperoleh manfaat apa-
apa.
2. Ketersediaan Dana

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong


royong dengan kegiatan himpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta
sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpin melalui kegiatan
dana sehat (Depkes, 2011).
3. Sarana dan prasarana

Sarana prasarana merupakan alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan


Posyandu. Sehingga sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kegiatan Posyandu. Kendala-kendalanya adalah:

a. Tempat pelaksanaan Posyandu kurang representatif (dikantor kelurahan,


polindes, atau gedung PKK), sehingga tidak memungkinkan menyediakan
tempat bermain bagi balita.
b. Ketepatan jam buka posyandu.
c. Kebersihan tempat pelaksanaan posyandu.

16
d. Kurang kelengakapan untuk pelaksanaan KIE seperti buku-buku yang
berkaitan dengan gizi dan kesehatan, poster-poster, leaflet, lembar balik,
modul, dan lain-lain.
e. Kurangnya kelengkapan alat ukur dan timbangan.
f. Sarana dan peralatan yang ada dipuskesmas dan Posyandu masih kurang.
B. Masyarakat

Ada beberapa masyarakat yang mengabaikan untuk mengajak anaknya


datang ke posyandu setiap bulan karena ada yang beranggapan posyandu tidak
penting, ada pula para ibu yang sibuk sehingga tidak bisa mengajak anaknya ke
posyandu. Para Ibu yang sibuk terseut pada akhirnya tidak dapat memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

Di sebagian masayrakat yang sudah mau datang ke posyandu mengabaikan


penyuluhan yang diberikan di posyandu contohnya pemberian asi eksklusif pada
6 bulan pertama yang tidak dilakukan, padahal ASI sangat bermanfaat bagi bayi.
Hal tersebut dikarenakan beberapa ibu yang sibuk dengan kegiatannya sendiri
sehingga tidak sempat untuk memberikan ASI dan memilih menggantinya dengan
susu formula. Selain itu di masyarakat yang masih beredar mitos tentang
kolostrum yang harus dibuang, padahal kolostrum dapat meningkatkan kekebalan
tubuh bayi.

2.10 KMS ( Kartu Menuju Sehat)


KMS merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan anak berdasarkan
indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis
kelamin.

Fungsi KMS (Kartu Menuju Sehat)


Secara umum, fungsi KMS dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama, antara lain
yaitu :
a) Alat untuk memantau pertumbuhan.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa KMS memuat kurva pertumbuhan
seorang anak berdasarkan jenis kelamin, umur, dan berat badan anak. Normal
tidaknya pertumbuhan seorang anak dapat diketahui hanya melihat trend
grafik/kurva yang terdapat pada KMS.
17
b) Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak.
Salah satu informasi tambahan yang bisa anda peroleh dari KMS adalah
pelayanan kesehatan yang telah diproleh anak, misalnya catatan imunisasi,
pemberian kapsul vitamin A serta pemeberian ASI Eksklusif.
c) Sebagai alat edukasi.
Kader posyandu atau petugas kesehatan bisa langsung memberikan edukasi
kepada ibu dengan melihat kurva pertumbuhan si anak setelah dilakukan
pengukuran barat badan.

Kegunaan KMS
1) Bagi Orang Tua Balita
Jika orang tua rutin setiap bulan melakukan penimbangan di posyandu atau di
sarana kesehatan lainnya, maka mereka dapat mengetahui status pertumbuhan
anaknya dan dapat melakukan antisipasi pencegahan jika kurva pertumbuhan
sudah mulai menunjukkan penurunan. Disamping itu, orang tua juga bisa
mengetahui kapan seharusnya anak mendapatkan imunisasi atau pemberian
kapsul vitamin A selanjutnya.
2) Bagi Kader Posyandu
KMS digunakan oleh kader sebagai media untuk penyuluhan kepada ibu-ibu
balita, serta indikator untuk merujuk si anak jika kurva pertumbuhan berada di
bawah garis merah (BGM) untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut.
3) Bagi Petugas Kesehatan
KMS menjadi media yang efektif dan cepat bagi petugas kesehatan untuk
mengetahui pelayanan kesehatan apa saja yang sudah didapatkan oleh si anak,
khususnya pemberian imunisasi dan pemberian kapsul vitamin A. KMS juga
bisa digunakan oleh petugas kesehatan untuk melakukan edukasi ke ibu
tentang pemberian makanan bergizi untuk meningkatkan status gizi anak.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-
kelompok rentan yakni ibu hamil, ibu menyusui bayi dan balita. Oleh sebab itu
pelayanan Posyandu mencakup pelayanan-pelayanan: kesehatan ibu dan anak,
imunisasi, gizi, penanggulangan diare, dan keluarga berencana. Tujuan dikembangkan
Posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan. Manfaat posyandu bagi
kader, bagi puskesmas, maupun bagi sektor lain bermacam-macam sesuai dengan
perannya masing-masing. Akan tetapi masih ada faktor yang mempengaruhi
ketidakberhasilan posyandu itu sendiri. Sehingga angka kematian bayi dan balita serta
angka kematian ibu masih belum terjadi penurunan sesuai dengan target yang
diharapkan

3.2 Saran

Sebagai tenaga kesehatan yang profesional selain mengetahui dan


melaksanakan tindakan keperawatan yang sesuai dengan SOP, hendaknya juga
dibekali dengan pengetahuan mengenai perkembangan kesehatan bayi dan balita di
Indonesia khususnya tentang konsep posyandu balita dan faktor yang mempengaruhi
ketidakberhasilan posyandu tersebut. Sehingga sebagai tenaga kesehatan dapat
memperbaiki perihal yang telah terjadi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Jakarta.

Depkes RI. 2009. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi Keluarga,
Jakarta.

Karwati, Pujiati, Dewi & Mujiwati, Sri. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas).
Jakarta : Trans Info Media (TIM).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi. Direktorat Bina Gizi.

Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya.

20

Anda mungkin juga menyukai