Anda di halaman 1dari 17

Laporan Pendahuluan

Congestive Heart Failure

KELOMPOK 2
AMALIA PUTRI ABUBA (70300118008)
MUH NUR WAHID (70300118009)
WANIA (70300118011)
EKA NUR LATIFAH (70300118012)
BALQIS RIANA YURIADI (70300118013)
MUTHMAINNAH (70300118014)
A. Definisi
Gagal jantung atau Congestive Heart Failure adalah suatu keadaan
ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup
bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan darah pada vena itu normal.
Gagal jantung menjadi penyakit yang terus meningkat terutama pada
lansia. Pada Congestive Heart Failure atau gagal ginjal jantung adalah
ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung yang
adekuat guna memenuhi kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen
pada jaringan meskipun aliran balik vena yang adekuat.

B. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari
segala jenis penyakit jantung kongenital maupun didapat.
Mekanisme fisiologi yang menyebabkan gagal jantung
mencakup keadaan yang meningkatkan beban awal, beban
akhir, atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan
yang meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi aorta dan
cacat septum ventrikel, sedangkan stenosis aorta dan
hipertensi sistemik akan meningkatkan beban akhir.
Kontraktilitas miokardium dapat menurun karena infark
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung
memlalui penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa;

1. Aritmia, akan mengganggu fungsi mekanis jantung dengan


mengubah rangsangan listrik yang memulai respon mekanis, respon
mekanis yang tersingkronisasi dan efektif tidak akan dihasilkan
tanpa adanya ritme jantung yang stabil
2. Infeksi sistemik dan infeksi paru-paru. Respon tubuh terhadap
infeksi akan memksa jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh
akan metabolisme yang meningkat
3. Emboli paru-paru, secara mendadak akan meningkatkan
resistensi terhadap ejeksi ventrikel kanan, memicu terjadinya gagal
jantung kanan.
4. Anemia
5. Penyakit tiroid
6. Masalah dengan obat (tidak patuh, obat penahan cairan,misalnya
obat anti inflamasi nonsteroid
C. Patofisiologi
Gagal jantung merupakan sindrom, walaupun penyebabnya berbeda-
beda, namun bila terjadi memiliki gejala, tanda, dan patofisiologi
yang sama. Curah jantung yang tidak adekuat menstimulasi
mekanisme kompensasi yang mirip dengan respons terhadap
hipovelomia. Walaupun awalnya bermanfaa, pada akhirnya
mekanisme ini menjadi maladaptif
Aktifitas neurohormonal terjadi dengan peningkatan
vasokontriktor yang memicu retensi garam dan air serta
meningkatkan beban akhir jantung. Hal tersebut
mengurangi kekosongan ventrikel kiri dan menurunkan
curah jantung yang menyebabkan aktivitas hemoendokrin
yang lebih hebat, sehingga meningkatkan after-head dan
seterusnya, yang akhirnya membentuk lingkaran setan.
Dilatasi ventrikel terganggunya fungsi sistolik
(penurunan fraksi ejeksi) dan refensi cairan
meningkat volume ventrikel (dilatasi). Jantung
yang berdilatasi tidak efisien secara mekanis
(hukum laplace). Jika persediaan energi terbatas
misalnya pada penyakit koroner) selanjutnya bisa
menyebabkan gangguan kontraktilitas dan
D. Manifestasi Klinis
• Gagal jantung kiri: sesak nafas
diperberat bila berbaring
(ortonea). Terutama saat tengah
malam (dispnea nokturnal
paroksismal.tanda-tanda yang
muncul diantaranya adalah
takipnea, takikardia, terdengarnya
bunyi jantung ketiga dan ronki
paru bibasilar saat inspirasi
kenaikan tekanan vena jugularis
dan edema perifer bisa tidak ada.
• Gagal jantung kanan: tanda-tanda
yang ditemukan adalah kenaikan
JPV dan edema perifer
• Gagal jantung kronis: pada CHF
yang berlangsung lama terjadi
pembesaran jantung. Penurunan
otot skelet bisa substansi dan
menyebabkan fatigue, kelelahan
dan kelemahan.
E. Penatalaksanaan Klinis
1. Non medikamentosa
Dalam pengobatan non medikamentosa
yang ditekankan adalah istirahat, dimana
kerja jantung dalam keadaan
dekompensasi harus dikurangi benar-
benar dengan tirah baring (bed rest)
2. Medikamentosa mengingat konsumsi oksigen yang relatif
Pengobatan dengan cara meningkat.
medika mentosa masih digunakan deuretik oral
maupun parenteral yang masih merupakan ujung tombak pengobatan
gagal jantung. Sampai edema atau asites hilang (tercapai euvolemik). ACE-
inhibitor atau angiotensi receptor blocker (ARB) dosis kecil dapat dimulai
setelah euvolemik sampai dosis optimal. Penyekat beta dosis kecil sampai
optimal dapat dimulai setelah deuretik dan ACE-inhibitor tersebut
diberikan. Digitalis diberikan bila ada aritmia supra-ventrikular (fibrilasi
atrium atauSVT lainnya) dimana digitalis memiliki manfaat utama dalam
menambah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Jika ketiga obat diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan. Aldosteron antagonis dipakai
untuk memperkuat efek diuretik atau pada pasien dengan hipokalemia,
dan ada beberapa studi yang menunjukkan penurunan mortalitas dengan
pemberian jenis obat ini.
3. Medikamentosa
Pengobatan dengan cara medika mentosa
masih digunakan deuretik oral maupun
parenteral yang masih merupakan ujung
tombak pengobatan gagal jantung. Sampai
edema atau asites hilang (tercapai
euvolemik). ACE-inhibitor atau angiotensi
receptor blocker (ARB) dosis kecil dapat
dimulai setelah euvolemik sampai dosis
optimal. Penyekat beta dosis kecil sampai
optimal dapat dimulai setelah deuretik
dan ACE-inhibitor tersebut diberikan.
Digitalis diberikan bila ada aritmia supra-
ventrikular (fibrilasi atrium atauSVT
lainnya) dimana digitalis memiliki
manfaat utama dalam menambah
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.
Jika ketiga obat diatas belum memberikan
hasil yang memuaskan. Aldosteron
antagonis dipakai untuk memperkuat efek
diuretik atau pada pasien dengan
hipokalemia, dan ada beberapa studi yang
menunjukkan penurunan mortalitas
F. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk menemukan penyebab, menilai beratnya penyakit dan
memantau pengobatan:
• Ekokardiografi: teknik esensial yang sederhana dan non invasi dalam
menegakkan diagnosis etiologi, keparahan dan menyingkirkan penyakit
katup jantung yang penting.
• EKG: MI lama, hipertrofi ventrikel kiri (LVH, misalnya pada hipertensi,
stenosis aorta ). Gambaran EKG yang normal sangat jarang dijumpai pada
CHF. Aritmia, misalnya fibriasi atrium.
• Foto toraks: pembesaran jantung, kongesti paru (garis kerley) atau edema
paru.
• Biokimiawi: elektrolit, fungsi ginjal, dan hematologi (anemia)
• Scan isotop nuklir: bermanfaat untuk mengukur fraksi ejeksi yang akurat
( MUGA) atau miokardium yang tidak berfungsi (otot jantung masih ada,
namun tidak berkontraksi akibat stenosis koroner yang hebat pada arteri
yang membesar nutrisi yang akan berkontraksi bila aliran darah membaik
misalnya dengan agio-plasti transluminal perkutan (PTCA) atau cangkok
bypass arteri koroner.
• Kateterisasi jantung: pada semua gagal jantung yang menyebabkan tidak
diketahui untuk menyingkirkan penyakit jantung koroner kritis, atau
untuk menilai keparahan PJK dan pilihan pengobatan pada mereka
riwayat penyakit jantung iskemia
• Pencatatan EKG 24-jam untuk menilai adanya aritmia.
Tinjauan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi data tentang klien., agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan.
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam 4 tahap kegiatan
meliputi, pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah.
Adapula yang menambahkannya dengan dokumentasi dta. Pengumpulan dan
pengorganisasian data harus menggambarkan 2 hal, yaitu: status kesehatan klien dan
kekuatan masalah kesehatan yang dialami oleh klien.
B. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung
Defenisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh
• Penyebab
1. Perubahan irama jantung
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan preload
5. Perubahan afterload
6. Gejala dan tanda mayor
Objektif
• Perubahan irama jantung
- bradikardia/takikardia
- gambaran EKG aritma atau gangguan
konduksi
• Perubahan preload
- edema
- distensi vena jungularis
- central venous presure
• Perubahan afterload
- tekanan darah meningkat atau menurun • Perubahan kontraktilitas
- nadi perifer teraba lemah - terdengar suara jantung
-warna kulit pucat dan sianosis -ejection fraction menurun
subjektif
• Perubahan irama jantung
-Palpasi
• Perubahan preload
-lelah
• Perubahan afterload
-Dispnea
4. Perubahan kontraktilitas
-Paroxysmal nocturnal dyspnea
-Ortopnea
-Batuk
• Gejala tanda minor • Gejala dan tanda mayor
Objektif Objektif
1. perubahan preload 1. Penggunaan otot bantu pernapasan
- murmur jantung 2. Fase ekspirasi memanjang
- berat badan meningkat 3. Pola napas abnormal
2. perubahan afterload subjektif
- pulmonary vescular meningkat/menurun 4. Dispnea
3. perubahan kontraktikitas 5. Gejala dan tanda minor
- cardiac index menurun Objektif
Subjektif 6. Pernapasan pursed-lip
Perilaku emosional 7. Diameter thoraks anterior-posterior
-Cemas dan gelisah meningkat
8. Kapasitas vital menurun
2. Pola napas tidak efektif 9. Tekanan ekspirasi dan inspirasi menurun
Defenisi 10. Ekskursi dada berubah
Inspirasi/ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
Penyebab
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya jalan napas
3. Deformitas tulang dada
4. Gangguan neuromuskular
5. Obesitas
6. Posisi tubuh menghambat ekspansi paru kecemasan
Defisit pengetahuan
Defenisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif
yang berkaitan dengan topik tertentu
Penyebab
1. Keteratasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat belajar
6. Kurang mampu mengingat
7. Ketidaktahuan menemukan sumber Gejala dan tanda mayor
informasi objektif
1. menunjukkan perilaku tidak sesuai anjura
2. menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah
subjektif
1. menanyakan masalah yang dihadapi
gejala tanda minor
objektif
2. menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menunjukkan perilaku berlebihan
Intervensi Keperawatan
1. penurunan curah jantung
definisi
mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan
antara suplai dan konsumsi oksigen miokard
tindakan
Observasi
1. identifikasi tanda primer penurunan curah jantung
2. periksa TD dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah melakukan aktifitas
3. monitor sturasi oksigen
4. monitor tekanan darah
terapeutik
- posisikan pasien semifowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
- berikan dukungan emosional dan spiritual
- berikan relaksasi untuk mengurangi stres jika perlu
Edukasi
- anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
pola napas tidak efektif
definisi
mengidentifikasidan mengelola kepatenan jalan napas
tindakan
Observasi
1. monitor pola napas( frekuensi,kedalaman,usaha napas)
2. monitor bunyi napas tambahan
3. monitor sputum( jumlah, warna, aroma)
terapeutik
- pertahankan kepatenan jalan napas
- posisikan semi-fowler
- berikan minum hangat
-berikan oksigen, jika perlu
Lakukan fisioterapi dada jika prlu
Edukasi
- anjurkan asupan cairan 2000ml/hari,jika tidak kontraindikasi
- ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian bronkodilator,ekspektoran, mukolitik, jika perlu
defisit pengetahuan
definisi
mengajarkan pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat
tindakan
Observasi
1. identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
3. sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai