Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya, makalah yang berjudul Persebaran Sampah Terhadap Sumber Daya
Lingkungan ini dapat terselesaikan pada waktunya. Makalah ini pun juga
terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa banyak hambatan dalam penyusunan makalah ini,
baik itu masalah waktu, sarana, dan lain sebagainya. Selesainya makalah ini
semata-mata bukan hanya kemampuan kami sendiri, tetapi banyak pihak yang
mendukung dan membuat kami dalam menyusun makalah ini. Dalam kesempatan
ini pula, kami mengucapkan terima lasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam penyususanan makalah ini
Terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. makalah ini masih belum sempurna , maka dari itu segala kritikan dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Meningkatkan
kesadaran untuk mencintai lingkungan dan benar-benar menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Apabila dalam penyusunan tugas ini terdapat hal-hal yang
kurang berkenan bagi pembaca , penulis mohon maaf. Semoga makalah ini
bermanfaat.
Bandung, 28 Oktober 2015
Reyhan R. Antariksa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam literature masalah-masalah lingkungan dapat dikelompokkan ke
dalam tiga bentuk, yaitu pencemaran lingkungan (pollution), pemanfaatan
lahan secara salah (land misuse) dan pengurasan atau habisnya
sumberdaya alam (natural resource depeletion). Akan tetapi, jika dilihat dari
perspektif hukum yang berlaku di Indonesia, masalah-masalah lingkungan
hanya dikelompokkan ke dalam dua bentuk, yakni pencemaran lingkungan
(environmental pollution) dan perusakan lingkungan hidup. Pembedaan
masalah lingkungan ke dalam dua bentuk dapat dilihat dalam UndangUndang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UULH) yang kemudian dicabut oleh Undang-Undang No.
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Dan di
ganti lagi dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UUPPLH juga hanya mengenal dua
bentuk masalah lingkungan hidup, yaitu: pencemaran lingkungan dan
perusakan lingkungan.1
Persoalan lingkungan hidup bukan hanya berkaitan dengan persoalanpersoalan tentang lingkungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya
melainkan juga berkaitan dengan lingkungan non-hayati, saperti air, udara,
batu-batuan dan sebagainya, namun sangat erat kaitan dengan kehidupan
manusia dan kehidupan lainnya, bahkan menjadi wadah dari kehidupan atau
hayati tersebut. Akibatnya, kalau lingkungan non-hayati itu mengalami
gangguan maka otomatis kehidupan manusia dan kehidupan lainnya akan
menjadi terganggu.
Lingkungan hidup merupakan karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha
Kuasa kepada seluruh umat dimuka bumi ini dan merupakan ruang bagi
kehidupan dalam segala aspek mencakup seluruh makhluk hidup. Dalam
1 . Muhammad Erwin, Lingkungan dalam system kebijakan pembangunan
lingkungan hidup, Jakarta, 2014, graha indonesia, hlm 6.
pembangunan
yang
berkelanjutan
yang
berwawasan
Lingkungan
hidup
yang
terganggu
keseimbangannya
perlu
bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang
bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari
masyarakat untuk mengelolanya.
Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya
mendeteksi berbagai hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia
modern ini muncul berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh
panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia
sendiri. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia
dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna,
berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan.
Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka
panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain.
Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak
kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian
kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh
panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan
bau yang menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat
menarik perhatian panca indera kita. Begitu dominannya gangguan bau dan
pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya
racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan
anak cucu kita.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah,
tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses
pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran
lingkungan itu sendiri.Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini
kami menyusun makalah yang mengambil tema Pencemaran Lingkungan
oleh sampah agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran lingkungan
itu datang dan bagaimana cara penanggulangannya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas ,
terdapat
pokok-pokok
permasalahan, yaitu:
1. Pengertian
pencemaran
sampah
yang
termasuk
pencemaran
terhadap lingkungan ?
2. Bagaimana asas, tujuan, dan ruang lingkup lingkungan hidup
terhadap pencemaran lingkungan hidup?
3. Bagaimana Hak, Kewajiban, dan Larangan dalam lingkungan hidup?
BAB II
LANDASAN TEORI
Sampah adalah sisa-sisa benda atau barang yang telah digunakan manusia.
Sampah itu bisa dibagi menjadi dua bentuk. Yang pertama anorganik dan organik.
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda-benda yang tidak dapat
diuraikan. Contohnya adalah plastik, kaleng, dan lain-lain. Sedangkan sampah
organik adalah sampah yang terbentuk dari zat-zat organik dan dapat diuraikan.
Contoh sampah ini adalah daun rontok, kertas, dll.
Sadari bahwa setiap orang mengeluarkan sampah dan akhirnya sampah
akan menggunung banyaknya. Kita suka melihat tumpukn-tumpukan sampah di
pinggir jalan yang berbau busuk. Bau busuk tersebut dihasilkan dari pembusukan
sampah organik. Untuk menanggulangi masalah sampah yang semakin banyak,
orang-orang mulai memikirkan banyak cara. Mulai dari memisahkan sampah organik
dan anorganik sampai mendaur ulang sampah. Kita tidak tahu apa gunanya
memisahkan sampah yang organik dengan yang anorganik, Tujuannnya adalah
memudahkan untuk pengolahan sampah lebih lanjut. Sampah anorganik tidak dapat
membusuk dan hilang dari bumi dengan cepat tidak seperti sampah organik. Maka
pengolahan berikutnya adalah dengan mendaur ulangnya menjadi barantg-barang
lain. Pengolahan sampah organik lain lagi. Karena dapat membusuk, sampah
organik dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Untuk mendaur ulang sampah
anorganik, kita bisa membuat sendiri di rumah atau untuk yang lebih profesional lagi
dapat digunakan peralatan canggih di pabrik-pabrik besar. Sampah yang bisa didaur
ulang sendiri adalah misalnya botol plastik. Botol plastik dapat diubah bentuknya
menjadi kerajinan tangan dan dapat dijual. Pastinya ini akan menambah
penghasilan. Untuk pengelolaan yang lebih profesional, biasanya adalah sampahsampah logam yang berbentuk kaleng atau besi. Kaleng atau besi ini dilebur untuk
kemudian dibentuk menjadi berang lain. Ini sangat menghemat penggunaan logam
karena tidak perlu menambang logam yang baru.
tersebut
dibuang
sembarangan
atau
ditumpuk
tanpa
adanya
dapat
menyebabkan
banjir.
Sampah
yang
dibuang
10
sanksi-sanksi bagi masyarakat yang melanggarnya. Akan tetapi undangundang tersebut tidak dilaksanakan tidak konsisten.
Konsumsi produk kebutuhan sehari-hari mau tidak mau menghasilkan
sisa-sisa produk, yaitu sampah. Bukan hanya sampah alam dan sampah
rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik
juga tidak tertangani dengan baik. Kapasitas sampah rumah tangga yang
dihasilkan semakin meningkat, baik jumlah maupun ragamnya. Meski begitu,
pengelolaan
sampah
selama
ini
masih
belum
memadai
dan
cara
pengolahannya pun belum profesional. Mau tidak mau, hal ini menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Jika tidak
dibarengi dengan fasilitas pengolahan sampah atau tempat pembuangan
sampah yang memadai, maka akan menyebabkan penumpukan sampah di
dalam kota, baik itu di pasar-pasar, pinggir jalan, dan sungai. Tentu saja hal itu
akan menyebabkan masalah yang lebih besar lagi dari pada ahanya sekedar
penumpukan sampah. Masalah yang akan dihadapi adalah wabah penyakit
yang akan melanda karena sampah yang menumpuk akan mengakibatkan
semakin pesat berkembangnya bakteri-bakteri penyebab penyakit. Dan lebih
parah lagi yang akan terjadi jika sampah yang dibuang ke sungai itu
menumpuk, akan mengakibatkan banjir akibat dari terhambatnya aliran sungai.
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pencemaran Sampah yang Termasuk Pencemaran Lingkungan
Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen
lain ke dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja.
Pencemaran juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara
oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran
terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan
beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan
kimia termasuk logam berat. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran di sebut polutan, yang salah satu contohnya adalah sampah. Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam prosesproses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi
karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah
dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Pencemaran dapat timbul sebagai akibat
kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas
beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh
aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia,
pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat
dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran,
mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
12
B. Asas,
tujuan,
dan
ruang
lingkup
lingkungan
hidup
terhadap
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
dilaksanakan
berdasarkan asas:
a. tanggung jawab negara;
1) Yang dimaksud dengan asas tanggung jawab negara
adalah:
a) negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam
akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik
generasi masa kini maupun generasi masa depan.
b) negara menjamin hak warga negara atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat.
c) negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan
sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakann lingkungan hidup.
b. kelestarian dan keberlanjutan
Yang dimaksud dengan asas kelestarian dan keberlanjutan adalah
bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap
generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi
dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan
memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
c. keserasian dan keseimbangan
Yang dimaksud dengan asas keserasian dan keseimbangan adalah
bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai
aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan
serta pelestarian ekosistem.
d. Keterpaduan
Yang
dimaksud
dengan
asas
keterpaduan
adalah
bahwa
13
kehati-hatian
Yang
dimaksud
dengan
asas
kehati-hatian
adalah
bahwa
merupakan
alasan
untuk
menunda
langkah-langkah
keanekaragaman hayati
Yang dimaksud dengan asas keanekaragaman hayati adalah bahwa
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
harus
14
pencemar membayar
Yang dimaksud dengan asas pencemar membayar adalah bahwa
setiap
penanggung
jawab
yang
usaha
dan/atau
kegiatannya
keputusan
dan
pelaksanaan
perlindungan
dan
kearifan local
Yang dimaksud dengan asas kearifan lokal adalah bahwa dalam
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
harus
hidup
dengan
memperhatikan
kekhususan
dan
15
j.
penegakan hukum.
16
lingkungan
hidup
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan.
e. Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
2. Kewajiban (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pasal 67-68)
Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup. Pasal 68 Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
berkewajiban:
a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan
tepat waktu;
b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
3. Larangan (Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pasal 69) Setiap orang
dilarang:
a.
b. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundangundangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
17
j.
saran,
pendapat,
usul,
keberatan,
pengaduan;
dan/atau
3) penyampaian informasi dan/atau laporan.
b. Peran masyarakat dilakukan untuk:
1) meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
2) meningkatkan
kemandirian,
keberdayaan
masyarakat,
dan
kemitraan;
3) menumbuhkembangkan
kemampuan
dan
kepeloporan
masyarakat;
4) menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk
melakukan pengawasan sosial; dan
18
hidup
sebagaimana
diatur
dalam
Undang-Undang
ini.
Dalam
19
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Sampah merupakan barang sisa yang sudah habis masa gunanya.
Secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yakni sampah organik dan
sampah nonorganik. Dan yang paling bermasalah bagi kehidupan
manusia adalah sampah nonorganik karena sampah ini sangat sukar
terurai menjadi tanah, sehingga dapat menyebabkan penumpukan
sampah. Sebagian orang pun juga tidak perduli tentang tata cara
pembuangan sampah, ada yang membuangnya ke sungai, selokan, ke
kebun, dan ada juga yang membuangnya begitu saja di pinggir jalan.
Selain secara estetika hal ini sangatlah buruk, pembuangan sampah
seperti itu juga dapat mengakibatkan pencemaran dan juga banjir.
Oleh karena peraturan harus ditegaskan agar tidak ada orang yang
membuang sampah sembarangan lagi. Dan yang paling penting adalah
kita membuang sampah pada tempatnya itu haruslah berdasarkan
kesadaran dan kedisiplinan dari diri kita masing-masing, karena dengan
begitu tanpa disadari kita akan membuang sampah dengan benar pada
tempatnya meskipun di daerah tempat kita tinggal tidak ada sangsi tegas
mengenai itu.
Pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah
memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah.
Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi
akibat rendahnya kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh,
akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota
Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan
lingkungan yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara dan air
lindi, berapa besar biaya pengobatan masyarakat karena penyakit
bawaan sampah, hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat
akibat gangguan bau sampah.
20
pemerintah
jika
masalah
sudah
terjadi
seperti
banjir,
21
22
Daftar Pustaka
Erwin,Muhammad.2014.Lingkungan
dalam
system
kebijaksanaan
http://saifudiendjsh.blogspot.co.id/2014/02/masalah-pengelolaansampah.html
http://terbaikmakalah.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengelolaansampah-dan-limbah.html
http://rahadyana.blogspot.co.id/2013/06/makalah-menciptakanlingkungan-bersih.html
23