LANGKE REMBONG
OLEH :
V. C AGNES BATTA
1614201031
2019/2020
1
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROPOSAL
TAHUN 2021
OLEH :
V C AGNES BATTA
NIM : 16.14.201.031
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui
NIDN : 828048605
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berjudul “Hubungan Mekaisme Koping dengan Tingkat Stres Orang Tua Saat
Mendampingi Anak Belajar Dari Rumah Selama Pandemi Covid 19 Pada Anak
Sekolah Dasar Di Langke Rembong” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
dengan tingkat stres orang tua. Penulis berharap agar proposal ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan semua orang guna untuk menambah ilmu
pengetahuan.
dukungan sehingga proposal penelitian ini dapat penulis selesaikan. Proposal ini
mungkin tidak akan selesai tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu. Oleh karena
3. Ns. Oliva Suyen Ningsih, M. Kep, selaku Ketua Program Studi Sarjana
3
5. Ns. Bonavantura N. Nggarang., M.Kes, selaku pembimbing II yang
proses perkuliahan.
tulisan ini.
V C AGNES BATTA
4
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................... 1-6
B. Rumusan masalah.......................................................................... 6
C. Tujuan kajian................................................................................. 7
D. Manfaat kajian............................................................................... 7-8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 9
A. Konsep Stres
1. Defenisi Stres.......................................................................... 9-12
2. Faktor Yang Mempengaruhi Stres......................................12-14
3. Jenis-jenis Stres......................................................................14-15
4. Gejala Stres............................................................................15-16
5. Tingkatan Stres......................................................................16-17
6. Respon Penerimaan Stres dan Mekanisme Koping............17-19
B. Mekanisme Koping
1. Defenisi Mekanisme Koping................................................. 19
2. Bentuk-bentuk Strategi Koping...........................................20-23
3. Klasifikasi Koping..................................................................23-25
4. Faktor yang Mempengaruhi Mekanisme Koping...............25-26
5. Sumebr Koping...................................................................... 27
C. Konsep Keluarga
1. Defenisi Keluarga...................................................................27-28
2. Tipe/Bentuk Keluarga........................................................... 29
3. Struktur Keluarga................................................................. 30
4. Fungsi Keluarga ....................................................................31-34
5. Peran Keluarga......................................................................34-35
D. Konsep Belajar Anak
1. Defenisi Belajar......................................................................36-37
2. Metode Pembelajaran............................................................38-39
5
3. Prinsip-prinsip Belajar..........................................................39-41
E. Konsep Covid 19
1. DefenisiCovid 19....................................................................41-42
2. Tanda dan Gejala Covid 19..................................................42-43
3. Pencegahan ............................................................................43-44
4. Dampak Pandemi Covid 19..................................................44-46
5. Kerangka Teori,kerangka Konsep, Hipotesis, Penelitian
Terkait
a. Kerangka Teori.......................................................... 47
b. Kerangka Konsep...................................................... 48
c. Hipotesis ..................................................................... 49
d. Penelitian Terkait......................................................50-52
BAB III METODE PENELITIAN................................................................
A. Rancangan Penelitian................................................................ 53
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 53
C. Populasi dan Sampel ................................................................54-55
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................................55-56
E. Alat Pengumpulan Data............................................................56-59
F. Validasi dan Reliabilitas...........................................................59-61
G. Alur Penelitian ..........................................................................61-62
H. Variabel Penelitian....................................................................62-64
I. Pengolahan dan Analisa............................................................64-70
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................71-73
6
Daftar Tabel
7
Daftar Gamber
8
Daftar Singkatan
9
Daftar Lampiran
1. Kuesioner Stres
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory
pernapasan mulai dari gejala ringan seperti flu hingga infeksi paru-paru
11
mengurangi keterlibatan antara satu dengan yang lain dan bisa menjaga
isolasi mandiri adalah tindakan yang dilakuan oleh orang yang memiliki
teman dan aggota keluarga. Isolasi mandiri adalah ketika seseorang yang
rumah dan tidak pergi bekerja, sekolah atau ke tempat-tempat umum. Hal
layanan kesehatan.
surat edaran ini, bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah
orang tua.
orang tua maupun guru. Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berada
12
pada rentang usia 6 sampai 13 tahun dengan karakteristiknya yang unik
peran orang tua dan guru dalam mendidik anak menjadi dasar
sekolah dasar terjadi perkembangan kognitif yang pesat pada anak. Anak
situasi yang tidak asing lagi bagi dirinya. Anak juga sudah mulai bergeser
sosial dalam hal ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
pendidikan sangat besar dan dapat dirasakan oleh berbagai pihak yaitu
akan berubah menjadi proses belajar daring atau yang kita kenal dengan
belajar dari rumah. Kegiatan ini pun berdampak bagi murid, dampak yang
dialami yaitu murid belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini
13
pembelajaran daring ini membuat para murid harus beradaptasi dengan
peserta didik berbeda serta daya serap dari masing-masing peserta didik
pasti berbeda. Hal ini secara otomatis akan berdampak pada prestasi dan
menjadi guru bagi anaknya selama proses pembelajaran daring. Orang tua
dan mampu membagi waktu dengan kegitan rutin sehari-hari, selain itu
orang tua juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli pulsa
2020).
faktor stres yang terpapar pada orang tua. Data menunjukkan bahwa
keluarga dengan berpenghasilan rendah. Lebih khusus lagi, stres orang tua
mewakili hal negatif respon psikologis terhadap kewajiban orang tua yakni
daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dapat menjadi beban
14
Adapun hal lain yang terjadi pada awal pandemik COVID-19 adalah
bagi guru dan siswa tetapi juga untuk orang tua. Terutama para orang tua
belajar dirumah karena menambah beban mereka pada saat pandemi ini.
Selain itu, ada juga orang tua yang memiliki keterbatasan dalam
stres atau situasi stres. Pemicu stres adalah stres fisik, stres kimiawi, stres
kesedihan), stres dari tekanan sosial (konflik pribadi dan perubahan gaya
stres bagi orang tua karena gaya hidup akan berubah sesuai dengan masa
15
Salah satu cara untuk mengatasi stres adalah dengan menggunakan
tertentu. Mekanisme koping menurut Stuart dan Sundeen adalah cara yang
yang terjadi, dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun
perilaku (Nasir dan Muhith, 2011). Dua jenis strategi koping adalah
koping yang berfokus pada masalah dan koping yang berfokus pada
mepengaruhi pola asuh orang tua terhadap perkembangan ana Cara orang
yang di miliki, dan penghargaan untuk di akui dan di sukai. Orang tua
16
harus mampu menjadi motivator bagi anak akan bakat dan karakteristik
yang amat penting sebagai usaha untuk menghindari sikap yang membuat
merasa tertarik ingin melakukan penelitian tentang tingkat stres orang tua
yang dilakukan peneliti pada 10 orang tua didapatkan hasil bahwa 7 dari
10 orang tua merasa anak-anaknya sulit untuk diatur saat ingin didampingi
malas mau belajar , dengan keadaan yang seperti ini kadang ada orang tua
belajar, jika seperti ini maka akan berdampak bagi kesehatan mental pada
anak.
17
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
orang tua dalam mendamipingi anak sekolah daring selama pandemi covid
19.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
18
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Peneliti
koping.
19
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Konsep Stres
1. Defenisi Stres
kehidupan).
20
Stres adalah suatu kondisi dimana seseorang berespon terhadap
stres adalah tekanan yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara situasi yang
lingkungan tersebut.
21
nadi menjadi lebih cepat, perut mual, mulut kering, dan
stressor eksternal .
22
Menurut Maramis, stres dapat terjadi karena adanya frustasi, konflik,
pasti memiliki penyebab atau yang disebut stressor, begitu pula dengan
stres, seseorang bisa terkena stres karena menemui banyak masalah dalm
yaitu,
23
Sikap llingkungan , seperti yang diketahui lingkungan
tersebut.
24
Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk
dengan perkembangan.
c. Pikiran
terhadap lingkungan.
bersangkutan.
stres.
tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang,
25
b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam basa kuat, obat-obatan,
4. Gejala Stres
Gejala atau respon tubuh yang muncul terhadap stres dapat berupa
a. Gejala fisik
pupil, tegang otot, kaku leher, lesi pada kulit, telapak tangan
kembung.
b. Gejala psikologis
26
Gejala psikologis yang muncul antara lain cemas, ketakutan,
kurang motivasi.
c. Gejala kognitif
5. Model Stres
Asal dan efek stres dapat diperiksa dalam istilah kedokteran dan model
27
Perawat jiwa dapat bekerja lebih efektif jika tindakan mereka
strategi individu.
28
7. Aktivitas tahap pengobatan : tentang fungsi keperawatan
diharapkan.
Tahap Pengobatan
Krisis
Tujuan Pengobatan
Pengkajian Keperawatan
Stabilisasi
Intervensi Keperawatan
Hasil yang di Harapkan Faktor resiko
Pengelolaan lingkungan
Akut
Tahap Pengobatan
Tujuan Pengobatan
Remisi
Pengkajian Keperawatan
Intervensi Keperawatan Gejala dan respon koping
Hasil yang di Harapkan
Perencanaan pengobatan timbal
balik, modeling dan penyuluhan
Gejala hilang
Pemeliharaan
Tahap Pengobatan
Tujuan Pengobatan Pemulihan
Pengkajian Keperawatan
Intervensi Keperawatan Status fungsional
Hasil yang di Harapkan
Penguatan dan advokasi
Perbaikan fungsi
29
Tahap Pengobatan Promosi Kesehatan
Tujuan Pengobatan
Pengkajian Keperawatan Tingkat kesejahteraan optimal
Intervensi Keperawatan
Hasil yang di Harapkan Kualitas hidup dan kesejahteraan
c. Model Adaptasi
30
bergantung pada pengalaman seseorang dengan stresor serupa
31
menghasilkan perkembangan dalam skala penyesuaian sosial,
6. Tingkatan Stres
32
Stuart dan Sundeen (2006) membedakan stres menjadi tiga
mengurangi stres.
7. Indikator Stres
a. Indikator Fisiologis
33
sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stres, dan
masing.
b. Indikator Perkembangan
34
mencakup hubungan yang kompleks diantara banyak faktor,
d. Indikator Intelektual
e. Indikator Sosial
35
Mengkaji stresor dan sumber koping dalam dimensi sosial
f. Indikator Spiritual
menyerah pada pengunduran diri atau tidak ada harapan. Menurut Tomb
a. Tahap Denial
36
Dimulai dari rasa tidak percaya saat menerima diagnosa dari
b. Tahap Anger
c. Tahap Bergaining
menyelesaikan masalah.
d. Tahap Depression
e. Tahap Acceptance
37
Tahapan ini dimana individu telah mencapai titik pasrah dan
tenang.
B. Mekanisme Koping
6
(Nasir dan Muhith, 2011) dalam mengatakan mekanisme koping
mengatasi prubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam, baik secara
situasi stress.
38
2. Strategi Koping
koping yang dapat dilakukan dalam koping (Lazarus & Folkman, 1984
dalam Nasir & Muhit, 2011), yaitu koping berfokus pada masalah
Parker, 1990 dalam Xiao, 2013). Berikut ini adalah strategi koping
menyelesaikan masalah.
39
Individu mencari informasi dan saran dari orang lain
melangkah maju.
40
Strategi koping yang berfokus pada masalah bersifat aktif,
Xiao, 2013).
sama dapat menimbulkan respon yang berbeda pada setiap individu sesuai
a. Usia
b. Jenis Kelamin
secara normal.
c. Tingkat Pendidikan
41
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorng, toleransi dan
d. Tingkat Kesehatan
e. Kepribadian
kepribadian terbuka.
f. Harga Diri
yang tinggi.
4. Sumber Koping
Sumber koping terdiri atas dua faktor, yaitu faktor internal dan
42
keterampilan sosial (kemampuan berkomunikasi dan
kelompok.
5. Coping Outcome
koping perlu mengacu pada lima fungsi tugas koping yang dikenal
negatif.
43
d. Mempertahabkan kesimbangan emosional.
lain.
44
C. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
(Sudiharto, 2007) :
dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
45
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
terdiri dari suami, istri, dan anak- anak, baik karena kelahiran
maupun adopsi.
dari wanita, pria yang menikah lebih dari satu kali dan
46
g. Keluarga Inses, seiring masuknya nilai-nilai global dan
3. Struktur Keluarga 7
diantaranya adalah:
a. Patrilineal
jalur ayah.
b. Matrilineal
c. Matrilokal
sedarah ibu.
47
d. Patrilokal
sedarah ayah.\
e. Keluarga Kawin
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
48
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk memenuhi
haknya.
49
perlu diciptakan proses identifkasi yang positif dimana
interaksi mereka.
b. Fungsi Sosialisasi
menjadi anggota.
50
dalam keluarga sehingga individu mampu berperan di
masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
garis kemiskinan.
5. Peran Keluarga
51
a. Peran-peran formal keluarga
52
kelamin, namun lebih didasarkan pada personalitas anggota
1. Defenisi Belajar
Menurut Nasution belajar tergantung pada teori belajar yang dianut oleh
saraf.
53
Purwanto mengatakan beberapa elemen penting yang mencirikan
tersebut yaitu:
berlangsung.
54
masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun
sikap.
2. Metode Pembelajaran
sama siswa.
b. Metode Diskusi
55
dipandang sebagai suatu kelompok kecil untuk mencapai
a. Prinsip Perkembangan
56
memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari anak didik
diberikan.
57
d. Prinsip Aktivitas Anak Didik
e. Prinsip Motivasi
harus anak didik penuhi dan itu merupakan suatu dasar agar
sesuatu hal yang masih sangat baru bagi mereka, rasa ingin tahu,
terjadi pada mereka dimana pada masa ini mereka belajar berbagai hal
58
Perkembangan sosial anak mulai berkembang ditandai dengan meluasnya
tua. Ia bergaul dengan teman, guru yang mempunyai pengaruh besar pada
anak.
versus tidak percaya (0-1 tahun), otonomi versus rasa ragu dan malu
(1-3 tahun), inisiatif versus rasa bersalah (3- 6tahun), industry versus
Anak akan belajar untuk bekerja sama dan bersaing dengan anak
59
umpan balik berupa kritik dan evaluasi dari teman atau lingkungannya,
Perasaan tidak adekuat dan rasa inferiority atau rendah diri akan
dan anak tidak berhasil memenuhinya. Harga diri yang kurang pada
dewasa. Pujian dan penguatan dari orang tua atau orang dewasa
60
sekolah inferioritas menciptakan, diri biasa saja.
(6-12 th) mengembangkan dan Menarik diri dari
memanipulasi sesuatu. teman sekolah atau
Mengembangkan rasa sebaya
kompetensi dan
ketekunan.
Remaja Identitas vs Sadar kaan diri Bingung, tidak mampu
(12-20 th) kebingungan sendiri.mengaktualisasi membuat keputusan
peran kemampuan diri dan mungkin terdapat
perilaku nati sosial.
Dewasa Keakraban vs Memiliki hubungan Hubungan
muda isolasi yang intim dengan orang interpersonal,
(18-25 th) lain. Memiliki komitmen menghindari
terhadap pekerjaan dan komitmen dalam
hubungan hubungan, karier atau
gaya hidup.
Dewasa Generativitas Kreativitas, Mengikuti kata,
(25-65 th) vs stagnasi produktivitas, memikirkan diri
kepedulian terhadap sendiri, dan kurang
orang lain minat serta komitmen.
Lansia Integritas vs Penerimaan terhadap Merasa kehilangan,
dewasa putus asa kelebihan dan keunikan memandang rendah
(65- diri sendiri. Penerimaan orang lain.
wafat) akan kematian
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan manusia, Erikson
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk
berpikir dengan cara logis tentang disini dan saat ini, bukan tentang hal
yang bersifat abstraksi. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi didominasi
61
sistemais berdasarkan apa yang mereka terima dari lingkungannya.
memecahkan masalah .
62
atau peestarian ,argasatwa. Pada masa ini anak-anak
atau pertanyaan. Pada usia ini anak juga belajar mengani hubungan
Sensorimotor
Tahap 1 Lahir-1 bulan Sebagai besar tindakan bersifat
Penggunaa refleks
Ref;eks
Tahap 2 Reaksi 1-4 bulan Persepsi mengenai berbagai
lingkungan.
Tahap 4 8-12 bulan Dapat membedakan tujuan
tujuan.
63
Tahap 6 18-24 bulan Menginterpretasikan
imitasi.
Fase 2-4 tahun Mengunakan pendekatan
mengakomodasi tuntutan
dengan a’’aku’’.
Mengeksplorasi lingkungan.
cepat.
objek.
Fase Pemikiran 4-7 tahun Pola pikir egosentrik
Intuitif berkurang.
satu waktu.
dilingkunga tersebut.
Kata-kata mengekspresikan
pemikiran.
Fase Operasi 7-11 tahun Menyelesaikan masala yang
64
Konkret konkret.
seperti ukuran.
orang.
Fase Operasi 11-15 tahun Menggunakan pemikiran yang
c. Perkembangan Spiritual
dalam pikiran anak. Orang tua dan tokoh agama membantu kita
membedakan antara keyakinan dan khayalan. Orang tua dan toko agama
lebih memiliki pengaruh dari pada teman sebaya dalam hal spiritual.
Pada saat anak tidak dapat memahami peristiwa tertentu seperti penciptaan
65
Tuhan dan agama dan secara umum menyakini bahwa Tuhan itu baik,dan
terdiferensias1 lingkungan
maksud spiritual.
3. Remaja atau Dunia dan lingkungan mendasar
interpersonal.
4. Setelah 18 tahun Membangun sistem pribadi yang
66
– refleksif
5. Setelah 30 tahun Kesadaran akan kebenaran yang
konsolidatif
6. Mungkin tiddak Menjadi perwujudan prinsip cinta
F. Konsep COVID-19
1. Definisi COVID-19
Virus ini merupakan keluarga besar dari corona virus yang dapat
67
(selubung). Corona virus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
kering dan sesak nafas serta dampak paling buruk untuk manusia
ialah kematian.
68
Tingkat keparahan dipengaruhi oleh daya tahan
asma.
3. Pencegahan
69
e. Terapkan etika batuk dan bersib (tutup dengan tisu atau siku
Salah satu dampak dari pandemi ini adalah pengaruh cukup besar
70
memberikan fasilitas yang memadai bagi anak agar dapat
sekolah online yang sampai saat ini belum dapat diketahui akan
dan materi dari sekolah online tersebut tidak sia-sia. Hal ini tentu
71
Konsep pembelajaran jarak jauh melaui metode sekolah
a. Kerangka Teori
Diri sendiri
(kebutuhan
psikologis)
Pikiran
(Musradinur,
2016).
Emotional Focused
Problem Focused Coping
Coping
b. Kerangka Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang berbentuk oleh generalisasi dari hal –
hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep
tidak bisa langsung di amati atau di ukur. Konsep hanya dapat di amati
atau di ukur. Konsep hanya dapat di amati melalui konstruk atau yang
73
Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme koping dan
Usia
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Tingkat Kesehatan
Kepribadan
Konsep Diri
Keterangan :
c. Hipotesis Penelitian
74
Hipotesis pada hakikatnya merupakan jawaban sementara pertanyaan –
sebagai berikut :
d. Penelitian Terkait
75
judul Penelitian 2017 menunjukan 25
penelitia ini (71,4%) responden
n dilaksanak memiliki mekanisme
Hubung an di koping adaptif dan
an Wilayah frekuensi tingkat stress
Mekanis Kota orang tua pada anak
me Bogor . retardasi mental di Kota
Koping Bogor Tahun 2017
dengan menunjukan bahwa dari
Tingkat 35 responden
Stress kebanyakan ibu
Orang mengalami stress ringan
Tua dengan presentasi 23
pada (65,7%) orang.
Anak Sedangkan pada analisis
yang bivariat menyebutkan
Retardas Hubungan antara
i Mental mekanisme koping
di Kota dengan tingkat stress
Bogor. orang tua terhadap anak
retradasi mental di Kota
Bogor tahun 2017,
menunjukan bahwa
sebagian besar
responden memiliki
mekanisme koping
adaptif mengalami
stress ringan sebesar 17
(48,4%), dan
mekanisme koping
adaptif memiliki stress
sedang sebesar 8 (23%).
76
memilik grahita paling banyak
i Anak menggunakan koping
Tuna positif sebanyak 37
Grahta orang (69.8%) dan
di sebagian kecil
Sekolah menggunakan koping
Luar negatif sebanyak 16
Biasa orang (30.2%),
Negeri sedangkan pada analisa
Kaliwun bivariat menunjukkan
gu bahwa dari 9 (100%)
Kudus responden yang
memiliki tingkat stres
normal sebagian besar
menggunakan koping
positif sebanyak 8 orang
(88.9%), koping negatif
sebanyak 1 orang
(11.1%), dari 39 (100%)
responden yang
memiliki tingkat stres
ringan sebagian besar
menggunakan koping
positif sebanyak 28
orang (71.8%), koping
negatif sebanyak 11
orang (28.2%) dan dari
5 (100%) responden
yang memiliki tingkat
stres sedang
menggunakan koping
positif sebanyak 1 orang
(20.0%), koping negatif
sebanyak 4 orang
(80.0%).
3. Dedeh Desain Penelitian Populasi Berdasarkan hasil
Husnani penelitian ini penelitian ini penelitian, mekanisme
yah, kuantitatif dilaksanak adalah ibu koping ibu yang
Kamsari dengan an pada yang memiliki anak
, Nia pendekatan 10 April – memiliki berkebutuhan khusus di
Nursole deskriptif, 5 Mei anak SLB Negeri 2
ha dan skala 2018. berkebutuhan Indramayu didapatkan
dengan Guttman khusus di bahwa mekanisme
judul SLB Negeri 2 koping yang dimiliki
penelitia Indramayu. oleh responden yaitu
n Teknik sebanyak 49 (53,8%)
gambara pengambilan responden yang
n sampel memiliki mekanisme
mekanis menggunakan koping adaptif dan 42
me Total (46,2%) responden
77
koping Populasi, memiliki mekanisme
ibu yang adapun koping maladaptif.
memilik jumlah
i anak sampel yang
berkebut diperoleh
uhan sebanyak 91
khusus responden
di SLB sesuai dengan
Negeri kriteria
2 inklusi, alat
Indrama pengumpulan
yu data berupa
kuesioner
terdiri dari 33
pernyataan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
78
yang digunakan dalam pene;itian ini adalah Cross Sectional yaitu
variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat
a. Tempat
b. Waktu penelitian .
1. Populasi
79
dimaksud dalam penelitian ini adalah orang tua siswa sekolah
Rembong.
2. Sampel
dalam penelitian ini adalah 382 orang tua siswa dari 20 sekolah
N
n= 2
1+ N (α )
Keterangan :
N = Besarnya Populasi
n = Besarnya Sampel
80
Maka jumlah sampel yang dinginkan sebagai berikut :
N
n= 2
1+ N (α )
8.276
n=
1+ 8.276(0,052 )
8.276
n=
1+ 8.276(0,0025)
8.276
n=
1+ 20,69
8.276
n=
21,69
n = 381,55
n = 382
3. Teknik Sampling
tertentu (Aziz, 2011). Sampel yang di ambil adalah orang tua siswa
81
D. Kriteria inklusi dan eksklusi
1. Kriteria inklusi
di Langke Rembong .
2. Kriteria eksklusi
responden
82
b) Orang tua yang tidak mendampingi anak belajar
dari rumah.
1. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
dan kelas.
2. Instrument Penelitian
83
Instrument peengumpulan data adalah alat bantu yang
a. Validitas
84
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat itu benar
Moment .
Keterangan :
n = jumlah responden
product moment. Jika harga rxy > r tabel atau secara lebih mudah
b. Reliabilitas
85
menguji reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alpa
G. Alur Penelitian
1. Tahap persiapan
b. Mempersiapkan kuesioner
2. Tahap pelaksanaan
86
a. Peneliti mengambil data penelitian dengan cara menyebarkan
3. Tahap Akhir
H. Variabel Penelitian
1. Idnerifikasi Variabel
2. Defenisi Operasional
batasan variabel yang maksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
87
bersangkutan atau membatasi ruang lingkup variabel yang diamati atau
88
Variabel Defenisi Defensi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Konseptual Operasional
Mekanism Mekanisme Mekanisme kuesioner 1-56 = koping ordinal
berfokus pada
e Koping koping adalah koping adalah masalah.
57-112 = koping
cara yang hal yang berfokus pada
emosi.
dilakukan digunakan .
menyelesaikan dalam
masalah, nmenghadapi
menyesuaikan dan
perubahan, n masalah
terhadap berdampak
mengancam emosional
tersebut.
Stress Stres Stress Kuesioner 0-14 : stres ringan Ordinal
89
keadaan atau tgerhada[p berat.
menanganinya
(Koping).
<sup>2</sup>.
90
I. Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan
a) Editing
b) Scoring
adalah :
Tingkat stres :
Tidak pernah : 0
Kadang-kadang : 2
91
Cukup sering : 3
Selalu : 4
Mekanismne Koping :
Tidak pernah: 1
Jarang : 2
Sering : 3
Selalu : 4
c) Entry
d) Coding
responden.
92
< 20 tahun :1
20.30tahun : 2
30.45tahun : 3
>45 tahun : 4
Laki- laki : 1
Perempuan : 2
e) Cleaning
f) Tabulating
kedalam tabel.
b. Analisa Data
a) Analisa Univariate
93
mengetahui frekuensi jumlah dan presentase dari data-data
b) Analisa Bivariat
x2 = ∑ (0-E)2
Keterangan :
x2 = Chi Square
0 = nilai observasi
(Hartono, 2008).
a. Etika Penelitian
94
Menurut Nursalam (2013), masalah etika penelitian
penelitian.
a. Informed Consent
pengumpulan data.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
95
Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik
96
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Orang Tua peserta didik Sekolah Dasar yang berada di
Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT.
Jumlah peserta didik setiap tahun bervariasi, pada tahun ajaran
2020/2021 jumlah peserta didik aktif sebanyak 8.276 orang yang
terdapat dalam 20 Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Langke
Rembong.
Jenis N %
Kelamin
Laki-laki 160 41,8
Perempuan 223 58,2
Dari tabel 4.1, karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin diketahui bahwa responden terbanyak adalah
responden berjenis kelamin perempuan , sebanyak 223
orang (58,2%), sedangkan yang paling sedikit adalah
responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 160
orang (41,8%).
Usia Orang N %
Tua
20-30 36 9,4
tahun
97
30-45 311 81,2
tahun
>45 tahun 36 9,4
SsSumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan tabel 4.2, karakteristik berdasarkan
usia orang tua, menunjukan responden terbanyak berusia
antara 30 – 45 tahun yaitu 311 orang (81,2 %), berusia 20 –
30 tahun berjumlah 36 orang (9,4%) , dan yang berusia >
45 tahun berjumlah 36 orang (9,4%).
Pendidikan N %
Terakhir
SD 19 5,0
SLTP 61 15,9
SLTA 250 65,3
PERGURUAN 53 13,8
TINGGI
Tinkat Stres N %
Mekanisme N %
Koping
koping 39 10,2
berfokus pada
masalah
koping 344 89,8
berfokus pada
emosi
Sumber : data primer tahun 2021
99
dari Rumah Selama Pandemik Covid-19 pada Anak
Sekolah Dasar Di Langke Rembong.
B. Pembahasan
100
1. Hasil uji univariat
a. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin orang tua
Dari penelitian ini, karakteristik berdasarkan jenis kelamin
orang tua jumlah responden terbanyak adalah Ibu sebanyak
223 orang (58,2 %).
Ketika masa pembelajaran dari rumah, peran orang tua
sangat besar terutama ibu dalam kesuksesan belajar anak,
orang tua terutama ibu mempengaruh sangat besar terhadap
prestasi belajar anak (Valeza, 2017).
Hal ini terungkap dari wawancara yang di lakukan peneliti
bahwa sebagian besar orang tua yang berperan
mendampingi anak belajar dari rumah ialah ibu, beberapa
ibu yang mengeluhkan sulitnya mengajar dan mengawasi
anak belajar dari rumah, mulai dari pengisian tugas-tugas
sekolah, mengawasi anak ketika pembelajaran daring
sedang berlangsung, ditambah lagi jika anak tidak menuruti
orang tua karena suasana pembelajaran di rumah dan ketika
di sekolah berbeda , sampai kepada pekerjaan rumah tangga
yang harus di selesaikan selain itu juga harus membagi
perhatian pada anak yang lain bagi ibu yang memiliki anak
bayi.
101
tua yang memiliki usia terlalu muda akan lebih
mendahulukan kepentingannya sendiri, sehingga orang tua
sering meninggalkan anaknya dan biasanya orang tua
mengganti waktu yang terbuang dengan cara
memperbolehkan apapun yang dikehendaki oleh anak
(Azizah, 2019).
102
usaha mengubah stressor secara langsung (Lazarus dan
Folkman(1984)).
Peneliti berasumsi bahwa mayoritas orang tua
menerapkan mempunyai mekanisme koping yang berfokus
pada emosi dan sapat menyebabkan terjadinya pola asuh
yang otoriter disebabkan oleh budaya setempat. Hal ini
didukung oleh pendapat Domino yang mengatakan bahwa
gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua
berhubungan dengan konteks budaya. Orang tua di
Manggarai cenderung mendisiplinkan anak dengan cara
memberi hukuman kepada anak. Bentuk kekerasan yang
biasa dilakukan oleh orang tua di Manggarai berupa
kekerasan fisik, psikis dan kekerasan verbal (Domino,
2019). Anak dalam tradisi Manggarai diposisikan sebagai
objek orang dewasa bukan sebagai subyek yang memiliki
kebebasan pribadi (Lon & Widyawati, 2017).
103
untuk memastikan anaknya mengerjakan, memperhatikan, dan
menerima informasi yang baik. Sehingga kondisi tersebutlah yang
membuat orang tua menjadi lebih stres (Indrianie, 2020).
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini,” Hubungan Mekanisme
Koping Dengan Tingkat Stres Orang Tua Saat Mendampingi Anak
Belajar dari Rumah Selama Pandemik Covid-19 pada Anak
Sekolah Dasar Di Langke Rembong”, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
105
sedang sebanyak 52 orang, stres berat sebanyak 279 orang, dan
stres sangat berat sebanyak 12 orang.
5. Korelasi sedang antara hubungan mekansime koping dengan
tingkat stres orang tua saat mendampingi anak belajar dari rumah
selama pandemik covid-19 pada anak sekolah dasar di Langke
Rembong dengan nilai p value 0,571.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, maka dapat diberikan saran-
sarang sebagai berikut:
106
Daftar Pustaka
pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Siswa di Sekolah Dasar. JPJI. Vol
https://doi.org/10.24258/jba.v16i2.68
TRANSACTIONAL,TRANSFORMATIONAL, AUTHENTIC
107
Anastasia, T. (2020, Sept). Cara orang Tua Tahan Emosi Saat Dampingi Anak
Sekolah Online. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3644254/cara-
orang-tua-tahan-emosi-saat-dampingi-anak-sekolah-online.
Andrew, A., Cattan, S., Dias, M. C., Farquharson, C., Kraftman, L.,
Krutikova, S., ... & Sevilla, A. (2020). How are mothers and fathers balancing
2017;5(2005):143-148.
doi:10.1017/CBO9781107415324.004
and Perry: alih bahasa, Yasmin Asih, et al., editor edisi bahasa Indonesia :
Childhood and Society, ed,. Pp.247-274, oleh E. Erikson, 1963, New York : W.
W. Norton. Hak cipta tahun 1950, 1963 oleh W. W Norton dan Company,
108
Inc., diperbarui 1978 oleh Erik .H Erikson.
Word Books ; dan How to Help Your Child Have a Spiritual Life : A
and W Publisher.
doi:10.1213/xaa.
Italian children and their parents during the COVID-19 pandemic. Int J
Indrianie. (2020, August). Tips Kelola Stress Pada Ibu Dan Anak Saat Belajar
Dari Rumah. https://www.rctiplus.com/trending/detail/312712/tips-kelola-
stress-pada-ibu-dan-anak-saat-belajar-dari-rumah.
https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-
05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf.
Lon, Y. S., & Widyawati, F. (2017). Lingkaran Kekerasan Terhadap Anak Dalam
MAsyarakat Manggarai. Junal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 9.
Pendidikan ? 2020;2.
109
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA
MUSHOFFA-FKIK.pdf.
Perawat Igd Dan Icu Di Rsud Ulin Banjarmasin. AL-ULUM J Ilmu Sos
110
Universities Press, Inc., Hak Cipta tahun 1966.
Ulfa, Z. D., & Setyaningsih, Y. (2020). Tingkat Stres Ibu Menyusui Dan
Wina, L., Yudiernawati, A., & Maemunah, N. (2016). Hubungan Pola Asuh orang
Tua Dengan Perkembangan Sosial Anak Usia Prasekolah (4-6 tahun) di TK
Muslimat Ar-Rohmah Gading Kembar Kecamatan Jabung Kabupaten
Malang. Nursing News, 1.
Windish, Lance Scott. (2016). "Homeschooling Parent Stress Levels and Its
Association With the Mental and Physical Health of Their Children". Theses
Wong dkk, 2009. Buku Ajar Keperawatan Pesiatrik Edisi 6 vol 1. EGC : Jakarta
Xiao, Juan. 2013. Academic Stress, Text Anxiety, and Perfomance in a Chinese
111
112