OLEH:
I GUSTI MADE AMERTA YASA, S.KEP
NIM : 20089142221
A. Definisi
Oksigenasi adalah penambahan oksigen kedalam sistem pernafasan yang diperlukan dalam
proses metabolisme dan menghasilkan karbondioksida, energi dan air.
Pernafasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan. Fungsi
utama pernafasan adalah untuk memperoleh oksigen agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan
mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan oleh sel. Saat bernafas, tubuh mengambil oksigen dari
lingkungan untuk kemudian diangkut keseluruh tubuh terutama ke sel-sel melalui darah guna
dilakukan pembakaran selanjutnya sisa pembakaran akan kembali diangkut oleh darah ke paru-paru
untukdibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi untuk tubuh.
Kebutuhan Oksigen kapisitas udara dalam paru-paru adalah 4.500-5.000 ml (4,5-5 L) tetapi
yang diproses dalam paru-paru adalah sekitar ± 500 ml yakni, yang dihirup (inspirasi) dan yang
dikeluarkan (ekspirasi) pada pernafasan biasa.
Seseorang biasanya mengalami masalah oksigenasi disebabkan oleh:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas adalah Suatu keadaan ketika seorang individu mengalami
suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernapasan sehubungan dengan
ketidakmampuan untuk batuk secara efektif.( Carpenito,Lynda Juall 2012).
2. Ketidakefektifan Pola Pernapasan adalah keadaan ketika seorang individu mengalami
kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola
pernapasan. (Carpenito, Lynda Juall 2012).
3. Gangguan Pertukaran Gas adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan
jalannya gas (oksigen dan karbondioksida ) yang aktual (atau dapat mengalami potensial) antara
alveoli paru – paru dan sistem vaskular. (Carpenito, Lynda Juall 2012).
B. Fisiologi Pernafasan
a. Sistem pernafasan atas
1) Hidung
Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan
penghangata sesuai dengan suhu tubuh.
2) Faring
Faring merupakan saluran yang terbagi 2 untuk udara dan untuk makanan. Faring terdiri
atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi
menangkap dan menghancurkan kuman patogen yang masuk bersama udara.
3) Laring
Laring merupakan struktur menyerupai tulang rawan yang biasanya disebut jakun. Selain
berperan, dalam menghasilkan suara, laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan
jalan nafas dan melindungi jalan nafas bwah dari air dan makanan yang masuk.
b. Sistem pernafasan bawah
1) Trakea
Trakea merupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilago yang
menghubungkanlaring dengan bronkus utama kanan dan kiri. Di dalam paru bronkus
utama terbagi menjadi bronkus-bronkus yang lebih kecil dan berakhir di bronkiolus
terminal. Keseluruhan. Keseluruhan jalan nafas tersebut membentuk pohon bronkus.
2) Paru
Paru-paru ada 2 buah terletak sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru terdiri atas
beberapa lobus (paru kanan tiga lobus dan paru kiri dua lobus) dan dipasok oleh satu
bronkus. Jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan nafas yang bercabang-
cabang, yaitu alveolus , pembuluh darah, paru dan jaringan ikat elastis. Permukaan luar
paru dilapisi oleh kantung tertutup berdinding ganda yang disebut pleura. Pleura parietal
membatasi toraks dan permukaan diafragma, sedangkan pleura viseral membatasi
permukaan luar paru. Di antara kedua lapisan itu terdapat cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas guna mencegah friksi selama gerakan nafas.
c. Pernafasan eksternal
1) Ventilasi pulmoner
Saat bernafas, udara bergantian masuk keluar parumelalui proses ventilasi sehingga
terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan nafas yang bersih, sistem saraf pusat dan
sistem pernafasanyang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi
dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.
2) Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernafasan berikutnya adalah difusi oksigen
dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adlah pergerakan molekul dari area
berkonsentrasi atau bertekanan tinggi menuju area berkonsentrasi rendah. Proses ini
berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran
serta perbedaan tekanan gas.
3) Transpor oksigen dan karbondioksida
Tahap ketiga dari pernafsan adalah transpor gas-gas pernafasan. Pada proses ini, oksigen
diangkut dari paru-paru menuju jaringan dan karbondioksida diangkut dari jaringan
menuju ke paru.
a) Transpor Oksigen
Proses iniu berlangsung pada sistem jantung dan paru. Normalnya, sebagian besar
oksigen yaitu sebesar 97% berikatan lemah dengan hemoglobin dan diangkut ke
selurujh jaringan dalam bentuk oksihemoglobin dan sisanya terlarut dalam plasma.
Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi atau jumlah oksigen yang masuk ke paru adan
perfusi atau aliran darah ke paru dan jaringan. Kapasitas darah yang membawa
oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen dalam plasma, jumlah hemoglobin dan
ikatan oksigen dengan hemoglobin.
b) Transpor karbondioksida
Karbon duioksida sebagai hasil dari metabolisme sel terus menerus diproduksi dan
diangkut menuju paru dengan 3 cara yaitu sebagian besar karbondioksida yaitu sekitar
70% diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat, sebanyak 23%
karbondioksida berikatan dengan hemoglobin memmentuk karbamiohemoglobin dan
sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuk asam
karbonat.
d. Pernafasan internal
Pernafasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung
dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida selama
proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak mengandung
oksigen di bawa keseluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya, pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara kapiler sitemik dan jaringan. Seperti di kapiler paru,
pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Pernafasan
a. Faktor fisiologis
1) Penurunan kapasitas angkut oksigen.
Secara fisiologis daya angkut hemoglobin untuk membawa oksigen ke jaringan adalah
97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila terdapat gangguan
pada tubuh. Misalnya, pada penderita anemia atau pada saat terpapar zat beracun. Kondisi
tersebut dapat mengakibatkan penurunan kapasitas peningkatan oksigen.
2) Penurunan konsentrasi oksigen
Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapi pernafasan dan penurunan kadar
oksigen lingkungan.
3) Hipovolemia
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan sirkulasi darah akibat kehilangan cairan
ekstraseluler misal pada penderita syok dan dehidrasi berat.
b. Data Minor
1. Ortopnea
2. Pernafasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior – posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Ekskursi dada berubah
2) Gangguan pertukaran gas
a. Data Mayor
1. Dispnea
2. PCO2 meningkat/menurun
3. PO2 menurun
4. Takikardia
5. pH arteri meningkat/menurun
6. bunyi nafas tambahan
b. Data Minor
1. Sianosis
2. Diaforesis
3. Pusing
4. Penglihatan kabur
5. Gelisah
6. Nafas cuping hidung
7. Pola nafas abnormal
8. Warna kulit abnormal
9. Kesadaran menurun
3) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
a. Data Mayor
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebihan
4. Mengi, wheezing dan ronkhi kering
5. Mekonium di jalan nafas (pada neonatus)
b. Data Minor
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
4. Gelisah
5. Sianosis
6. Bunyi nafas menurun
7. Frekuensi nafas berubah
8. Pola nafas berubah
4) Gangguan penyapihan ventilatir
a. Data mayor
1. Frekuensi nafas meningkat
2. Penggunaan otot bantu nafas
3. Nafas megap-megap (gasping)
4. Upaya nafas dan bantuan ventilator tidak singkron
5. Nafas dangkal
6. agitasi
7. nilai gas darah arteri abnormal
b. Data minor
1. Lelah
2. Kuatir mesin rusak
3. Fokus meningkat pada pernafasan
4. Gelisah
5. Auskultasi suara inspirasi menurun
6. Warna kulit abnormal
7. Nafas paradoks abdominal
8. diaforesis
5) Gangguan ventilasi spontan
a. Data mayor
1. Dispnea
2. Penggunaan otot bantu nafas meningkat
3. Volume tidak menurun
4. PCO2 meningkat
5. PO2 menurun
6. SaO2 menurun
b. Data minor
1. Takikardia
2. Gelisah
6) Resiko aspirasi
Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Oksigenasi
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan untuk status oksigenasi meliputi riwayat keperawatan, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan diagnostik.
a. Riwayat keperawatan
1) Masalah keperawatan dulu dan sekarang
2) Riwayat penyakit :
a) Nyeri
b) Paparan lingkungan atau geografi
c) Batuk
d) Bunyi nafas mengi
e) Faktor resiko penyakit paru misal perokok aktif atau pasif
f) Frekuensi infeksi pernafasan
g) Masalah penyakit paru masa lalu
h) Penggunaan obat
3) Adanya batuk dan penanganan
4) Kebiasaan merokok
5) Masalah pada fungsi sistem kardiovaskuler.
6) Faktor resiko yang meperberat masalah pernafasan
a) Resiko hipertensi dan penyakit jantung
b) Merokok
c) Usia paruh baya dan lanjut
d) Obesitas
e) Diet rendah lemak
f) Peningkatan kolesterol
b. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Pada saat inspeksi perawat mengamati tindakan kesadaran klien, penampilan umum,
postur tubuh, kondisi kulit dan membran mukosa, dada (kontur dada intrakosta;
diameter anteroposterior; struktur toraks;pergerakan dada), pola nafas (frekuensi dan
kedalaman pola nafas; durasi inspirasi dan ekspirasi), ekspansi dada secara umum,
adanya sianosis, adanya deformitas, dan jaringan parut pada dada.
2) Palpasi
Palpasi dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas dada
pasien. Saat palpasi, perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan
punggung pasien dengan memintanya menyebut tujuh-tujuh secara berulang. Jika
pasien mengikuti instruksi tersebut secara tepat, perawat akan merasakan adanya
getaran pada telapak tangannya. Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada
individu sehat dan akan meningkat pada kondisi konsolidasi. Selain itu, palpasi juga
dilakukan untuk mengkaji temperatur kulit, pengembangan dada, adanya nyeri
tekan,thrill, titik impuls maksimum, abnormalitas masssadan kelenjar, sirkulasi
perifer, denyut nadi, pengisian kapiler.
3) Perkusi
Secara umum, perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
serta untuk mengkaji adanya abnormalitas, cairan atau udara dalam paru. Perkusi
sendiri dilakukan dengan menekankan jari tengah (tangan non dominan) pemeriksa
mendatar di atas dada pasien.kemudian jari tersebut diketuk-ketuk dengan
menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tangan sebelahnya. Normalnya,
dada menghasilkan bunyi resonan atau gulungan gaung perkusi. Pada penyakit
tertentu ( misalnya pneumonia, emfisema), adanya udara pada dada, atau paru-paru
menimbulkan bunyi hipersonan dan bunyi drum. Sedangkan bunyi pekak atau
kempis terdengar apabila perkusi apabila perkusi dilakukan di antara area yang
mengalami atelektasis
4) Auskultasi
Auskultasi adalah proses mendengarkan suara yang dihasilakan di dalam tubuh.
Auskultasi dapat dilakukan langsung atau dengan menggunakan stetoskop bunyi
yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, durasi, intensitas, dan kualitasnya.
Pada pemeriksaan fisik paru, auskultasi dilakukan untuk mendengarkan bunyi nafas
vesikular, bronkial, bronkovesikular, rales, ronkhi; untuk mengetahui adanya
perubahan bunyi nafas serta lokasi dan waktu terjadinya.
c. Pemeriksaan diagnostik.
Beberapa pemeriksaan diagnostik:
Penilaian ventilasi dan oksigenasi:uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah, arteri,
oksimetri dan pemeriksaan darah lengkap.
Tes struktur sistem pernafasan: sinar x dada, bronoskopi dan scan paru.
Deteksi abdonormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan :kultur kerongkongan,
sputum, uji kulit, torakentesis.
2. Penetapan Diagnosa
a. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi d/d perubahan kedalaman pernafasan,
cuping hidung
b. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolar kapiler d/d hipoksia dan
pernafasan abnormal (kecepatan, irama, kedalaman)
c. Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas b/d asma d/d perubahan frekuensi nafas
d. Gangguan penyapihan ventilator b/d pertukaran gas d/d peningkatan konsentrasi pada
pernapasan
e. Gangguan ventilasi spontan b/d diespnea d/d penggunaan otot bantu nafas
f. Resiko aspirasi b/d efek agen farmakologis bernafas d/d ketidakmatangan koordinasi
3. Rencana Tindakan
Hari Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
/Tgl Kep.
1 Ketidakefe Setelah diberikan 1. Pantau keadaan 1. Pasien dengan pola
ktifan pola asuhan keperawatan umum pasien dan nafas tidak efektif
nafas selama … x 24 jam TTV mengalami pola nafas
diharapkan pola yang abnormal, tidak
nafas efektif dengan menunjukan perilaku
kriteria : peningkatan fungsi
- Menunjukkkan paru yang cenderung
pola nafas efektif mempengaruhi
dengan frekuensi kenyamanan bernafas
nafas 16-24
pasien sehingga perlu
kali/menit dan
dilakukan pantau
irama teratur
keadaan umum dan
- Mampu
TTV.
menunjukkan 2. Posisikan pasien
perilaku 2. Posisikan pasien untuk
peningkatan fungsi untuk memaksimalkan
paru
memaksimalkan ventilasi.
ventilasi 3. Mengajarkan pasien
3. Ajarkan pasien menggunakan
bagaimana pernafasan dalam.
menggunakan
inhaler sesuai resep,
sebagaimana 4. Kolaborasi terapi
mestinya oksigen
4. Kolaborasi
humidikasi
tambahan
(nebulizer) dan
terapi oksigen
2 Ketidakefe Setelah diberikan 1. Pantau keadaan 1. Pasien dengan pola
ktifan asuhan keperawatan umum pasien dan nafas tidak efektif
4. Implementasi
Intervensi untuk meningkatkan dan mempertahankan oksigenasi yang adekuat, meliputi
promosi kesehatan dan perilaku pencegahan, penempatan, dan teknik batuk. Intervensi lain
termasuk terapi oksigen, teknik inflasi paru, hidrasi, pemberian obat, dan fisioterapi dada.
5. Evaluasi
Evaluasi intervensi keperawatan dan terapi dengan membandingkan kemajuan klien dengan
tujuan dan hasil yang diinginkan dari rencana asuhan keperawatan. Harapan klien dapat
membantumengevaluasi pelayanan dari perspektif klien.
Tanyakan klien tentang derajat sesak napasnya. Minta klien untuk menilai sesak napas pada
skala 0 sampai 10, dengan 0 tidak ada sesak napas dan 10 ada sesak napas berat. Tanyakan klien
apakah intervensi membantu mengurangi dispnea.
Evaluasi kadar gas darah arteri, tes fungsi paru, tanda vital, pemeriksaan EKG, dan data
pemeriksaan fisik memberikan ukuran yang objektif terhadap keberhasilan terapi dan
pengobatan. Ketika tindakan keperawatan ditujukan untuk meningkatkan oksigenasi tidak
berhasil, jangan ragu untuk memberitahu dokter tentang perburukan status oksigenasi.
Pemberitahuan segera membantu menghindari situasi gawat darurat atau bahkan kebutuhan
untuk dilakukan RJP. Bandingkan hasil dengan hasil yang diinginkan untuk menentukan apakah
terapi baru atau yang diperbaharui diperlukan dan apakah terjadi diagnosis keperawatan baru dan
membutuhkan rencana pelayanan baru.
Daftar Pustaka
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi Revisi
Jilid 1. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika
Moorhead, sue., dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Diterjemahkan oleh Nurjannah,
Intansari., dkk. 2016. Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Kelima. Yogyakarta:
Mocomedia
M. Bulechek, Gloria., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Diterjemahkan oleh
Nurjannah, Intansari., dkk. 2016. Pengukuran Intervensi Kesehatan Edisi keenam.
Yogyakarta: Mocomedia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.Y
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
DI ASTINA RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 18 -19 MEI 2021
PASIEN
a. Nama : TN K
b. Jenis Kelamin :Laki laki
c. Umur :69 Tahun
d. Agama :Hindu
e. Status Perkawinan :Tidak Kawin
f. Pekerjaan :Petani
g. Pendidikan terakhir :SD
h. Alamat :Br.BENG
i. No.CM :89000232
j. Diagnostik Medis
: ASMA BRONCIALE
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama :Tn. A
b. Umur :58
c. Pendidikan :SD
d. Pekerjaan :Petani
e. Alamat :Br.Beng
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN Riwayat
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluh demam sejak kemarin, sesak, batuk dan tidak mampu mengeluarkan dahak sendiri
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Sebelum pasien di bawa ke Puskesmas pasien mengatakan mempunyai riwayat asma sejak 10 tahun
dan penyakit sering kumat ketika udara dingin, atau terpapar debu dan sering lelah saat beraktivitas
setelah itu pasien mengeluh demam sejak kemarin, sesak, batuk dan tidak mampu mengeluarkan
dahak sendiri
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan jika sakit sesak nafasnya kembali kumat pasien hanya berbaring di tempat tidur
dan meminum obat untuk mengurangi sesak nafasnya
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit asma
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan ia sering bolak balik kerumah sakit karena penyakit asma nya
3) Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan ia dulu sering merokok tetapi hanya saat setelah makan saja
c. Riwayat Penyakit Keluarga
pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat asm
d.Genogram Keluarga
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
: Cerai
a.Diagnosa Medis dan therapy
b.Diagnosa Medis : Asma Bronciale
c.Therapy : Salbutamol 3x1 (2 mg),Paracetamol 3x1 (500mg) , Nebulizer(combiven)
2) Latihan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit ia tidak memiliki masalah saat beraktivitas dan biasanya ia
beraktivitas secara mandiri sebagai mana mestinya dapat ia lakukan dengan baik setiap harinya
Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit ia setiap beraktivitas secara ringan ia dibantu oleh orang lain seperti
istrinya atau anaknya
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan ia mampu mengenali sesak nafasnya dan ia merasa tidak semua aktivitas ia bisa
lakukan secara mandiri
f. Pola Persepsi-Konsep diri
gambaran diri / citra tubuh : pasien mengatakan ia tidak memiliki kelainan pada bentuk tubuh
ideal diri : pasien mengatakan bahwa ia bersikap ramah dengan siapa pun baik dengan keluarga
maupun dengan orang lain dusekitar tempat tinggalnya
harga diri : pasien mengatakan meskipun ia dirawat di rumah sakit, ia tidak merasa malu
peran : pasien mengatakan ia sebagai kepala keluarga yang sementara tidak bisa melakukan
pekerjaannya karena harus menjalani perawatan
Identitas : pasien mengatakan meskipun ia dirawat dirumah sakit, ia tidak ada perubahan terhadap
dirinya sendiri
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit ia tidak memiliki gangguan pada pola tidurya, ia bisa tidur pada
pukul 21.00 atau paling lambat pada pukul 22.00 wita dan terbiasa bangun pukul 06.00 wita
Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit ia tidak bisa tidur dengan tenang karena sesak nafasnya yang
mengganggu istirahatnya
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan ia merupakan seorang kepala keluarga yang selalu baik kepada keluarganya,
namun saat ia sakit ia harus menjalani perawatan intensif dan ia tidak bisa melakukan perannya
secara optimal sebagai kepala keluarga
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan ia berstatus menikah
Tn.Y. mengatakan waktu IGE pada permukan sel mucus dalam jumlah
terjadijika ia merasa
meningkat
Penyempitan/obstruksi
Data Subjektif :
napas ronchi
pernapasan 28
x/menit.
Nampak batuk
berdahak dengan
berwarna kuning.
Tekanan darah:
100/80 mmHg.
Suhu: 38,5.0C.
29
1. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan NOC : Respiratory Status NIC : Menejemen Jalan Napas Rasional
Ketidak efektifan bersihan Setalah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital. 1. Tanda-tanda vital merupakan
jalan napas Berhubungan keperawatan selama 2 kali 24 2. Berikan Tn.Y Posisi acuhan mengetahui kadar
dengan mucus dalam jam diharapkan bersihan jalan senyamanmungkin (semi umum pasien.
jumlah berlebihan. Ditandai napas kembali efektif ditandai fowler). 2. Dengan posisi semi fowler
Data subjektif : sesak napas berkurang saat nebulizer (combiven). ekspansi paru sehingga
Tn.Y mengatakan beraktivitas ringan. 4. Latih Tn. Y batuk efektif. memungkinkan upaya napas
sesaknapas dan batuk dapat batuk secara efektif, 5. Berikan Health Education lebih dalam dan lebih kuat
berdahak. irama napas teratur. tentang penyakit dengan cara serta menurunkan
Tn.Y mengatakan waktu frekwensi pernapasan dalam menghindari faktor pencetus. ketidaknyamanan dada.
dan terjadi di malam hari. tidak ditemukan bunyi napas keluhan sesak napas
berdahak.
mengeluarkan dahak,
31
Data Subjektif :
Nampak sesak.
ronchi
pernapasan 28 x/menit.
mmHg.
Suhu: 36.0C.
32
2.Implemenasi Keperawatan
Implentasi keperawatan pada Tn.Y yaitu:
Selasa ,18 Mei 2021 Ketidak efektipan Bersihan jalan 1. Memonitor tanda-tanda vital. Subjektif :
, jam 09.45
napas berhubungan dengan Hasil : Tn.Y mengatakan masih
penumpukan mucus dalam Tekanan darah : 1O0/80 merasasesak, Tn,Y mengatakan
jumlah berlebihan mmHg, masih batuk dan sulit untuk
Respirasi : 28 kali permenit mengeluarkan dahak
Nadi: 90 kali permenit Objektif :
Suhu : 36.50c Keadaan umum , lemah, Tn.Y
Nampak sesak, Tn.T nmapak
batuk berdahak. Sputum kental
dan berwarna kuning pernapasan
cepat terdapat bunyi suara napas
tambahan (ronchi).
Tekakan darah : 1O0/80
mmHg,
33
senyaman mungkin.
Hasil :
posisi semifowler
terapi
Hasil:
Hasil :
sehari
Rabu 19 Mei 2021 Ketidak efektipan Bersihan jalan 1. Memonitor tanda-tanda Subjektif :
, jam 09.00
napas berhubungan dengan vital.
Tn.Y mengatakan sesak
penumpukan mucus dalam Hasil :
berkurang, Tn,Y mengatakan
jumlah berlebihan TD:1O0/60 mmHg,
R : 26kali permenit masih batuk beradahak,
Nadi: 98 kali menit Objektif :
S : 36.3 c 0
Keadan Umum mulai membaik
tidak sesak.
mmHg,
Suhu : 36,30C,
Assesment:
Planing :
senyaman mungkin.
Hasil :
terapi
Hasil:
Hasil :
dalam sehari.
40
Rabu, 19 Mei 2021 Ketidak efektipan Bersihan jalan 1.Memonitor tanda-tanda vital. Subjektif:
jam 09.00
napas berhubungan dengan Hasil :
Tn. Y mengatakan sudah tidak
penumpukan mukus dalam TD: 1O0/ 70 mmHg,
sesak, Tn.Y mengatakan sudah
jumlah berlebihan R : 18 kali permenit
N : 89 kali permenit tidak batuk dan dahak sudah
S : 360C
tidak ada
Objektif :
Keadaan Umum, Nampak baik,
Tekana Darah: 1O0/ 70
mmHg,
Respirasi : 18 kali permenit
Nadi : 89 kali permenit
Suhu : 360C
Nampak tidak sesak, Nampak
napas tambahan.
41
Assesment :
masalah Tn.Y
teratasi.
P : intervensi dihentikan
senyaman mungkin.
Hasil :
posisi semifowler
terapi
Hasil:
42
Hasil :
sehari.