Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KONSEP POSYANDU”

DISUSUN OLEH :

1. AGENG MIRAHAYU S (P07120421001A)

2. AHMAD RIFAI (P07120421002A)

3. ALFI MAULANA (P07120421003A)

4. BAIQ MUSTIARE (P07120421007A)

5. BAIQ ARIFA (P07120421009A)

6. IRDANIAT )P07120421017A)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI AHLI JENJANG SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah yang berjudul “Konsep Posyandu” dalam rangka menyelasaikan tugas

mata kuliah Keperawatan Komunitas.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahua yang kami miliki.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga

makalah ini dapa memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Mataram, September

2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Pengertian Posyandu.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Definisi Posyandu.........................................................................................4
B. Tujuan Posyandu...........................................................................................5
C. Manfaat Posyandu.........................................................................................5
D. Pelaksana Posyandu......................................................................................9
E. Syarat Posyandu..........................................................................................10
F. Sasaran Posyandu........................................................................................10
G. Kegiatan Posyandu dan Tingkat Perkembangan Posyandu........................11
H. System Lima Meja......................................................................................14
I. Kendala dalam Pelaksanaan Posyandu.......................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam

pelayanan kesehatan masyarakat dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan

dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan yang

mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak

dini dalam rangka pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang

ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam

kandungan ibu sampai usia balita, dan pembinaan perkembangan anak (Child

Development) yang ditunjukan untuk membina tumbuh kembang anak secara

sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja

tangguh. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar

dapat hidup sehat (Ekasari,2008).

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis

masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat

penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Poyandu yang

terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek

pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara

koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program

untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan

1
2

lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat

(Kemenkes RI, 2011).

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta

aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya,

sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan

partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-

balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang

balita melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006). Posyandu

dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan

pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga

Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat

setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan

tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan,

dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru

(Depkes RI, 2006).

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi posyandu?

2. Apa saja tujuan posyandu?

3. Apa saja manfaat posyandu?

4. Siapa pelaksana posyandu?

5. Apa saja syarat posyandu?

6. Siapa saja sasaran dari posyandu?

7. Apa saja kegiatan posyandu?


3

8. Apa saja system lima meja?

9. Apa saja kendala dalam pelaksanaan posyandu?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi posyandu

2. Mengetahui apa saja tujuan posyandu

3. Mengetahui manfaat posyandu

4. Mengetahui siapa pelaksana posyandu

5. Mengetahui apa saja syarat posyandu

6. Mengetahui siapa saja sasaran dari posyandu

7. Mengetahui apa saja kegiatan posyandu

8. Mengetahui apa saja system lima meja

9. Mengetahui apa saja kendala dalam pelaksanaan posyandu


4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,

oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan disuatu

wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai

dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh

masyarakat. Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka

pengembangan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia agar dapat

membangun dan menolong dirinya sendiri, sehingga perlu ditinggkatkan

pembinaannya. Peningkatan pembinaan posyandu sebagai pelayanan KB dan

kesehatan yang dikelola untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan

pelayanan teknis dari petugas perlu tumbuh kembangkan perlu serta aktif

(Sulistyorini, 2010).

Menurut Nasrul Effendi 1998 via Eny (2009), kegiatan posyandu

merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya

pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader

kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas

mengenai pelayanan kesehatan dasar.

Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh dan

bersama masyarakat, untuk memperbayakan dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak

balita (Karwati, 2011).

4
5

B. Tujuan Posyandu

Tujuan dari diselengarakan posyandu terbagi menjadi 5 macam yaitu menurut

Cahyo (2010 ) adalah sebagai berikut:

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu

hamil, melahirkan dan nifas) Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka

Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi, meskipun dari tahun ketahun

sudah dapat diturunkan.

2. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan

ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

3. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih

teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.

4. Membudayakan (Norma Keluarag Kecil Bahagia Sejahtera) NKKBS.

5. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) serta kegiatan lainnya yang

menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

D. Manfaat Posyandu

Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,

dan penanggulangan diare.

1. Kesehatan ibu dan anak

a. Ibu : Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilan

dan nifas, pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil

penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.

b. Pemberian Vitamin A : Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bulan

Februari dan Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM


6

USU. 2007). Akibat dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya

tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)

c. Penimbangan Balita : Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di

posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di

posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini

mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang

kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status

pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila

penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar

pertumbuhan anak akan baik pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita

dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan

pada KMS dapat diketahui status pertumbuhan anaknya.

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

 Berat badan naik :

Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan

bertamabah ke pita warna diatasnya.

 Berat badan tidak naik :

Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan

bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.

 Berat badan dibawah garis merah


7

Merupakan awal tanda balita gizi buruk. Pemberian makanan

tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang

menimbang ke posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)

2. Keluarga Berencana

Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil

KB, dan suntik KB.

3. Imunisasi

Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam imunisasi

yang diberikan di posyandu adalah:

 BCG untuk mencegah penyakit TBC.

 DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

 Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.

 Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

4. Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat

tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205).

Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa

pemberian penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MP-ASI, Imunisasi,

Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita (Dinas

Kesehatan RI. 2006: 24).

5. Penanggulangan diare

Penyedian oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127).


8

Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di

Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 129). Memberikan

penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu. (Departemen

Kesehatan RI. 2006: 132)

Selain itu, dalam Buku Saku Posyandu (Pusat Promosi Kesehatan.2012)

menyebutkan bahwa manfaat posyandu adalah sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan

pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.

b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang

atau gizi buruk.

c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.

d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah

darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).

g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan

anak.

h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan

ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi,

dan anak balita.

2. Bagi Kader
9

a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih

lengkap.

b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak

balita dan kesehatan ibu.

c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya

dalam bidang kesehatan.

d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan

kesehatan ibu.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

E. Pelaksana Posyandu

a. Penyelenggara Posyandu

Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh

masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus

Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan

bendahara.

Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu:

1. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.

2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu

memotivasi masyarakat.

3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

b. Waktu dan Lokasi Posyandu


10

Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam

sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali

dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan

masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau

dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat

khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan

kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh

masyarakat.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

F. Syarat Posyandu

Syarat dalam mendirikan posyandu menurut (Mubarok,2009) diantaranya

adalah :

1. Posyandu bisa didirikan di kelurahan/ Desa atau RW, Dusun atau RT jika

diperlukan dan dimungkinkan

2. Penduduk RW setempat dengan kriteria paling sedikit terdapat 100 orang

balita

3. Terdiri atas 120 kepala keluarga

4. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)

5. Jarak antara kelompok rumah

6. Jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak terlalu jauh.

G. Sasaran Posyandu

Sasaran dalam pelayanan posyandu (Menurut Ambarwati, 2009) antara lain


11

yaitu sebagai berikut :

1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun

2. Anak balita usia 1 – 5 tahun

3. Ibu Hamil

4. Ibu Menyusui

5. Ibu Nifas

6. Wanita usia subur.

H. Kegiatan Posyandu dan Tingkat Perkembangan Posyandu

Kegiatan utama di Posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang

balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk pencegahan

penyakit, penanggulangan diare, konsultasi/pelayanan keluarga berencana

(KB), penyuluhan dan konseling/rujukan bila diperlukan. Rangkaian kegiatan

Posyandu diawali dengan persiapan pelaksanaan Posyandu (H-1), pelaksanaan

Posyandu, dan kegiatan di luar hari buka Posyandu (H+1).

1. Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)

a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat

b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu

c. Mempersiapkan sarana Posyandu

d. Melakukan pembagian tugas antar kader

e. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya

f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan

2. Pelaksanaan Posyandu

a. Pendaftaran (balita, ibu hamil, PUS)


12

b. Penimbangan (mempersiapkan dacin, menimbang balita, pengukuran

lingkar lengan atas/LILA pada ibu hamil dan WUS) dan operasi timbang

(optim) yaitu pengukuran tinggi badan bayi/balita yang dilakukan setiap

3 bulan sekali

c. Pencatatan (balita, ibu hamil, PUS/WUS)

d. Penyuluhan (penyuluhan untuk ibu balita/ibu hamil/ibu nifas/ibu

menyusui/PUS)

e. Pelayanan Kesehatan dan KB (pemberian vitamin A pada ibu

nifas/bayi/balita, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil,

pemberian penyuluhan PMT, pelayanan KB, imunisasi, dan pemberian

oralit dan zink)

3. Kegiatan di Luar Hari Buka Posyandu (H+1)

a. Kunjungan rumah pada balita yang : tidak hadir pada hari H, gizi kurang,

gizi buruk rawat jalan, stunting

b. Menggerakan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu

termasuk penggalangan dana

c. Memfasilitasi masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk

meningkatkan gizi keluarga

d. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan

keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat

(Kemenkes RI, 2013).

Tingkat perkembangan posyandu secara umum dibedakan atas 4

tingkat sebagai berikut :


13

1) Posyandu Pratama

Posyandu Pratama merupakan Posyandu yang belum mantap,

ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu yang belum terlaksana

secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5

(lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan

Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula

karena belum siapnya masyarakat.

2) Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan

utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.

3) Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya

lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta

telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola

oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50

% KK di wilayah kerja Posyandu.

4) Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan


14

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya

lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta

telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola

oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat

tinggal di wilayah kerja Posyandu. lntervensi yang dilakukan bersifat

pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga

terjamin kesinambungannya (Kemenkes RI, 2011).


15

I. System Lima Meja

Menurut Niken (2009), Sistem yang digunakan pada pelaksanaan

posyandu biasanya menggunakan sistem lima meja yang meliputi:

1. Meja 1

a. Pendaftaran

b. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu meneteki, pasangan usia subur.

2. Meja 2

a. Penimbangan berat badan.

3. Meja 3

a. Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) berdasarkan hasil penimbangan

berat badan

4. Meja 4

a. Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak, ibu hamil

dengan resiko tinggi, pasangan usia subur yang belum

mendapatkan aseptor KB (Keluarga Berencana).

b. Penyuluhan kesehatan

c. Pelayanan pemberian makanan tambahan, oralit, Vitamin A,

tablet zat besi, kondom, pil KB untuk kunjungan ulang.

5. Meja 5

d. Pemberian imunisasi

e. Pemeriksaan kehamilan

f. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

g. Pelayanan KB IUD/Suntik
16

J. Kendala dalam Pelaksanaan Posyandu

Beberapa kendala dalam pelaksanaan posyandu Menurut Sulistyorini (2010)

dalam pelaksanaannya, posyandu banyak yang mengalami kendala dan

kegagalan walaupun ada juga yang berhasil. Kegagalan dan kendala tersebut

disebabkan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kader

2. Banyak terjadi angka putus (drop out) kader

3. Kepasifan dari pengurus posyandu karena belum adanya pembentukan atau

resuffe pengurus baru dari kegiatan tersebut.

4. Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

5. Sistem pencacatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap.

6. Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggaran rutin.

7. Tempat pelaksanaan posyandu kurang representatif (di kantor kelurahan,

polindes, atau gedung PKK), sehingga tidak memungkinkan menyediakan

tempat bermain bagi balita.

8. Ketepatan jam buka posyandu

9. Kebersihan tempat pelaksanaan posyandu, Kurangnya kelengkapan untuk

pelaksanaan KIE seperti buku-buku yang berkaitan dengan gizi dan

kesehatan, poster-poster, leaeflet, lembar balik, modul dan lain-lain.

10. Kurangnya kelengkapan alat ukur dan timbangan

11. Kader posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan “pelatihan atau

retraining sehingga kemampuan teknis gizi” para kader yang aktif tidak

memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita

tidak dapat dilakukan secara optimal sehingga upaya pencegahan timbulnya


17

kasus gizi kurang dan buruk menjadi kurang efektif. Kemampuan kader

posyandu dalam melakukan “konseling dan penyuluhan gizi” sangat kurang

sehingga aktifitas pendidikan gizi menjadi macet.

Akhirnya balita yang akan datang hanya ditimbang, dicatat atau

dituliskan hasil penimbangan di KMS (buku KIA) tanpa dimaknakan,

kemudian mengambil jatah PMT dan pulang. Balita yang sudah selesai

mendapatkan imunisasi lengkap tidak mau lagi datang di posyandu, karena

merasa tidak memperoleh manfaat apa-apa.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial untuk mempercepat

penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian bayi (Kemenkes RI,

2013). Posyandu tentu memiliki tujuan dan manfaat kepada masyarakat dan

kader yang turut hadir dalam memberikan informasi kesehatan dalam

masyarakat tersebut.

i. \Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami

posyandu secara keseluruhan, dari pengertiannya hingga kegiatan yang

berlangsung didalamnya, serta pihak yang terkait dalam pelaksanaanya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2012. Buku Saku Posyandu. Dari


www.depkes.go.id/resources/download/promosi- kesehatan/buku-saku-
posyandu.pdf diakses pada 1 September 2021 pukul 19.00

“Buku-pedoman-umum-pengelolaan-posyandu” Dari
http://dp2m.umm.ac.id/files/file/buku-pedoman-umum-pengelolaan-
posyandu-1.pdf diakses pada tanggal 1 September 2021 pada pukul 21.30

(Dinas Kesehatan RI. 2006: 95) “Posyandu”. Dari


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29988/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=1F49 1D76A2344D83F77FD2249646BC39?sequence=5
diakes pada tanggal 2 September 2021 pukul 12.10

Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC;


Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Depkes RI
2003.

Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku Posyandu.


Jakarta. Kementrian Kesehatan RI
Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta
Masyarakat dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id diunduh pada
tanggal 2 September 2021

19

Anda mungkin juga menyukai