MANAJEMEN KEBENCANAAN
MENGENAI PERAN PEMERINTAH DALAM PENANGANAN
TERJADINYA BENCANA
I. Latar Belakang
Bencana merupakan kejadian yang disebabkan oleh alam maupun oleh kelalaian
manusia. Tanah longsor, gempa bumi, puting beliung, tsunami, banjir dan tanah
longsor, letusan gunung merapi, kekeringan serta gelombang pasang adalah bencana
yang disebabkan oleh alam. Sementara itu aksi teror, konflik, kecelakaan industri,
kecelakaan transportasi, dan kebakaran hutan merupakan bencana akibat kelalaian
manusia. Bencana yang disebabkan oleh alam dan kelalaian manusia sama-sama
menimbulkan kerugian terhadap lingkungan dan perekonomian.
Wilayah Indonesia secara geologi terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif
yaitu lempeng Indo-Australia dibagian selatan, lempeng Eurasia dibagian utara dan
lempeng pasifik dibagian timur. Ketiga lempeng saling berbenturan dan bergerak.
Lempeng Indo-Australia bergerak ke utara dan lempeng Eurasia ke selatan.
Pergerakan ini menimbulkan jalur gempa, rangkaian gunung merapi aktif dan patahan.
Kondisi ini membuat kawasan Indonesia menjadi rawan bencana. Gempa bumi dan
letusan gunung merapi senantiasa dapat terjadi kapanpun (BNPB, 2011).
Berdasarkan data BNPB terdapat 10.021 bencana yang terjadi di Indonesia tahun
1990-2010 pada 33 provinsi. Bencana dikategorikan menjadi 17 yaitu aksi teror,
banjir, banjir dan tanah longsor, gelombang pasang, tsunami, gempa bumi, gempa
2
bumi dan tsunami, kejadian luar biasa (KLB), tanah longsor, kecelakaan industri,
kecelakaan transportaasi, kebakaran hutan, hama tanaman, konflik, kekeringan, puting
beliung, dan letusan gunung merapi. Lima bencana yang sering terjadi di Indonesia
adalah banjir, kekeringan, puting beliung, tanah longsor, dan gempa bumi. Sementara
itu bencana terbanyak terjadi pada tahun 2008 yaitu 1849.
Provinsi yang mengalami bencana terbanyak adalah Jawa Tengah yaitu sebanyak
1.954 bencana. Posisi kedua adalah provinsi Jawa Barat dengan jumlah bencana
1.580. Posisi ketiga oleh provinsi Jawa Timur dengan jumlah bencana 915 bencana.
Posisi keempat dan kelima oleh provinsi Aceh dan Nusa Tenggara Timur (NTT)
dengan jumlah bencana bertuurt-turut 516 dan 504 bencana. Sementara itu provinsi
yang menempati posisi terbawah adalah Kepulauan Riau dengan jumlah 9 bencana.
Hal ini menjadi perhatian dan fokus dari pemerintah, baik itu pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah dalam menangani bencana yang terjadi di Indonesia.
3
dipastikan berjalan efektif, efisien dan berkelanjutan. Untuk mendukung
pengembangan sistem penanggulangan bencana yang mencakup kebijakan, strategi
dan operasi secara nasional mencakup pemerintah pusat dan daerah maka perlu
dimulai dengan mengetahui sejauh mana penerapan peraturan terkait dengan
penanggulangan bencana di daerah serta perlu mengetahui bagaimana respon
masyarakat terhadap strategi pemerintah dalam menanggulangi bencana alam.
Berdasarkan fenomena bencana yang terjadi maka dalam makalah ini terdapat
rumusan masalah yaitu :
Bagaimana peran pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam menangani terjadinya bencana di Indonesia ?
III. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar peran pemerintah di
Indonesia dalam menangani fenomena bencana yang terjadi serta untuk mengetahui
usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani bencana tersebut.
IV. Manfaat
Makalah ini berisi pembahasan mengenai peran pemerintah dalam menangani
bencana di salah satu daerah di Indoensia sehingga dapat berguna bagi para pembaca
baik dari mahasiswa, pengajar maupun masyarakat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bencana
Bencana dapat didefinisikan dalam berbagai arti baik secara normatif maupun
pendapat para ahli. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis.
5
peristiwa yang menyebabkan kerusakan berupa sarana prasana maupun
struktur sosial yang sifatnya mengganggu kelangsungan hidup masyarakat.
1) Jenis-Jenis Bencana
b) Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal teknologi,gagal
modernisasi. dan wabah penyakit;
6
2) Faktor Penyebab Terjadinya Bencana
(1) Faktor alam : (natural disaster) karena fenomena alam dan tanpa ada
campur tangan manusia.
C. Penanggulangan Bencana
7
kerugian harta benda, dan dampak psikologis serta memerlukan bantuan luar
dalam penanganannya (Giri Wiarto, 2017:16).
a.Kesiapsiagaan : keadaan siap setiap saat bagi setiap orang, petugas serta
institusis pelayanan (termasuk pelayanan kesehatan) untuk melakukan
tindakan dan cara-cara menghadapi bencana baik sebelum, sedang, maupun
sesudah bencana.
8
D. Peran Pemerintah
9
6. Perumusan kebijakan mencegah penguasaan dan pengurasan sumber
daya alam yang melebihi kemampuan alam untuk melakukan
pemulihan.
7. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang
berskala nasional.
10
Merujuk pada pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah
bertanggung jawab sekaligus mempunyai wewenang dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana di wilayahnya. Bupati/walikota merupakan penanggung
jawab utama dan gubernur berfungsi memberikan dukungan perkuatan. Beberapa
tanggung jawab yang diemban pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana
antara lain yaitu: mengalokasikan dana penanggulangan bencana; memadukan
penanggulangan bencana dalam pembangunan daerah; melindungi masyarakat dari
ancaman bencana; melaksanakan tanggap darurat; serta melakukan pemulihan pasca
bencana.
11
penanggulangan bencana; membuat rencana kontijensi; membuat rencana operasi
darurat; membuat rencana pemulihan; serta memadukan rencana penanggulangan
bencana dengan rencana tata ruang wilayah.
Kelima aspek peran pemerintah daerah tersebut diketahui sangat penting dan
mutlak diperlukan keberadaanya dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana. Dengan kata lain, kelemahan menyangkut aspek-aspek tersebut akan
mengganggu atau menghambat optimalisasi penanggulangan bencana. Beberapa
penelitian dan kajian tentang penanggulangan bencana telah membuktikan
pentingnya kelima aspek peran pemerintah daerah tersebut.
13
Hasil penelitian menggunakan teori dari Giri Wiarto 2017 : 18-21,
menjelaskan dalam penanggulangan bencana meliputi tiga fase yaitu
sebelum bencana, saat bencana, dan pasca bencana dengan penjelasan
sebagai berikut :Sebelum bencana : pada saat sebelum terjadi bencana
kegiatan yang harus dilakukan pertama adalah kesiapsiagaan yang
mencakup penyusunan rencana pengembangan sistem peringatan,
pemeliharaan persediaan dan pelatihan personil. Kedua, mitigasi
mencakup semua langkah yang di ambil untuk mengurangi skala bencana
dimasa mendatang.
Karena mengingat dari kejadian yang terjadi beberapa tahun yang lalu ada
satu keluarga yang tidak di temukan sampai sekarang karena warga
masyarakat masih belum paham betul dalam melakukan penanggulangan
bencana mandiri dan belum optimalnya sosialisasi mengenai jalur
evakuasi sehingga membuat masyarakat bukan lari ke tempat aman
melainkan pergi ke pusat dari terjadinya bencana.
Salah satu penunjang yang juga di dukung oleh pemerintah pusat adalah
dengan menghadirkan Pos pemantau gunung api, guna memantau
aktivitas dari gunung api karangetang untuk selanjutnya akan terus di
informasikan ke pemerintah daerah mengenai peningatkan aktivitas dari
gunung api karangetang. Saat bencana : meliputi kegiatan penyelamatan
dan evakuasi korban maupun harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, dan pengurusan pengungsi.
Akan tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan pemerintah daerah yang
pada kejadian bencana Gunung api Karangetang beberapa tahun yang lalu
di kecamatan Siau Barat Utara tepatnya Kampung Kinali Pemerintah
daerah tidak mengantisipasi mengenai petunjuk jalur evakuasi dan
kurangnya sosialisasi ke masyarakat mengenai penanggulangan bencana
mandiri sehingga membuat 1 keluarga menjadi korban dan dinyatakan
hilang tidak di temukan sampai sekarang.
16
kepala BPBD mengatakan bahwa pada pascabencana bukan hanya
bangunan dan infrastruktur lainnya yang perlu di rehabilitasi atau untuk di
bangun kembali tapi adapun mental psikologi dari masyarakat yang
terkena maupun yang mengalami dampak dari kejadian bencana harus di
pulihkan agar tidak terjadi traumatis.
18
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
19
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memilki peranan yang sangat
penting dalam menangani bencana yang terjadi. Kurangnya koordinasi yang
baik antar Lembaga ini serta kurang nya SDM yang memadai menjadi salah
satu faktor penyebab kegagalan dalam penanganan bencana.
II. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21