Disusun Oleh :
1. Lidia Puspita Sari
2. Satria Cahya Saputra
3. Enggar Dwi Raharja
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Kedisiplinan. Tak lupa
shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW,
kepada keluarga para sahabat dan seluruh umatnya.
Kedua kalinya kami mengharap makalah tentang kedisiplinan siswa di sekolah
ini dapat memberikan sedikit pengetahuan bagi teman-teman dan bagi pembaca pada
umumnya. Dan ucapan terima kasih kepada pembimbing kami karena telah
mengarahkan kami pada hal-hal yang positif.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada teman
maupun pembaca.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. oleh karena itu, kritik dan saran yang ada relevansinya dengan
penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil
apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.
BAB I
PENDAHULUAN
Saat sampah dibakar, gas karbondioksida akan memacu timbulnya efek rumah kaca
dan juga merusak lapisan bumi atau ozon serta dapat memicu sel kanker bagi kesehatan.
Jumlah satu ton sampah plastik sekali pakai yang dibakar akan menghasilkan jumlah
karbondioksida yang sama yakni satu ton, jika satu ton sampah plastik sekali pakai itu
dibiarkan tertimbun akan menghasilkan 63 m3 gas metan, dimana lebih berbahaya dari 1
ton karbondioksida yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah plastik sekali pakai.
Penggunakan plastik juga akan semakin meningkatkan pula pencemaran lingkungan
seperti pencemaran tanah.
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahanbahan kimia
yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk
diuraikan secara alami. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak
bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan
batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada
di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas
hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu
dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan
demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang
percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat
mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).
Perlu adanya alternatif proses daur ulang yang lebih menjanjikan dan berprospek ke
depan. Salah satunya mengonversi sampah plastik menjadi minyak menggunakan sistem
pirolisis. Hal ini bisa dilakukan karena pada dasarnya plastic berasal dari minyak bumi,
sehingga tinggal dikembalikan ke bentuk semula.
Selain itu plastik juga mempunyai nilai kalor cukup tinggi, setara dengan bahan bakar
fosil seperti bensin dan solar.
1.3. Tujuan
Tujuan dalam perancangan ini sebagai berikut :
1. Mengetahui dimensi tabung pirolisis untuk mengonversi limbah plastic menjadi bahan
bakar.
2. Mengetahui efektifitas kekuatan bahan material pembuatan tabung pirolisis.
1.4. Manfaat
Manfaat dalam perancangan ini sebagi berikut :
1. Terciptanya bahan bakar terbarukan sebagai energi alternatif.
2. Mengurangi limbah sampah plastik yang susah terurai.
3. Memberikan alternatif penanganan masalah lingkungan yang disebebkan oleh limbah
plastik.
4. Meningkatkan nilai ekonomis dari limbah plastic
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi lain dikemukakan (Radyastuti, 1996) sampah adalah sumber yang tidak siap
dipakai. UU No.18 Tahun 2008 sampah adalah kegiatan sehari-hari manusia atau proses
alam yang berbentuk padat. Pengelolan sampah sangat membutuhkan peranan seluruh
masyarakat. Kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah sembaranagan entah itu
dijalan, sungai parit akan menyebabkan masalah-masalah antara lain :
1. Pencemaran udara yang akan menimbulkian aroma yang tidak sedap
2. Timbul nya berbagai penyakit seperti penyakit kulit, kolera, demam berdarah dll
3. Dapat menjadi penyebab banjir karena membuang sampah sembarangan di Sungai
Pengertian sampah organik lebih bersifat untuk mempermudah pengertian umum, untuk
menggambarkan komponen sampah yang cepat terdegradasi (cepat membusuk),
terutama yang berasal dari sisa makanan. Sampah yang membusuk ( garbage ) adalah
sampah yang dengan mudah terdekomposisi karena aktivitas mikroorganisme. Dengan
demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan,
pemerosesan, maupun pengangkutannya. Pembusukan sampah ini dapat menghasilkan
yang berbau tidak enak, seperti ammoniak dan asam-as m volatil lainnya. Selain itu,
dihasilkan pula gas-gas hasil dekomposisi, seperti gas metan dan sejenisnya, yang dapat
membahaykan keselamatan bila tidak ditangani secara baik. Penumpukan sampah yang
cepat membusuk perlu dihindari. Sampah kelompok ini kadang dikenal sebagai sampah
basah, atau juga dikenal sebagai sampah organik. Kelompok inilah yang berpotensi untuk
diproses dengan bantuan mikroorganisme, misalnya dalam pengomposan atau gasifikasi,
atau caracara lain seperti sebagai pakan ternak.
4. Pencemaran tanah, Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik akan
membuat lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah
organik dan mungkin juga mengandung bahan buangan berbahaya (B3) yang
membutuhkan waktu yang cukup lama sampai terdegradasi.
5. Gangguan estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan
yang sangat buruk dan tidak enak sehingga mempengaruhi
estetika lingkungan sekitarnya. Sarana pengumpulan dan pengangkutan yang tidak
terawat dengan baik merupakan sumber pandangan yang tidak baik.
7. Gangguan kebisingan
Gangguan kebisingan ini lebih disebabkan karena adanya kegiatan operasi
kendaraan alat berat dalam TPA (baik angkutan pengangkut sampah maupun
kendaraan yang digunakan meratakan dan atau memadatkan sampah).
8. Dampak sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan
tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Keresahan warga setempat
diakibatkan oleh gangguan-gangguan yang telah disebutkan diatas
Adapun konsep yang menangani masalah sampah secara terpadu yang dikenal dengan
3R yaitu diantaranya adalah :
1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang
kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal
ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Daur
ulang sampah melalui pemisahan dan pengelompokan sampah, persiapan sampah
untuk diguna ulang, diproses ulang, dan difabrikasi ulang; penggunaan, pemrosesan
dan fabrikasi sampah.
3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi,
bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah
banyak industri non-formal dan industry rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain.
4. Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang
yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebihtahan lama. Juga telitilah agar
kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti
kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan
styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar kehadiran
atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan sebuah
lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan siapapun yang
melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setiap pelanggaran atas
kepentingan umum di dalam sekolah mesti diganjar dengan hukuman yang mendidik
sehingga siswa mampu memahami bahwa nilaidisiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya
itu sendiri, melainkan demi tujuan lain yang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian
hidup bersama.
Disiplin sekolah merupakan keseluruhan ukuran bagitindakan-tindakan yang menjamin
kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga proses pendidikan berjalan lancar dan tidak
terganggu. Adanya kedisiplinan dapat menjadi semacam tindakan preventif dan
menyingkirkan hal-hal yang membahayakan hidup kalangan pelajar. Sekolah tanpa
kedisiplinan adalah seperti kincir tanpa air.
3.2. SARAN
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yangmungkin bisa
dilakukan diantaranya:
A. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru
disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat danterbuka.
B. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan
mendorong kepatuhan siswa.
C. Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah,sehingga membantu
siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku
yang salah.