Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya, makalah yang berjudul Persebaran Sampah Terhadap Sumber Daya
Lingkungan ini dapat terselesaikan pada waktunya. Makalah ini pun juga
terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa banyak hambatan dalam penyusunan makalah ini,
baik itu masalah waktu, sarana, dan lain sebagainya. Selesainya makalah ini
semata-mata bukan hanya kemampuan kami sendiri, tetapi banyak pihak yang
mendukung dan membuat kami dalam menyusun makalah ini. Dalam kesempatan
ini pula, kami mengucapkan terima lasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam penyususanan makalah ini
Terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. makalah ini masih belum sempurna , maka dari itu segala kritikan dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Meningkatkan
kesadaran untuk mencintai lingkungan dan benar-benar menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Apabila dalam penyusunan tugas ini terdapat hal-hal yang
kurang berkenan bagi pembaca , penulis mohon maaf. Semoga makalah ini
bermanfaat.
Bandung, 28 Oktober 2015

Reyhan R. Antariksa

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam literature masalah-masalah lingkungan dapat dikelompokkan ke
dalam tiga bentuk, yaitu pencemaran lingkungan (pollution), pemanfaatan
lahan secara salah (land misuse) dan pengurasan atau habisnya
sumberdaya alam (natural resource depeletion). Akan tetapi, jika dilihat dari
perspektif hukum yang berlaku di Indonesia, masalah-masalah lingkungan
hanya dikelompokkan ke dalam dua bentuk, yakni pencemaran lingkungan
(environmental pollution) dan perusakan lingkungan hidup. Pembedaan
masalah lingkungan ke dalam dua bentuk dapat dilihat dalam UndangUndang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UULH) yang kemudian dicabut oleh Undang-Undang No.
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Dan di
ganti lagi dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UUPPLH juga hanya mengenal dua
bentuk masalah lingkungan hidup, yaitu: pencemaran lingkungan dan
perusakan lingkungan.1
Persoalan lingkungan hidup bukan hanya berkaitan dengan persoalanpersoalan tentang lingkungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya
melainkan juga berkaitan dengan lingkungan non-hayati, saperti air, udara,
batu-batuan dan sebagainya, namun sangat erat kaitan dengan kehidupan
manusia dan kehidupan lainnya, bahkan menjadi wadah dari kehidupan atau
hayati tersebut. Akibatnya, kalau lingkungan non-hayati itu mengalami
gangguan maka otomatis kehidupan manusia dan kehidupan lainnya akan
menjadi terganggu.
Lingkungan hidup merupakan karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha
Kuasa kepada seluruh umat dimuka bumi ini dan merupakan ruang bagi
kehidupan dalam segala aspek mencakup seluruh makhluk hidup. Dalam
1 . Muhammad Erwin, Lingkungan dalam system kebijakan pembangunan
lingkungan hidup, Jakarta, 2014, graha indonesia, hlm 6.

mengunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum


seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan untuk
mencapai kebahagian hidup berdasarkan Pancasila. Oleh Sebab itu, perlu
dilaksanakan

pembangunan

yang

berkelanjutan

yang

berwawasan

lingkungan hidup, berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan


menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan
generasi masa depan. Untuk itu dipandang perlu melaksanakan pengelolaan
lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang guna menunjang
terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup.

Lingkungan

hidup

yang

terganggu

keseimbangannya

perlu

dikembalikan fungsinya sebagai kehidupan dan memberi manfaat bagi


kesejahteraan masyarakat dan keadilan antar generasi dengan cara
meningkatkan pembinaan dan penegakan hukum.2
Kita dihadapkan pada kasus-kasus perusakan dan pencemaran
lingkungan. Hampir setiap hari media massa memberitakan kerusakan
lingkungan yang terjadi didaerah. Kasus-kasus lainnya yang tidak sempat
diberitakan, tentu masih banyak lagi. Sedang isu pokok Penegakan Hukum
Lingkungan sampai dengan sekarang ini masih pada masalah pencemaran
oleh pihak industri atau perusahaan dan rumah tangga sekalipun, masalah
pencemaran air, dan pencemaran udara yang diakibatkan dari permasalah
sampah yang tak kunjung selesai.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang
sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia
adalah pembuangan sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk
khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah
disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor
dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan
baik, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan
2 . ibid, hlm 7.

bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang
bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari
masyarakat untuk mengelolanya.
Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya
mendeteksi berbagai hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia
modern ini muncul berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh
panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia
sendiri. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia
dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna,
berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan.
Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka
panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain.
Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak
kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian
kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh
panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan
bau yang menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat
menarik perhatian panca indera kita. Begitu dominannya gangguan bau dan
pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya
racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan
anak cucu kita.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah,
tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses
pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran
lingkungan itu sendiri.Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini
kami menyusun makalah yang mengambil tema Pencemaran Lingkungan
oleh sampah agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran lingkungan
itu datang dan bagaimana cara penanggulangannya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas ,

terdapat

pokok-pokok

permasalahan, yaitu:
1. Pengertian

pencemaran

sampah

yang

termasuk

pencemaran

terhadap lingkungan ?
2. Bagaimana asas, tujuan, dan ruang lingkup lingkungan hidup
terhadap pencemaran lingkungan hidup?
3. Bagaimana Hak, Kewajiban, dan Larangan dalam lingkungan hidup?

BAB II
LANDASAN TEORI
Sampah adalah sisa-sisa benda atau barang yang telah digunakan manusia.
Sampah itu bisa dibagi menjadi dua bentuk. Yang pertama anorganik dan organik.
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda-benda yang tidak dapat
diuraikan. Contohnya adalah plastik, kaleng, dan lain-lain. Sedangkan sampah
organik adalah sampah yang terbentuk dari zat-zat organik dan dapat diuraikan.
Contoh sampah ini adalah daun rontok, kertas, dll.
Sadari bahwa setiap orang mengeluarkan sampah dan akhirnya sampah
akan menggunung banyaknya. Kita suka melihat tumpukn-tumpukan sampah di
pinggir jalan yang berbau busuk. Bau busuk tersebut dihasilkan dari pembusukan
sampah organik. Untuk menanggulangi masalah sampah yang semakin banyak,
orang-orang mulai memikirkan banyak cara. Mulai dari memisahkan sampah organik
dan anorganik sampai mendaur ulang sampah. Kita tidak tahu apa gunanya
memisahkan sampah yang organik dengan yang anorganik, Tujuannnya adalah
memudahkan untuk pengolahan sampah lebih lanjut. Sampah anorganik tidak dapat
membusuk dan hilang dari bumi dengan cepat tidak seperti sampah organik. Maka
pengolahan berikutnya adalah dengan mendaur ulangnya menjadi barantg-barang
lain. Pengolahan sampah organik lain lagi. Karena dapat membusuk, sampah
organik dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Untuk mendaur ulang sampah
anorganik, kita bisa membuat sendiri di rumah atau untuk yang lebih profesional lagi
dapat digunakan peralatan canggih di pabrik-pabrik besar. Sampah yang bisa didaur
ulang sendiri adalah misalnya botol plastik. Botol plastik dapat diubah bentuknya
menjadi kerajinan tangan dan dapat dijual. Pastinya ini akan menambah
penghasilan. Untuk pengelolaan yang lebih profesional, biasanya adalah sampahsampah logam yang berbentuk kaleng atau besi. Kaleng atau besi ini dilebur untuk
kemudian dibentuk menjadi berang lain. Ini sangat menghemat penggunaan logam
karena tidak perlu menambang logam yang baru.

A. Sampah yang Terjadi di Masyarakat


Kata sampah bukanlah hal yang baru bagi kita, Jika kita mendengar kata ini
pasti terlintas dibenak kita sampah adalah semacam kotoran, setumpuk limbah,
sekumpulan berbagai macam benda yang telah dibuang ataupun sejenisnya
yang menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung. Dengan kata lain
sampah dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya.
Sampah merupakan salah satu dari sekian banyak masalah sosial yang dihadapi
masyarakat. Masyarakat kota ataupun daerah yang padat pendududuknya pasti
menghasilkan sampah yang begitu banyak. Bagi sebagian dari masyarakat
sampah bukanlah masalah, hal inilah yang sangat mengkhwatirkan. Padahal
sampah itu merupakan masalah yang paling besar terhadap lingkungan sekitar
kita, coba anda lihat sekitar lingkungan anda sudah bersihkah dari sampah?
coba bayangkan jika sampah terus menerus dibuang berserakan ditengah jalan
dan dibuang ditempat sungai atau selokoan air rumah anda. Pasti anda sudah
langsung mengetahuinya karena betapa kotor dan kumuhnya daerah yang
dipenuhi sampah selain itu juga sangat berdampak buruk bagi kita yang berada
di sekitar sampah tersebut. Sampah dapat membawa dampak yang sangat
buruk bagi kesehatan masyarakat apabila tidak dapat ditanggulangi. Jika
sampah

tersebut

dibuang

sembarangan

atau

ditumpuk

tanpa

adanya

pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah


kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sebagian dari kita pun tidak
menyadari bahwa setiap hari terjadi penumpukan sampah baik sampah yang
organik (sampah yang dapat diuraikan) maupun anorganik (sampah yang tidak
dapat diuraikan).3
Sebenarnya sampah tidak lah salah tetapi yang salah adalah perbuatan
dari manusianya itu sendiri dalam membuang sampah. Sampah pastinya
diakibatkan oleh manusia itu sendiri, perlu diketahui bahwa banyak penyebab
yang diakibatkan dari manusia dalam membuang sampah ataupun limbah
secara sembarangan, yakni di dalam pikiran sebagian masyarakat pada
3 . ibid, hlm 33.

umumnya menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukanlah


hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Norma dari lingkungan sekitar seperti
keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh
lingkungan merupakan suatu faktor besar didalam munculnya suatu perilaku.
Contohnya, pengaruh lingkungan seperti membuang sampah sembarangan,
akan menjadi faktor besar dalam munculnya perilaku membuang sampah
sembarangan.
Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk
dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika
tersedianya banyak tempat sampah. Tempat yang kotor dan memang sudah
banyak sampahnya. Tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa
membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan
ditempat tersebut. Jadi, warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya
di tempat tersebut. Selain itu terdapat berbagai hal yang dapat menjadikan
sampah sulit untuk dikelola dengan baik, yakni:
1. Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan memahami masalah persampahan.
2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan
keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala
bidang termasuk bidang persampahan.
4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar,
menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga juga
memperbanyak populasi vector pembawa penyakit seperti lalat dan
tikus.
5. Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang
bekas juga ketidakmampuan masyarakat dalam memelihara barangnya
sehingga cepat rusak, Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah
mutunya, sehingga cepat menjadi sampah.
6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai Tempat Tembuangan
Akhir (TPA) sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok

bagi pembuangan sampah juga terjadi kompetisi yang semakin rumit


akan penggunaan tanah.
7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya
dipakai sebagai tempat pembuangan sampah.
8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena
cuaca yang semakin panas.
10. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya dan memelihara kebersihan
.
B. Dampak yang di Sebabkan oleh Sampah
Sampah-sampah yang berserakan, terutama pada tumpukan sampah yang
berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan organisme-organisme yang
membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Sehingga dampak tersebut
dapat menyebabkan cukup banyak masalah bagi manusia dan lingkungan,
antara lain:
1. Diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
mencemari air tanah yang biasa di minum masyarakat. Penyakit DBD
(Demam Berdarah) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah
dengan pengelolaan sampahnya yang tidak memadai.
2. Sampah yang dibuang begitu saja berkontribusi dalam mempercepat
pemanasan global, karena sampah dapat menghasilkan gas metan
(CH4) yang dapat merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu ton
sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan.
3. Sampah

dapat

menyebabkan

banjir.

Sampah

yang

dibuang

sembarangan, salah satunya yang dibuang ke sungai atau aliran air


lainnya. Lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat aliran air,
sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar dan akan meluap
menyebabkan banjir. Selain pernyataan diatas, sampah juga dapat
merusak pemandangan.

C. Kasus Permasalahan Sampah


Pemerintah daerah kota Bandung masih terus berinovasi mencari solusi
menangani permasalahan sampah. Permasalahan ini menjadi krusial karena ada
kemungkinan Bandung menjadi kota sampah terulang kembali. Ada beberapa
permasalahan yang belum terselesaikan yang dapat menyebabkan terulang
kembalinya Bandung lautan sampah. Permasalahan yang dapat menyebabkan
Bandung kota sampah jilid kedua antara lain:
1. Kesadaran masyarakat Bandung yang masih rendah sehingga, dengan
tingkat kesadaran tersebut memberikan dampak yang indikatornya
adalah produksi sampah kota Bandung terus meningkat dari 7500
M3/hari menjadi 8418 M3/hari.
2. Kemampuan pelayanan pada kebersihan kota Bandung yang terbatas.
Kemampuan pelayanan penangganan sampah sampai saat ini oleh PD
kebersihan masih belum optimal, hal tersebut terbukti lembaga ini hanya
dapat melayani pengelolaan sampah hanya sekitar 65%.
3. Sampah organik merupakan komposisi terbesar dari sampah kota
Bandung. Permasalahan yang terjadi sampah yang dibuang masyarakat
tidak memisahkan antara sampah organik dan non organik.Hal tersebut
menyebabkan pengelolaan sampah menjadi lebih sulit dan tidak efesien.
4. Lahan TPA yang terbatas. Luas daerah kota Bandung 16730 ha, hal
tersebut menyebabkan tempat penampung sampah akhir yang berada di
kota Bandung sangat terbatas. Hal tersebut mengakibatkan lokasi
penampung harus ekspansi melalui kerja sama dengan pemerintahan
daerah tetangganya. Permasalahan koordinasi merupakan permasalahan
utama, apalagi kalau ada konflik dimasyarakat.
5. Penegakan hukum (law inforcement) tidak konsisten. Pemerintah kota
Bandung dan DPRD kota Bandung telah mengeluarkan kebijakan yaitu
Undang-undang No 11 tahun 2005: perubahan UU No 03 tahun 2005
Tentang penyelenggaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan. Pada
undang-undang tersebut diatur mengenai pengelolaan sampah dan

10

sanksi-sanksi bagi masyarakat yang melanggarnya. Akan tetapi undangundang tersebut tidak dilaksanakan tidak konsisten.
Konsumsi produk kebutuhan sehari-hari mau tidak mau menghasilkan
sisa-sisa produk, yaitu sampah. Bukan hanya sampah alam dan sampah
rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik
juga tidak tertangani dengan baik. Kapasitas sampah rumah tangga yang
dihasilkan semakin meningkat, baik jumlah maupun ragamnya. Meski begitu,
pengelolaan

sampah

selama

ini

masih

belum

memadai

dan

cara

pengolahannya pun belum profesional. Mau tidak mau, hal ini menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Jika tidak
dibarengi dengan fasilitas pengolahan sampah atau tempat pembuangan
sampah yang memadai, maka akan menyebabkan penumpukan sampah di
dalam kota, baik itu di pasar-pasar, pinggir jalan, dan sungai. Tentu saja hal itu
akan menyebabkan masalah yang lebih besar lagi dari pada ahanya sekedar
penumpukan sampah. Masalah yang akan dihadapi adalah wabah penyakit
yang akan melanda karena sampah yang menumpuk akan mengakibatkan
semakin pesat berkembangnya bakteri-bakteri penyebab penyakit. Dan lebih
parah lagi yang akan terjadi jika sampah yang dibuang ke sungai itu
menumpuk, akan mengakibatkan banjir akibat dari terhambatnya aliran sungai.

11

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pencemaran Sampah yang Termasuk Pencemaran Lingkungan
Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen
lain ke dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja.
Pencemaran juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara
oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran
terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan
beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan
kimia termasuk logam berat. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran di sebut polutan, yang salah satu contohnya adalah sampah. Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam prosesproses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi
karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah
dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Pencemaran dapat timbul sebagai akibat
kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas
beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh
aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia,
pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat
dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran,
mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.

12

B. Asas,

tujuan,

dan

ruang

lingkup

lingkungan

hidup

terhadap

pencemaran lingkungan hidup.


1. Asas lingkungan hidup (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pasal 2)
Perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan

hidup

dilaksanakan

berdasarkan asas:
a. tanggung jawab negara;
1) Yang dimaksud dengan asas tanggung jawab negara
adalah:
a) negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam
akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik
generasi masa kini maupun generasi masa depan.
b) negara menjamin hak warga negara atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat.
c) negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan
sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakann lingkungan hidup.
b. kelestarian dan keberlanjutan
Yang dimaksud dengan asas kelestarian dan keberlanjutan adalah
bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap
generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi
dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan
memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
c. keserasian dan keseimbangan
Yang dimaksud dengan asas keserasian dan keseimbangan adalah
bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai
aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan
serta pelestarian ekosistem.
d. Keterpaduan
Yang

dimaksud

dengan

asas

keterpaduan

adalah

bahwa

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan

13

memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen


terkait.
e. Manfaat
Yang dimaksud dengan asas manfaat adalah bahwa segala usaha
dan/atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan
dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras
dengan lingkungannya.
f.

kehati-hatian
Yang

dimaksud

dengan

asas

kehati-hatian

adalah

bahwa

ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha dan/atau kegiatan


karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
bukan

merupakan

alasan

untuk

menunda

langkah-langkah

meminimalisasi atau menghindari ancaman terhadap pencemaran


dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
g. Keadilan
Yang dimaksud dengan asas keadilan adalah bahwa perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup harus mencerminkan keadilan
secara proporsional bagi setiap warga negara, baik lintas daerah,
lintas generasi, maupun lintas gender.
h. Ekoregion
Yang dimaksud dengan asas ekoregion adalah bahwa perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan karakteristik
sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat
setempat, dan kearifan local
i.

keanekaragaman hayati
Yang dimaksud dengan asas keanekaragaman hayati adalah bahwa
perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan

hidup

harus

memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan keberadaan,


keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri
atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang

14

bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan


membentuk ekosistem.
j.

pencemar membayar
Yang dimaksud dengan asas pencemar membayar adalah bahwa
setiap

penanggung

jawab

yang

usaha

dan/atau

kegiatannya

menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup


wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan.
k. Partisipatif
Yang dimaksud dengan asas partisipatif adalah bahwa setiap
anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses
pengambilan

keputusan

dan

pelaksanaan

perlindungan

dan

pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak


langsung.
l.

kearifan local
Yang dimaksud dengan asas kearifan lokal adalah bahwa dalam
perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan

hidup

harus

memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan


masyarakat.
m. Tata kelola pemerintahan yang baik
Yang dimaksud dengan asas tata kelola pemerintahan yang baik
adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai
oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan
keadilan.
n. otonomi daerah
Yang dimaksud dengan asas otonomi daerah adalah bahwa
Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan

hidup

dengan

memperhatikan

kekhususan

dan

keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik


Indonesia.

15

2. Tujuan lingkungan hidup (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pasal 3)


Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:
a. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem;
d. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan
hidup;
f.

menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi


masa depan;

g. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup


sebagai bagian dari hak asasi manusia;
h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
i.

mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

j.

mengantisipasi isu lingkungan global.

3. Ruang Lingkup lingkungan hidup (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009


pasal 4) Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:
a. perencanaan;
b. pemanfaatan;
c. pengendalian;
d. pemeliharaan;
e. pengawasan; dan
f.

penegakan hukum.

C. Hak, Kewajiban, dan Larangan dalam lingkungan hidup.


1. Hak (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pasal 65)
a. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
sebagai bagian dari hak asasi manusia.

16

b. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup,


akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam
memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
c. Setiap orang berhak mengajukan usulan/atau keberatan terhadap
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
d. Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan
pengelolaan

lingkungan

hidup

sesuai

dengan

peraturan

perundang-undangan.
e. Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
2. Kewajiban (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pasal 67-68)
Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup. Pasal 68 Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
berkewajiban:
a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan
tepat waktu;
b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
3. Larangan (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pasal 69) Setiap orang
dilarang:
a.

melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau


perusakan lingkungan hidup;

b. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundangundangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan
Republik Indonesia;

17

d. memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik


Indonesia;
e. membuang limbah ke media lingkungan hidup;
f.

membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;

g. melepaskan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup


yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin
lingkungan;
h. melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;
i.

menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun


amdal; dan/atau

j.

memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi,


merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar.

4. Peran Masyarakat (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pasal 70)


Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluasluasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
a. Peran masyarakat dapat berupa:
1) pengawasan sosial;
2) pemberian

saran,

pendapat,

usul,

keberatan,

pengaduan;

dan/atau
3) penyampaian informasi dan/atau laporan.
b. Peran masyarakat dilakukan untuk:
1) meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
2) meningkatkan

kemandirian,

keberdayaan

masyarakat,

dan

kemitraan;
3) menumbuhkembangkan

kemampuan

dan

kepeloporan

masyarakat;
4) menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk
melakukan pengawasan sosial; dan

18

5) mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam


rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Sanksi Administratif Sanksi administratif terdiri atas: (pasal 76 ayat (2))
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan izin lingkungan; atau
d. pencabutan izin lingkungan.
6. Penyelesaian Sengketa Lingkungan ( pasal 84)
a. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui
pengadilan atau di luar pengadilan.
b. Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan hidup dilakukan secara
suka rela oleh para pihak yang bersengketa.
c. Gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya
penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan
tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa.
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan untuk
mencapai kesepakatan mengenai:
1. bentuk dan besarnya ganti rugi;
2. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan;
3. tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran
dan/atau perusakan; dan/atau
4. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku terhadap tindak pidana
lingkungan

hidup

sebagaimana

diatur

dalam

Undang-Undang

ini.

Dalam

penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat digunakan jasa


mediator dan/atau arbiter untuk membantu menyelesaikan sengketa lingkungan
hidup

19

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Sampah merupakan barang sisa yang sudah habis masa gunanya.
Secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yakni sampah organik dan
sampah nonorganik. Dan yang paling bermasalah bagi kehidupan
manusia adalah sampah nonorganik karena sampah ini sangat sukar
terurai menjadi tanah, sehingga dapat menyebabkan penumpukan
sampah. Sebagian orang pun juga tidak perduli tentang tata cara
pembuangan sampah, ada yang membuangnya ke sungai, selokan, ke
kebun, dan ada juga yang membuangnya begitu saja di pinggir jalan.
Selain secara estetika hal ini sangatlah buruk, pembuangan sampah
seperti itu juga dapat mengakibatkan pencemaran dan juga banjir.
Oleh karena peraturan harus ditegaskan agar tidak ada orang yang
membuang sampah sembarangan lagi. Dan yang paling penting adalah
kita membuang sampah pada tempatnya itu haruslah berdasarkan
kesadaran dan kedisiplinan dari diri kita masing-masing, karena dengan
begitu tanpa disadari kita akan membuang sampah dengan benar pada
tempatnya meskipun di daerah tempat kita tinggal tidak ada sangsi tegas
mengenai itu.
Pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah
memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah.
Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi
akibat rendahnya kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh,
akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota
Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan
lingkungan yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara dan air
lindi, berapa besar biaya pengobatan masyarakat karena penyakit
bawaan sampah, hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat
akibat gangguan bau sampah.

20

Masyarakat seolah-olah tidak peduli akan undang-undang ini


meskipun ada larangan dilarang membuang sampah sembarangan,
masyarakat tidak memperdulikan larangan tersebut dan hanya dipandang
sebelah mata. Seakan tidak takut akan bahaya yang akan ditimbulkan
dari pembuangan sampah secara sembarangan dan mereka hanya bisa
menuntut

pemerintah

jika

masalah

sudah

terjadi

seperti

banjir,

Pencemaran air, Gangguan bau menyengat yang ditimbulkan dari


sampah,dll.
B. Saran
Maka dari itu permasalahan sampah yang terjadi sudah seharunya
kita bersama-sama menjaga lingkungan ini karena jiga lingkungan ini
bersih, indah kita juga yang merasakannya. Pemerintah pun masalah
pengawasan diperketat lagi dan penyediaan TPA (tempat pembuangan
akhir) diperbanyak lagi supaya tidak terjadi penumpukan, pengolahan
sampah pun harus dilakukan supaya sampah sampah yang dapat
didaurulang dapat digunakan kembali.
Alternatif yang dapat dilakukan sebagai berikut Solusi yang umum
digunakan untuk mengatasi masalah sampah adalah solusi Landfill, yaitu
menampung sampah dalam satu tempat. Sampah tersebut diambil oleh
pemulung dan sisanya dibakar atau ditimbun untuk waktu yang lama.
Solusi Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill
tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Alternatif
solusi yang ditawarkan adalah:
1. Meminimalkan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Hal ini
dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang yang masih bisa
digunakan dan tidak langsung dibuang atau dijadikan sampah.
2.

Sampah yang dibuang harus dipilah. Sampah diplah berdasarkan


jenisnya, misalnya saja dibagi dua yaitu sampah organik dan
sampah anorganik.

21

3. Tiap warga diharapkan mengelola sampahnya sendiri. Misalnya


dengan menimbun sampah di sekitar lingkungannya sendiri.
Namun hal ini akan sulit dilakukan untuk wilayah yang padat
karena lahan yang kosong sulit ditemukan. Solusinya bisa dengan
kerjasama antar wilayah untuk menangani sampah.

22

Daftar Pustaka

Erwin,Muhammad.2014.Lingkungan

dalam

system

kebijaksanaan

pembangunan lingkungan hidup. Jakarta.grahaindonesia

Republik Indonesia, 2009 Undang-undang perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup, Jakarta: Sekretariat Negara.

http://saifudiendjsh.blogspot.co.id/2014/02/masalah-pengelolaansampah.html

http://terbaikmakalah.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengelolaansampah-dan-limbah.html

http://rahadyana.blogspot.co.id/2013/06/makalah-menciptakanlingkungan-bersih.html

23

Anda mungkin juga menyukai