Anda di halaman 1dari 9

PERANAN BAKTERI PSEUDOMONAS SP SEBAGAI DEKOMPOSER

SAMPAH PLASTIK

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghasilkan dan membuang yang namanya
sampah. Sampah merupakan sisa dari makanan,kertas-kertas, barang- b a r a n g p l a s t i c ,
k a i n - k a i n k e r t a s , b o t o l , b a h k a n s a m p a i m a i n a n a t a u peralatan rumah
tangga dan kendaraan yang tak terpakai lagi. Semua itu sering kita jumpai di lingkungan kita,
Sampah terbagi menjadi 2 ( dua ) macam yaitu sampah organik dan anorganik. Singkatnya
sampah organik dan anorganik memiliki pengertian yang berbeda, Sampah organik yaitu
sampah yang dihasilkan oleh alam, contohnya daun, ranting pohon dan kotoran hewan
dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan oleh bahan
-bahan kimia diantaranya adalah p l a s t i k . S a m p a h o r g a n i k d a p a t d i u r a i k a n
o l e h t a n a h , s e d a n g k a n s a m p a h anorganik tidak dapat terurai oleh tanah,
meskipun perlu waktu yang lama untuk menguraikannya.
Dilihat dari pernyataan diatas ,yang harus kita tanggapi dengan serius adalah sampah
anorganik atau sampah plastik. Sejak tah un 1950-an plastik menjadi bagian
penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan,
tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran,
plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian -bagian tubuh manusia yang
sudah tidak berfungsi lagi.
Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak
digunakan dan dipilih sebagai salah satu d a r i 1 0 0 b e r i t a k e j a d i a n p a d a a b a d
i n i . P l a s t i k p e r t a m a k a l i d i p e r k e n a l k a n oleh Alexander Parkes pada tahun 1862
di sebuah ekshibisi internasional diLondon, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut
parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa
temuannya ini mempunyai k a r a k t e r i s t i k m i r i p k a r e t , n a m u n d e n g a n h a r g a
y a n g l e b i h m u r a h , I a j u g a menemukan bahwa Parkesine i n i b i s a d i b u a t
t r a n s p a r a n d a n m a m p u d i b u a t dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini
tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan, ti d a k d a p a t
dipungkiri penggunaan plastik dan kantong plastik mema ng
t e r u s mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Walhasil, jumlah sampah
plastik pun ikut bertambah. Data dari Deputi Pengendalian Pencemaran
Kementerian NegaraLingkungan Hidup (KLH) menyebutkan, setiap individu rata-rata
menghasilkan 0,8 k i l o g r a m s a m p a h d a l a m s a t u h a r i d i m a n a 1 5 p e r s e n n ya
adalah plastik.
Dengan asumsi ada sekitar 220 juta penduduk di Indonesia, maka
s a m p a h p l a s t i k ya n g t e r t i m b u n m e n c a p a i 2 6 . 5 0 0 t o n p e r h a r i , s e d a n g k a n
j u m l a h t i m b u n a n s a m p a h nasional diperkirakan mencapai 176.000 ton per hari.
Sementara data KLH 2007 menunjukkan, volume timbunan sampah di 194 kabupaten dan
kota di Indonesia mencapai 666 juta liter atau setara 42 juta kilogram, di mana
komposisi sampah plastik mencapai 14 persen atau 6 juta ton. Berdasarkan data KLH2 0 0 8 ,
d a r i t o t a l t i m b u n a n s a m p a h n a s i o n a l , j u m l a h s a m p a h ya n g d i o l a h
d e n g a n dikompos atau didaur ulang hampir 5 persen atau setara 12.800 ton per
hari. Dari total jumlah sampah tersebut, 2 persen atau 204,16 ton per hari di
antaranya adalah sampah organik "biodegradable" yang
p o t e n s i a l m e n g h a s i l k a n m e t a n . Kalau data di atas membuat Anda
t e r c e n g a n g m a k a d a t a t e r b a r u ya n g d i l a n s i r Pelaksana Harian Kepala
Bidang Pengelolaan Sampah KLH Ujang Solihin Sidik, akan membuat Anda makin
terperangah.Menurut Ujang, setiap tahun lebih dari 11 miliar bungkus mie instan menjadi
sampah plastik tidak bernilai ekonomis sehingga tidak didaur ulang.
Permasalahan sampah di daerah atau kota-kota besar
s u d a h s a n g a t menjamur, seperti di kota masalah banjir sudah melekat. Data
terakhir dari D i n a s K e b e r s i h a n D K I J a k a r t a m e n u n j u k k a n , j u m l a h s a m p a h
d i J a k a r t a mencapai hampir 28.000 meter kubik setiap hari. Komposisinya terdiri dari
65 p e r s e n s a m p a h o r g a n i k d a n 3 5 p e r s e n s a m p a h n o n o r g a n i k .
P e n yu m b a n g terbesar sampah itu berasal dari sampah rumah tangga yang
mencapai sekitar 60 persen dari total sampah yang terdapat di Jakarta setiap
harinya. Sampah p l a s t i k j u m l a h n ya j u g a t e r g o l o n g c u k u p b e s a r . P a d a h a l ,
s a m p a h p l a s t i k membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk dapat
terurai. Data dari Environment Protection Body, sebuah lembaga lingkungan hidup di
Amerika Serikat, mencatat ada sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan d i
seluruh dunia setiap t a h u n n ya . It u berarti, s ampah plastik
j u m l a h n ya terhitung cukup banyak. Untuk mengurangi sampah plastik itu, ada cara
untuk "memendekkan" umur sampah plastik itu dengan membakarnya. Namun hal
itu sangat berbahaya, karena kandungan limbah sampah plastik yang terlepas k e u d a r a
saat terbakar, dapat membahayakan kesehatan mahluk
h i d u p , termasuk manusia.Jadi dari pernyataan-pernyataan diatas kita harus peduli
pada lingkungan u n t u k s e l a l u m e n j a g a n y a ya i t u d e n g a n t i d a k m e m b u a n g
sampah plastik dengan sembarangan untuk masa depan anak cucu k ita
d i m a s a ya n g a k a n datang.
Namun hal itu tidak lagi akan menjadi masalah, karena sudah ditemukan cara agar
proses penguraian plastik oleh bakteri bisa dipercepat hingga tiga bulan saja. Untuk itu
hanya membutuhkan media tanah, ragi dan air, sebagai fermenter atau sarana untuk proses
pembusukan. Plastik-plastik yang akan dihancurkan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam
tempat berisi tanah, bercampur ragi dan air. Sampah plastik akan hancur dalam waktu yang
luar biasa singkat -hanya tiga bulan berdasarkan hasil penelitian untuk jumlah tertentu
dibanding perkiraan ilmuwan sekitar 200 hingga 1000 tahun. Ini bukan sulap, tapi merupakan
pekerjaan makhluk sangat kecil bernama Pseudomonas sp.
Pseudomonas Sp merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi
berbagai jenis hidrokarbon. Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya
bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon membutuhkan pemahaman tentang
mekanisme interaksi antara bakteri Pseudomonas sp dengan senyawa hidrokarbon.
1.1. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini yaitu:
A. Apakah yang dimaksud dengan bakteri Pseudomonas sp.
B. Bagaimanakah proses terjadinya proses degradasi Polistirena (Plastik) oleh bakteri
Pseudomonas sp.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penuliasan makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang bakteri yang dapat melakukan proses degradasi plastik dan bagaimana
proses terjadinya degradasi plastik.

BAB II
Tinjauan pustaka

Polistirena dan produk turunan polistirena lainnya merupakan komoditas plastik yang
secara ekstensif digunakan untuk pengemasan dan banyak aplikasi lainnya. Palstik hasil
sintesis bersifat non-biodegradable di lingkungan alaminya disebabkan oleh kompleksitas
strukturnya, bobot molekular tinggi dan hidrofobik. Polistirena merupakan plastik yang
bersifat kaku (rigid) dimana biasanya secara umum digunakan sebagai bahan pengemas.

Mikroorganisme memainkan peran kunci dalam proses biodegradasi dilingkungan.


Enam isolat bakteri telah diisolasi dari tanah yang tertimbun sejumlah besar lapisan (film)
dari polistirena menunjukan kaitan erat dan pertumbuhan pada polistirena sebagai sumber
karbon tunggalnya. Enzim ekstraselular mikroorganisme ini memainkan peran kunci dalam
proses biodegradasi suatu polimer. Enzim ini mengubah polimer rantai panjang menjadi
bentuk yang lebih sederhana dan selanjutnya menjadi molekul yang lebih kecil sehingga
mudah untuk diabsorbsi dan dimetabolisme didalam mikroorganisme dengan bantuan enzim-
enzim intraselular. Tumpukan polimer ditanah digunakan sebagai bidang uji untuk studi
biodegradasi dikarenakan mirip dengan kondisi lingkungan alaminya

Scanning electron microscopy (SEM) pada lapisan permukaan film polistirena yang
digunakan pada proses isolasi menunjukan adanya pertumbuhan mikroba yang ekstensif.
Konsorsium pertumbuhan mikroba dapat dilihat dengan mata telanjang pada film polistirena
dengan ketidak hadiran sumber karbon lainnya. Bakteri hasil isolasi diidentifikasi
berdasarkan urutan 16S RNA ribosomal. Strain bakteri yang diisolasi adalah Microbacterium
sp. NA23, Paenibacillus urinalis NA26, Bacillus sp. NB6 dan Pseudomonas aeruginosa
NB26. Squen ini kemudian dirujuk ke NCBI gen bank dan diperoleh nomer aksesinya.
Bakteri ini tumbuh dan berikatan kuat pada film polistirena untuk periode waktu yang lama
tanpa sumber karbon lainnya mengindikasikan bahwa bakteri tanah yang terisolasi mampu
membentuk koloni dan menggunakan polistirena sebagai sumber karbon tunggal.
Kemampuan mikroba untuk membentuk koloni pada permukaan polimer merupakan tahap
pertama untuk proses biodegradasi.

Populasi mikroba dipengaruhi oleh bahan-bahan di lingkungan sekitarnya. Mikroba


tanah ini yang mampu menggunakan senyawa karbon yang terkandung didalam polimer akan
melimpah jumlahnya sementara yang tidak bisa menggunakanya tidak akan mampu bertahan.
Mikroba-mikroba ini memiliki beragam jalur degradasi polimer sejalan dengan
keanekaragaman mikroorganisme yang memetabolisme hidrokarbon aromatik. Sifat fisik dan
kimia alami pada proses pembusukan pada beragam material merupakan karakteristik utama
biodegradasi. Oraganisme seperti ini disebut biodeteriogen yang memiliki kemampuan
saprotrofik dengan menggunakan substrat untuk keberlanjutan pertumbuhan dan
reproduksinya. Skrening awal untuk kemampuan biodegradasi ini menggunakan spektroskopi
Fourier Transform Infrared (FTIR) pada perubahan kimia permukaannya dan analisis produk
biodegradasi dengan menggunakan High Pressure Liquid Chromatography (HPLC).
Spektroskopi FTIR digunakan untuk analisis teknik pada banyak studi biodegradasi. Polimer
sintesis terutama poliolefin terbuat dari hanya atom karbon dan hidrogen yang pada
umumnya kurang dapat di degrdasi mikroba. Sifat inert ini mungkin disebabkan sedikitnya
total ikatan karbon–oksigen (C=O, C-OR, C-OH), yang merupakan tempat degradasi enzim
mikroba.

Polistirena secara struktural terdiri dari rantai alifatik dengan cincin aromatik melekat
pada setiap atom karbon lainya. Stirena adalah monomer dari polistirena dan dibiodegradasi
oleh bakteri dan fungi. Biodegradasi intermediet stirena digunakan sebgai standar untuk
analisis HPLC. Rntai panjang polimer dipecah menjadi molekul yang lebih kecil oleh enzim
ekstraselular yang kemudian diabsorbsi untuk metabolisme selanjutnya didalam sel.
Biodegradasi polimer biasanya dimulai dengan proses oksidasi. Oksidase dan peroksidase
mengoksidasi substrat yang cocok untuk karbonil, alkohol atau kelompok aldehid.
Peroksidase mereduksi oksigen terlarut menjadi peroksida. Lakkase mereduksi oksigen
menjadi air dan mengoksidasi fenol dan substrat non-fenol dengan pembentukan quinon atau
radikal fenoksi dan radikal kation.

Berbagai upaya menekan penggunaan kantong plastik pun dilakukan oleh beberapa
negara. Salah satunya dengan melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya
pemanasan global. Sampah kantong plastik telah menjadi musuh serius bagi kelestarian
lingkungan hidup. Jika sampah bekas kantong plastik itu dibiarkan di tanah, dia akan menjadi
polutan yang signifikan. Kalau dibakar, sampah-sampah itu pun akan secara signifikan
menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer. Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa
pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan
tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di
udara. Bila manusia menghirup Dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di
antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi.
Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%,
tetapimungkin ada beberapa cara untuk mengatasinya. Deteksi senyawa metabolit pada
lingkungan ekstraselular mengindekasikan bahwa bakteri NA26, NB6, NB26 mampu untuk
mengekstrak karbon dari molekul komplek polistirena tetapi proses ini sngat lambat dan
menyebabkan perubahan kimia yang tidak signifikan. Strain yang dikembangkan secara
teknik molekular munkin dapat digunakan untuk meningkatkan potensi biodegradasi pada
bakteri isolat.
BAB III
Pembahsan

A. Pengertian Proses degradasi atau Biodegradasi

Biodegradasi pada dasarnya proses transfer elektron . Biologi energi diperoleh


melalui oksidasi bahan dikurangi. enzim mikroba mengkatalisasi transfer elektron. Elektron
akan dihapus dari organik substrat untuk menangkap energi yang tersedia melalui proses
oksidasi. Elektron bergerak melalui pernapasan atau transfer elektron rantai (jalur
metabolisme) terdiri dari serangkaian senyawa ke terminal akseptor elektron . Sebagian besar
dari mikroba penduduk di tanah tergantung pada oksigen sebagai terminal akseptor elektron
untuk metabolisme.
Hilangnya oksigen menginduksi perubahan dalam kegiatan ini dan komposisi
mikroba tanah populasiAnaerobik fakultatif organisme (yang dapat menggunakan oksigen
ketika hadir atau dapat beralih ke alternatif akseptor elektron, seperti nitrat dan sulfat, dalam
ketiadaan oksigen) dan organisme anaerobik wajib menjadi dominan ketika oksigen tidak
tersedia, namun aerobik biodegradasi biasanya lebih efisien.
Untuk mikroflora (jamur, bakteri dan sejenisnya) untuk mengkonversi dan
mengasimilasi karbon dalam substrat apapun, sejumlah kriteria yang harus dipenuhi. substrat
harus dapat dibasahi air, dan molekul konstituen harus cukup kecil bahwa jumlah yang sangat
besar ujung rantai mereka dapat diakses pada permukaan material. Hidrokarbon termoplastik
adalah bioinert karena mereka hidrofobik, dan karena sifat mekanik baik mereka memerlukan
sangat tinggi berat molekul, yang mengarah ke rantai diakses sangat sedikit berakhir. Juga
tahan terhadap hidrolisis (dan untuk alasan ini tidak dapat hydrobiodegrade) dan oksidasi dan
biodegradasi karena kehadiran anti-oksidan, dan stabilisator aditif

B. Pengertian bakteri Pseudomonas sp.


Pseudomonas berasal dari bahasa yunani yaitu pseudo berarti palsu dan monas berarti
satu unit. Pseudomonas sp merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu
mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi
lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon membutuhkan pemahaman tentang mekanisme
interaksi antara bakteri Pseudomonas sp. dengan senyawa hidrokarbon.
Kemampuan bakteri Pseudomonas sp. dalam mendegradasi hidrokarbon dan dalam
menghasilkan biosurfaktan menunjukkan bahwa isolat bakteri Pseudomonas sp. berpotensi
untuk digunakan dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarb.
Genus pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang gram negatif yang tidak
meragi karbohidrat, hidup aerob di tanah dan di air.
Dalam habitat alam tersebar luas dan memegang peranan penting dalam pembusukan
zat organik. Bergerak dengan flagel polar, satu atau lebih. Beberapa diantaranya adalah
fakultatif khemoliotrof, dapat memakai H2 atau CO sebagai sumber karbon katalase positif.
Ada yang patogen bagi binatang atau tanaman dan ada yang patogen bagi kedua-
duanya. Kebanyakan spesies pseudomonas tidak menyebabkan infeksi pada manusia, tetapi
kuman ini penting karena bersifat oportunis patogen, dapat menyebabkan infeksi pada
individu dengan ketahanan tubuh yang menurun.
Infeksi biasanya gawat, sulit diobati dan biasanya merupakan infeksi nosokomial.
Genus pseudomonas mempunyai spesies paling sedikit 10-12 yang penting dalam klinik.
Klasifikasi pseudomonas berdasar pada homologi rRNA atau DNA dan sifat
pertumbuhannya.
C. Spesies-spesies pseudomonas yaitu :
D. Pseudomonas aeruginosa
E. Pseudomonas flouresen
F. Pseudomonas putida
G. Pseudomonas stutzeri
H. Pseudomonas mendocina
C. Proses terjadinya degradasi plastik oleh bakteri Pseudomonas sp.

Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon plastik terus mengalami peningkatan dan telah
menimbulkan dampak yang berarti bagi makhluk hidup. Bioremediasi adalah salah satu
upaya untuk mengurangi polutan tersebut dengan bantuan organisme. Biodegradasi senyawa
hidrokarbon dari minyak bumi ini dapat dilakukan oleh mikroorganisme, salah satunya
adalah bakteri Pseudomonas sp.

Plastik yang mempunyai struktur paling sederhana adalah polyethylene (PE). Umumnya
susunan molekul dari PE terdiri dari sekitar 1000 atom karbon didalam tulang punggungnya.
Molekul dari plastik sering disebut dengan macro molekul karena ukurannya sangat besar
dilihat dari panjang rantai karbonnya. Untuk menyederhanakan struktur kimia dari macro
molekul, maka digunakan penyingkatan. Bagian terkecil dari rantai karbon yang panjang
disebut dengan mer atau monomer. Sering dituliskan seperti berikut.

-[CH2-CH2]n-
dimana n adalah jumlah atau derajat dari polimerisasi. Polimerisasi berarti penggabungan
bersama monomer. Sekarang ini ada ribuan jenis plastik, tapi pada dasarnya, atom-atom
penyusun inti plastik adalah Karbon (C), Hidrogen (H) dan beberapa tambahan atom Oksigen
(O), nitrogen (N), Klor (Cl), Fluor (F), dan belerang (S). Oleh karena itu, akan dijelaskan
mengenai mekanisme kerja bakteri Pseudomonas sp. dalam proses bioremediasi pada
pencemaran plastic. Bakteri pseudomonas yang umum digunakan antara lain : Pseudomonas
aeruginosa, Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas diminuta.

Salah satu factor yang sering membatasi kemampuan bakteri pseudomonas dalam
mendegradasi senyawa hidrokarbon adalah sifat kelarutannya yang rendah, sehingga sulit
mencapai sel bakteri. Oleh karena itu, untungnya, bakteri pseudomonas dapat memproduksi
biosurfaktan. Kemampuan bakteri Pseudomonas dalam memproduksi biosurfaktan berkaitan
dengan keberadaan enzim regulatori yang berperan dalam sintesis biosurfaktan. Ada 2
macam biosurfaktan yang dihasilkan bakteri Pseudomonas :

1. Surfaktan dengan berat molekul rendah (seperti glikolipid, soforolipid, trehalosalipid,


asam lemak dan fosfolipid) yang terdiri dari molekul hidrofobik dan hidrofilik.
Kelompok ini bersifat aktif permukaan, ditandai dengan adanya penurunan tegangan
permukaan medium cair.
2. Polimer dengan berat molekul besar, yang dikenal dengan bioemulsifier polisakarida
amfifatik. Dalam medium cair, bioemulsifier ini mempengaruhi pembentukan emulsi
serta kestabilannya dan tidak selalu menunjukkan penurunan tegangan permukaan
medium.

Biosurfaktan merupakan komponen mikroorganisme yang terdiri atas molekul hidrofobik


dan hidrofilik, yang mampu mengikat molekul hidrokarbon tidak larut air dan mampu
menurunkan tegangan permukaan. Selain itu biosurfaktan secara ekstraseluler menyebabkan
emulsifikasi hidrokarbon sehingga mudah untuk didegradasi oleh bakteri. Biosurfaktan
meningkatkan ketersediaan substrat yang tidak larut melalui beberapa mekanisme. Dengan
adanya biosurfaktan, substrat yang berupa cairan akan teremulsi dibentuk menjadi misel-
misel, dan menyebarkannya ke permukaan sel bakteri. Substrat yang padat dipecah oleh
biosurfaktan, sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel.
Pelepasan biosurfaktan ini tergantung dari substrat hidrokarbon yang ada. Ada substrat
(misal seperti pada pelumas) yang menyebabkan biosurfaktan hanya melekat pada permukaan
membran sel, namun tidak diekskresikan ke dalam medium. Namun, ada beberapa substrat
hidrokarbon (misal heksadekan) yang menyebabkan biosurfaktan juga dilepaskan ke dalam
medium. Hal ini terjadi karena heksadekan menyebabkan sel bakteri lebih bersifat hidrofobik.
Oleh karena itu, senyawa hidrokarbon pada komponen permukaan sel yang hidrofobik itu
dapat menyebabkan sel tersebut kehilangan integritas struktural selnya sehingga melepaskan
biosurfaktan untuk membran sel itu sendiri dan juga melepaskannya ke dalam medium.

Terdapat tiga cara transpor hidrokarbon ke dalam sel bakteri secara umum yaitu :

1. Interaksi sel dengan hidrokarbon yang terlarut dalam fase air. Pada kasus ini,
umumnya rata-rata kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika sangat rendah sehingga
tidak dapat mendukung.
2. Kontak langsung (perlekatan) sel dengan permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih
besar daripada sel mikroba. Pada kasus yang kedua ini, perlekatan dapat terjadi karena
sel bakteri bersifat hidrofobik. Sel mikroba melekat pada permukaan
tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel dan pengambilan substrat dilakukan
dengan difusi atau transpor aktif. Perlekatan ini terjadi karena adanya biosurfaktan
pada membrane sel bakteri Pseudomonas.
3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang telah teremulsi atau tersolubilisasi oleh
bakteri. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang
lebih kecil daripada sel. Hidrokarbon dapat teremulsi dan tersolubilisasi dengan
adanya biosurfaktan yang dilepaskan oleh bakteri pseudomonas ke dalam medium.

Mekanisme degradasi hidrokarbon di dalam sel bakteri Pseudomonas

1. Hidrokarbon Alifatik
Pseudomonas sp. menggunakan hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya.
Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan
oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi. Langkah
pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh Pseudomonas sp. meliputi oksidasi
molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu atom oksigen ke
dalam hidrokarbon teroksidasi.

2. Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara aerobik oleh bakteri
Pseudomonas. Degradasi senyawa hidrokarbon aromatik disandikan dalam plasmid
atau kromosom oleh gen xy/E. Gen ini berperan dalam produksi enzim katekol 2,3-
dioksigenase. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan
Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan
senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi oleh enzim katekol 2,3-
dioksigenase menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam
sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat. Gambar 2 menunjukkan reaksi
perubahan senyawa benzena menjadi katekol.
BAB IV
Penutup

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa degradasi plastik


adalah suatu proses untuk menguraikan bahan plastik agar tidak menjadi bahan pencemar
oleh mikroba atau bakteri. Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon plastik terus mengalami
peningkatan dan telah menimbulkan dampak yang berarti bagi makhluk hidup. Bioremediasi
adalah salah satu upaya untuk mengurangi polutan tersebut dengan bantuan organisme.
Biodegradasi senyawa hidrokarbon dari minyak bumi ini dapat dilakukan oleh
mikroorganisme, salah satunya adalah bakteri Pseudomonas sp.

4.2. Saran
Saran saya pada penulisan makalah kali ini yaitu diharapkan kepada semua pembaca agar
jika mencari referensi lain untuk melengkapi informasi dari makalah ini, jika ingin lebih
mengetahui lebih dalam lagi tentang degradasi plastik.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Jawetz, Melnick, & Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Nugroho, A. 2003. Bioremidiasi Hidrokarbon Plastik. Jakarta. Bumi Aksara

Pelczar, M. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta

Radji, Maksum dan M Biomed. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi
dan Kedokteran. Jakarta. Penerbit ECG.

Sugyo, 1999. Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai