Masalah Plastik yang tak pernah usai

Peruubahan yang sangat cepat atau pengaruh globalisasi yang sangat besar juga berpengaruh
pada pola hidup masyarakat, sebagaimana contoh di Indonesia dengan meningkatnya
penggunaan plastic sekali pakai tiap tahunnya, Kementeriam Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) juga menyebut total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton.
Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah
plastik.

Selain dari hal itu masyarakat yang ingin cenderung praktis selalu menggunakan sampah
plastik dimanapun berada, lihat saja disekitar kita, di selokan, sungai dan lingkungan lain
pasti tak pernah bebas dan lepas dari sampah plastik. Bahkan dari ourworld in data
disebutkan plastic mengalami peningkatan yang sangat drastis dari tahun 1950 sampai 2022,
terhitung ada sekitar 1,200 Juta Ton sampah plastic ditemukan. Semua sampah telah
menyebar di penjuru area bahkan sampai di dalam perut hewan hewan yang di laut.

Pada awalnya semenjak plastic diciptakan di tahun 1862 oleh Alexander Parkes memang
memiliki fungsi yang baik sebagai wadah bagi makanan maupun hal lainnya, akan tetapi
dibalik itu semua jika produksi dan pemkaian plastic tidak diminimalisir penggunaannya
akan terjadi kelangkaan lingkungan bersih yang terhindar dari plastik.

Indonesia disebut juga sebagai penyumpang sampah plastik no 3 di dunia, dengan penobatan
sungai citarum sebagai sungai tercemar sedunia. Selain Indonesia, India, Cina bahkan
Amerika juga turut berpartisipasi dalam penyumbang sampah plastik dunia. India setiap
tahunnya membuang sekitar 126,5 Juta kilo plastik sampah, di Cina ,70,7 juta kilogram
sampah plastik pertahunnya yang senantiasa menyumbat laut secara global. Bahkan Amerika
sebagai negara super power juga tetap menyumbang sampah plastik sebanyak 35,7 Juta Ton
setiap tahun dan bahkan ada kemungkinan peningkatan-peningkatan lainnya.

Begitu data-data mengenai sampah plastik yang ada di dunia yang populasinya tak dapat
diperkirakan dari tahun ke tahun.