Anda di halaman 1dari 12

Pemanfaatan Berbagai Macam Jenis Sampah

Shufi Rose Salsabila

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

sabila201819@gmil.com

ABSTRAK
Perkembangan populasi masyarakat Indonesia sedemikian pesat sehingga menimbulkan berbagai
dampak baik positif maupun negatif. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan akibat pertumbuhan
penduduk adalah sampah. Sampah merupakan masalah besar bagi sebagian masyarakat di Indonesia.
Kehadiran berbagai jenis sampah dapat menimbulkan dampak negatif kepada Lingkungan seperti
permukiman kumuh, menjadi sumber sarang penyakit, dan menjadi pemicu pemanasan global.
Masalah sampah tidak hanya terdapat di wilayah perkotaan namun telah sampai pada wilayah
pedesaan. Masyarakat pedesaan biasanya membuang sampah langsung ke sungai atau membakarnya
di kebun mereka. Pola kebiasaan tersebut dapat menimbulkan pencemaran udara maupun lingkungan
perairan Berdasarkan jenisya sampah dibedakan menjadi dua kategori yaitu sampah anorganik dan
sampah organic. Sampah anorganik yang dihasilkan oleh rumah tangga antara lain botol dan
kemasan plastik makanan maupun minuman. Sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga
antara lain sisa sayur, sisa buah, dan sisa makanan, Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan sampah agar dapat dipilah berdasarkan jenisnya dan
lebih mudah diolah menjadi produk yang dapat dipasarkan pada tahap selanjutnya. Sampah
anorganik dioleh menjadi produk kreatif yang memiliki daya jual dan dapat menghasilkan
keuntungan. Sedangkan sampah organik diolah menjadi biogas.

Kata kunci : Sampah, Manfaat, Organik, Anorganik, Biogas, Produk kreatif

ABSTRACT
The development of the Indonesian population is so rapid that it has caused various impacts, both
positive and negative. One of the negative impacts resulting from population growth is waste. Waste is
a big problem for some people in Indonesia. The presence of various types of waste can have a
negative impact on the environment, such as slums, becoming a source of disease nests, and triggering
global warming. The waste problem is not only found in urban areas but has reached rural areas.
Rural communities usually throw rubbish directly into rivers or burn it in their gardens. This habitual
pattern can cause air and water pollution. Based on the type of waste, it is divided into two categories,
namely inorganic waste and organic waste. Inorganic waste produced by households includes bottles
and plastic packaging for food and drinks. Organic waste produced by households includes vegetable
waste, fruit waste and food waste. Therefore, this research aims to educate the public about the use of
waste so that it can be sorted based on type and more easily processed into products that can be
marketed at a later stage. Inorganic waste is turned into creative products that have marketability and
can generate profits. Meanwhile, organic waste is processed into biogas.

Keywords: Waste, Benefits, Organic, Inorganic, Biogas, Creative products

1
1. PENDAHULUAN

Istilah sampah mengacu pada bahan yang dihasilkan selama suatu proses yang
tidak lagi diperlukan. Kebanyakan masyarakat tidak memiliki ide inovatif dan kreatif
untuk membuang sampah demi kepentingan kehidupan manusia dan lingkungan,
sehingga sampah berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar. Karena
ketidaktahuan masyarakat, sampah dapat merusak ekosistem. Jumlah sampah
semakin hari semakin meningkat, sampah ini berasal dari sampah rumah tangga,
sampah rumah sakit, dan sampah di tempat umum. Jika sampah-sampah itu dibiarkan,
maka akan terjadi bencana banjir di Indonesia. Pemerintah Indonesi berupaya
mengatasi masalah sampah yang semakin meningkat di Indonesia, tujuan Pemerintah
adalah mengatasi permasalahan sampah , memastikan jumlah sampah terus
berkurang, dan hal ini diharapkan sejalan dengan program Pemerintah .
Sampah padat, atau sampah yang berbentuk padatan, berasal dari berbagai
macam jenis sampah lainnya, seperti sampah organik dan anorganik. Limbah cair,
seperti air bekas cucian, didefinisikan sebagai limbah yang berbentuk cairan. Limbah
gas adalah semua jenis limbah yang dilepaskan ke atmosfer dalam bentuk gas. Atas
dasar produk sisa dari pemicu asli. Yang pertama adalah pekerjaan manusia dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Pada kegiatan ini dapat menghasilkan berbagai macam
sampah, contohnya yaitu sampah dari gelas atau kaleng minuman. Kedua berasal dari
alam adalah sampah yang diakibatkan dari alam itu sendiri, Seperti sampah daun
kering. Menurut sifatnya Sampah organik, merupakan sampah yang mudah terurai,
serta sampah organik berasal dari kotoran hewan atau tumbuhan.1 Hal yang paling
banyak sebagai penyebab kotoran dari lingkungan yaitu sisa sebagai akibat
banyaknya aktivitas yang dilakukan masyarakat. Faktor manusia menjadi faktor
utama terkait sampah ini, karena bersihnya kotoran serta kotornya lingkungan sekitar
tergantung manusia yang mengemban lingkungan sekitarnya. Tuhan telah
menganugerahkan akal guna menjaga mauoun memelihara agar senantiasa
lingkungan bersih, nyaman, indah dan aman.2
Sumber sampah terbesar adalah pemukiman, dimana 75% merupakan sampah
organik dan sisanya merupakan sampah anorganik.Meskipun banyak sampah organik
yang digunakan sebagai bahan baku produksi kompos, briket, dan biogas, pengolahan
sampah anorganik masih belum memadai. Sampah anorganik sangat sulit terurai dan
tidak dapat terurai sama sekali di alam. Oleh karena itu, diperlukan tempat
pembuangan sampah yang sangat besar untuk menambah produksi sampah jenis ini.
Sampah anorganik yang paling banyak ditemui di masyarakat adalah sampah plastik.
Dalam UU Nomor 18 Tahun 2008 yang membahas pengelolaan sampah telah
disebutkan bahwasanya sampah ialah salah satu masalah nasional yang dalam proses
pengelolaannya diperlukan perlakuan secara komprehensif dan terpadu untuk
memberikan banyak manfaat baik secara ekonomi, kesehatan masyarakat, keamanan
lingkungan, serta mengubah pola perilaku masyarakat. Sedikitnya masyarakat terbesit
suatu pemikiran bahwa sampah adalah salah satu sumber masalah karena kotor, bau
1
Firdaus Nur Rahmat dkk, Analisis Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Energi Alternatif Biogas,
Dalam Jurnal Energi Baru &Terbarukan, Vol. 4 2023 hlm,119
2
Sherly Nindya dkk, Edukasi Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik di Desa Rejasa Tabanan,
Dalam Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. 4 No.2 2022, hlm, 353

2
tidak sedap, serta tidak bernilai ekonomis, sebagai sumber penyakit dan juga dapat
menimbulkan bencana seperti banjir. Dalam proses pengelolaan sampah, dapat
dikelompokkan sesuai dengan kemudahannya untuk terurai, yang terdiri dari reduce,
reuse, recycle, dan recovery. Reduce ialah suatu upaya pengurangan pemanfaatan
produk yang dapat memproduksi sampah. Reuse merupakan kegiatan memanfaatkan
kembali beberapa barang yang masih dapat dipakai. Recycle ialah aktivitas
modifikasi benda yang tidak memiliki manfaat menjadi barang yang berdaya guna,
sedangkan recovery merupakan suatu usaha dalam memanfaatkan kembali bahan-
bahan sisa yang masih dapat dimanfaatkan dengan baik.3
Pengolahan sampah yang tidak optimal menimbulkan berbagai permasalahan
lingkungan.Permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah antara lain buruknya
kebersihan lingkungan, terjadinya berbagai penyakit akibat banjir dan berkurangnya
bahan organik pada lahan pertanian, bahkan pemanasan global. Oleh karena itu,
pengelolaan sampah memerlukan perhatian dan upaya kolektif. Edukasi tentang
pentingnya menjaga kebersihan, sosialisasi pembuangan sampah, dan dukungan
terhadap pembangunan fasilitas penampungan sampah merupakan sumber yang dapat
menyadarkan dan menarik masyarakat dalam pengelolaan sampah.
2. LANDASAN TEORI
Pengetian Sampah Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
menyebutkan bahwa sampah merupakan permasalahan nasional sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir
agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi
lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Menurut definisi World
Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
diapakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Berdasarkan SK SNI
tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri dari zat organik
dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan dan melindungi infestasi pembangunan (Subekti, 2009).
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode kepustakaan, yaitu
pengumpulan data dari berbagai literatur ilmiah baik berupa buku, jurnal, artikel, dan
sumber lainnya. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2023. Proses analisis data
dilakukan melalui proses pengumpulan data, pemilihan data, klasifikasi, dan
penarikan kesimpulan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan mencari data dari
sumber yang relevan seperti buku, majalah, artikel. Analisis dan seleksi data
dilakukan secara bertahap untuk memperoleh data penelitian yang valid terkait
dengan judul penelitian.

3
Amira Ana Damayanati dkk, Pemanfaatan Sampah Organik Dalam Pembuatan Biogas Sebagai
Sumber Energi Kebutuhan Hidup Sehari – hari, Dalam Jurnal Teknik Energi, Vol. 17 No.3 Sempember
2021, hlm,183

3
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemanfaatan Sampah Organik
Salah satu kebutuhan terpenting yang menunjang kehidupan manusia adalah
energi. Ketika pasokan energi semakin langka, diperlukan strategi yang dapat
menghasilkan energi terbarukan. Contoh energi terbarukan yang dapat diproduksi
dengan sangat mudah adalah energi biogas.Dimana energi biogas dihasilkan dengan
menggunakan limbah atau sampah organic. Biogas merupakan bahan bakar alternatif
yang proses produksinya didasarkan pada fermentasi kotoran ternak atau sisa
tanaman dengan keadaan hampa udara dan ditumbuhi bakteri Metallotrypus
methanica. Biogas dapat digunakan sebagai alternatif pengganti gas alam alias LPG
yang kini semakin sulit didapat. Penimbunan kotoran hewan ternak di sekitar tempat
kandang menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.
Biogas adalah gas yang mudah terbakar (flammable gas) yang diperoleh dari
penguraian senyawa-senyawa organik dalam biomassa sebagai akibat aktivitas
mikroorganisme (fermentasi) pada kondisi tanpa udara (anaerobic). Kandungan
utama biogas adalah gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2). Sebagian kecil
adalah gas hidrogen sulfida (H2S), nitrogen (N2), hidrogen (H2) dan oksigen (O2).
Kehadiran gas metana yang besar ini membuat biogas mudah terbakar dan dapat
dipakai sebagai sumber energi untuk memasak, penerangan, bahkan pada skala besar
dapat menghasilkan energi listrik. Biogas ini juga menghasilkan produk samping
berupa lumpur organik yang dapat diolah menjadi pupuk kompos. Kualitas pupuk
kompos yang dihasilkan tergantung pada bahan baku yang digunakan. Pengolahan
lanjutan limbah biogas menjadi kompos bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.
Pengolahan dilakukan dengan cara memisahkan cairan (bisa digunakan sebagai
pupuk cair) dengan padatan melalui proses penyaringan. Kemudian padatannya
dikeringkan dan ditambahkan bahan-bahan lain untuk mencapai komposisi senyawa
kompos yang diinginkan seperti kandungan nitrogen (N), phosfor (P), kalium (K),
magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan mineral – mineral lainnya. Bahkan unsur – unsur
tertentu seperti protein, selulosa, lignin dan lain – lain tidak bisa digantikan oleh
pupuk kimia.4
Tahap-tahap pembuatan biogas diawali dari proses hidrolisis kemudian
asidogenesis lalu asetogenesis dan terakhir metanogenesis. Biogas umumnya
memiliki komposisi yang terdiri atas 55-65% metana, 35-45% karbondioksida, 0-3%
nitrogen, serta 0-1% hydrogen sulfide. Biogas ini bisa dikonversikan menjadi energi
yang memiliki 20-25 MJ/m3. Komposisi metana dalam biogas jika melebihi dari 45%
maka akan memiliki sifat mudah terbakar serta menjadikan bahan bakar yang
berkategori cukup baik dikarenakan nilai kalor bakarnya tergolong tinggi.5
Tahap pertama adalah hidrolisis, dimana pada tahap ini bahan-bahan organik
seperti karbohidrat, lipid, dan protein didegradasi oleh mikroorganisme hidrolitik

4
Joko Sutrisno, Pembuatan Biogas Dari Bahan Sampah Sayuran (Kubis, Kangkung dan Bayam),
Dalam Jurnal Teknik WAKTU, Vol. 08 No. 1 Januari 2010 hlm, 108
5
Amira Ana Damayanati dkk, Pemanfaatan Sampah Organik Dalam Pembuatan Biogas Sebagai
Sumber Energi Kebutuhan Hidup Sehari – hari, Dalam Jurnal Teknik Energi, Vol. 17 No.3 Sempember
2021, hlm,185

4
menjadi senyawa terlarut seperti asam karboksilat, asam keto, asam hidroksi, keton,
alkohol, gula sederhana, asam-asam amino, H2 dan CO2. Pada tahap selanjutnya
yaitu tahap asidogenesis senyawa terlarut tersebut diubah menjadi asam-asam lemak
rantai pendek, yang umumnya asam asetat dan asam format oleh mikroorganisme
asidogenik. Tahap terakhir adalah metanogenesis, dimana pada tahap ini asam-asam
lemak rantai pendek diubah menjadi H2, CO2, dan asetat. Asetat akan mengalami
dekarboksilasi dan reduksi CO2, kemudian bersama-sama dengan H2 dan CO2
menghasilkan produk akhir, yaitu metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Pada
dasarnya efisiensi produksi biogas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi :
suhu, derajat keasaman (pH), konsentrasi asam - asam lemak volatil, nutrisi (terutama
nisbah karbon dan nitrogen), zat racun, waktu retensi hidrolik, kecepatan bahan
organik, dan konsentrasi amonia.6
Pada akhirnya, biogas dapat diubah menjadi bahan bakar yang dapat
digunakan oleh penduduk setempat untuk digunakan dalam kompor dan peralatan
memasak lainnya. Pertama kali dikembangkan dalam tahap penguraian bahan organik
dengan bantuan mikroorganisme dalam ruang hampa udara atau kedap udara,
teknologi biogas telah berkembang jauh sejak awal. Hasil akhirnya adalah gas,
terutama terdiri dari metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) (karbon dioksida).
Dimana gas tersebut diubah menjadi biogas, yang kemudian dapat digunakan sebagai
bahan bakar kompor untuk mempercepat proses memasak. Hasil kandungan gas
metana (CH4) dihasilkan dari campuran substrat antar limbah. Pembuatan biogas
dalam menggunakan substrat yang berasal dari limbah oraganik misal berasal dari
rumah makan, tinja sapi, dan berbagai limbah lainnya yang bisa mencemari
lingkungan sekitar akan tetapi berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi pengganti
energi yang berupa biogas.7
Hasil penelitian menunjukkan banyak manfaat yang diperoleh dengan
mengubah sampah organik menjadi biogas. Biogas memiliki banyak kegunaan, dan
petani yang menggunakannya untuk menanam tanaman organik dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan, hal ini karena limbah dari produksi biogas dapat
digunakan sebagai pupuk organik, sehingga menghemat uang bagi petani yang harus
membeli alternatif sintetis yang mahal. Biogas memiliki banyak aplikasi dalam
industri energi, termasuk penerangan perumahan dan komersial, menggantikan bahan
bakar fosil dalam pembangkit listrik, dan sebagai bahan bakar transportasi. Biogas
memiliki banyak potensi penerapan lingkungan. Misalnya, dapat digunakan untuk
menekan pertumbuhan gulma dan mengurangi kebutuhan herbisida.
Meski berpotensi menjadi sumber energi terbarukan, masyarakat masih
belum mengetahui potensi pemanfaatan sampah organik dan bahan-bahan umum
seperti kayu dan dedaunan. Biogas yang dihasilkan dari penguraian bahan organik
mempunyai potensi sebagai sumber energi bersih dan terbarukan.

6
Joko Sutrisno, Pembuatan Biogas Dari Bahan Sampah Sayuran (Kubis, Kangkung dan Bayam),
Dalam Jurnal Teknik WAKTU, Vol. 08 No. 1 Januari 2010 hlm, 108
7
Firdaus Nur Rahmat dkk, Analisis Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Energi Alternatif Biogas,
Dalam Jurnal Energi Baru &Terbarukan, Vol. 4 2023 hlm,120

5
B. Pemanfaatan Sampah Anorganik
Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat terurai oleh bakteri ,
seperti sampah botol plastik , sampah logam, sampah tekstil, sampah deterjen ,
sampah pabrik, dan sejenisnya. Pengelolaan sampah terkadang kurang mendapat
perhatian serius dan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup masih rendah,
sehingga menimbulkan pencemaran dan dampak negatif terhadap berbagai sistem
kehidupan, termasuk manusia. Untuk meminimalisir dampak pencemaran akibat
pembuangan limbah terhadap lingkungan, dapat dilakukan melalui pemanfaatan
langsung atau daur ulang limbah.
Sampah anorganik secara biologis sulit terurai sehingga membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk dimusnahkan, dan beberapa bahan tidak dapat terurai.
Sebagai contoh sampah kantong plastik jenis jenis membutuhkan waktu sekitar 10
hingga 20 tahun untuk terurai, sedangkan sampah kantong plastik tebal jenis
membutuhkan waktu sekitar 50 hingga 80 tahun untuk terurai. Limbah styrofoam tipe
yang biasa digunakan sebagai wadah makanan bahkan tidak bisa terurai. Artinya
pengolahan sampah anorganik lebih kompleks dibandingkan dengan sampah organik.
Jenis sampah yang ada saat ini cenderung didominasi oleh plastik, karet, styrofoam,
logam, kaca, dan jenis sampah hasil sintesis kimia lainnya. Sampah yang dibakar
akan mengeluarkan gas beracun yang dapat membahayakan kesehatan orang yang
menghirupnya dan memperburuk kualitas udara.
Sampah anorganik dapat diubah menjadi produk bermanfaat melalui pengolahan
atau daur ulang. Daur ulang adalah proses menggunakan kembali bahan menjadi
produk yang berbeda. Kegiatan daur ulang meliputi kegiatan pengumpulan,
pemisahan, dan pembuatan produk dari bahan bekas. Secara umum kegiatan ini
berfokus pada bahan-bahan limbah yang tidak dapat terurai secara alami di alam,
guna mengurangi kerusakan lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh bahan-bahan
tersebut. Selain itu, proses pembuatan bahan dengan menggunakan bahan baku daur
ulang juga menghemat sumber daya alam. Daur ulang sampah anorganik dapat
dilakukan dengan berbagai cara di tingkat rumah tangga untuk memperoleh berbagai
produk yang bermanfaat. Jika Anda kreatif, Anda dapat mengubah sampah menjadi
kerajinan seperti tempat pensil, tas, perhiasan, lampu, dan banyak lagi. Produk yang
diproduksi dapat digunakan untuk keperluan pribadi atau untuk dijual sehingga
meningkatkan pendapatan masyarakat. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui
daur ulang sampah anorganik tentunya memerlukan pengetahuan, keterampilan dan
kemauan yang kuat dari masyarakat.
Keuntungan Pengolahan Limbah Anorganik
a. Aspek Lingkungan
1. Penghematan Sumber Daya Alam Ketika pemenuhan bahan baku pabrik dari hasil
pemulungan sampah menyebabkan penggunaan bahan baku yang berasal dari alam
menjadi berkurang dan dapat ditekan. Selanjutnya bahan baku dari alam dapat
digunakan untuk proses produksi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

6
2. Pengurangan Pencemaran Lingkungan Terdapat beberapa keunggulan daur ulang
sampah anorganik yang berkaitan dengan penanggulangan pencemaran lingkungan
antara lain sebagai berikut, pertama mendaur-ulang kertas koran akan menyelamatkan
pohon sehingga dapat mengurangi pencemaran udara, pencemaran air, dan
menghemat energi hingga. Kedua usaha daur-ulang sampah anorganik seperti kaca,
plastik, kertas koran, kaleng, besi, dapat mengurangi tumpukan sampah kota yang
mulai menggunung dan mengganggu kesehatan masyarakat
b. Aspek Ekonomi
1. Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah Daur-ulang sampah
anorganik telah terbukti dapat mereduksi biaya pengangkutan dan pembuangan akhir.
Sebagai contoh, ketika daur-ulang sampah anorganik dadalah Bilakukan maka biaya
pengelolaan sampah yang dapat dihemat dapat menjadi modal usaha bersama dalam
menciptakan lapangan kerja di level masyarakat.
2. Menciptakan Lapangan Kerja Hasil Seorang pemulung akan mampu
mengumpulkan sampah per hari dalam suatu komunitasnya dengan baik, sehingga
penyerapan pemulung terhadap produksi sampah akan menghasilkan ciptakan
lapangan kerja di sektor informal bagi pemulung yang memilih profesinya. Selain itu
kegiatan daur-ulang sampah anorganik juga mampu menciptakan usaha bagi pelapak,
bandar dan pemasok.
3. Menyediakan Bahan Baku Bagi Industri Daur-Ulang Sampah hasil penyortiran dari
berbagai bentuk sampah oleh pemulung akhirnya akan disetorkan ke pabrik pengolah
bahan sampah sebagai bahan baku kelas dua. Sebagai contoh di Indonesia terdapat
dua pabrik kertas berskala besar yang membutuhkan bahan baku dari sampah yaitu
PT. Gunung Jaya Agung dan PT. Sinar Dunia Makmur.8
Pengolahan limbah anorganik bisa dilakukan sebagai berikut yaitu :
1. Sanitary landfill
Sanitary Landfill adalah membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang
cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah. Metode
ini dapat menghilangkan polusi udara
2. Incineration (pembakaran sampah)
Incineration merupakan metode penghancuran limbah organik dengan melalui
pembakaran dalam suatu sistem yang terkontrol dan terisolir dari lingkungan
sekitarnya.
3. Pulverisation (penghancuran sampah)
Pulverisation adalah proses pengolahan sampah anorganik padat dengan cara
menghancurkannya di dalam mobil sampah yang dilengkapi dengan alat pelumat
sampah. Melalui proses ini, sampah bisa hancur menjadi potonganpotongan kecil
yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang cekung atau letaknya rendah
4. Reuse

8
Ela Ayu Ni’mah & Dwi Agua Susila, Pemanfaatan Limbah Anorganik, Dalam Jurnal SULUH, Vol. 5
No. 2, hlm, 23-24

7
Memanfaatkan ulang (reuse), berarti menggunakan kembali barang bekas tanpa
pengolahan barang. Misalnya, kotak bekas sepatu digunakan untuk menyimpan surat,
kaleng bekas minuman digunakan sebagai tempat pensil, atau plastik bekas belanja
digunakan kembali untuk membawa barang belanjaan di lain waktu.

4. Reduce
Mengurangi (reduce) adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat
mengurangi produksi sampah. Contoh: kaleng bekas atau karton bekas digunakan
untuk tempat menyimpan gula, minyak, garam dan sebagainya. Sehingga tidak perlu
membeli wadah baru. Jika berbelanja ke pasar, bawalah tas dari rumah sehingga tidak
perlu meminta tas plastik dari toko/penjual.
5. Recycle
Mengolah kembali (recycle), yaitu kegiatan pemanfaatan barang bekas dengan
mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut. Contoh: kertas daur ulang dan
kompos merupakan contoh hasil kegiatan recycle.
6. Replace
Menggantikan plastik dengan bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya
mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah
yang mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya. Contohnya adalah mengganti
kebiasaan memakai kantong plastik dengan kertas atau daun.
7. Refill
Refill adalah mengisi kembali wadahwadah produk yang dipakai. Contohnya antara
lain membeli minyak goreng yang sudah ada wadahnya, kemudian pada kesempatan
berikutnya kamu bisa membeli isinya saja, karena wadahnya sudah tersedia.
8. Repair
Dengan melakukan repair, berarti kamu sudah melakukan pemeliharaan atau
perawatan agar tidak menambah produksi limbah. Contohnya menggunakan peralatan
rumah tangga yg terbuat dari plastik atau pecah belah dengan hati-hati sehingga tidak
cepat rusak.9
Produk yang dapat dihasilkan dari daur ulang antara lain adalah adalah tempat
pensil dari gulungan koran, tas dari plastik, dan pot bunga dari botol plastik. Cara
pembuatan tempat pensil dari kertas koran yaitu, kertas koran yang akan digunakan
terlebih dahulu digulung menggunakan alat bantu berupa sapu lidi sehingga diperoleh
ukuran panjang gulungan sesuai yang dikehendaki. Cara membuat gulungan dengan
membagi setiap lembar kertas koran menjadi empat bagian, lalu dengan sapu lidi
kertas koran digulung. Setelah terbentuk gulungan, sapu lidi dilepaskan dan di
sepanjang ujung gulungan dioleskan lem agar gulungan rapi dan tidak terbuka. Untuk
membuat variasi lain seperti kepang, gulungan kertas koran dapat dipipihkan dengan
besi lalu dikepang. Selain itu, untuk variasi berupa lingkaran menyerupai bunga,
kertas koran juga dipipihkan dan digulung sehingga berbentuk seperti rol. Selain
tempat pensil, beragam produk berguna lainnya dapat dihasilkan dari gulungan kertas

9
Ibid hlm, 25

8
koran, seperti pigura,
lampu hias, jam dinding,
dan kreasi miniatur
lainnya. Yang perlu
diperhatikan
adalah produk yang
dihasilkan dari kertas
koran tidak boleh terkena
air.10

Sumber : https://azizah242.blogspot.com/2016/11/cara-membuat-tempat-pensil-dari-
koran.html
Produk bermanfaat yang dihasilkan tidak hanya terbuat dari koran saja, namun
juga dari sampah – sampah plastik seperti sampah bekas kemasan detergen, sabun,
pewangi pakaian, dan plastik kresek.
Sebelum sampah di daur ulang diperlukan proses sterilisasi dengan cara mencuci
sampah tersebut dengan sabun lalu direndam beberapa saat di dalam air hangat.
Setelah proses sterilisasi dilakukan maka sampah tersebut dapat didaur ulang menjadi
tas dan dompet yang bernilai ekonomis sehingga layak dijual. Plastik kemasan sabun,
detergen, dan pewangi pakaian dijahit sedemikian rupa menggunakan tangan dan
mesin jahit untuk mendapatkan produk tas dengan kualitas yang baik. Kemuadian
untuk mempercantik tas dan dompet tersebut ditambahkan aksesoris seperti renda,
payet dll. Khusus untuk plastik kresek digunakan metode pengepresan dengan
menggunakan panas. Sumber panas yang digunakan berasal dari setrika listrik.
Tujuan dari pengepresan menggunakan panas ini supaya plastik kresek dengan tekstur
yang tipis menjadi keras dan mudah dibentuk menjadi tas dan dompet.

10
Ifayanti Ridwan dkk, Pemanfaatan Sampah Anorganik Menjadi Produk Berdaya Guna, Jurnal
Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 2 Mei 2016 hlm, 129

9
Sumber: https://blog.eigeradventure.com/kerajinan-dari-plastik/

C. SIMPULAN
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, diambil kesimpulan sebagai berikut.
Pengolahan sampah organik menjadi biogas memberikan banyak manfaat di berbagai
bidang, seperti sektor energi. Biogas bermanfaat sebagai sumber energi untuk
penerangan, bahan bakar motor, dan pembangkit listrik, yang secara alami
mengurangi konsumsi minyak. Secara lingkungan, biogas membantu menekan
pertumbuhan gulma dan mengurangi penggunaan herbisida. Hal ini juga dapat
mengurangi senyawa penyebab bau dan aliran energi limbah yang dapat digunakan
sebagai bahan
bakar. Namun,
di bidang
pertanian, sisa
pengolahan biogas
dapat diolah lebih
lanjut menjadi
pupuk organik,
sehingga
membantu petani
mengurangi biaya
penggunaan pupuk
kimia.
Pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku biogas, selain berpotensi
meringankan permasalahan penimbunan sampah, juga dapat menjadi solusi
permasalahan krisis energi yang khususnya terjadi di Indonesia.
Sampah anorganik merupakan ancaman yang serius bagi kelangsungan hidup umat
manusia, oleh karena itu diperlukan upaya yang besar dari berbagai pihak untuk
menanggulanginya dengan melakukan daur ulang. Terlepas dari risiko yang terkait,
plastik memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai produk
kreatif seperti kerajinan yang mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

10
11
DAFTAR PUSTAKA
Anomin, (2008), Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang : Pengelolaan
Sampah, Jakarta.
Blog.eigeradventure.com.(18 April 2023) kerajinan dari plastik.
https://blog.eigeradventure.com/kerajinan-dari-plastik/ Diakses pada 1
Desember 2023, pukul. 15.55 WIB
Blogspot.com.( 15 novemver 2016) cara membuat tempat pensil dari koran.
https://azizah242.blogspot.com/2016/11/cara-membuat-tempat-pensil-dari-
koran.html Diakses pada 1 desember 2023, pukul. 14.40 WIB
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta
Damayanti, A. A., Fuadina, Z. N., Azizah, N. N., & Mahardika, I. K. (2021,
September). Pemanfaatan Sampah Organik Dalam Pembuatan Biogas Sebagai
Sumber Energi Kebutuhan Hidup Sehari-hari. Teknik Energi, 182-190.
Diana, S., Marlina, Amalia, Z., & Elwina. (2017, April). Pemanfaatan Sampah Plastik
Menjadi Produk Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomis Bagi Remaja Putus
Sekolah. Vokasi, 68-73..
Ni'mah, E. A., & Susila, E. A. (n.d.). Pemanfaatan Limbah Anorganik. SULUH, 5, 21-
27.
Nindya, S., Murti, Y. A., Widana, E. S., & Kurniawan, I. A. (2022). Edukai
Pengolahan Sampah Organik Dan Anorganik Didesa Rejasa Tabanan.
Pengabdian Masyarakat, 4, 352-357.
Rahmat, F. N., Sudarti, & Yushardi. (2023). Analisis Pemanfaatan Sampah Organik
Menjadi Energi Alternatif Biogas. Energi Baru Dan Terbarukan, 4, 118-122.
Ridwan , I., Nurfaida, & Mantja, K. (2016, Mei). Pemanfaatan Sampah Anorganik
Menjadi Produk Berdaya Guna. Dinamika Pengabdian, 1, 123-133.
Subekti, Sri., (2009) Pengolahan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat 1-6
Sutrisno, J. (2010, Januari 01). Pembuatan Biogas Dari Bahan Sampah Sayuran
(Kubis, Kangkung dan Bayam ). Teknik WAKTU, 108.

12

Anda mungkin juga menyukai