Anda di halaman 1dari 23

PENELITIAN SOSIOLOGI

“PENGARUH PROYEK P5 SAMPAH TERHADAP


ETIKA SISWA/I SMAN 20”

DISUSUN OLEH:

SHERILL SAPRILIA

CANDY ADYA BERLIANA PUTRI

LUTFYA MALIHA MERVIN

MUHAMMAD BINTANG TRI JUANDA

FASE E-WINDRAYA

GURU MATA PELAJARAN: Yuliyus , S.Pd


SMA NEGERI 20 BATAM

Tahun Ajaran 2023/202


DAFTAR ISI……………………………….……………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang.……………………………….………………………………………….2

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..3

C Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………4

D Manfaat Penelitian.……………………………………………………………………….5

BAB 2 LANDASAN TEORI……………………………………………………………….6

1. Pengertian Sampah……………………………………………………………………….7

2. Pengertian Etika………………………………………………………………………….8

1) Pengaruh Etika………………………………………………………………………..9

2) Faktor Etika…………………………………………………………………………..10

3) Manfaat Etika…………………………………………………………………………11

3. Sampah…………………………………………

BAB 3 METODE PENULISAN…..

A. Metode Studi Internet….

BAB 4 ANALISIS DATA…..

1. Definisi Etika Dan Sampah…..

2. Penyebab Siswa Kurang Beretika Terhadap Sampah….

3. Dampak Sampah Ke Lingkungan Sekitar Sman 20….

4. Upaya Menanggulangi Siswa Yang Kurang Beretika Dengan Sampah Di Sman 20…

BAB 5 PENUTUP…

A. Kesimpulan…

B. Saran….

DAFTAR PUSTAKA…..

1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan permasalahan komplek yang dihadapi Indonesia, terutama
di SMA N 20 Batam. Masalah sampah tidak akan ada habisnya, permasalahan sampah
sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besartidak hanya diIndonesia
tetapi diseluruh dunia. Produksi sampah yang terus menerus meningkat seiring
dengan DID pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya
hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis dan
karakteristik sampah (Fitri, Ati, & Suyeno, 2019).

Lingkungan merupakan bagian dari sumber daya alam yang terpenting dari
sebuah kehidupan. Manusia memanfaatkan lingkungan tersebut sebagai tempat saja
bagi mereka tinggal dan keberlangsungan hidup. Adanya lingkungan hidup mampu
menopang segala kebutuhan manusia dalam mempertahankan kehidupan. Adanya
lingkungan yang baik, menjadikan kehidupan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan
yang hidup memiliki kehidupan yang baik pula. Untuk itu, lingkungan akan menjadi
lebih baik jika dilestarikan oleh manusia, yang merupakan makhluk hidup dengan
kasta tertinggi, sebagai bentuk tanggung jawab dalam mempertahankan roda
kehidupan.

Manusia memiliki hak dan pilihan untuk melestarikan ataupun merusak


lingkungannya sendiri. Dengan segala konsekuensi yang bisa diambil oleh manusia
itu sendiri. Namun, pentingnya manusia untuk memahami etika terhadap lingkungan
khususnya, merupakan hal yang sangat sederhana yang mampu dilakukan manusia
demi melestarikan lingkungannya bukan malah merusaknya

Keberadaan sampah yang terkadang selalu memenuhi SMA N 20, disebabkan


oleh perilaku siswa/i yang mempunyai kebiasaan membuang sampah makanan ringan
sembarangan. Peningkatan jumlah produksi sampah tentunya akan memberikan efek
pada kesehatan lingkungan SMA N 20 yang di dalamnya terdiri dari warga sekolah
dan mahluk hidup lainnya. Membuang sampah sembarangan merupakan salah satu
pelanggaran etika yang sering kita temukan di SMA N 20 dan secara pribadi sering
kita langgar.

2
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, kami merumuskan masalah tersebut sebagai berikut:

1. Apakah perlu etika dalam menghilangkan kebiasaan buruk tersebut?


2. Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan buruk tersebut?
3. Apa kegiatan yang seharusnya dilakukan untuk mengubah kebiasaan yang hampir
semua Warga sekolah SMA N 20 melalukan hal tersebut?
4. Apa saja faktor yang membuat warga sekolah melakukan kebiasaan buruk tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Saya mengadakan penelitian itu dengan tujuan untuk menyadarkan pembaca


tentang pengaruh etika dalam Project p5 sampah, memotivasi pembaca agar dapat
bertanggung jawab dan menata lingkungan yang baik demi kesejahteraan dan
kemashlahatan orang banyak, baik yang hidup masa kini maupun masa depan.
Selain itu penulisan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana cara kita untuk
mengetahui hubungan beretika dengan menanggulangi sampah yang ada di SMA N
20.. Dan dimaksudkan untuk menambah wawasan pembaca akan dampak etika
dengan sampah.

D. Manfaat Penelitan

Manfaat dari penelitian ini adalah ingin menyadarkan kepada pembaca akan
dampak dari project p5 sampah. Pasalnya saat ini dampak nyata dari sampah telah
terasa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penulisan makalah ini juga diharapkan
dapat membuat masyarakat melakukan aksi nyata untuk mencintai lingkungan nya
agar keseimbangan alam tetap terjaga di bumi yang kita cintai ini.

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

1. Sampah

Permasalahan lingkungan saat ini ada di berbagai tempat. Permasalahan


itu menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara dan suara.
Pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia. Pencemaran
tanah misalnya, banyaknya sampah yang tertimbun di tempat sampah,
apabila tidak ditangani dengan baik akan menurunkan tingkat kesehatan
masyarakat.

Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat


padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan
dan melindungi investasi pembangunan.

Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan


limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-
perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena
pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari
segi social ekonimis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat
menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup.

Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi.
Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi
sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga
untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam
pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak.
Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat,
dari bahan organik atau anorganik, baik benda logam maupun benda
bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar. Bentuk
fisik benda-benda tersebut dapat berubah menurut cara pengangkutannya
atau cara pengolahannya.

Sampah padat adalah semua barang sisa yang ditimbulkan dari aktivitas
manusia dan binatang yang secara normal padat dan dibuang ketika tidak
dikehendaki atau sia-sia. Sedangkan yang dimaksud dengan sampah
perkotaan adalah sampah yang timbul di kota (tidak termasuk sampah
yang berbahaya dan beracun).

Definisi mengenai sampah, hal ini perlu diketahui terlebih dahulu


sebelum mengenal sampah lebih dekat.

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian
barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi
berkelebihan atau ditolak atau buangan. Sampah merupakan bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses
alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampah sesuatu yang


tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya dari pemakai semula, atau
sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.

Sampah adalah bahan atau material yang tidak lagi memiliki nilai atau
kegunaan bagi pemiliknya dan biasanya dibuang atau ditinggalkan karena
dianggap tidak berguna atau tidak diinginkan. Sampah dapat berupa
bahan organik maupun anorganik yang dihasilkan dari berbagai aktivitas
manusia, seperti rumah tangga, industri, komersial, dan institusi.

Sampah organik umumnya terdiri dari sisa makanan, daun, ranting, dan
bahan-bahan organik lainnya yang dapat terurai secara alami oleh
mikroorganisme. Sampah organik ini dapat diolah menjadi kompos
melalui proses pengomposan.
Sampah anorganik, di sisi lain, terdiri dari bahan-bahan seperti plastik,
kertas, logam, kaca, dan bahan kimia. Sampah anorganik ini sulit terurai
secara alami dan membutuhkan proses pengolahan khusus, seperti daur
ulang atau pembakaran.

Penting untuk mencatat bahwa pengertian sampah dapat bervariasi


tergantung pada konteks dan perspektif. Misalnya, apa yang dianggap
sebagai sampah oleh satu individu atau masyarakat, mungkin masih
memiliki nilai atau kegunaan bagi orang lain. Oleh karena itu,
pengelolaan sampah yang baik melibatkan upaya untuk mengurangi,
mendaur ulang, dan memanfaatkan kembali sampah sebanyak mungkin,
serta meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.

2. Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (kata tunggal) yang berarti: tempat
tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, sikap, cara
berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta, etha, yang berarti adat istiadat.
Dalam hal ini, kata etika sama pengertianya dengan moral. Moral berasal
dari kata latin: Mos (bentuk tunggal), atau mores (bentuk jamak) yang
berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara
hidup.1

Menurut Bertens ada dua pengertian etika: sebagai praktis dan


sebagai refleksi. Sebagai praktis, etika berarti nilai- nilai dan norma-
norma moral yang baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan,
walaupun seharusnya dipraktikkan. Etika sebagai praktis sama artinya
dengan moral atau moralitas yaitu apa yang harus dilakukan, tidak boleh
dilakukan, pantas dilakukan, dan sebgainya. Etika sebagai refleksi adalah
pemikiran moral.2

Adapun menurut Burhanuddin Salam, istilah etika berasal dari kata


latin, yakni “ethic, sedangkan dalam bahasa Greek, ethikos yaitu a body
of moral principle or value Ethic, arti sebenarnya ialah kebiasaan, habit.
Jadi, dalam pengertian aslinyaapa yang disebutkan baik itu adalah yang
sesuai dengan kebiasaan masyarakat (pada saat itu). Lambat laun
pengertian etika itu berubah dan berkembang sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan manusia. Perkembangan pengertian etika
tidak lepas dari substansinya bahwa etika adalah suatu ilmu yang
membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dinilai baik dan mana yang jahatIstilah lain dari etika, yaitu moral,
asusila, budi pekerti, akhlak. Etika merupakan ilmu bukan sebuah ajaran.
Etika dalam bahasa arab disebut akhlak, merupakan jamak dari kata
khuluq yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, watak, adab, dan
agama. Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of
conduct) yang memimpin individu, etika adalah suatu studi mengenai
perbuatan yang sah dan benar dan moral yan dilakukan seseorang

Menurut Webster Dictionary, secara etimologis, etika adalah suatu


disiplin ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana
tugas atau kewajiban moral, tau bisa juga mengenai kumpulan prinsip
atau nilai moral

Etika adalah cabang filosofi yang berkaitan dengan pemikiran dengan


pemikiran tentang benar dan salah. Simorangkir menilai etika adalah hasil
usaha yang sistematik yang menggunakan rasio untuk menafsirkan
pengalaman moral individu dan untuk menetapkan aturan dalam
mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot. untuk
bisa dijadikan pedoman hidup. Satyanugraha mendefenisikan etika
sebagai nilai-nilai dan norma moral dalam suatu masyarakat. Sebagai
ilmu, etika juga bisa diartikan pemikiran moral yang mempelajari tentang
apa yang harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan.

Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral yang memuat


keyakinan 'benar dan tidak sesuatu. Perasaan yang muncul bahwa ia akan
salah melakukan sesuatu yang diayakininya tidak benar berangkat dari
norma-norma moral dan self-respect (menghargai diri) bila ia
meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya harus ia
pertangungjawabkan pada diri sendiri. Begitu juga dengan sikapnya.
terhadap orang lain bila pekerjaan tersebut mengganggu atau sebaliknya
mendapatkan pujian.
Etika diartikan sebagai seperangkat prinsip moral yang memebedakan apa
yang benar dan apa yang salah. Etika merupakan bidang normatif, karena
menentukan dan menyarankan apa yang seharusnya orang lakukan atau
hindarkan." Setiap manusia melakukan tindakan. Menurut pendapat ini,
pertimbangan etika atau morallah yang menentukan tindakan atau
perilaku seseorang. Setiap orang akan mempertimbangkan akibat dari
tindakannya apakah baik atau buruk, benar atau salah, berakibat lebih
baik atau lebih buruk, pantas atau tidak pantas.

Pengaruh etika terhadap pengelolaan sampah di SMA 20 Batam dapat dilihat


dari beberapa landasan teori yang relevan. Berikut ini adalah beberapa landasan
teori yang dapat menjelaskan pengaruh etika terhadap pengelolaan sampah di
SMA 20 Batam:

1. Etika Lingkungan: Etika lingkungan adalah cabang etika yang


mempertimbangkan tanggung jawab moral manusia terhadap lingkungan
alam. Dalam konteks pengelolaan sampah, etika lingkungan mendorong
individu dan lembaga untuk bertanggung jawab dalam meminimalkan
dampak negatif terhadap lingkungan melalui praktik pengelolaan sampah
yang ramah lingkungan, seperti daur ulang, pengurangan limbah, dan
penggunaan energi terbarukan.

2. Etika Konsumen: Etika konsumen melibatkan pertimbangan moral


dalam pembelian dan penggunaan barang dan jasa. Dalam hal
pengelolaan sampah, etika konsumen mendorong siswa dan staf SMA 20
Batam untuk menjadi konsumen yang bertanggung jawab dengan
memilih produk yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan plastik
sekali pakai, dan mendukung praktik bisnis yang berkelanjutan.

3. Etika Pendidikan: Etika pendidikan melibatkan nilai-nilai moral yang


ditanamkan dalam proses pendidikan. SMA 20 Batam dapat
mempromosikan etika pendidikan dengan mengajarkan siswa tentang
pentingnya pengelolaan sampah yang baik, termasuk pemahaman tentang
daur ulang, pengurangan limbah, dan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan.
4. Etika Tanggung Jawab Sosial: Etika tanggung jawab sosial melibatkan
kesadaran dan tanggung jawab individu dan organisasi terhadap
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. SMA 20 Batam dapat
menerapkan etika tanggung jawab sosial dengan mengorganisir kegiatan
sosial yang berhubungan dengan pengelolaan sampah, seperti kampanye
pembersihan lingkungan, pengumpulan sampah, atau kerjasama dengan
pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
pengelolaan sampah yang baik.

Dengan menerapkan landasan teori ini, SMA 20 Batam dapat


membangun kesadaran dan tanggung jawab siswa dan staf terhadap
pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan. Hal ini akan membantu
menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan ramah
lingkungan.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi etika siswa di SMA 20 Batam
terhadap pengelolaan sampah. Berikut ini adalah beberapa faktor yang mungkin
mempengaruhi etika siswa terkait sampah:

1. Kesadaran Lingkungan: Kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga


lingkungan yang bersih dan sehat dapat mempengaruhi etika mereka
terhadap pengelolaan sampah. Jika siswa memiliki pemahaman yang baik
tentang dampak negatif sampah terhadap lingkungan, mereka cenderung
lebih peduli dan bertanggung jawab dalam membuang sampah dengan
benar.

2. Pendidikan dan Informasi: Pendidikan dan informasi yang diberikan


kepada siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dapat
mempengaruhi etika mereka. Jika siswa diberikan pengetahuan yang
memadai tentang daur ulang, pengurangan limbah, dan praktik
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, mereka akan lebih mungkin
untuk mengadopsi etika yang positif terkait sampah.

3. Peran Model: Peran model yang baik dari guru dan staf sekolah juga
dapat mempengaruhi etika siswa terkait sampah. Jika siswa melihat guru
dan staf sekolah dengan konsisten mempraktikkan pengelolaan sampah
yang baik, mereka akan cenderung meniru perilaku tersebut dan
mengembangkan etika yang positif terhadap sampah.

4. Norma Sosial: Norma sosial di lingkungan sekolah juga dapat


mempengaruhi etika siswa terkait sampah. Jika pengelolaan sampah yang
baik dianggap sebagai norma yang diterima dan dihargai oleh siswa dan
komunitas sekolah, mereka akan cenderung mengikuti norma tersebut
dan mengembangkan etika yang positif terhadap sampah.

5. Penghargaan dan Sanksi: Penghargaan dan sanksi yang diberikan oleh


sekolah kepada siswa yang mempraktikkan pengelolaan sampah yang
baik atau melanggar aturan terkait sampah juga dapat mempengaruhi
etika siswa. Jika siswa mendapatkan penghargaan atau pujian atas
perilaku yang baik terkait sampah, mereka akan cenderung lebih
termotivasi untuk mempraktikkannya.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, SMA 20 Batam dapat menciptakan


lingkungan yang mendukung dan mendorong etika siswa yang positif terkait
pengelolaan sampah. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, penghargaan,
peran model yang baik, dan menciptakan norma sosial yang positif terkait
sampah.

Pengaruh etika siswa terhadap pengelolaan sampah di SMA 20 Batam memiliki


beberapa manfaat yang signifikan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari
pengaruh etika siswa terhadap sampah di SMA 20:

1. Lingkungan yang Bersih dan Sehat: Dengan adanya pengaruh etika


siswa terhadap sampah, SMA 20 Batam dapat menciptakan lingkungan
sekolah yang bersih dan sehat. Siswa yang memiliki etika yang baik
terkait sampah akan lebih cenderung membuang sampah pada tempatnya,
memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya, dan menghindari
pembuangan sampah sembarangan. Hal ini akan membantu menjaga
kebersihan lingkungan sekolah dan mencegah penyebaran penyakit.
2. Kesadaran Lingkungan yang Tinggi: Pengaruh etika siswa terhadap
sampah juga dapat meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan
siswa. Siswa akan lebih memahami dampak negatif sampah terhadap
lingkungan dan menjadi lebih peduli terhadap perlindungan lingkungan.
Mereka akan lebih mungkin untuk mengambil tindakan yang bertanggung
jawab, seperti daur ulang, pengurangan limbah, dan penggunaan produk
yang ramah lingkungan.

3. Pembentukan Kebiasaan yang Baik: Etika siswa terhadap sampah yang


positif dapat membantu membentuk kebiasaan yang baik dalam
pengelolaan sampah. Jika siswa terbiasa membuang sampah pada
tempatnya dan mempraktikkan daur ulang, hal ini akan menjadi
kebiasaan yang terbawa hingga ke kehidupan sehari-hari di luar
lingkungan sekolah. Dengan demikian, pengaruh etika siswa terhadap
sampah dapat membentuk generasi yang sadar lingkungan dan
bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah.

4. Peningkatan Citra Sekolah: Pengelolaan sampah yang baik dan etika


siswa yang positif terhadap sampah dapat meningkatkan citra SMA 20
Batam di mata masyarakat. Sekolah yang dikenal memiliki siswa yang
peduli terhadap lingkungan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan
sampah akan mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari masyarakat. Hal
ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah dan
memberikan dampak positif pada reputasi sekolah.

Dengan memperhatikan pengaruh etika siswa terhadap sampah, SMA 20


Batam dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan
berkelanjutan. Selain manfaat langsung bagi lingkungan, hal ini juga akan
membentuk siswa yang sadar lingkungan dan bertanggung jawab dalam
menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

3. Sampah

Permasalahan lingkungan saat ini ada di berbagai tempat. Permasalahan


itu menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara dan suara.
Pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia. Pencemaran
tanah misalnya, banyaknya sampah yang tertimbun di tempat sampah,
apabila tidak ditangani dengan baik akan menurunkan tingkat kesehatan
masyarakat.

Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat


padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan
dan melindungi investasi pembangunan.

Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan


limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-
perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena
pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari
segi social ekonimis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat
menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup.

Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi.
Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi
sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga
untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam
pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak.

Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat,
dari bahan organik atau anorganik, baik benda logam maupun benda
bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar. Bentuk
fisik benda-benda tersebut dapat berubah menurut cara pengangkutannya
atau cara pengolahannya.

Sampah padat adalah semua barang sisa yang ditimbulkan dari aktivitas
manusia dan binatang yang secara normal padat dan dibuang ketika tidak
dikehendaki atau sia-sia. Sedangkan yang dimaksud dengan sampah
perkotaan adalah sampah yang timbul di kota (tidak termasuk sampah
yang berbahaya dan beracun).
Definisi mengenai sampah, hal ini perlu diketahui terlebih dahulu
sebelum mengenal sampah lebih dekat.

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian
barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi
berkelebihan atau ditolak atau buangan. Sampah merupakan bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses
alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampah sesuatu yang


tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya dari pemakai semula, atau
sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.

Sampah adalah bahan atau material yang tidak lagi memiliki nilai atau
kegunaan bagi pemiliknya dan biasanya dibuang atau ditinggalkan karena
dianggap tidak berguna atau tidak diinginkan. Sampah dapat berupa
bahan organik maupun anorganik yang dihasilkan dari berbagai aktivitas
manusia, seperti rumah tangga, industri, komersial, dan institusi.

Sampah organik umumnya terdiri dari sisa makanan, daun, ranting, dan
bahan-bahan organik lainnya yang dapat terurai secara alami oleh
mikroorganisme. Sampah organik ini dapat diolah menjadi kompos
melalui proses pengomposan.

Sampah anorganik, di sisi lain, terdiri dari bahan-bahan seperti plastik,


kertas, logam, kaca, dan bahan kimia. Sampah anorganik ini sulit terurai
secara alami dan membutuhkan proses pengolahan khusus, seperti daur
ulang atau pembakaran.

Penting untuk mencatat bahwa pengertian sampah dapat bervariasi


tergantung pada konteks dan perspektif. Misalnya, apa yang dianggap
sebagai sampah oleh satu individu atau masyarakat, mungkin masih
memiliki nilai atau kegunaan bagi orang lain. Oleh karena itu,
pengelolaan sampah yang baik melibatkan upaya untuk mengurangi,
mendaur ulang, dan memanfaatkan kembali sampah sebanyak mungkin,
serta meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.

BAB 3
METODE PENULISAN

A. Metode Studi Internet

Pada metode ini kami penulis membuka berbagai macam situs yang berkaitan dengan
pengaruh pengaruh etika terhadap penanganan sampah, mulai dari yang menyediakan
artikel-artikel bertema demikian hingga karya tulis sejenis untuk dijadikan inspirasi
Situs-situs yang dimaksud mulai dari blog. Wikipediasitus-situs lembaga pecinta
lingkungan dan situs-situs berita online. Bahkan berkat menggunakan metode ini,
penulis jadi lebih banyak mendapat referensi-referensi lain sebagai pelengkap
informasi dalam penyusunan karya tulis ini.

BAB 4
ANALISIS DATA

1. Defenisi Etika dan Sampan

Etika adalah studi tentang apa yang dianggap baik dan benar, serta prinsip-prinsip
moral yang mengatur perilaku manusia. Etika mencakup pertimbangan tentang apa
yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan, serta bagaimana kita seharusnya
berperilaku terhadap orang lain dan dunia di sekitar kita.

Etika melibatkan pemikiran kritis dan refleksi tentang nilai-nilai, norma, dan prinsip-
prinsip moral yang membentuk tindakan dan keputusan kita. Hal ini melibatkan
pertimbangan tentang konsekuensi dari tindakan kita, prinsip-prinsip yang mendasari
tindakan tersebut, serta bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan
mempertimbangkan kepentingan mereka.

Etika juga melibatkan pertimbangan tentang hak dan kewajiban, keadilan, kebenaran,
kebajikan, dan tanggung jawab sosial. Etika tidak hanya berlaku dalam konteks
individu, tetapi juga dalam konteks kelompok, organisasi, dan masyarakat secara
keseluruhan.

Sementara Sampah, Sampah adalah benda-benda yang tidak lagi memiliki nilai atau
kegunaan dan biasanya dibuang oleh manusia. Sampah dapat berupa sisa makanan,
kertas, plastik, logam, kaca, dan bahan-bahan lainnya yang tidak lagi dibutuhkan.
Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti sampah organik (sisa
makanan, daun, dan lain-lain), sampah anorganik (plastik, kertas, logam, dan lain-
lain), serta sampah berbahaya (baterai, obat-obatan, bahan kimia, dan lain-lain).
Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
dan masalah kesehatan. Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang baik sangat
penting untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

2. Penyebab siswa kurang beretika terhadap sampah

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya siswa SMA 20 yang
kurang beretika terhadap sampah, antara lain:

1. Kurangnya kesadaran lingkungan: Siswa mungkin tidak memiliki pemahaman yang


cukup tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan dampak negatif yang
dapat ditimbulkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik. Mereka mungkin
tidak menyadari bahwa sampah yang dibuang sembarangan dapat mencemari
lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia.
2. Kurangnya edukasi tentang pengelolaan sampah: Siswa mungkin tidak
mendapatkan edukasi yang memadai tentang cara yang benar untuk mengelola
sampah. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana memilah sampah, mendaur ulang,
atau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kurangnya pengetahuan ini dapat
menyebabkan mereka tidak peduli terhadap sampah dan cara penanganannya.
3. Kurangnya peran model dari lingkungan sekitar: Siswa SMA 20 mungkin tidak
memiliki contoh yang baik dalam hal pengelolaan sampah di lingkungan sekitar
mereka. Jika mereka melihat orang dewasa atau guru yang tidak memperhatikan
sampah dengan baik, mereka mungkin menganggap bahwa tidak penting untuk
melakukannya juga.
4. Kurangnya fasilitas yang memadai: Jika sekolah tidak menyediakan fasilitas yang
memadai untuk pengelolaan sampah, siswa mungkin merasa sulit untuk membuang
sampah dengan benar. Jika tidak ada tempat sampah yang cukup atau tidak ada
program daur ulang di sekolah, siswa mungkin merasa bahwa tidak ada konsekuensi
jika mereka membuang sampah sembarangan.
5. Kurangnya pengawasan dan penegakan aturan: Jika sekolah tidak memberikan
pengawasan yang cukup terhadap perilaku siswa terkait sampah, mereka mungkin
merasa bahwa mereka bisa melanggar aturan tanpa konsekuensi. Jika tidak ada sanksi
yang jelas atau tidak ada upaya untuk mengedukasi siswa tentang pentingnya
pengelolaan sampah, mereka mungkin tidak merasa perlu untuk berperilaku dengan
etika terhadap sampah.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi sekolah dan pihak terkait untuk
meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik
melalui edukasi yang tepat. Selain itu, sekolah juga harus menyediakan fasilitas yang
memadai dan menerapkan aturan yang jelas serta mengawasi pelaksanaannya. Dengan
demikian, diharapkan siswa SMA 20 dapat menjadi lebih beretika terhadap sampah
dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.

3. Dampak sampah ke lingkungan sekitar SMA 20


Dampak sampah terhadap lingkungan sekitar SMA 20 dapat sangat merugikan.
Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
1. Pencemaran tanah: Jika sampah tidak dikelola dengan baik, terutama sampah
organik seperti sisa makanan, dapat menyebabkan pencemaran tanah. Sampah organik
yang membusuk akan menghasilkan gas metana yang berbahaya dan dapat merusak
kualitas tanah.
2. Pencemaran air: Sampah yang dibuang sembarangan dapat mencemari sumber air,
seperti sungai atau danau. Sampah plastik yang tidak terurai dapat menyumbat saluran
air dan mengganggu aliran air yang normal. Selain itu, bahan kimia berbahaya dari
sampah elektronik atau bahan kimia rumah tangga yang dibuang sembarangan dapat
mencemari air dan mengancam kehidupan akuatik.
3. Pencemaran udara: Sampah yang terbakar atau terurai secara tidak sempurna dapat
menghasilkan gas beracun seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan nitrogen
dioksida. Gas-gas ini dapat mencemari udara dan menyebabkan masalah pernapasan
serta berdampak negatif pada kesehatan manusia.
4. Kerusakan ekosistem: Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat merusak
ekosistem alami. Contohnya, sampah plastik yang masuk ke laut dapat
membahayakan kehidupan laut, termasuk hewan-hewan laut yang memakan atau
terperangkap dalam sampah tersebut. Hal ini dapat mengganggu rantai makanan dan
mengancam keberlanjutan ekosistem laut.
5. Penyebaran penyakit: Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi
tempat berkembang biak bagi hama dan penyakit. Lalat, tikus, dan serangga lainnya
dapat membawa penyakit dan menyebarkannya ke manusia. Selain itu, jika sampah
organik tidak dibuang dengan benar, dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan
jamur yang berpotensi menyebabkan penyakit.
Dampak-dampak ini dapat merugikan tidak hanya bagi lingkungan sekitar SMA 20, tetapi
juga bagi kesehatan dan kesejahteraan siswa dan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu,
penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan yang tepat dalam
pengelolaan sampah agar dapat menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah dampak
negatif yang lebih lanjut.

4.Upaya menanggulangi siswa yang kurang beretika dengan sampah di SMA N 20


Untuk menanggulangi siswa SMA 20 yang kurang beretika terhadap sampah, berikut
adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan:

1. Edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah: Sekolah dapat menyelenggarakan


program edukasi yang melibatkan siswa dalam pemahaman tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh
sampah yang tidak dikelola dengan baik. Program ini dapat mencakup penyuluhan,
diskusi, dan kegiatan praktis tentang cara yang benar untuk mengelola sampah.
2. Pembentukan kelompok lingkungan: Sekolah dapat membentuk kelompok
lingkungan yang terdiri dari siswa-siswa yang peduli terhadap lingkungan dan
pengelolaan sampah. Kelompok ini dapat bertugas untuk mengedukasi siswa lainnya
tentang pentingnya pengelolaan sampah dan mengorganisir kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan, seperti pembersihan lingkungan sekolah atau
kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.
3. Penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai: Sekolah harus
menyediakan fasilitas yang memadai untuk pengelolaan sampah, seperti tempat
sampah yang cukup, tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik,
dan tempat daur ulang. Dengan adanya fasilitas yang memadai, siswa akan lebih
mudah untuk membuang sampah dengan benar.
4. Penegakan aturan dan pengawasan: Sekolah harus memiliki aturan yang jelas
tentang pengelolaan sampah dan mengawasi pelaksanaannya. Sanksi yang tegas harus
diberlakukan bagi siswa yang melanggar aturan tersebut. Selain itu, pengawasan yang
ketat juga diperlukan untuk memastikan siswa membuang sampah dengan benar dan
tidak membuang sampah sembarangan.
5. Kolaborasi dengan pihak terkait: Sekolah dapat bekerja sama dengan pihak terkait,
seperti pemerintah daerah atau organisasi lingkungan, untuk meningkatkan kesadaran
dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah.
Misalnya, mengadakan seminar atau workshop tentang pengelolaan sampah,
mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam program daur ulang, atau mengadakan
kegiatan pembersihan lingkungan bersama.
6. Contoh yang baik dari guru dan staf sekolah: Guru dan staf sekolah harus menjadi
contoh yang baik dalam hal pengelolaan sampah. Mereka harus membuang sampah
dengan benar dan mempraktikkan pengelolaan sampah yang baik. Dengan melihat
contoh yang baik dari guru dan staf sekolah, siswa akan terinspirasi untuk mengikuti
dan berperilaku dengan etika terhadap sampah.
Dengan mengimplementasikan upaya-upaya ini, diharapkan siswa SMA 20 dapat
menjadi lebih sadar dan beretika terhadap sampah. Mereka akan memahami
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan berperan aktif dalam pengelolaan
sampah yang baik.

BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan proyek P5 Gaya Hidup Berkelanjutan tentang sampah, dapat


disimpulkan bahwa proyek ini memiliki pengaruh positif terhadap etika siswa/i
SMA 20 dalam pengelolaan sampah. Melalui edukasi, pembentukan kelompok
lingkungan, penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, penegakan
aturan dan pengawasan, kolaborasi dengan pihak terkait, serta contoh yang baik
dari guru dan staf sekolah, siswa/i SMA 20 dapat meningkatkan kesadaran dan
bertindak secara bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

Dengan proposal ini juga saya menyimpulkan bahwa proposal ini dibuat untuk
masa depan yang lebih baik untuk anak cucu kita semua. Hasil penelitian ini akan
dipublikasikan kepada para peneliti untuk meniti lebih lanjut untuk penelitian
selanjutnya untuk menanggulangi segala macam faktor faktor sampah di SMA N
20 yang dapat merugikan warga sekolah yang mungkin juga akan menghancurkan
masa depan kami semua. Maka dari itu jika ada kesalahan, saya mohon maaf atas
segala yang sudah saya nyatakan dalam proposal ini. Saya harap kemakluman
bapak/ibu sekalian. Terima Kasih.

B. Saran

Untuk mengatasi masalah siswa SMA 20 yang kurang beretika terhadap


sampah, berikut adalah beberapa saran yang dapat dilakukan:

1. Edukasi dan kesadaran: Penting untuk memberikan edukasi yang terus-


menerus kepada siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan
dampak negatif yang ditimbulkannya. Melalui program-program edukasi yang
kreatif dan interaktif, siswa dapat memahami betapa pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan dan bertanggung jawab terhadap sampah.

2. Pembentukan kelompok lingkungan: Sekolah dapat membentuk kelompok


lingkungan yang terdiri dari siswa-siswa yang peduli terhadap lingkungan dan
pengelolaan sampah. Kelompok ini dapat mengadakan kegiatan-kegiatan seperti
pembersihan lingkungan, kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali
pakai, atau program daur ulang. Dengan melibatkan siswa secara aktif, mereka
akan merasa memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan sampah.

3. Penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai: Sekolah harus


menyediakan fasilitas yang memadai untuk pengelolaan sampah, seperti tempat
sampah yang cukup, tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-
organik, dan tempat daur ulang. Dengan adanya fasilitas yang memadai, siswa
akan lebih mudah untuk membuang sampah dengan benar.

4. Penegakan aturan dan pengawasan: Sekolah harus memiliki aturan yang


jelas tentang pengelolaan sampah dan mengawasi pelaksanaannya. Sanksi yang
tegas harus diberlakukan bagi siswa yang melanggar aturan tersebut. Selain itu,
pengawasan yang ketat juga diperlukan untuk memastikan siswa membuang
sampah dengan benar dan tidak membuang sampah sembarangan.

5. Kolaborasi dengan pihak terkait: Sekolah dapat bekerja sama dengan pihak
terkait, seperti pemerintah daerah atau organisasi lingkungan, untuk meningkatkan
kesadaran dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan sampah. Misalnya, mengadakan seminar atau workshop tentang
pengelolaan sampah, mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam program daur
ulang, atau mengadakan kegiatan pembersihan lingkungan bersama.

6. Contoh yang baik dari guru dan staf sekolah: Guru dan staf sekolah harus
menjadi contoh yang baik dalam hal pengelolaan sampah. Mereka harus
membuang sampah dengan benar dan mempraktikkan pengelolaan sampah yang
baik. Dengan melihat contoh yang baik dari guru dan staf sekolah, siswa akan
terinspirasi untuk mengikuti dan berperilaku dengan etika terhadap sampah.

7. Melibatkan orang tua: Melibatkan orang tua dalam upaya pengelolaan


sampah di sekolah dapat membantu meningkatkan kesadaran dan etika siswa
terhadap sampah. Sekolah dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk
membahas pentingnya pengelolaan sampah dan bagaimana mereka dapat
mendukung upaya ini di rumah.

Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, diharapkan siswa SMA 20


dapat menjadi lebih sadar dan beretika terhadap sampah. Mereka akan memahami
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan berperan aktif dalam pengelolaan
sampah yang baik.

DAFTAR PUSAKA
https://www.menlhk.go.id/assets/news/2018/12/20181219-Pedoman-Pengelolaan-Sampah-
Berbasis-Masyarakat.pdf

https://repo.undiksha.ac.id/12658/3/1714031008-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

https://id.scribd.com/document/374348352/Karya-Ilmiah-Etika-Siswa

https://www.unenvironment.org/resources/report/waste-management-outlook-mountain-regions-
sources-and-solutions

https://www.unenvironment.org/resources/report/waste-management-outlook-latin-america-and-
caribbean

https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/30317

https://www.who.int/quantifying_ehimpacts/publications/preventing-disease/en/

Anda mungkin juga menyukai