Anda di halaman 1dari 8

“PENCEMARAN LIMBAH PLASTIK”

Oleh:Moh.Bagus Thabrani TrasneWangsa(22)

XII MIPA 4

Bahasa Indonesia

Pendahuluan:

Hampir setiap manusia tidak dapat lepas dari bahan plastik di kehidupan sehari-
harinya.Plastik telah menjadi penting saat ini menggantikan kayu dan logam mengingat
kelebihan yang dimilikinya antara lain ringan dan kuat,tahan terhadap korosi,transparan dan
mudah diwarnai,serta sifat insulasinya yang cukup baik. Tetapi seperti yang kita ketahui
bahwa sifat plastic yang sangat sulit terurai oleh tanah dan membutuhkan waktu ribuan tahun
dan akan menimbulkan banyak permasalahan dalam penangannya.

Manfaat penggunaan produk plastik harus diimbangi dengan kalkulasi dampak negatif
yang dihasilkannya. Dalam satu hal, penggunaan plastik memang menjaga produk segar lebih
tahan lama. Penggunaan plastik juga memungkinkan pembuatan peralatan kesehatan,
meningkatkan efisiensi transportasi, memiliki potensi besar digunakan dalam teknologi
energi terbarukan. Meski demikian, bahaya akibat sampah plastik, zat aditif beracun dalam
plastik – pewarna plastik, bahan baku seperti bisphenol A (BPA) – telah meningkatkan
kesadaran konsumen untuk produk yang lebih ramah lingkungan.

Isi:

Kota-kota di dunia menghasilkan sampah plastik hingga 1,3 miliar ton setiap tahun.
Menurut perkiraan Bank Dunia, jumlah ini bertambah hingga 2,2 miliar ton pada tahun
2025. Selama lebih dari 50 tahun, produksi dan konsumsi plastik global terus meningkat.
Diperkirakan 299 juta ton plastik diproduksi pada 2013. Ini menghasilkan masalah
lingkungan hidup yang sangat serius bagi kita. Angka tersebut menegaskan kecenderungan
volume sampah dari plastik dalam beberapa tahun terakhir, sebagaimana dilaporkan studi
Worldwatch Institute. Pemakaian produk plastik global di seluruh dunia diperkirakan
mencapai 260 juta ton pada tahun 2008. Menurut laporan Global Industry Analysis tahun
2012, pemakaian produk plastik di dunia mencapai sekitar 297 juta ton pada akhir 2015.
Produksi plastik di seluruh dunia telah berkembang sebagai bahan yang tahan lama. Terutama
berbasis minyak bumi. Saat ini, rata-rata orang Eropa Barat atau Amerika Utara
menggunakan sekitar 100 kilogram plastik setiap tahun. Sebagian besar dalam bentuk
kemasan. Sedangkan masyarakat Asia menggunakan sekitar 20 kilogram per orang. Namun,
angka ini diperkirakan akan tumbuh pesat seiring dengan perkembangan ekonomi Asia.
Menurut Program Lingkungan PBB (UNEP), antara 22 persen hingga 43 persen plastik yang
digunakan di seluruh dunia dibuang ke tempat pembuangan sampah. Hal ini dapat diartikan
sebagai sumber daya yang terbuang. Sampah yang dibuang berarti menyita ruang yang
seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal lain.

Jumlah sampah plastik dunia per negara. (Sumber: Jambeck, 2015)

Sebagian besar potongan plastik dari Amerika Serikat, Eropa, dan negara lain telah
membentuk sistem pengumpulan untuk dikirim ke China. China menerima sekitar 56 persen
impor sampah berbahan plastik di seluruh dunia. Beberapa bukti tidak langsung menunjukkan
bahwa sebagian besar plastik impor ini diolah kembali. Pengolahan dilakukan dengan
teknologi rendah, di fasilitas tanpa kontrol perlindungan lingkungan yang cukup, seperti
pembuangan air limbah. Selain itu, sekitar 10 hingga 20 juta ton sampah plastik mencemari
lautan setiap tahun. Sebuah studi baru memperkirakan bahwa sekitar 5 trilyun partikel plastik
dengan berat total 268.940 ton mengambang di lautan sekarang. Sampah plastik
menghasilkan kerugian sekitar 13 milyar dollar setiap tahun, mulai dari kerusakan ekosistem
laut hingga wisata alam. Hewan seperti burung laut, paus, lumba-lumba mati akibat memakan
atau terjerat sampah plastik.

Sedangkan di Indonesia tidak data data akurat tentang jumlah pencemaran sampah
plastik, walaupun terdapat beberapa perkiraan. Seperti dikutip dari geotimes, secara
keseluruhan, sampah di Jakarta mencapai 6.000 hingga 6.500 ton per hari. Sementara di
Pulau Bali, jumlah sampah mencapai 10.725 ton per hari. Sedangkan untuk Kota Palembang,
jumlah sampah naik tajam dari 700 ton per hari menjadi 1.200 ton per hari. Secara
keseluruhan, jumlah total sampah di Indonesia mencapai 175.000 ton/hari atau 0,7
kilogram/orang atau sekitar 67 juta ton/tahun. Sebagian dari jumlah tersebut sampah jenis
plastik. Menurut KLHK, sampah plastik dari 100 toko/gerai anggota APRINDO selama 1
tahun menghasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastic. Ini berarti sama dengan
sekitar 65,7 Ha kantong plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepakbola,

Menurut Indonesia Solid Waste Association (InSWA). Produksi sampah plastik Indonesia
sekitar 5,4 juta ton per tahun. Sementara berdasarkan data BPLHD, sekitar 13 persen dari
sampah di Jakarta – 6.000 ton per hari – adalah sampah plastik.

Mungkin sebagian kita beranggapan bahwa memecahkan masalah polusi plastik


semudah menerapkan daur ulang atau membersihkan botol kosong. Faktanya adalah bahwa
sampah plastik menyebabkan masalah dari skala besar hingga mikroskopis. Hal itu meliputi:

Plastik di mana saja. Bahkan pada item-item yang Anda mungkin tidak berharap
untuk menjadi. Karton susu dilapisi plastiK. Botol air kemasan dibuang dimana saja. Bahkan,
beberapa produk mungkin mengandung manik-manik plastik kecil. Setiap kali salah satu item
ini dibuang atau dicuci di wastafel, polutan beracun memiliki lebih banyak peluang untuk
mencemari dan membahayakan lingkungan. Plastik lebih murah. Hal ini merupakan salah
satu item yang paling banyak tersedia dan digunakan secara berlebihan di dunia saat ini.
Ketika dibuang, sampah berbahan baku plastik tidak terurai dengan mudah. Perlu puluhan
tahun untuk terurai. Sampah yang mengandung plastik mencemari tanah atau udara di
dekatnya ketika dibakar di udara terbuka.
Sumber sampah plastik. (Sumber: Javeriya Siddiqui/slideshare.net)

Penangkapan ikan komersial merupakan kebutuhan ekonomi dan konsumi masyarakat


dunia. Namun, industri perikanan memberikan kontribusi masalah pencemaran sampah
plastik di lautan dalam beberapa cara. Jaring yang digunakan untuk operasi trolling skala
besar biasanya terbuat dari plastik. Hal ini memerlukan waktu lama terendam air sehingga
berpotensi meracuni perairan. Kemudian jika jaring rusak, tersangkut, hilang di perairan,
maka akan mencemari lautan. Hal ini tidak hanya membunuh dan merusak satwa liar
setempat, tetapi juga memastikan bahwa polutan memasuki air dan ikan di daerah tersebut.

Membuang sampah plastik ke tempat pembuangan sampah. Hal ini mungkin terdengar
membingungkan karena bukankah membuang sampah di tempat sampah adalah benar?.
Namun, karena plastik dimaksudkan untuk tahan segala cuaca, maka ia tidak akan terurai di
tanah. Membakar plastik secara langsung juga sangat beracun. Pembakaran sampah plastik
menyebabkan kondisi atmosfer berbahaya dan penyakit yang mematikan. Oleh karena itu,
jika membakar sampah plastic di tempat pembuangan akhir (TPA), justru merugikan.
Sampah plastik membawa dampak negatif yang luar biasa bagi manusia dan lingkungan.
Dampak atau bahaya sampah jenis plastik antara lain sebagai berikut.

1.Mengganggu rantai makanan

Karena ia datang dalam ukuran besar dan kecil, pencemaran sampah plastik turut
mempengaruhi organisme terkecil di dunia seperti plankton. Ketika organisme kecil ini
teracuni akibat mengkonsumsi plastik, maka hewan besar yang memakannya juga teracuni.
Pada akhirnya ini akan meracuni manusia, misalnya saja pada ikan. Tidak mengherankan bila
ditemukan ikan tercemar polutan di seluruh dunia. Manusia, dalam kadar tertentu, memakan
ikan beracun.

Dari ikan paus, singa laut, dan burung untuk organisme mikroskopis yang disebut
zooplankton, plastik sangat mempengaruhi kehidupan laut di pantai dan lepas pantai. Tahun
2006, Greenpeace menyatakan bahwa setidaknya 267 spesies binatang yang berbeda
diketahui telah terjerat dan mati akibat sampah terkait plastik.

2.Pencemaran lingkungan

Pelestarian air sudah menjadi perhatian di berbagai tempat. Mulai dari California hingga
India. Namun, sumber daya air dunia berada dalam bahaya besar akibat bocornya limbah dan
pencemaran sampah plastik. Jika anda pernah melihat tempat pembuangan sampah,
bayangkan apa yang terjadi setiap kali hujan. Kemudian, bayangkan air minum Anda. Air
tanah dan waduk rentan terhadap kebocoran racun atau aliran sampah.

Sebagian besar sampah dan polusi yang mempengaruhi lautan di dunia juga berasal dari
sampah plastik. Hal ini telah menyebabkan konsekuensi yang mengerikan pada berbagai
spesies laut.

3.Mencemari tanah

Menyebabkan pencemaran tanah. Ketika sampah plastik dibuang ke tempat pembuangan


sampah, ia akan berinteraksi dengan air. Kemudian membentuk bahan kimia berbahaya.
Ketika bahan kimia ini meresap ke bawah tanah, mereka menurunkan kualitas air.

4.Menyebabkan polusi udara


Pembakaran sampah plastik di udara terbuka menyebabkan pencemaran udara akibat
pelepasan bahan kimia beracun. Udara tercemar ketika terhirup oleh manusia dan hewan. Ini
mempengaruhi kesehatan mereka dan dapat menyebabkan masalah pernapasan.

5.Membunuh hewan

Meskipun iklan TV yang tak terhitung jumlahnya selama bertahun-tahun menunjukkan bebek
atau lumba-lumba atau penyu mati akibat terjerat sampah terkait plastik. Namun, sampah
kantong, botol plastik terus dibuang sembarangan oleh masyarakat.

Sampah plastik juga merusak sistem hutan bakau, padahal manfaat hutan bakau sangat
penting bagi manusia manfaat hutan bakau , antara lain, adalah mneyediakan antibiotik,
tempat pemijahan ikan.

Menurut National Oceanographic and Atmospheric Administration, sampah jenis plastik


telah membunuh 100.000 mamalia laut setiap tahun, jutaan burung dan ikan.

6.Beracun

Manusia membuat produk plastik menggunakan sejumlah bahan kimia beracun. Oleh karena
itu, penggunaan produk plastik telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan yang
mempengaruhi orang di seluruh dunia. Proses pembuatan, penyimpanan, membuang plastik
berpotensi berbahaya bagi makhluk hidup.

Penutup:

Plastik merupakan bahan kimiawi. Artinya, plastik bukanlah bahan yang alami, melainkan
bahan buatan atau sintetis. Plastik-plastik yang telah menjadi sampah, berbahaya dan sulit
dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah plastik itu
benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik
ternyata sebesar fungsinya juga.Plastik jika digunakan tidak sesuai dengan fungsinya sangat
berbahaya, jika dibuang tanpa adanya penanganan yang khusus pun berbahaya bagi
lingkungan. Oleh karna itu kita sebagai manusia yang sadar akan bahayanya sampah plastik
harus pintar menanganinya seperti dengan cara:

1.Mendaur Ulang Sampah Plastik


Memisahkan produk sampah plastik dari jenis sampah lainnya, untuk kemudian di daur
ulang. Mendaur ulang sampah plastik atau menggunakannya sebagai pembangkit tenaga
listrik dianggap dapat meminimalkan masalah tersebut.

2.Menggunakan Insenerator

Sampah plastik atau limbah plastik yang dibakar di pusat-pusat insinerator yang terletak di
luar kota di negara maju telah diikuti oleh negara berkembang. Teknik ini menghilangkan
volume besar bahan plastik. Tetapi, terdapat beberapa kekhawatiran terkait pencemaran udara
akibat pembakaran tersebut.

3.Pelarangan/Pembatasan produk berbahan plastik

Beberapa pemerintah di Negara maju dan berkembang telah melarang pembuatan dan
penjualan kantong plastik. Pembatasan kandungan plastik untuk sebuah produk juga terus
dilakukan. Dengan cara ini, ketergantungan berlebihan terhadap plastik, hingga batas tertentu,
dapat ditekan.

Menggunakan tas kertas atau berbahan kain lainnya seperti tas belanja kelontong ketika
berbelanja ke pasar. Disarankan untuk menggunakan tas kertas atau tas berbahan baku kain
seperti rami, katun atau bahan ramah lingkungan lainnya. Dengan cara ini, kita sebagai
individu dapat mengurangi penggunaan kantong plastik untuk bungkus sayuran dan lain-lain.

4.Melibatkan Masyarakat

Sebagai warga masyarakat, penting bagi kita untuk berkontribusi terhadap upaya pelestarian
lingkungan hidup. Upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sampah plastik dalam
kehidupan sehari-hari antara lain:

1. Menggunakan bak sampah untuk membuang botol air plastik, wadah makanan dan
bahan plastik lainnya.
2. Hindari membuang sampah dari plastik di ruang terbuka, tempat umum, saluran air,
sungai, pantai, laut dan sumber daya alam lainnya.
3. Ikuti peraturan pemerintah yang berkaitan dengan manajemen plastik.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan dan bahaya sampah plastik,
misalnya menginformasikan kepada kerabat atau tetangga.
5. Ikut gotong royong membersihkan lingkungan sekitar rumah dari sampah, termasuk
sampah yang terbuat dari plastik.

Dengan melakukan berbagai langkah tersebut, kita dapat mengendalikan penggunaan plastik
dan pencemaran sampahnya. Ini berarti kita memberikan sumbangsih untuk menurunkan
pencemaran sampah plastik pada lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai