Sampah plastic merupakan barang sekali pakai dengan kegiatan pasca-konsumsi yang
tidak betanggung jawab. Sampah plastik dan kemasan dari plastik lainnya ini adalah alat
pengemasan yang paling banyak dipergunakan karena murah, praktis, dan mudah didapat. Tetapi
sayangnya sampah plastik berdampak buruk pada lingkungan dan juga berdampak buruk dengan
kesehatan. Sehingga sudah seharusnya kita memperhatikan dan peduli berbagai dampak negative
yang ditimbulkan. Dari hal yang sederhana yaitu, bijak jika masih memakai atau menghasilkan
jenis sampah plastik. Hal ini harus dicermati dengan seksama karena manusia dalam hidupnya
masih memiliki ketergantungan yang tinggi dalam penggunaan plastik. Maka dari itu,
dibutuhkan cara yang lebih efektif guna mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan sampah
plastik.
Plastik masih menjadi media andalan dan digunakan digunakan hampir diseluruh bidang
industry. karena penggunaan bahan plastik masih sangat mendominasi dan mayoritas digunakan
hampir pada semua produk yang ada, mulai dari kantong berbelanja, peralatan rumah tangga,
hingga kemasan makanan dan minuman. Yang mana, apabila sudah tidak digunakan, akan
terbuang. Terbengkalai dan menumpuk menjadi sampah.
Sebagaimana yang diketahui, plastic yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam,
kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada
500 juta sampai 1 miliyar kantong plastic digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini
berarti ada sekitar 1 juta kantong plastic per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel
minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Sebuah riset menuturkan bahwa Indonesia
termasuk salah satu negara penghasil sampah plastic terbesar di dunia. Indonesia berada
diperingkat ke tiga sebagai negara penghasil sampah plastic di dunia. Terhitung pada tahun 2020,
sampah plastik yang dihasilkan Indonesia sebesar 67,8 ton atau terdapat 185.753 ton sampah
plastic yang dihasilkan drai 270 juta penduduk setiap harinya. Bahkan beberapa penelitian juga
menuturkan bahwa penggunaan plastic dan limbah plastic meningkat tiap tahunnya. Jika
penggunannya masih sangat terus mendominasi di tambah dengan kurangnya perhatian baik
yang menggunakan atau memakainya. Sudah sangat jelas dampaknya bagi lingkungan dan
kesehatan akan sangat tinggi resikonya.
Ssampah plastic sangat meresahkan bagi sebagian besar orang yang perduli terhadap
lingkungan. Mengingat jumlahnya yang sangat cepat meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
menandakan bahwa bahaya sampah plastic saat ini tidak dapat di pandang sebelah mata.
Pasalnya dampak negative yang ditimbulkan bagi kesehatan dan lingkungan sangat berbahaya.
Berikut ini beberapa dampak-dampak bahaya sampah plastic bagi kesehatan dan
lingkungan diantaranya :
1. Memberikan Masalah Pada Rantai Makanan
Siklus dari rantai makanan sangat lah penting bagi makhluk hidup agar tetap dapat
bertahan hidup. Dampak yang diberikan dari sampah plastic adalah mengacaukan rantai
makanan makhluk hidup. Bahaya yang ditimbulkan tidak bisa di anggap sepele, karena
dampak yang ditimbulkan menyebabkan banyak masalah pada siklus rantai makanan.
Salah satuny makhluk hidup yang sangat terdampak adalah organism kecil di dunia,
seperti plankton.
4. Mencemari Lingkungan
Sampah plastic yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan :
Polusi udara
Tercemarnya tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah
Rusaknya ekosistem di sungai dan laut
Menurunkan kesuburan tanah
Mengganggu jalur air dan selokan
1. Kantong Plastik
Jenis sampah plastic yang sering dan mudah ditemukan akibat masih banyak yang
menggunakannya sebagai tas belanja. Hal ini dikarenakan kantong plastic memiliki
bahan yang ringan dan mudah digunakan. Namun, dibalik itu semua menyimpan bahaya
yang besar terhadap lingkungan.
2. Botol Plastik
Tentunya jenis sampah plastik yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi anda. Jenis plastik
yang umunya digunakan PETE atay PET. Memiliki warna transparan dan tidak dapat di
daur ulang artinya, hanya bisa digunakan sekali pakai. Botol plastic bisa terurai sekitar
tahun 450 tahun tentunya, menjadi jenis sampah plastic yang membahayakan kelestarian
lingkungan.
3. Sedotan Plastik
Ukurannya kecil dan minimalis sering digunakan untuk membantu menyedot minum.
Ternyata menjadi sampah plastic yang juga tidak bisa terurai dalam waktu yang singkat.
Waktu yang diperlukan untuk seditan plastic terurai adalah sekitar 20 tahun. Walaupun
waktunya tidak selama kantong dan botol plastik untuk terurai. Tetap saja memiliki
dampak dan bahaya bagi kelestarian lingkungan. Jenis bahan plastik yang digunakan juga
memiliki sifat yang tidak bisa untuk didaur ulang.
5. Styrofoam
Menjadi jenis sampah plastik yang banyak digunakan untuk mengemas produk makanan.
Styrofoam sampai saat ini masih banyak digunakan karena sangat praktis untuk
digunakan sebagai kemasan. Walaupun demikian, tetap saja menjadi sampah plastik yang
sulit terurai. Penggunaan styrofoam yang sekali pakai dan tidak dapat didaur ulang.
Tentunya akan memberikan dampak bahaya bagi kelestarian lingkungan. Karena masa
waktunya untuk terurai cukuplah lama yaitu, sekitar 450 tahun lamanya.
Untuk mengurangi dampak bahaya dari sampah plastic ada beberapa solusi yang
bisa diikuti dan diterapkan diantaranya sebagai berikut.
1. Pakailah peralatan makan dan minum yang terbuat dari bahan kaca atau keramik,
bukan plastik.
2. Pakailah sedotan berbahan dasar kertas atau stainless steel yang lebih ramah
lingkungan.
3. Pakailah tas belanja sendiri ketika berbelanja, agar tidak perlu menggunakan kantong
plastik.
4. Bawalah botol minum sendiri untuk membawa air minum, agar tidak perlu
mengkonsumsi minuman kemasan atau botol plastik.
5. Pilihlah produk-produk yang berlabel biodegradable, tidak mengandung bisphenol A
atau BPA atau plastik yang mudah terurai.
Dengan membiasakan tips-tips diatas, sebagai kontribusi untuk ikut andil dalam
menekan dampak buruk plastic. Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan
penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling memungkinkan adalah dengan
memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), dan mendaur
ulang (recycle). Karena bukan hanya menyangkut untuk kehidupan saat ini melaikan,
untuk keberlangsungan kehidupan yang akan mendatang.
Referensi :
Karuniastuti, N. (2013). Bahaya plastik terhadap kesehatan dan lingkungan. Swara Patra:
Majalah Ilmiah PPSDM Migas, 3(1).
Fauzi, M., Efizon, D., Sumiarsih, E., Windarti, W., Rusliadi, R., Putra, I., & Amin, B.
(2019, September). Pengenalan dan pemahaman bahaya pencemaran limbah
plastik pada perairan di Kampung Sungai Kayu Ara Kabupaten Siak. In Unri
Conference Series: Community Engagement (Vol. 1, pp. 341-346).
Fallo, J. F., Prawira, I. P. D. A., Sagita, I. K. R. E., Wulandari, S. D., Wahur, O. S. I., &
Saputra, I. G. N. W. H. (2020). PENYULUHAN TENTANG KELESTARIAN
LINGKUNGAN, BAHAYA SAMPAH PLASTIK DAN PENGGUNAAN
GADGET DI SELURUH SD DESA MENGESTA. Martabe: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 3(2), 212-216.
Baunsele, A. B., Bulin, C. D. Q., & Missa, H. (2020). Upaya Peningkatan Pemahaman
Terhadap Bahaya Sampah Plastik Dan Pengolahannya Bagi Siswa-Siswi SMA
Negeri 3 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Patria: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(1), 43-52
Purwaningrum, P. (2016). Upaya mengurangi timbulan sampah plastik di
lingkungan. Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology, 8(2),
141-147.
Muncke, J. (2021). Tackling the toxics in plastics packaging. PLOS Biology, 19(3),
e3000961.
Wang, Y. & Qian, H. (2021). Phthalates and Their Impacts on Human Health.
Healthcare, 9(5), pp. 603.
Nama : Widia Jingga Jaya
NIM : 2211102414048
Prodi : S1 Kesehatan Lingkungan