TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya (Undang-Undang No 23 Tahun 1997). Masyarakat merupakan sumber
daya yang penting bagi tujuan pengelolaan lingkungan hidup. Permasalahan
lingkungan hidup saat ini menjadi hal yang marak dibicarakan masyarakat dunia.
Bukan hal yang positif yang menjadi perbincangan tersebut, melainkan hal yang
membawa dampak negatif dan sangat merugikan, seperti penggundulan hutan,
lahan krisis, menipisnya lapisan ozon, pemanasan global, tumpahan minyak di
laut, dan ikan-ikan mati di anak sungai karena zat-zat kimia. Selain itu,
permasalahan lingkungan hidup yang mulai menunjukkan peningkatan yang
signifikan adalah permasalahan penggunaan barang plastik sekali pakai sehingga
menimbulkan penumpukan limbah sampah plastik.
Permasalahan mengenai lingkungan dan kesehatan yang secara langsung dan tidak
langsung diakibatkan oleh aktivitas manusia telah menjadi masalah yang sangat
2
umum disemua kalangan. Isu pelestarian lingkungan menjadi isu global terbesar
sejak tahun 1900-an dengan berakhirnya persaingan biologi antar negara yang
menghasilkan ilmuan dengan penemuan-penemuan terbaik pada tahun 1800- an.
Masalah lingkungan yang sampai saat ini semakin memprihatinkan, terlihat dari
beberapa fenomena yang ada di sekitar kita, seperti: penggundulan hutan lahan
kritis, menepisnya lapisan ozon, pemanasan global, serta pencemaran lingkungan
dan krisis sampah yang disebabkan karena perilaku manusia yang kurang
memahami dalam mengatasi sampah-sampah yang dapat merusak lingkungan.
Masalah sampah plastik di Indonesia menjadi salah satu permasalahan yang sulit
untuk dipecahkan. Perusahaan minuman ringan merupakan salah satu pemasok
sampah plastik terbanyak karena sebagian besar produk minuman dikemas dalam
botol plastik yang tidak dapat didaur ulang hal ini menyebabkan terjadinya krisis
sampah di Indonesia dan menjadikan Indonesia Negara ke empat dengan
penggunaan botol plastik terbanyak di dunia. Tercatat penggunaan botol plastik
Indonesia telah mencapai angka 4,82 miliar. Hal tersebut dipicu oleh gaya hidup
masyarakat Indonesia yang menuntut kepraktisan dan kemudahan. Alasan bahaya
penggunaan botol plastik bagi lingkungan menurut kementrian kesehatan
Republik Indonesia:
3
Melihat banyaknya masalah-masalah yang mengancam kelestarian lingkungan di
Indonesia. Hal ini menuntut masyarakat untuk meningkatkan kepeduliannya
dalam melindungi lingkungan sekitar dengan memunculkan suatu gerakan
konsumen hijau. Gerakan konsumen hijau (green consumerism) merupakan suatu
bentuk aksi kepedulian dunia terhadap lingkungan (Handayani, 2012). Aksi
kepedulian tersebut merupakan wujud kepedulian atau kesadaran masyarakat akan
kelestarian lingkungan dan juga kesehatan mereka. Green consumerism adalah
kelompok konsumen yang lebih memilih produk-produk dimana bahan baku,
proses produksi, dan produk sisa pakainya ramah lingkungan. Konsumen dalam
perilaku konsumsi sehari-hari bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan
dikenal dengan konsumen hijau (green consumer). Konsumen hijau (green
consumer) adalah konsumen yang menghindari penggunaan produk yang
membahayakan kesehatannya atau orang lain yang menimbulkan kerusakan pada
lingkungan, serta tidak menggunakan bahan yang berasal dari spesies yang
terancam lingkungan (Arttachariya, 2012).
Sampah plastik dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang
paling banyak dipergunakan karena murah, praktis dan mudah didapat. Tetapi
sayangnya kemasan plastik dan Sampah plastik kresek ternyata tidak selalu aman,
bahkan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa jenis kemasan plastik berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan termasuk diantaranya Sampah plastik “kresek”
berwarna serta kemasan plastik berbahan dasar polistiren dan polivinil klorida
(PVC). Juga berbagai kemasan dari plastik lainnya semisal botol plastik bekas
minuman dan lainnya yang kita perlu mengenalnya.
4
Meskipun selama ini belum pernah ada pengaduan atau keluhan mengenai
gangguan kesehatan akibat penggunaan Sampah “kresek” sebagai wadah
makanan, namun kita perlu berhati-hati. Kalau mau mewadahi makanan siap
santap dengan plastik kresek sebaiknya dilapisi dulu dengan bahan yang aman
seperti daun atau kertas. Selain plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil
klorida (PVC) dan kemasan makanan “styrofoam” juga berisiko melepaskan
bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak
ikut bereaksi dapat terlepas bila bereaksi dengan makanan yang
berminyak/berlemak atau mengandung alkohol dalam keadaan panas. Meskipun
bila residunya kecil tidak berbahaya.
5
Gambar 2. di atas menunjukkan bahwa sampah plastik merupakan salah satu
permasalahan lingkungan hidup yang sangat krusial sehingga harus mulai
diperhatikan oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan produk plastik yang tidak
ramah lingkungan menyebabkan berbagai masalah lingkungan hidup yang serius.
Plastik merupakan produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat,
dan relatif murah. Sifat plastik tersebut dianggap sangat memberikan kemudahan
dalam keseharian manusia. Oleh karena berbagai kemudahan tersebut, sektor
industri di seluruh dunia terdorong untuk menghasilkan lebih banyak produk
berbahan plastik.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara
sempurna. Saat terurai, partikel-partikel sampah plastik akan mencemari tanah dan
air tanah. Jika sampah plastik itu dibiarkan di tanah, plastik tersebut akan menjadi
polutan yang signifikan. Apabila dibakar, sampah plastik akan menambah kadar
gas rumah kaca di atmosfer dan sampah plastik akan menghasilkan asap beracun
yang berbahaya bagi kesehatan yaitu dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila
terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis,
pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi (Zulkarnain,
2011). Diperkirakan terdapat 500 juta hingga satu miliar sampah plastik
digunakan di dunia tiap tahunnya. Lebih dari 17 miliar kantong plastik dibagikan
secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Karenanya,
peningkatan penggunaan plastik disinyalir dipengaruhi oleh banyaknya
supermarket (Margianto, 2010).
6
Perkembangan teknologi industry saat ini memungkinkan transformasi
lingkungan seperti misalnya perubahan alam dan meluasnya dampak lingkungan
dari aktivitas industry. Penipisan sumber daya alam seperti udara, air, dan
kerusakan tanah merupakan contoh dari permasalahan lingkungan yang telah
muncul sebagai hasil dari intervensi intensif aktivitas industri terhadap
lingkungan. Banyak produsen tidak peduli dengan aspek keberlanjutan dari
produk mereka, terutama dampak lingkungan yang meningkat akibat kegiatan
industri. Menurut Jaafar (2007) Sebanyak 75% dari sumber daya material yang
digunakan dalam produk dan proses pembuatannya dibuang ke lingkungan
sebagai limbah dalam waktu satu tahun. Selain itu, pengembangan kegiatan
industri mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca global (GRK).
Menurut referensi dari jurnal yang berjudul Mitigation of Climate Change
Contribution of Working Group III to the Fifth Assessment Report of the
Intergovernmental Panel on Climate Change 2014, 65% dari emisi gas rumah
kaca (GRK) disebabkan oleh proses industri dan penggunaan bahan bakar fosil.
Angka ini akan terus meningkat seiring dengan produktivitas manusia dan inovasi
teknologi.
Sampah plastik di Indonesia mencapai 5,4 juta ton per tahun. Indonesia Solid
Waste Association (InSWA) mengajak masyarakat untuk menggunakan plastik
ramah lingkungan karena keberadaan plastik saat ini sangat mengkhawatirkan.
Ketua umum InSWA Sri Bebassari mengatakan dari waktu ke waktu, penggunaan
plastik meningkat secara signifikan melampaui penggunaan bungkus berbahan
kertas. Saat ini berdasarkan data statistik persampahan domestik indonesia, jenis
sampah plastik menduduki peringkat kedua yaitu sebesar 5,4 juta ton per tahun
atau 14% dari total produksi sampah. Sementara data dari Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, tumpukan sampah di wilayah DKI
Jakarta mencapai lebih dari 6.000 ton per hari dan sekitar 13% dari jumlah
tersebut berupa sampah plastik, Sedangkan Menurut data BLHD kota kupang
tahun 2019, sampah yang dihasilkan kota kupang per harinya mencapai 2.000 kg
atau sebesar 2 ton sampah plastik dengan beberapa titik area. Dari data survei
salah satu akun “greenliving” yang diterbitkan di media massa online, jika dalam
satu hari saja jumlah sampah yang dihasilkan per individu sebanyak 9 plastik, 3
7
styrofoam dan 1 kemasan botol sekali pakai dengan asumsi sekitar 228 juta
penduduk di Indonesia. Maka dalam sehari indonesia menghasilkan
2.052.000.000 kantong plastik, 684 juta styrofoam dan 228 kemasan botol sekali
pakai. (Sumber: member detikforum.com / greenliving).
Pada masa kini plastik merupakan salah satu kemasan yang paling banyak
digunakan karena plastik memudahkan hidup manusia. Hal ini disebabkan oleh
kelebihan dari plastik itu sendiri yaitu karena keelastisannya yang membuat
plastic itu mudah untuk dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran, mampu
bertahan dalam jangka waktu yang lama serta harganya yang relatif murah. Harga
plastik yang murah inilah yang membuat orang dengan mudah membuang
sehingga menjadi tumpukan sampah yang sulit dihancurkan oleh alam. Besarnya
penggunaan plastik yang kita gunakan menyebabkan terjadinya penumpukan
limbah sehingga mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
domestik (rumah tangga) maupun industri. Dalam Undang-undang No 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah
adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat
terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang ke lingkungan. Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas
manusia yang sudah terpakai (Sucipto, 2012).
9
Keberadaan plastik di lingkungan selalu mengalami peningkatan dalam 10
tahun terakhir, disebabkan plastik yang beredar 50% adalah jenis plastik
sekali pakai. Plastik kemasan yang dibuang dari total sampah baik
ditemukan di darat atau di laut secara komposisi tidak akan berubah,
namun dapat terurai dengan bantuan panas mikrobia menjadi fragmen-
fragmen kecil yang kemudian dapat terurai menjadi karbon dioksida dan
air. Makroplastik merupakan sumber utama sampah plastik, makroplastik
yang terbuang di lingkungan, dapat berubah ukuran, dan termakan oleh
konsumen tingkat satu pada rantai makanan, yang kemudian mengalami
proses biomagnifikasi pada puncak konsumen tertinggi pada rantai
makanan.
10
C. Jenis-jenis plastik
11
Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan
keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan
mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan
karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik
berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
tahan terhadap suhu tinggi jika dibandingkan dengan plastik dengan kode
PET.
3. V — Polyvinyl Chloride
Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak, dll.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan
plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat
badan.
12
Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan atau kemasan
minuman, seperti bahan alami (daun pisang misalnya).
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya,
fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat
resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong
baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk
tempat makanan atau minuman karena sulit bereaksi secara kimiawi
dengan makanan atau minuman yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP — Polypropylene
13
Titik lelehnya 1650C
6 . PS — Polystyrene
Jika tidak tertera kode angka dibawah kemasan plastik, maka bahan ini
dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari).
Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga,
dan meninggalkan jelaga.
7. Other
14
Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun
minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau
makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.
15
menimbulkan masalah adalah DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika
Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat
mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan pelembut ini ke
dalam makanan.
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri
makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Sebagai
contoh adalah penggunaan kantong plastik (kresek) untuk membungkus
makanan seperti gorengan dan lain-lain. Menurut seorang ahli kimia, zat
pewarna hitam ini kalau terkena panas (misalnya berasal dari gorengan),
bisa terurai terdegradasi menjadi bentuk radikal, menyebabkan penyakit.
Selain itu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang
sampai saat ini adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong
plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
16
terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat
terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Adapun bahaya sampah plastik pada kesehatan manusia dapat dilihat pada
Tabel 1. Peneliti menggunakan 12 artikel yang terskrinning dengan
kriteria inklusif artikel. Keberadaan sampah plastik ditemukan pada tubuh
manusia dengan ukuran nano yang dapat memicu terjadinya kanker. Tabel
1 ini merupakan temuan plastik pada sel manusia, yang membahayakan
kesehatan manusia terutamanya memicu penyakit kanker.
17
E. Upaya Penanggulangan Pemakaian Plastik
Di Jepang, jenis plastik baru ini sudah beredar dan mempunyai kekuatan
sebaik plastik konvensional. Bedanya, setelah dibuang, plastik tersebut
dapat terurai oleh mikro organisme di dalam tanah. Lalu, plastik jenis ini
juga dapat dibuat menjadi aneka ragam benda, seperti plastik untuk
kemasan hingga serat untuk tekstil.
18
Plastik baru temuan ilmuwan Jepang ini mempunyai daya tahan lebih
tinggi terhadap bakteri dan jamur. Saat dibakar pun gas yang dihasilkan
tidak akan menimbulkan efek rumah kaca maupun gas beracun. Sehingga
plastik ini aman digunakan sebagai wadah makanan dan dapat pula
digunakan di dalam microwave.
19
Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu,
tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.
Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera
logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan
HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga.
3. V — Polyvinyl Chloride
20
Biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan
botol-botol yang lembek. Tertera logo daur ulang dengan
angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE .
5. PP — Polypropylene
6. PS — Polystyrene
21
Gambar 7. Plastik yang termasuk dalam jenis Polystyrene.
7. Other
22
Gambar 8. Plastik yang termasuk dalam jenis other
23
mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut
terlepas dan bereaksi dengan makanan sehingga perlu diberi
pembungkus makanan dengan daun pisang atau kertas ketika
akan dipanaskan di microwave oven.
2. Gunakan kemasan berbahan kain stainless steel atau kaca
untuk menyimpan makanan atau minuman.
3. Dalam kesehaarian pakailah alat makan berbahan stainless
steel, kaca, keramik, dan kayu.
4. Terapkan, sebarkan dan ajaklah setiap orang di lingkungan
kita untuk mengimplementasikan cara sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
24
keberadaan sampah plastik menutupi permukaan dan mengurangi
sistem pengudaraan, (3) karena sifatnya yang tidak dapat
membusuk, akan mengurangi kapasitas lahan pembuangan akhir
sampah.
4. Kelembagaan meliputi instansi dan organisasi yang khusus
menangani sampah plastik khususnya dan barang plastik.
Kelembagaan mempunyai fungsi yang penting dalam mengnangani
sistem pengelolaan sampah plastik secara menyeluruh dan
komprehensif termasuk didalamnya penerbitan peraturan yang
berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah plastik dan plastik.
Instansi yang terkait dengan sistem pengelolaan sampah plsatik
adalah Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang mengatur
secara langsung sistem pengelolaan plastik dari bahan baku sampai
ke produk. Kementerian Lingkungan Hidup mempunyai tugas dan
fungsi dalam pengelolaan lingkungan hidup termasuk berbagai
dampak yang ditimbulkan akibat proses pembuatan plastik dan
produk barang plastik yang sudah tidak terpakai dan dibuang ke
lingkungan. Pemerintah Daerah cq. Dinas Kebersihan merupakan
instansi terdepan dalam pengelolaan sampah plastik dalam sistem
pengelolaan sampah kota.
BAB III
PENUTUP
25
Penggunaan plastik disatu sisi telah mendatangkan manfaat yang cukup besar,
namun di sisi lain karena sifatnya yang kurang baik terhadap kesehatan dan juga
sulit diurai oleh lingkungan maka produk plastik dan sampahnya akan
menimbulkan masalah baru. Namun demikian, keberadaannya tidak bisa terlepas
dari kehidupan manusia sehingga manusia perlu mengantisipasi pemakaian plastik
dan pembuangan sampah plastik dengan benar sehingga tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Sampah plastik jika dikelola
dengan benar yaitu memakai konsep produksi bersih ( 3R) akan mengurangi
limbah dan menciptakan iklim usaha yang menguntungkan serta dapat menyerap
tenaga kerja yang cukup besar. Dengan demikian peran serta pemerintah,
masyarakat dan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan ini akan membuat
kesehatan dan lingkungan terjaga dengan baik.
Cara lain dalam rangka mengurangi keberadaan plastik dan sampah plastik adalah
dengan cara mengurangi penggunaan barang-barang berbahan baku plastik atau
menggantinya dengan barang yang non- plastik. Substitusi bahan plastik dengan
bahan yang mudah diurai dan dihancurkan oleh lingkungan seperti bahan-bahan
alami, misal : plastik dari jagung, kentang, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
26
Yura Witsqa Firmansyah, dkk.(2021). Keberadaan Plastik di Lingkungan, Bahaya
terhadap Kesehatan Manusia, dan Upaya Mitigasi: Studi
Literatur.Universitas Diponegoro
R. Andi Ahmad Gunadi, Doby Putro Parlindungan, Apri Utami Parta Santi,
Aswir, Adi Aburahman.(2020). Bahaya Plastik bagi Kesehatan dan
Lingkungan. Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat.tangerang selatan
Tri Sukrorini, Sri Budiastuti, Ari Handono Ramelan dan Frans Pither Kafi.(2014).
Kajian Dampak Timbunan Sampah Terh- Adap Lingkungan Di Tempat
Pembuangan Akhir (Tpa) Putri Cempo Surakarta. Magister Ilmu
Lingkungan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
27