Disusun oleh :
Nazarullah Amin
NIM : 1735201110015
LOKASI PELAKSANAAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk
padat (Suyoto, 2008). Sampah terbagi menjadi dua, yaitu sampah Organik dan sampah Non
Organik. Sampah organik adalah sisa buangan yang berasal dari makhluk hidup baik manusia,
hewan maupun tumbuhan dan sifatnya yang mudah membusuk. Bakteri merupakan agen yang
sangat penting keberadaannya karena perannya sebagai pengurai alami, Sampah ini sangat ramah
lingkungan karena memang berasal dari makhluk hidup sehingga jika kita berhadapan dengan
Sampah organik tidak perlu bahan kimia, karena nantinya dia akan terurai sendiri. Sedangkan
sampah Non Organik adalah segala sisa manusia yang sulit diurai kembali oleh bakteri atau
memerlukan waktu yang cukup lama untuk penguraiannya hingga ratusan tahun.
Sampah ini dihasilkan dari berbagai macam proses dan tidak akan bisa terurai oleh bakteri
secara alami. Laju produksi sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan
penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat. Di sisi lain
kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah belum
optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan
kesehatan masyarakat sekitarnya. Di Indonesia, sekitar 56% sampah dikelola oleh pemerintah.
Sisanya dikelola dengan cara dibakar sebesar 35%, dikubur 7,5%, dikompos 1,6%, dan dengan
cara lain 15,9%. Apabila sampah dapat ditangani dengan lebih baik dan profesional, kondisi
lingkungan akan menjadi lebih bersih. Pembinaan dengan meningkatkan peran serta masyarakat
juga diperlukan agar mereka tidak lagi membuang sampah sembarangan seperti di sungai, kolam
atau parit untuk mengeliminasi menumpuknya timbunan sampah.
Desa Semangat Bakti adalah salah satu desa di Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala
dengan jumlah penduduk bejumlah 1.239 jiwa. Berdasarkan hasil observasi lapangan, kebiasaan
masyarakat Desa Semangat Bakti yang masih berpikir dengan pola lama bahwa kali atau sungai
adalah tempat pembuangan sampah, dan sampah harus dibakar sepenuhnya, mengakibatkan tidak
adanya pengelolaan sampah dan membuat lingkungan tercemar. Pencemaran lingkungan yang
semakin meningkat disebabkan oleh berbagai hal, seperti bertambahnya populasi manusia yang
mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah yang dibuang. Hal ini diperburuk dengan kurang
memadainya tempat dan lokasi pembuangan sampah, kurangnya kesadaran dan kemauan
masyarakat dalam mengelola dan membuang sampah, masih kurangnya pemahaman masyarakat
tentang manfaat sampah, serta keengganan masyarakat memanfaatkan kembali sampah, karena
sampah dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan harus dibuang ataupun gengsi.
Semakin besar dan berkembangnya kegiatan ekonomi dan teknologinya maka semakin
perlu pula untuk pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup diartikan
sebagai usaha sadar bencana untuk mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup
sampai pada tahap minimum dan untuk mendapatkan manfaat yang optimum dari
lingkungan hidup untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan haruslah pembangunan yang bersifat anti-lingkungan hidup
diganti dengan pembangunan ramah lingkungan, baik lingkungan hidup fisik maupun
lingkungan hidup sosial-budayanya. Lingkungan hidup itu kita ubah dari kondisi yang
rendah menjadi lingkungan hidup yang mendukung kehidupan kita pada tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.(Saufi, 2018)
a. Jenis-jenis Sampah
Sampah merupakan bahan-bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia,
segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan limbah (sampah) atau
bahan buangan. Sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini
bersifat organik, kecuali limbah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat
organik maupun anorganik. Bentuk dan macam limbah yang dihasilkan manusia tergantung
pada beradaban manusia. Kemajuan industri dan teknologi ternyata telah menambah jenis
limbah manusia yang bersifat organik menjadi organik dan anorganik. Pencemaran daratan
umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dikumpulkan disuatu tempat
penampungan akhir (TPA). Untuk menunjang kehidupan manusia sebagian tempat
dialokasikan menjadi TPA, akan tetapi walaupun sudah disediakan TPA limbah yang
dihasilkan oleh manusia menumpuk, karena peningkatan yang terus terjadi setiap tahunnya
(Saufi, 2018).
Pemanfaatan kembali limbah padat dapat dilakukan untuk memberikan keuntungan bagi
kehidupan manusia. Bahan limbah yang awalnya tidak bermanfaat dapat menjadi bahan
yang bermanfaat. Sampah tersebut dibagi menjadi dua yaitu sampah Organik dan Anorganik
berikut penjelasannya: Sampah organik biasanya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikro organisme. Oleh karen bahan buangan organik dapat membusuk
atau terdegradasi maka akan sangat bijaksanan apabila bahan buangan yang termasuk
kelompok ini tidak dibuang ke air lingkungan karena akan dapat menaikkan populasi
mikroorganisme di dalam air. Dengan bertambahnya populasi mikroorganisme di dalam air
maka tidak menutup kemungkinan akan berkembangnya bakteri potagen yang berbahaya
bagi manusia. Sampah organik sebaiknya dikumpulkan untuk diproses menjadi pupuk
buatan (kompos) yang berguna bagi tanaman. Pembuatan kompos ini berarti mendaur ulang
sampah organik yang tentunnya berdampak positif bagi lingkungan hidup manusia (Saufi,
2018).
Sampah anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit
didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila sampah anorganik ini masuk ke air lingkungan
maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air, Samaph anorganik biasanya
berasal dari industri. Misalnya adalah kertas, gelas, logam, plastik, dan lain sebagainya
(Saufi, 2018).
c. Pemanfaatan sampah
Pemanfaatan sampah dapat dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu,
sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir,
yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian
dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pemanfaatan sampah sebagai sumber daya
yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos,
pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru
tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan
sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang,
sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan akhir (Saufi, 2018).
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Desa Semangat Bakti
3.1.1 Sejarah Desa, Geografis, Letak dan Batas Wilayah Administrasi Desa
Semangat Bakti
Desa Semangat Bakti adalah sebuah desa yang dulunya mempunyai nama Desa
Semangat Luar dengan wilayah yang cukup luas. Sebelum terjadi
pemekaran/pembagian wilayah yaitu pada tahun 1980 wilayahnya meliputi 4 desa dari
kawasan Handil Bakti kemudian Semangat Karya, Semangat Dalam serta Semangat
Bakti dengan pusat pemerintahan desa di wilayah Semangat Bakti, tujuan dari
pemekaran itu adalah untuk pemerataan dan percepatan pembangunan dimasing-masing
wilayah yang sudah di miliki oleh masing-masing kepala desanya. [CITATION Pem1 \l
1057 ]
Selanjutnya, setelah terjadi pemekaran tadi yang sekarang ini wilayah Desa
Semangat Bakti terletak dipinggiran anak Sungai Alalak berbatasan dengan Semangat
Dalam dan Desa Semangat Karya serta Desa Terantang Kecamatan Mandastana.
Pemekaran itu sendiri terjadi pada masa pemerintahan kepala desa Bapak Junaidi
Hasyim setelah adanya peraturan dari menteri dalam negeri yang melandasi terjadinya
pemekaran itu sendiri. Kata Semangat itu sendiri diambil melihat dari kerja keras dan
menggebu-gebunya warga untuk membangun desa dengan kegotong-royongan warga
atau kerja Bakti (menurut bahasa setempat) dalam membangun jalan desa pada saat itu,
sehingga tercetuslah kalimat Semangat Bakti untuk memberi nama pada desa ini, lalu
untuk lebih memudahkan dalam pengucapan kata maka di berilah nama desa ini
menjadi Semangat Bakti.
b. Klimatologi
Ditinjau dari letak geografisnya Desa Semangat Bakti merupakan daerah
beriklim tropis. Desa Semangat Bakti dipengaruhi oleh musim hujan yang terjadi
pada Bulan November sampai Bulan April dan musim kemarau terjadi pada Bulan
Mei sampai Bulan Oktober. Berdasarkan data pengukuran curah hujan, Desa
Semangat Bakti mempunyai curah hujan 976 mm/tahun. Suuhu udara rata-rata 30
° C, suhu udara terendah 22° C dan suhu tertinggi 33° C dengan kelembapan 40-
50%.
c. Kerawanan Bencana
Kerawanan bencana yang ada di Desa Semangat Bakti adalah terjadinya
kebakaran lahan sejak tahun 2015 titik lokasinya terdapat pada RT3 sampai RT5.
Kebakaran lahan didesa tersebut dalam lima tahun terakhir selalu terjadi setiap
tahunnya dan terjadi terakhir tadi ditahun 2018 pada bulan september. Jalur
Evakuasi dalam kerawanan bencana disana terletak pada jaringan jalan yang ada
didesa tersebut karena lokasi kebakaran lahan berada dipinggir jalan di RT4.
Besaran dampak yang dirasakan oleh masyarakatnya mengalami kerugian baik itu
materil dan non materil. Sedangkan untuk bencana banjir disana jarang sekali
terjadi misalkan musim hujan tiba walupun curah hujannya itu tinggi air yang ada
di Sungai Alalak akan meluap tetapi tidak berpotensi mengakibatkan banjir.
573 602
527 637
700 612
560
392
600
420
500
400
300
200 Perempuan
100
Laki-Laki
0
2016 2017 2018 2019
Laki-Laki Perempuan
Jumlah Penduduk
No Keterangan
2017 2018 2019
1 Tidak Tamat SD 42 43 62
2 Tamat SD 347 359 371
3 Tamat SLTP 154 179 182
4 Tamat SMU 205 242 253
5 Tamat Akademi/Diploma 19 21 24
6 Tamat Sarjana 21 26 27
Total 788 870 919
Sumber : Profil Desa Semangat Bakti, 2020.
3.1.4 Sarana dan Prasarana
a. Sarana
1) Fasilitas Pendidikan
Berdasarkan hasil identifikiasi pada Desa Semangat Bakti terdapat 1 unit
SD, 2 unit PAUD, serta 1 unit TPA. Semua fasilitas pendidikan yang ada di
Desa Semangat Bakti berkondisi baik dengan konstruksi beton. Dapat dilihat
pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Fasilitas Pendidikan
2) Fasilitas Perkantoran
Fasilitas perkantoran di Desa Semangat Bakti untuk pelayanan
pemerintahan desa terdapat 1 unit kantor desa yang dibangun dengan dana desa
tahun 2015. Di bawah ini merupakan tabel fasilitas perkantoran yang ada di
Desa Semangat Bakti.
Tabel 3.5 Fasilitas Perkantoran
3) Fasilitas Peribadatan
Untuk fasilitas peribadatan di Desa Semangat Bakti mempunyai tempat
ibadah berupa 1 buah masjid dan 4 buah langgar. Di bawah ini merupakan
tabel fasilitas perkantoran yang ada di Desa Semangat Bakti.
4) Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan derajat kesehatan masyarakat sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia, agar kondisi kesehatan penduduk tetap sehat, maka
penyediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan harus memadai baik
kuantitas maupun kualitasnya. Untuk sarana dan prasarana kesehatan di Desa
Semangat Bakti sudah ada memiliki Posyandu dan Poskesdes . Berikut tabel
fasilitas kesehatan.
Tabel 3.7 Fasilitas Kesehatan
5) Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang ada di Desa Semangat Bakti terdapatnya lapangan
badminton dan gedung TP3SR. Lapangan badminton terletak di RT4 sebelah
Kantor Desa. Sedangkan untuk gedung TP3SR terletak di RT3 berfungsi untuk
mengelola sampah disana. Akan tetapi, bangunan tersebut belum digunakan
atau tidak berfungsi karena masyarakat disana masih kurang memahami
bagimana sistem pengoperasia bangunan tersebut. Dibawah ini merupakan
tabel Fasilitas Umum yang ada di Desa Semangat Bakti:
Tabel 3.8 Fasilitas Umum
b. Prasarana
1) Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih di Desa Semangat Bakti sudah menggunakan air bersih
dari PDAM sumber airnya itu dari sungai martapura walaupun masih ada
sebagian masyarakat yang belum terlayani sehingga mereka harus membeli air
bersih menggunakan diregen yang berukuran 20 liter untuk kebutuhan mereka
dirigen itu bisa bertahan sampai 5 hari. Misalkan untuk kebutuhan konsumsi
diminum dan memasak. Desa Semangat Bakti juga pernah menggunakan
program desa yaitu PAMSIMNAS (Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyrakat) untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan air bersih.
2) Jaringan Listrik
Jaringan listrik di Desa Semangat Bakti hampir semua terlayani. Adapun
untuk jenis tegangan listrik yang ada di Desa Semangat Bakti terdapat dua
tegangan, yaitu jaringan SUTR dan jaringan SUTM.
Gambar 3.2 Jaringan Listrik
3) Jaringan Drainase
Jaringan drainase di Desa Semangat Bakti terdapat dua jenis drainase, yaitu
drainase terbuka dan drainase tertutup. Drainase terbuka adalah drainase yang
terbentuk secara alami seperti sungai. Adapun drainase tertutup adalah drainase
yang sengaja di bangun oleh manusia seperti gorong-gorong ataupun selokan.
4) Jaringan Persampahan
Pada Desa Semangat Bakti untuk jaringan persampahan, kebiasaan
masyarakat yang masih membakar atau membuang sampahnya ke sungai.
5) Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Desa Semangat Bakti terdapat tiga jenis perkerasan,
yaitu beton, aspal, dan tanah. Jalan beton terdapat di RT 2, RT 3, RT 4, RT
5, RT 6, dan RT 7. Untuk jalan aspal terdapat di antara RT 4 dan RT 5,
sedangkan untuk jalan tanah terdapat di RT 1 dan RT 8. Berikut tabel
perkerasan jalan di Desa Semangat Bakti.
BERBASIS MASYARAKAT
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri
atas:
1. Program Kerja :
Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Berbasis
Masyarakat
1x 2 Individual
b. Pembuatan Poster Gaya
Masyarakat
Hidup Zero Waste Poster
Masyarakat Poster
c. Pembuatan Poster Jenis
Sampah 1x 2 Individual
Sehingga target/luaran dari program kerja individu ini sendiri adalah Memberikan Pemahaman kepada masyarakat tentang
permasalahan sampah, Memberikan contoh keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga kepada masyarakat, Meningkatkan
keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah rumah tangga.