Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KELOMPOK RENTAN/KHUSUS:

PENYAKIT MENTAL DAN KECACATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK DENGAN PENYAKIT MENTAL


1. Pengkajian
a. Individu
 Penampilan Fisik
 Perilaku dan aktivitas fisik
 Sikap terhadap perawat
 Mood
 Afek (Respon Emosional)
 Cara Bicara
 Gangguan Persepsi
 Isi dan Alur Pikir
 Tingkat Kesadaran
 Orientasi
 Memory
b. Lingkungan
c. Untuk keseluruhan anggota keluarga
 Adakah alat pengkajian khusus untuk kesehatan mental yang digunakan?
 Area resiko yang harus diperhatikan perawat
 Obat-obatan yang digunakan oleh klien.
 Kekuatan individu dan keluarga, keterampilan penyelesaian masalah

2. Diagnosis Keperawatan
a. Harga diri rendah ditandai dengan klien mengatakan jika kembali bertemu dengan
banyak orang, klien khawatir tidak diterima keberadaannya karena semua orang sekitar
ia tinggal sudah mengetahui bahwa dirinya telah mengalami gangguan jiwa.
b. Risiko perilaku kekerasan ditandai dengan klien sering mengatakan dirinya ingin
marah-marah, mata klien memerah, dan suka memukul orang yang sedang jalan.
c. Halusinasi ditandai dengan klien sering mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan
bahwa dirinya gila, dan tidak waras, kemudian klien terkadang berbicara dan tertawa
sendiri.
d. Isolasi sosial ditandai dengan klien tidak mau keluar rumah dan tidak pernah mengikuti
kegiatan dimasyarakat.

3. Intervensi Keperawatan
Recana asuhan keperawatan pada risiko perilaku kekerasan adalah dengan tujuan mampu
mengatasi atau mengendalikan risiko perilaku kekerasannya. Intervensi dilakukan dengan
lima tujuan khusus diantaranya pertama, klien dapat mengidentifikasi tentang perilaku
kekerasan dan dapat mempraktikkan cara mengontrol marah dengan latihan fisik 1 yaitu
latihan nafas dalam. Kedua, klien dapat mempraktikkan cara mengontrol marah dengan
latihan fisik 2 yaitu memukul bantal dan kasur. Ketiga, klien dapat mengontrol marahnya
dengan cara verbal/sosial. Keempat, klien dapat mengontrol marahnya dengan secara
spiritual. Terakhir yaitu kelima, klien dapat mengontrol marahnya dengan cara minum obat.

4. Implementasi
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan keperawatan
yang telah dibuat. Pada hari pertama dan kedua yaitu menanyakan penyebab, tanda dan
gejala, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, menyebutkan cara mengontrol marah dan
mempraktikan cara mengontrol marah dengan cara latihan fisik 1 yaitu latihan nafas dalam.
Pada hari ketiga yaitu mengajari klien mempraktikkan cara mengontrol marah dengan cara
latihan fisik 2 yaitu memukul kasur dan bantal. Pada hari keempat yaitu mengajari klien
mempraktikkan cara mengontrol marah dengan cara meminum obat secara teratur. Pada hari
kelima yaitu mengajari klien mempraktikkan cara mengontrol marah dengan cara berbicara
baik-baik. Dan pada hari keenam yaitu mengajari klien mempraktikkan cara mengontrol
marah dengan cara spiritual

5. Evaluasi
 Evaluasi berfokus pada pencapaian tujuan
 Evaluasi dilakukan untuk membuat intervensi menjadi lebih efektif
 Evaluasi dilakukan jika suatu kegiatan selesai dilakukan jika suatu kegiatan selesai
dilaksanakan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK CACAT GANDA
1. Pengkajian
 Pengkajian Fisik
 Anamnesa, yang meliputi :
1. Riwayat Keluarga :
- Gangguan genetik yang berhubungan dengan kerusakan pendengaran atau
berbicara.
- Anggota keluarga, khususnya saudara ataupun orang tua dengan gangguan
pendengaran atau bicara.
2. Riwayat Prenatal :
- Keguguran/abortus
- Penyakita yang menyeratai kehamilan (rubella, sifilis, diabetes)
- Pengobatan yang diperoleh selama kehamilan
- Eklamsia
3. Riwayat Persalinan :
- Durasi persalinan, tipe persalinan
- Gawat janin
- Presentasi (terutama letak sungsang)
- Pengobatan yang digunakan
- Ketidakcocokan darah
4. Riwayat Kelahiran
- Berat badan lahir < 1500 g
- Hiperbilirubinemia yang berlebihan merupakan indikasi untuk exchange
transfusi
- Asfiksia berat
- Prematuritas
- Infeksi virus perinatal kongenital (sitomegalivirus, rubela, herpes, sifilis,
toksoplasmosis)
- Anomali kongenital yang mengenai kepala dan leher
5. Riwayat Kesehatan Masa lalu
- Immunisasi
- Penyakit sistem syarat seperti meningitis bakterial
- Kejang
- Demam tinggi yang tidak diketahui penyebabnya
- Obat ototoksik
- Pilek, infeksi telinga dan alergi
- Kesulitan penglihatan
- Terpapar bising yang berlebihan
6. Perkembangan Pendengaran
- Kekhawatiran orang tua mengenai kerusakan pendengan (apa petunjuknya
serta usia berapa)
- Respon terhadap suara, bising yang keras, bunyi dengan frekuensi yang
berbeda.
- Akibat pengujian audiometrik sebelumnya
7. Perkembangan Bicara
- Usia berguman, kata pertama yang bermakna dan frase
- Kejelasan bicara
- Perbendaharaan kata terakhir
8. Perkembangan Motorik
- Usia duduk, berdiri dan berjalan
- Tingkat kemandirian dalam perawatan diri, makan, toileting, dan berdandan
9. Perilaku Adaptif
- Aktivitas bermain
- Sosialisasi dengan anak lain
- Perilaku; tempertranum, menyerang, self-vexation, stimulus fibrasi
- Pencapaian pendidikan
- Perilaku terbaru/atau perubahan kepribadian

2. Analisis Data Dan Diagnosis Keperawatan


Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisis untuk mengetahui
stresor yang mengancam anak beserta keluarga dan seberapa berat reaksi yang muncul.
Selanjutnya dirumuskan masalah dan diagnosiskan keperawatan.
3. Intervensi
Strategi intervensi mencakup partnership, locality devepment, health education melaui
pendidikan kesehatan, kerjasama serta mendorong peran dalam memecahkan masalah
kesehatan yang dihadapi. Tujuan akhir perencanaan adalah menumbuhkan kemandirian
untuk membuat suatu perubahan.

4. Implementasi
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan kejadian
suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer juga diartikan
sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan
faktor risiko.
a. Spesific protection, antara lain yaitu :
o Menghindari sinar matahari langsung
o Tidak merokok dan menghindari asap rokok
o Mengurangi berat badan bagi yang mempunyai berat badan berlebih
o Menghindari pemakaian obat steroid
o Menghindari makanan yang sudah tengik dan sumber radikal bebas lainnya
o Mengurangi asupan lemak hewan
o Menghindari makanan yang merupakan produk akhir
o Mengurangi minuman alkohol
o Mengkonsumsi buah dan sayur lebih dari 3,5 porsi sehari
o Makan makanan yang lebih banyak mengandung asam amino sulfur dan
menggunakan banyak bumbu, tumerik dan curcumin
o Mengkonsumsi vitamin dan mineral yang mengandung vitamin B1, vitamin
C, vitamin E, beta karoten, zinc, cooper, dan selanium dengan dosis
diberikan oleh pengawas kesehatan.
b. Pendidikan dan promosi kesehatan
2) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder terdiri dari :
 Diagnosis dini dan pengobatan segera
 Pembatasan ketidakmampuan (disability)
3) Pencegahan Tersier
Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha
rehabilitasi. Pencegahan tersier terhadap kebutaan dapat dengan melakukan perawatan
pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir kecacatan
akibat kebutaan tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi.

5. Evaluasi
Fokus evaluasi adalah :
a) Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b) Perkembangan atau kemajuan proses
c) Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan intervensi

Anda mungkin juga menyukai