Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANDIRI

MANAJEMEN KEBENCANAAN
MENGENAI UPAYA-UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA DI RSU.UNDANA

NAMA : DEBBY NATALIA GIRI


NIM : 2111080004
MATA KULIAH : MANAJEMEN KEBENCANAAN
SEMESTER : II (DUA)
PROGRAM STUDI : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN

Bencana menjadi salah satu isu kontemporer dalam ranah pergaulan


internasional yang membutuhkan perhatian khusus, karena dampak yang ditimbulkan
mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat baik berupa korban jiwa manusia,
kerugian harta benda maupun kerusakan lingkungan. Bencana diartikan sebagai
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Ancaman kesehatan masyarakat selalu datang entah disebabkan oleh alam, non alam,
atau disengaja, ancaman ini dapat menyebabkan timbulnya keadaan darurat.

Menurut Talati, Bhatia, Kumar, Gupta, Ojha, Bencana menimbulkan tantangan


unik bagi setiap instansi pelayanan medis dalam hal infrastruktur, kapasitas dan
kesiapan dari sudut pandang Rumah Sakit. Suatu bencana ada saat jumlah korban jauh
melebihi kemampuan dari jumlah tenaga medis untuk memberikan perawatan darurat
sehinga Rumah Sakit terpaksa menerapkan sumber tambahan untuk perawatan kepada
sejumlah besar korban.

Rumah sakit memainkan peran penting selama bencana, seperti adanya


menyediakan layanan jasa kesehatan untuk mengurangi mortalitas dan mobilitas yang
terkait dengan korban bencana. Dengan demikian dapat meminimalkan dampak
bencana terhadap masyarakat. Berdasarkan fenomena yang telah terjadi, maka Negara
Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam dan bencana sosial.

WHO (World Health Organization) menganggap perlu untuk membangun


rumah sakit yang aman, terutama pada situasi bencana dan keadaan
darurat, yang mana rumah sakit tersebut harus mampu untuk menyelamatkan
jiwa dan dapat terus menyediakan pelayanan kesehatan esensial bagi masyarakat.
Rumah Sakit harus tetap kokoh berdiri dengan aman terhadap bentuk bencana
yang mungkin terjadi, dan rumah sakit harus tetap mampu melayani masyarakat
dalam bidang kesehatan.1Saat bencana dan situasi darurat, fasilitas-fasilitas
kesehatan sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa para korban. Fasilitas-
fasilitas kesehatan harus ditata dengan baik, dengan fasilitas memadai dan tenaga

2
kesehatan yang terlatih dalam menangani kegawat daruratan. Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Rumah
sakityang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yaitu : pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan pada saat
bencana merupakan faktor yang sangat penting untuk mencegah terjadinya
kematian, kecacatan dan kejadian penyakit. Bencana merupakan suatu kejadian
yang tidak diinginkan dan biasanya terjadi secara mendadak serta disertai
jatuhnya korban, kejadian ini bila tidak ditangani secara cepat dan tepat
dapat menghambat, mengganggu serta menimbulkan kerugian bagi kehidupan
masyarakat.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis. Manajemen Bencana (Disaster Management)
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bencana beserta segala aspek yang
berkaitan dengan bencana, terutama risiko bencana dan bagaimana menghindari
risiko bencana. Manajemen Bencana merupakan proses dinamis tentang bekerjanya
fungsi-fungsi planning, organizing, actuating, dan controlling.

Rumah Sakit Umum Universitas Nusa Cendana (Undana), selanjutnya disebut


RSU Undana adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Universitas Nusa
Cendana yang berfungsi untuk memberikan layanan kesehatan bagi Civitas
Akademika Universitas Undana dan bagi masyarakat umum. Rumah Sakit Umum
Undana merupakan pengembangan dari UPT Klinik Pratama Undana yang berada di
Jalan Jendral Soeharto No 72 Naikoten 1 Kota Kupang, dengan luas lahan ± 30.102
M² dan luas bangunan 570 M².

3
Pengembangan UPT Klinik Pratama Undana menjadi RSU Undana adalah
merupakan inisiatif Pimpinan Undana dan Fakultas Kedokteran Undana ini bertujuan
sebagai persiapan organisasi, tenaga kerja, sistem layanan/operasional serta
menginisiasi utilisasi sarana dan prasarana yang telah ada di area kompleks RSU
Undana. Diharapkan RSU Undana akan menjadi alternatif rujukan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat umum yang berada di Kota Kupang pada khususnya dan
masyarakat Provinsi NTT pada umumnya serta menjadi lahan praktek bagi para
Mahasiswa Kedokteran dan Mahasiswa Kesehatan lainnya.
Oleh karena itu, RSU Undana juga dituntut untuk mampu mengembangkan
diri berdasarkan potensi dan kapasitasnya, yang mengacu pada pengembangan pola
ilmiah pokok Undana yaitu pertanian lahan kering yang diintegrasikan menjadi
pengembangan kawasan semiringkai kepulauan dan kepariwisataan. RSU Undana
berusaha menyesuaikan dengan pola penyebaran penyakit tropis di wilayah Provinsi
NTT.
RSU Undana sendiri terletak di Kota kupang, yang merupakan sebuah Kota
Madya dan sekaligus Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kota
madya ini adalah kota yang terbesar di Pulau Timor yang terletak di pesisir Teluk
Kupang, bagian barat laut Pulau Timor. Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa
Tenggara Timur, Kota Kupang memiliki luas wilayah seluas 180,27 km² atau 0,004
% dari luas propinsi NTT (47.349,9 Km2) dengan jumlah penduduk sekitar
390.887 jiwa (data tahun 2015 dari Publikasi BPS Provinsi NTT: Provinsi Nusa
Tenggara Timur dalam Angka 2016). Kota Kupang terbagi menjadi 6 kecamatan dan
51 kelurahan. Kota Kupang memiliki sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah
maupun yang dikelola oleh swasta.

4
II. PEMBAHASAN

A. Bencana Alam

Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat


berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun
kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih
dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas
gunung api atau runtuhan batuan.

Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba,


mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan
40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam
waktu singkat (3-5 menit).
B. Bencana Non Alam

Bencana Non Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Kecelakaan transportasi adalah kecelakaan moda transportasi yang terjadi di
darat, laut dan udara.
Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti
rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang
menimbulkan korban dan/atau kerugian
C. Bencana Sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror. Bencana

5
sosial sendiri dapat berupa kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam
masyarakat yang sering terjadi.

 Potensi terjadinya bencana alam maupun non alam di RSU.Undana yaitu :

No. Jenis Bencana Area Risiko Bencana


1 Bencana Non Alam
Kebakaran Seluruh Gedung Rs
Keracunan Gas Area ruang isloasi, ruang
perawatan,pantry
Kecelakaan Transportasi Area halaman RS
Kerusakan Instalasi Air Seluruh kamar mandi
Wabah penyakit Penyakit Ruang perawatan, ruang Tindakan,
laundry
2 Bencana Alam
Gempa Bumi Seluruh Gedung Ruangan Rs
Cuaca Ekstrem/Angin Puting Beliung Seluruh Gedung ruangan Rs

D. Upaya Pencegahan Bencana :


1. Melakukan pelatihan tanggap bencana untuk pegawai RS undana
2. Melakukan kerja bakti membersihkan lingkugan halaman Rs setiap hari
jumat
3. Tidak membakar pohon atau tanaman secara sembarangan
4. Membuat saluran irigasi disekitar RS
5. Memperbaiki dan mencek secara berkala saluran air/pipa pengairan serta
instalasi listrik di RS
6. Menanam pohon serta tanaman hias di halaman RS
7. Melakukan cek secara berkala penampungan air, bak limbah cair serta
limbah padat.
8. Melakukan perbaikan secara berkala bangunan Gedung RS
9. Melakukan cek secara berkala gas elpiji dan gas medis lainnya
10. Tidak membuang sampah di got atau saluran air sekitar Rs

6
E. Upaya Penanggulangan Bencana Yang Berpotensi Terjadi Di RSU.Undana

1. Gempa Bumi

 Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi

Gempa bumi biasanya berlangsung sangat cepat. Sebelum kita sempat berpikir apa
yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri, boleh jadi gempa bumi sudah
berhenti. Karenanya persiapan dalam menghadapi gempa bumi, dan langkah-langkah
yang harus diambil saat gempa itu terjadi, harus dipersiapkan dan disosialisasikan
kepada masyarakat semaksimal mungkin. Dalam buku “Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Gempa Bumi” karangan Divisi Manajemen Bencana PARAMARTHA
dijelaskan beberapa hal mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi,
diantaranya adalah :

A. Pra Gempa: Rencana Siaga

o Hal pertama adalah edukasi mengenai alam di sekitar kita, baik dari sisi
keunggulannya maupun tantangannya.
o Hal kedua yaitu dengan Membangun rumah dan infrastruktur lainnya yang
sesuai dengan potensi ancaman. Belajar dari pengalaman negara maju, selain
terdapat standar minimum konstruksi bangunan tahan gempa, juga ada syarat-
syarat lain saat membangun rumah dan bangunan, seperti: bunker
perlindungan dan tempat persediaan makanan. Di Jepang, setiap kamar mandi
sekaligus berfungsi sebagai bunker perlindungan gempa, desain dan
konstruksinya dirancang khusus dan mudah dipasang saat membangun rumah.
Selain itu, untuk gedung-gedung publik seperti sekolah dan hotel, harus
tersedia meja tahan gempa yang dapat dipergunakan sebagai tempat
berlindung. Hal ini mesti dilakukan dan jadi tanggung jawab pemilik gedung.
o Saat gempa terjadi, umumnya orang memilih lari keluar ruangan.Tetapi hal
tersebut belum tentu merupakan pilihan yang bijaksana, karena gempa
berlangsung sangat cepat (rata-rata kurang dari satu menit) Karena itu penting
untuk selalu memperhatikan sejenak situasi perencanaan menyelamatkan diri
yang paling aman.

7
 Saat Gempa: Langkah Penyelamatan Diri Saat Berada di Dalam Gedung Rs

o  Lindungi kepala dan segera cari tempat berlindung. Usahakan berlindung di


pojok ruangan (dekat pondasi), cari benda untuk dipergunakan sebagai tameng
untuk melindungi kepala.
o Lari keluar ruangan dapat dilakukan bila sudah merencanakan bahwa hal tersebut
paling aman. Namun, bila tidak cukup waktu, tetap di dalam ruangan dan cari
tempat berlindung.
o Jika dalam posisi tidur, segera lindungi kepala dengan bantal dan kemudian
masuklah ke kolong tempat tidur.
o Bila memungkinkan, matikan listrik atau kompor yang menyala,tapi
bagaimanapun langkah menyelamatkan diri harus diutamakan. Korban dapat
melakukannya setelah gempa reda atau sebelum keluar ruangan
o Bila berada di lantai atas, tetaplah di ruangan dan cari tempat berlindung yang
aman. Jauhi dinding luar, tangga dan lift. Setelah gempa berhenti, sebaiknya
turun menggunakan tangga darurat (hindari lift dan eskalator).

 Pasca Gempa: Pemulihan dan Waspada

o Bila kondisi bangunan mengkhawatirkan, segera keluar dari ruangan dan


carilah tempat aman. Bawa serta tas siaga yang sudah siapkan
o Perhatikan keamanan di sekitar. Waspada terhadap hal-hal berikut: kebakaran
atau kondisi yang rentan mengalami kebakaran, gas bocor, kerusakan pada
sirkuit listrik, dan lain-lain.
o Upaya yang dilakukan bilamana terjebak dalam reruntuhan, maka hal- hal
berikut harus diperhatikan: Bila tidak dapat melepaskan diri, maka pukullah
tembok atau pipa,atau tiuplah peluit jika ada.
o Teriakan hanya dapat dilakukan sesekali sebab debu dapat terhirup dan
membuat sesak nafas. Tidak perlu mengibas-ngibaskan debu,karena hal itu
justru akan menggangu pernapasan
o Jangan menyalakan api, untuk menghindari bahaya yang tidak diinginkan. Dan
jangan memindahkan reruntuhan, kecuali yakin bahwa hal tersebut aman
dilakukan dan tidak akan menimbulkan reruntuhan lebih parah.

8
2. Angin Puting Beliung

Sebelum Datangnya Angin


1. Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini
cuaca setempat.
2. Waspadalah terhadap perubahan cuaca.
3. Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat.
4. Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut:
5. Langit gelap, sering berwarna kehijauan.
6. Hujan es dengan butiran besar.
7. Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
8. Suara keras seperti bunyi kereta api cepat.
9. Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin topan
mendekat.
Saat Datangnya Angin
1. Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker).
2. Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah,
rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda
harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk
menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman,
basement, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak
terdapat basement, segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah
sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak
sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung semakin aman.
Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan
leher anda. Jangan pernah membuka jendela.
3. Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan
kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah
disebutkan di atas.
Jika Anda Berada Di Luar Ruangan Dan Jauh Dari Tempat Perlindungan,
maka yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:
1. Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya
sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda.

9
2. Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan lebih
aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah.
3. Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan
kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang bangunannya
banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan
terdekat.
4. Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal ini dapat
menyebabkan kematian dan cedera serius.

3. Keracunan Gas

Bawa ke tempat terbuka yang banyak udara segar. Hindari ruangan tertutup. Jika korban
tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti tidak bergerak, bernapas, atau batuk,
segera lakukan resusitasi jantung (CPR). Jika korban muntah, miringkan kepalanya ke
samping untuk mencegah tersedat.

 Mendeteksi ciri-ciri tabung gas bocor


Sifat asli dari gas alam adalah tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak
mengiritasi. Ini yang membuat kebocoran gas seringnya sulit untuk dideteksi sebelum
terlambat. Untuk mencegah hal ini, perusahaan gas umumnya menambahkan mercaptan,
zat kimia berbau yang tidak berbahaya.

 Peringatan awal adanya kebocoran tabung gas, berkat aromanya yang khas mirip
belerang atau telur busuk. Selain bau telur busuk, inilah beberapa tanda dari tabung gas
bocor yang perlu Anda ketahui.
o Suara berdesis dekat tabung gas
o Adanya kerusakan pada penghubung tabung gas atau regulator tabung gas
o Ada asap putih, debu yang melayang di udara seperti tertiup, atau gelembung di
genangan air
o Muncul banyak embun pada per mukaan jendela terdekat dari tabung gas
o Warna api pada kompor jingga atau kuning, tidak terdapat warna biru 
o Tanaman di sekitar tabung gas layu, bahkan mati tanpa sebab yang jelas

10
 Tips mencegah kebocoran tabung gas
Kebocoran gas memang berbahaya dan terkadang tidak terduga. Maka dari itu, sangat
penting bagi Anda dan keluarga untuk mengetahui cara pencegahannya. Berikut ini adalah
hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah tabung gas bocor.
o Memastikan pemasangan regulator gas sudah pas
o Mengecek tabung gas, regulator, dan selang secara berkala untuk memastikan tidak
ada kerusakan. Kerusakan bisa terjadi karena faktor umur atau faktor lain seperti
gigitan tikus
o Membeli gas, regulator, selang dan kompor dari tempat yang jelas dengan merek
yang memiliki izin sertifikat SNI.

4. Kebakaran
A. Petunjuk Pencegahan Kebakaran
1. Perhatikan Instalasi Listrik.

Periksa secara berkala instalasi listrik di rumah, apabila ada kabel rapuh,
sambungan atau stop kontak yang aus atau tidak rapat segera ganti dengan yang
baru
2. Periksa Kondisi Dapur
Periksa kondisi tungku masak (baik kompor minyak maupun kompor gas, selang,
tabung dll) segera ganti apabila ada komponen yang rapuh atau bocor.
3. Tempatkan Bahan-bahan Yang Mudah Terbakar Pada Ruangan Khusus. Bahan-
bahan yang mudah terbakar tidak ditempatkan bercampur dengan bahan yang
dapat menimbulkan reaksi kebakaran.
B. Petunjuk Penanggulangan Saat Kebakaran
Saat Kebakaran di Gedung Rumah Sakit yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pelajari lokasi pintu darurat saat anda berada dalam suatu ruangan.
2. Tata letak bel tanda bahaya kebakaran dan alat pemadam kebakaran serta
selang air. Pecahkan kaca bel tanda bahaya yang paling dekat.
3. Gunakan alat pemadam atau selang air terdekat, jika api masih dapat dikontrol,
namun jangan ambil resiko untuk diri anda jika api tidak bisa dipadamkan,
tutup semua pintu dan segera tinggalkan ruangan/gedung lewat tangga darurat.
4. Jika terdengar alarm tanda bahaya segera persiapkan diri meninggalkan
ruangan. Jika terdengar seruan untuk meninggalkan ruangan melalui pengeras
suara maka segera tinggalkan ruangan melalui pintu darurat terdekat.

11
5. Jangan buang waktu untuk mengemasi barang-barang, selamatkan diri anda
terlebih dahulu.
6. Lewati tangga darurat dan jangan menggunakan lift.
7. Jika anda terjebak di ruangan, beritahu operator melalui telepon lokasi anda
segera basahi handuk atau kain lalu letakkan di bawah pintu agar asap tidak
masuk ke ruangan.
8. Jika baju anda terbakar berhenti lah sejenak dan berbaring lah. Tutup muka
Anda dan berguling-gulinglah perlahan untuk mematikannya (jangan berlari
sebab akan membesarkan api dengan oksigen).

5. Kerusakan Instalasi Air


Kerusakan instalasi saluran air dapat berakibat pada tergenangnya air diruangan
kerja ataupun ruangan perawatan lainnya.Sehingga menyebabkan ruangan kerja
atau pun kamar mandi menjadi penuh dengan air. Hal ini disebabkan oleh
intensitas hujan yang deras sehingga saluran air menjadi penuh dan meluap.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah kondisi ini adalah sebagai berikut.
Gunakanlah produk pipa air berkualitas, baik kualitas materialnya maupun
ketebalannya dan sesuai standar SNI (Standar Nasional Indonesia). Jangan
tergiur dengan harga pipa yang murah, karena selisih biaya tidak sebanding
dengan biaya perbaikan di kemudian hari. Pastikan pipa air disambung dengan
benar dalam kondisi bersih dan kering pada saat pemasangan, terutama pada
area sambungan dan belokan pipa. Gunakan jasa tukang pasang berpengalaman.
Ketidaktelitian dan kecerobohan pekerja bangunan dalam memasang pipa air
akan menyebabkan kebocoran di kemudian hari. Gambar instalasi air harus
kamu miliki. Gambar diperlukan untuk mendeteksi jalur-jalur pipa/ saluran air
apabila terjadi masalah di kemudian hari. atau lembap dan cat dinding
mengalami kerusakan. Bahkan, bila kebocoran sudah cukup lama, dinding akan
terlihat seperti berjamur dan berlumut. Setelah mengetahui penyebab dan lokasi
kebocoran, segera lakukan pembongkaran mengikut jalur pipa sepanjang yang
diperlukan. Saat menyambung pipa, kondisi sambungan saat dilem harus dalam
kondisi kering dan bersih. Lem harus dibalurkan di kedua permukaan
sambungan dan diamkan hingga lem setengah mengering kemudian
sambungkan kembali. Setetah kering dan tersambung dengan sempurna,
lakukan pengerjaan plesteran untuk menutup jalur pipa tersebut, lalu finishing.
12
6. Wabah Penyakit (Penyakit Menular)

Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian


berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Penyakit
Menular adalah penyakit yang disebut juga infeksi; yang dapat menular ke
manusia dimana disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri,
jamur, dan parasit; bukan disebabkan faktor fisik atau kimia; penularan bisa
langsung atau melalui media atau vektor dan binatang pembawa penyakit.

Penyakit menular masih menjadi masalah besar kesehatan masyarakat yang


dapat menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi sehingga
perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya pencegahan,
pengendalian, dan pemberantasan yang efektif dan efisien.

Penyakit menular bisa menjadi wabah; adalah  kejadian  berjangkitnya suatu 


penyakit  menular  dalam  masyarakat  yang  jumlah penderitanya meningkat 
secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada  waktu dan daerah
tertentu  serta dapat menimbulkan malapetaka. COVID-19 yang disebabkan
oleh penularan dan infeksi Virus SARSCoV2 merupakan contoh penyakit
menular yang telah menjadi wabah bahkan pandemi yang melanda hampir
seluruh penjuru dunia.

Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dilakukan melalui


beberpa kegiatan :

a. promosi kesehatan;
b. surveilans kesehatan;
c. pengendalian faktor risiko;
d. penemuan kasus;
e. penanganan kasus;
f. pemberian kekebalan (imunisasi)
g. pemberian obat pencegahan secara massal;

13
2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);  paling sedikit berupa:

a. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);


b. pemberantasan jentik nyamuk;
c. menggunakan air bersih
d. mengkonsumsi makanan Gizi Seimbang;
e. melakukan Aktivitas Fisik setiap hari;
f. menggunakan jamban sehat;
g. menjaga dan memperhatikan kesehatan fisik secara berkala dan
h. mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat.

3) Mengurangi Kontak.
Pencegahan penyakit menular dapat diupayakan melalui perilaku mengurangi kontak;
yaitu mengurangi kontak dengan orang yang sakit dan mengurangi kontak dengan
binatang pembawa penyakit. Perilaku mengurangi kontak anatara lain : mengenakan
masker, menjaga jarak, dan tidak mengunjungi tempat yang sedang terdapat wabah.

Pengendalian faktor risiko ditujukan untuk memutus rantai penularan dengan cara:
perbaikan kualitas media lingkungan; pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit; rekayasa lingkungan. Sedangkan pemberian vaksin untuk mencegah dan
menangkal terjadinya penyakit tertentu. Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang terhadap suatu antigen, sehingga jika terpapar olen antigen yang sama tidak
terjadi infeksi.

Pencegahan dengan vaksin relatif lebih baik; namun proses pembuatan vaksin sejak
munculnya penularan atau infeksi; cukup lama dan punya perjalanan panjang dengan
berbagai tahapan. Pembuatan vaksin selain memakan waktu yang lama juga
memerlukan biaya tinggi, dimulai dengan identifikasi virus atau mikroorganisme,
pembuatan, percobaan pada hewan, percobaan pada manusia, sampai dinyatakan
aman untuk digunakan sebagai vaksin.

III. PENUTUP
14
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, penanggulangan bencana bertujuan
untuk: Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada serta Menjamin
terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi
dan menyeluruh.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. Kegiatan pencegahan bencana
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan
atau mengurangi ancaman bencana.
Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui
3 (tiga) tahapan sebagai berikut:

1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan
ketika sedang dalam ancaman potensi bencana
2. Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi
bencana.
3. Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi bencana.

IV. REFERENSI PUSTAKA

Buku Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular
Dan Keracunan Pangan (Pedoman Epidemiologi Penyakit).Edisi Revisi Tahun 2017
Katalog Terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2017

15
Manajemen Penanggulangan Bencana Angin Puting Beliung Oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.2019

Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana (Hospital Disaster Plan)


RSUD.Dr.Moewardi.2020.Jateng

Nur Tri Harjanto,dkk.Manajemen Bahan Kimia Berbahaya Dan Beracun Sebagai Upaya
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Perlindungan Lingkungan.2011.Pusat Teknologi
Bahan Bakar Nuklir – BATAN

Syahri Choirrini Analisis Kesiapsiagaan Manajemen Bencana Rumah Sakit Di Kota Cilegon
Tahun 2018.Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Program Studi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Febriawati,dkk.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017.Analisis Manajemen Bencana


Gempa Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Yunus Kota Bengkulu

16

Anda mungkin juga menyukai