Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN BENCANA

KELOMPOK 1

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. ALDEGONDA FITRI JEHARUT


2. V.C AGNES BATA
3. ADRIANUS JEMATU
4. ALEKSANDER GUNTUR

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS

RUTENG

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

KATA PENGANTAR.............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Tujuan Masalah......................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bencana................................................................................6
B. Jenis-jenis Bencana................................................................................6
C. Peraturan perundangan undangan..........................................................7
D. Fase-fase Bencana .................................................................................9
..................................................................................................................
E. Siklus Bencana.....................................................................................10
F. Peran perawat dalam fase Bencana......................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................14
B. Saran .....................................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Dengan ini kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dan dapat menyelesaikan
tugas “Keperawatan Bencana” Makalah ini penulis susun untuk menambah ilmu
serta untuk memenuhi salah satu tugas mata kulia. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat menbangun dari pembaca.

Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.Untuk ini kami sampaikan terima kasih apabila ada
kurang lebihnya penulis mohon maaf.

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis indonesia terletak diwilayah yang rawan bencana.
Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, dimana
saja dan kapan saja yang dapat menimbulkan kerugian material dan
imaterial bagi kehidupan masyarakat. Indonesia menjadi negara yang
paling rawan terhadap bencana di dunia  berdasar data yang
dikeluarkan oleh badan perserikatan bangsa-bangsa untuk strategi
internasional pengurangan risiko bencana. Tingginya  posisi indonesia
ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan
nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia menduduki peringkat
tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung
berapi. Dan menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta
enam untuk banjir.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor
alam, non alam, dan manusia.
Oleh karena itu, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana tersebut juga
mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial. Sejarah Lembaga Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) terbentuk tidak terlepas dari perkembangan
penanggulangan bencana pada masa kemerdekaan hingga bencana
alam berupa gempa bumi dahsyat di Samudera Hindia pada abad 20.
Sementara itu, perkembangan tersebut sangat dipengaruhi pada
konteks situasi, cakupan dan paradigma penanggulangan bencana

4
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Jenis-jenis bencana
2. Untuk mengetahui peraturan perundangan-undangan yang
mengatur tentang penaggulangan bencana
3. Untuk mengetahui fase-fase bencana
4. Untuk mengetahui siklus bencana
5. Untuk mengetahui peran perawat dalam setiap fase bencana

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Bencana
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia defenisi bencana
adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan
kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia,serta memburuknya
kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan
bantuan luar biasa dari pihak luar.
Sedangkan defenisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap
kejaduan yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya
nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan
kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respons dari luar
masyarakat atau wilayah yang terkena.
bencana dapat didefenisikan sebagai situasi dan kondisi yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. tergantung pada cakupannya, bencana bisa
mengubah pola kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat yang normal
menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa manusia, merusak
struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan lonjakan kebutuhan dasar.
B. Jenis-jenis bencana dan berikan contoh untuk masing-masing jenis
bencana tersebut
a. Bencana alam (natural disaster)
- Bencana alam Geologi
yaitu bencana alam yang terjadi dipermukaan bumi kejadian-
kejadian alami seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, badai,
kekeringan, tsunami, tanah longsor dll.
- Becana alam Meteorologi
yaitu bencana alam yang bersangkutan dengan iklim seperti banjir
dan kekeringan,angin puting beliung dan sekarang yang terjadi
adalah pemanasan global.
- Bencana alam Ekstra teresial

6
yaitu suatu bencana alam yang terjadi diluar angkasa seperti
asteroid, meteor atau gangguan badai matahari.
b. Becana non alam
yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antra lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
c. Bencana ulah manusia (man made disaster)
yaitu kejadian-kejadian karena ulah atau perbuatan manusia seperti
tabrakan pesawat atau kendaraan, kebakaran, sabotase, ledakan dll.
Sedangkan berdasarkan cakupan wilayahnya bencana terdiri dari :
d. Bencana Lokal
bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya
yang berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-
bangunan disekitarnya. biasanya karena akibat faktor manusia seperti
kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dll.
e. Bencana Regional
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area
geografis yang cukup luas dan biasanya disebabkan oleh faktor alam
seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dll.
C. Mencari peraturan perundangan di Indonesia yang mengatur tentang
penanggulangan bencana
UU yang mengatur tentang penanggulangan bencana adalah UU no 24
tahun 2007. UU ini masih mensyaratkan beberapa peraturan pemerintah
dan peraturan lain dibawahnya namun secara filosofi sudah memuat
ketentuan pokok penanggulangan bencana seperti :
a. penyelenggraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab
dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah yang dilaksanakan
secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan meyeluruh.
b. penyelenggara penanggulangan bencana pada masa tanggap darurat
dilaksanakan sepenuhnya oleh Badan Penanggulangan Bencana (pusat
dan/ daerah) yang terdiri atas unsur pengarh dan pelaksana.

7
c. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan dengan
memperhatikan hak-hak masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan sosial, pendidikan dan keterampilan, serta
partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam hal penanggulangan
bencana.
d. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilakukan pada tahap pra
bencana, saat tahap tanggap darurat dan pasca bencana yang masing-
masing mempubyai karakteristik penanganan yang berbeda.
e. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap tanggap darurat
didukung oleh anggran pendapatan dan belanja negara dan atau daerah
juga didukung oleh danah siap pakai yang pertanggungjawabannya
dilakukan melalui mekanisme khusus.
f. Penyelenggaraan penanggulangan bencana diawasi oleh pemerintah
dan masyarakat agar tidak terjadi penyimpangan.
g. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam konteks undang-
undang ini memuat sanksi pidana dan perdata agar ditaati dan atau
menimbulkan efek jera bagi para pihak yang berbuat lalai atau sengaja
yang karena perbuatannya menimbulkan bencana.
- Undang Undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008
tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 22 tahun 2008
tentang pendanaan dan pegelolaan bantuan bencana.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2008
tentang peran serta lembaga internasional dan lembaga asing non
pemerintah dalam penanggulangan bencana.
- Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2008 tentang Badan
Penanggulangan Bencana Nasional. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 44 tahun 2012 tentang dana darurat.

8
- Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2012 tentang
penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
12/MENKES/SK/I/2002 tentang pedoman koordinasi
penanggulangan bencana di lapangan.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 066
tahun 2006 tentang pedoman manajemen sumber daya manusia
kesehatan dalam penanggulangan bencana.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 783
tahun 2008 tentang regionalisasi pusat bantuan penanganan krisis
kesehatan akibat bencana.
D. Jelaskan Fase-fase bencana.
1. Pre-Impact
Merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat
dari badan satelit dan meteorologi cuaca, durasi waktunya mulai saat
sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact.
2. Impact
Merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dari
manusia untuk bertahan hidup. Fase ini terus berlanjut hingga terjadi
kerusakan dan pemberian bantuan-bantuan dilakukan. Masyarakat
yang menjadi korban saat terjadi serangan, bila dipersiapkan sejak
tahap pra-disaster maka korbannya tidak sebanyak bila dipersiapkan
dengan cermat.
3. Post-Impact
Merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai kembali pada fungsi
komunitas normal. Secara umum, pada fase post-impact ini para
korban akan mengalami tahap respons psikologis mulai dari penolakan
(denial), marah (angry), tawar-menawar (bargaining), depresi
(depression), hingga penerimaan (acceptance).

9
E. Jelaskan siklus manajemen bencana

Pada jurnal (Dalam & Bencana, 2012) menjelaskan siklus manajemen


bencana meliputi tahap - tahap sebagai berikut :

a) Sebelum bencana terjadi, meliputi langkah – langkah pencegahan


mitigasi, kesiapsiagaan dan kewaspadaan.
b) Pada waktu bencana sedang atau masih terjadi, meliputilangkah –
langkah peringatan dini, penyelamatan, pengungsian dan pencarian
korban.
c) Sesudah terjadinya bencana, meliputi langkah penyantunan dan
pelayanan, konsolidasi, rehabilitasi, pelayanan lanjut,
penyembuhan, rekonstruksi dan pemukiman kembali penduduk.
Tahapan diatas dalam kenyataannya tidak dapat ditarik tegas antara
tahapan satu ketahapan berikutnya. Demikian pula langkah –
langkah yang diambil belum tentu dapat dilaksanakan secara
berturut – turut dan runtut. Namun jelas bahwa manajemen bencara
(disarter management) adalah suatu kegiatan atau rangkaian
kegiatan yang menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang merupakan
siklus kegiatan :
 Sebelum Bencana Terjadi
a) Pencegahan, yaitu kegiatan yang lebih dititik beratkan pada
upaya penyusunan berbagai peraturan perundang –
undangan yang bertujuan mengurangi resiko bencana.
Misal peraturan tentang RUTL, IMB, rencana tata guna
tanah, rencana pembuatan peta rawan bencana dsb.
b) Mitigasi, upaya untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan bencana, misal pembuatan tanggul, sabo dam,
check dam, Break water, Rehabilitasi dan normalisasi
saluran.
c) Kesiapsiagaan, yaitu Kegiatan penyuluhan, pelatihan dan
pendidikan kepada masyarakat, petugas di lapangan

10
maupun operator pemerintah, disamping itu perlu dilatih
ketrampilan dan kemahiranserta kewaspadaan masyarakat.
 Pada waktu bencana sedang atau masih terjadi.
a) Peringatan dini, yaitu kegiatan yang memberikan tanda
atau isyarat terjadinya bencana pada kesempatan pertama
dan paling awal. Peringatan dini ini diperlukan bagi
penduduk yang bertempat tinggal didaerah rawan bencana
agar mereka mempunyai kesempatan untuk
menyelamatkan diri.
b) Penyelamatan dan pencarian, yaitu kegiatan yang meliputi
pemberian pertolongan dan bantuan kepada penduduk yang
mengalami bencana. Kegiatan ini meliputi mencari,
menyeleksi dan memilah penduduk yang meninggal, luka
berat, luka ringan serta menyelamatkan penduduk yang
masih hidup.
c) Pengungsian, yaitu kegiatan memindahkan penduduk yang
sehat, luka ringan dan luka berat ketempat tinggal
didaerah rawan bencana agar mereka mempunyai
kesempatan untuk menyelamatkan diri.
d) Penyelamatan dan pencarian, yaitu kegiatan yang meliputi
pemberian pertolongan dan bantuan kepada penduduk yang
mengalami bencana. Kegiatan ini meliputi mencari,
menyeleksi dan memilah penduduk yang meninggal, luka
berat, luka ringan serta menyelamatkan penduduk yang
masih hidup.
e) Pengungsian, yaitu kegiatan memindahkan penduduk yang
sehat, luka ringan dan luka berat ketempat pengungian
(evakuasi) yang lebih aman dan terlindung dari resiko dan
ancaman bencana.

11
 Sesudah bencana.
a) Penyantunan dan pelayanan, yaitu kegiatan Pemberian
pertolongan kepada para pengungsi untuk tempat tinggal
sementara, makan, pakaian dan kesehatan.
b) Konsolidasi, yaitu kegiatan untuk mengevaluasi seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh petugas dan
mesyarakat dalam tanggap darurat, antara lain dengan
melakukan pencarian dan penyelamatan ulang,
penghitungan ulang korban yang meninggal, hilang, luka
berat, luka ringan dan yang mengungsi.
c) Rekonstruksi, yaitu kegiatan untuk membangun kembali
berbagai yang diakibatkan oleh bencana secara lebih baik
dari pada keadaan sebelumnya dengan telah
mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana
di masa yang akan datang. Disini peranan K 3 menjadi
penting untuk mendukung siklus itu.

F. Peran khusus perawat dalam tiap fase bencana


1. Peran perawat pada fase pre –impact
a) perawat mengikuti pendidkan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan
dalam penanggulangan bencana untuk setiap fasenya.
b) perawata ikut serta dalam berbagai dinas pemerintahan,organisasi
lingkungan,palang merah nasional,maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhandan simulasi
persiapan mengahadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
c) perawata terlibat dalam program promosi kesehatan umtuk
meningkatkan kesiapan masyarakat dan menghadapi bencana yang
meliputi hal-hal berikut :
1) usaha pertolongan diri sendiri ( pada masyarakat tersebut)
2) pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti
menolong anggota keluarga yang lain.

12
3) pembekalan informasi tentang bagaimana menyiapkan dan
membawa persediaan makanan dan penggunaan air yang
aman.
d) perawat juga dapat memberikan alamat atau nomor telfon
darurat,seperti pemadam kebakaran,rumah sakit dan ambulance.
e) memberi informasih mengenai peralatan yang disediakan

2. Peran perawat dalam fase impact


a) Bertindak cepat
b) Berkonsentrasi penuh terhadap tindakan yang dilakukan
c) Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan

3. Peran perawat dalam fase Post-impact


a) Bencana tentu membberikan bekas khusus bagi keadaan
fisik,sosial,dan psikologis.
b) Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait
bekerja sama dengan unsure lintas sektor menangani masalah
kesehatan masayarakat paska gawat darurat serta mempercepat fase
pemulihan (recovery) menuju keadaan sehat dan aman.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor nonalam. Jenis-jenis
bencana seperti bencana alam, bencana non alam, bencana karena
ulang manusia dll. Fase-fase bencana yaitu pre impact, impact dan post
impact.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi
bahan untuk menambah ilmu pengetahuan

14
DAFTAR PUSTAKA

Dalam, P. K., & Bencana, M. (2012). Peranan K 3 Dalam Manajemen


Bencana. Peranan K 3 Dalam Manajemen Bencana, 8(02), 37–40.
https://doi.org/10.14710/metana.v8i02.6836

https://books.google.co.id/books?
id=LKpz4vwQyT8C&pg=PT179&dq=keperawatan+bencana&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwibq7_yoITsAhUaA3IKHRUkBrsQ6AEwAXoECAMQAg#
v=onepage&q=keperawatan%20bencana&f=false

15

Anda mungkin juga menyukai