Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS


MASYARAKAT

Disusun oleh :
Nazarullah Amin

NIM : 1735201110015

LOKASI PELAKSANAAN

DESA/KELURAHAN : SEMANGAT BAKTI


KECAMATAN : ALALAK
KABUPATEN : BARITO KUALA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


(LP2M)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
JANUARI 2021
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk
padat (Suyoto, 2008). Sampah terbagi menjadi dua, yaitu sampah Organik dan sampah Non
Organik. Sampah organik adalah sisa buangan yang berasal dari makhluk hidup baik manusia,
hewan maupun tumbuhan dan sifatnya yang mudah membusuk. Bakteri merupakan agen yang
sangat penting keberadaannya karena perannya sebagai pengurai alami, Sampah ini sangat ramah
lingkungan karena memang berasal dari makhluk hidup sehingga jika kita berhadapan dengan
Sampah organik tidak perlu bahan kimia, karena nantinya dia akan terurai sendiri. Sedangkan
sampah Non Organik adalah segala sisa manusia yang sulit diurai kembali oleh bakteri atau
memerlukan waktu yang cukup lama untuk penguraiannya hingga ratusan tahun.

Sampah ini dihasilkan dari berbagai macam proses dan tidak akan bisa terurai oleh bakteri
secara alami. Laju produksi sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan
penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat. Di sisi lain
kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah belum
optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan
kesehatan masyarakat sekitarnya. Di Indonesia, sekitar 56% sampah dikelola oleh pemerintah.
Sisanya dikelola dengan cara dibakar sebesar 35%, dikubur 7,5%, dikompos 1,6%, dan dengan
cara lain 15,9%. Apabila sampah dapat ditangani dengan lebih baik dan profesional, kondisi
lingkungan akan menjadi lebih bersih. Pembinaan dengan meningkatkan peran serta masyarakat
juga diperlukan agar mereka tidak lagi membuang sampah sembarangan seperti di sungai, kolam
atau parit untuk mengeliminasi menumpuknya timbunan sampah.

Desa Semangat Bakti adalah salah satu desa di Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala
dengan jumlah penduduk bejumlah 1.239 jiwa. Berdasarkan hasil observasi lapangan, kebiasaan
masyarakat Desa Semangat Bakti yang masih berpikir dengan pola lama bahwa kali atau sungai
adalah tempat pembuangan sampah, dan sampah harus dibakar sepenuhnya, mengakibatkan tidak
adanya pengelolaan sampah dan membuat lingkungan tercemar. Pencemaran lingkungan yang
semakin meningkat disebabkan oleh berbagai hal, seperti bertambahnya populasi manusia yang
mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah yang dibuang. Hal ini diperburuk dengan kurang
memadainya tempat dan lokasi pembuangan sampah, kurangnya kesadaran dan kemauan
masyarakat dalam mengelola dan membuang sampah, masih kurangnya pemahaman masyarakat
tentang manfaat sampah, serta keengganan masyarakat memanfaatkan kembali sampah, karena
sampah dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan harus dibuang ataupun gengsi.

Berbagai hal tersebut menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang berdampak


negatif bagi masyarakat. Sampah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan
sekitar. Oleh karena itu, sampah haruslah diolah atau di daur ulang dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Sampah yang selama ini kita buang
begitu saja, ternyata masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai
ekonomi, bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga
tahap kegiatan, yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada
tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami proses-proses tertentu, baik
secara fisik, kimiawi, maupun biologis.

Kegiatan pengelolaan sampah akan melibatkan penggunaan dan pemanfaatan berbagai


prasarana dan sarana sampah yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pengolahan maupun pembuangan akhir. Masalah sampah berkaitan erat dengan
dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu penanggulangan sampah
bukan hanya urusan pemerintah semata akan tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi
masyarakat secara luas. Jumlah sampah ini setiap tahun terus meningkat sejalan dan seiring
meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat atau manusianya dan disertai
juga kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang menghasilkan pula pergeseran pola hidup
masyarakat yang cenderung konsumtif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pengurangan dan penanganan sampah?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Memberikan Pemahaman kepada masyarakat tentang permasalahan sampah
2. Memberikan contoh keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga kepada
masyarakat.
3. Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah rumah tangga.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.
2. Berkurangnya jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA
3. Menanamkan pentingnya mengelola sampah rumah tangga kepada masyarakat dengan
cara diinvestasikan/ditabung.
4. Pendidikan lingkungan hidup sejak dini terhadap anak-anak dengan tidak meninggalkan
tumbuh kembang mereka.
5. anak-anak akan memaknai sampah yang mereka hasilkan

1.5 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
adalah perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Dilakukan deskriptif kualitatif yaitu suatu
penelitian yang bertujuan untuk menerangkan fenomena sosial atau peristiwa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Pengelolaan Sampah


Waste management yang memiliki artian yaitu cara pengelolaan sampah atau waste
treatment pengolahan limbah dari bahan buangan industri dan teknologi yang dimaksudkan
untuk mengurangi pencemaran lingkungan, cara mengelola limbah industri dan teknologi
tergantung pada sifat dan kandungan limbah serta tergantung pula pada rencan pembuangan
olahan limbah secara permanen. Pengelolaan limbah atau sampah ini memiliki keterkaitan
dengan pengelolaan lingkungan (environmental management), pengelolaan lingkungan
dapat dilakukan bila telah dilakukan kajian secara menyeluruh. Pengelolaan lingkungan
harus dilakukan dengan mengintegrasikan antara lingkungan fisik alami, manusia, dan
sistem sosialnya (Saufi, 2018).

Perkembangan pemikiran ini mengandung konsekwensi bahwa pemahaman lingkungan


tidak hanya sebatas lingkungan fisik akan tetapi juga aspek sosial ekonomi budaya serta
memadukan pemikiran konsep “ABC” untuk menjelaskan tiga komponen lingkungan yang
tidak terpisahkan yaitu Abiotik (A), Biotik (B), Culture (C).Semua kegiatan manusia
mempunyai dampak pada lingkungan hidup. Kegiatan hayatinya seperti pembuangan sisa
metabolismenya dalam bentuk air seni dan tinja, berampak pada lingkungan hidup. Pada
waktu jumlah manusia masih kecil, maka kecil pula dampak yang didapat. Sedangkan,
semakin besarnya jumlah manusia dan ditambahnya dengan bekembangnya kegiatan
ekonomi maka semakin besar pula dampak yang diberikan kepada lingkungan. Sejak awal
dalam perkembangan budayanya manusia elah berusaha untuk mengelola dampak
kegiatannya terhadap lingkungan hidup. (Saufi, 2018)

Semakin besar dan berkembangnya kegiatan ekonomi dan teknologinya maka semakin
perlu pula untuk pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup diartikan
sebagai usaha sadar bencana untuk mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup
sampai pada tahap minimum dan untuk mendapatkan manfaat yang optimum dari
lingkungan hidup untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan haruslah pembangunan yang bersifat anti-lingkungan hidup
diganti dengan pembangunan ramah lingkungan, baik lingkungan hidup fisik maupun
lingkungan hidup sosial-budayanya. Lingkungan hidup itu kita ubah dari kondisi yang
rendah menjadi lingkungan hidup yang mendukung kehidupan kita pada tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.(Saufi, 2018)

a. Jenis-jenis Sampah
Sampah merupakan bahan-bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia,
segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan limbah (sampah) atau
bahan buangan. Sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini
bersifat organik, kecuali limbah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat
organik maupun anorganik. Bentuk dan macam limbah yang dihasilkan manusia tergantung
pada beradaban manusia. Kemajuan industri dan teknologi ternyata telah menambah jenis
limbah manusia yang bersifat organik menjadi organik dan anorganik. Pencemaran daratan
umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dikumpulkan disuatu tempat
penampungan akhir (TPA). Untuk menunjang kehidupan manusia sebagian tempat
dialokasikan menjadi TPA, akan tetapi walaupun sudah disediakan TPA limbah yang
dihasilkan oleh manusia menumpuk, karena peningkatan yang terus terjadi setiap tahunnya
(Saufi, 2018).
Pemanfaatan kembali limbah padat dapat dilakukan untuk memberikan keuntungan bagi
kehidupan manusia. Bahan limbah yang awalnya tidak bermanfaat dapat menjadi bahan
yang bermanfaat. Sampah tersebut dibagi menjadi dua yaitu sampah Organik dan Anorganik
berikut penjelasannya: Sampah organik biasanya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikro organisme. Oleh karen bahan buangan organik dapat membusuk
atau terdegradasi maka akan sangat bijaksanan apabila bahan buangan yang termasuk
kelompok ini tidak dibuang ke air lingkungan karena akan dapat menaikkan populasi
mikroorganisme di dalam air. Dengan bertambahnya populasi mikroorganisme di dalam air
maka tidak menutup kemungkinan akan berkembangnya bakteri potagen yang berbahaya
bagi manusia. Sampah organik sebaiknya dikumpulkan untuk diproses menjadi pupuk
buatan (kompos) yang berguna bagi tanaman. Pembuatan kompos ini berarti mendaur ulang
sampah organik yang tentunnya berdampak positif bagi lingkungan hidup manusia (Saufi,
2018).
Sampah anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit
didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila sampah anorganik ini masuk ke air lingkungan
maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air, Samaph anorganik biasanya
berasal dari industri. Misalnya adalah kertas, gelas, logam, plastik, dan lain sebagainya
(Saufi, 2018).

b. Fungsi Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah diselenggarakan untuk mengurangi dan menanggulangi dampak


pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kemajuan industri dan meningkatnya jumlah
penduduk. Selain hal tersebut tujuan diselenggarakannya adalah untuk mencapai
kesejahteraan yang sesungguhnya dan beriringan dengan majunya industri. Penerapan aspek
manajemen dalam pengelolaan limbah, khususnya sampah perkotaan dapat dilakukan
melalui pendekatan manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan
evaluasi, pemanfaatan fungsi manajemen dalam pengelolaan sampah perkotaan ini akan
lebih efektif bila dilakukan mulai dari perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan,
berikut adalah beberapa fungsinya (Saufi, 2018).

Fungsi perencanaan dalam manajemen meliputi serangkaian keputusan-keputusan


termasuk penentuan-penentuan tujuan, kebijakan, membuat program, menentukan metode
dan prosedur serta menciptakan jadwal waktu pelaksanaan. Dalam implementasinya fungsi
perencanaan dibutuhkan dalam pengelolaan sampah perkotaan, dengan menentukan tujuan
”bersih itu adalah sehat”. Fungsi pengorganisasian, yaitu proses pelaksanaan dari rencana
yang telah ditetapkan, dimulai dari kebutuhan alat atau fasilitas, manusia/pekerja, termasuk
hubungan antara personal yang melakukan kegiatan tersebut. Fungsi pengawasan, adalah
proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan untuk menjamin agar seluruh
kegiatan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telahditetapkan, dan dievaluasi
sebagai suatu proses penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan (Saufi, 2018).

c. Pemanfaatan sampah
Pemanfaatan sampah dapat dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu,
sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir,
yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian
dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pemanfaatan sampah sebagai sumber daya
yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos,
pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru
tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan
sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang,
sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan akhir (Saufi, 2018).

d. Tahap-tahapan Pengelolaan Sampah


Pengolahan limbah dari bahan buangan industri dan teknologi dimaksudkan untuk
mengurangi pencemaran lingkungan. Cara pengelolaan ini sering disebut waste
management. Secara umum dikenal tingkatan proses pengolahan limbah sebagai berikut:24
Pengolahan awal, awalnya bahan buangan industri di tampung di suatu tempat dan dengan
sampah yang telah dipilah atau dipisahkan antara sampah plastik, organik, dan anorganik.
Kemudian, dipilah bagian sampah yang dapat didaur dan tidak dapat didaur, kemudian
memisahkan antara sampah cair dan padat. Pengolahan lanjutan , apabila proses pertama
belum bersih dan boleh dibuang lingkungan, maka dilanjutkan proses lanjutan, yaitu dengan
menambahkan mikroorganisme untuk mendegradasikan bahan buangan. Pengolahan akhir ,
pada proses terakhir diharapkan bahwa setelah melalui tahapan terakhir sudah menjadi
bersih sehingga dapat dibuang ke lingkungan. Pengurangan bahan-bahan terlarut seperti
bahan-bahan kimia dapat ditambahkan dengan karbon aktif untuk mengadsorpsi bahan-
bahan berbahaya sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan (Saufi, 2018).

e. Hubungan Sampah dengan Kesejahteraan Sosial


Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan
datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari aspek
persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila
sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana
manusia beraktifitas di dalamnya. Sampah yang selama ini kita buang begitu saja, ternyata
masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai ekonomi,
bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap
kegiatan, yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada
tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami proses-proses tertentu, baik
secara fisik, kimiawi, maupun biologis (Saufi, 2018).
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat serta
menguatkan inisiatif masyarakat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan fungsi
lingkungan. Masalah partisipasi masyarakat merupakan bidang kajian praktek pekerjaan
sosial atau sangat relevan dengan fungsi dan tugas pekerjaan soial dalam memberikan
intervensi pada pertolongan individu, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah
social (Saufi, 2018).
BAB III

GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Desa Semangat Bakti
3.1.1 Sejarah Desa, Geografis, Letak dan Batas Wilayah Administrasi Desa
Semangat Bakti

Desa Semangat Bakti adalah sebuah desa yang dulunya mempunyai nama Desa
Semangat Luar dengan wilayah yang cukup luas. Sebelum terjadi
pemekaran/pembagian wilayah yaitu pada tahun 1980 wilayahnya meliputi 4 desa dari
kawasan Handil Bakti kemudian Semangat Karya, Semangat Dalam serta Semangat
Bakti dengan pusat pemerintahan desa di wilayah Semangat Bakti, tujuan dari
pemekaran itu adalah untuk pemerataan dan percepatan pembangunan dimasing-masing
wilayah yang sudah di miliki oleh masing-masing kepala desanya. [CITATION Pem1 \l
1057 ]

Selanjutnya, setelah terjadi pemekaran tadi yang sekarang ini wilayah Desa
Semangat Bakti terletak dipinggiran anak Sungai Alalak berbatasan dengan Semangat
Dalam dan Desa Semangat Karya serta Desa Terantang Kecamatan Mandastana.
Pemekaran itu sendiri terjadi pada masa pemerintahan kepala desa Bapak Junaidi
Hasyim setelah adanya peraturan dari menteri dalam negeri yang melandasi terjadinya
pemekaran itu sendiri. Kata Semangat itu sendiri diambil melihat dari kerja keras dan
menggebu-gebunya warga untuk membangun desa dengan kegotong-royongan warga
atau kerja Bakti (menurut bahasa setempat) dalam membangun jalan desa pada saat itu,
sehingga tercetuslah kalimat Semangat Bakti untuk memberi nama pada desa ini, lalu
untuk lebih memudahkan dalam pengucapan kata maka di berilah nama desa ini
menjadi Semangat Bakti.

Desa Semangat Bakti terletak dibagian barat wilayah Kecamatan Alalak


Kabupaten Barito Kuala terletak 03’0.16’54’-055”,s, Lintang Selatan dan 1140
36’29”762”E-114 50’18” Bujur Timur, dan berada di pinggiran Sungai Alalak. Luas
wilayah Desa Semangat Bakti secara keseluruhannya mempunyai luas hamparan 3,5
Km2 atau 350 Ha, berbatasan dengan kota madya Banjarmasin, Desa Terantang
Kecamatan Mandastana dan juga 2 desa dalam wilayah Kecamatan Alalak
selengkapnya adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Semangat Dalam Kecamatan Alalak
b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Semangat Karya Kecamatan Alalak
c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Sungai Alalak dan Desa Semangat Karya
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Semangat Dalam Kecamatan Alalak.

3.1.2 Fisik Dasar


a. Topografi
Jarak antara desa dengan ibukota kecamatan ±6,5 km, dapat ditempuh melalui jalan
darat dengan berbagai jenis kendaraan. Ketinggian Desa Seamangat Bakti antara 0-0,20
m dari permukaan laut dan kemiringan tanah 0,00% (datar). Berjenis tanah organosol
(gambut) serta kondisi berawa-rawa yang dipengaruhi oleh pasang surut yang
berpengaruh langsung terhadap Sungai Alalak yang mana penduduk Desa Semangat
Bakti sebagian bermukim di pinggir aliran Sungai Alalak.

b. Klimatologi
Ditinjau dari letak geografisnya Desa Semangat Bakti merupakan daerah
beriklim tropis. Desa Semangat Bakti dipengaruhi oleh musim hujan yang terjadi
pada Bulan November sampai Bulan April dan musim kemarau terjadi pada Bulan
Mei sampai Bulan Oktober. Berdasarkan data pengukuran curah hujan, Desa
Semangat Bakti mempunyai curah hujan 976 mm/tahun. Suuhu udara rata-rata 30
° C, suhu udara terendah 22° C dan suhu tertinggi 33° C dengan kelembapan 40-
50%.

c. Kerawanan Bencana
Kerawanan bencana yang ada di Desa Semangat Bakti adalah terjadinya
kebakaran lahan sejak tahun 2015 titik lokasinya terdapat pada RT3 sampai RT5.
Kebakaran lahan didesa tersebut dalam lima tahun terakhir selalu terjadi setiap
tahunnya dan terjadi terakhir tadi ditahun 2018 pada bulan september. Jalur
Evakuasi dalam kerawanan bencana disana terletak pada jaringan jalan yang ada
didesa tersebut karena lokasi kebakaran lahan berada dipinggir jalan di RT4.
Besaran dampak yang dirasakan oleh masyarakatnya mengalami kerugian baik itu
materil dan non materil. Sedangkan untuk bencana banjir disana jarang sekali
terjadi misalkan musim hujan tiba walupun curah hujannya itu tinggi air yang ada
di Sungai Alalak akan meluap tetapi tidak berpotensi mengakibatkan banjir.

3.1.3 Kondisi Sosial dan Kependudukan

Berdasarkan data administrasi pemerintahan desa, jumlah penduduk yang tercatat


secara administrasi berjumlah 1.239 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin, pendidikan, serta jenis mata pencaharian.
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk di Desa Semangat Bakti pada tahun 2019 berjumlah 1.239
jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sejumlah 637 jiwa sedangkan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 602 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Semangat
Bakti
Jumlah Laki- Perempua Sex
Tahun
Penduduk Laki n Ratio
2016 812 420 392 107
2017 1087 560 527 106
2018 1185 612 573 107
2019 1239 637 602 106
Sumber : Profil Desa Semangat Bakti, 2020.
Grafik 3.1 Jumlah Penduduk Desa Semangat Bakti Tahun 2016-2019

JUMLAH PENDUDUK DESA SEMANGAT BAKTI


TAHUN 2016-2019

573 602
527 637
700 612
560
392
600
420
500
400
300
200 Perempuan
100
Laki-Laki
0
2016 2017 2018 2019

Laki-Laki Perempuan

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Semangat Bakti pada
tahun 2019 paling banyak terdapat di 5-9 tahun, artinya masih banyak penduduk
yang belum produktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur tahun 2019
Desa Semangat Bakti

No. Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah


1 0-4 69 59 128
2 5-9 90 79 169
3 10-14 57 43 100
4 15-19 46 41 87
5 20-24 54 51 105
6 25-29 45 79 124
7 30-34 57 50 107
8 35-39 38 39 77
9 40-44 38 39 77
10 45-49 35 33 68
11 50-54 31 24 55
12 55-59 26 26 52
13 60-64 11 22 33
14 >65 18 10 28
Total 637 602 1239
Sumber : Profil Desa Semangat Bakti, 2020.

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Penduduk Desa Semangat Bakti kebanyakan tamat SD dengan Jumlah
penduduk sebanyak 371 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut.
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa
Semangat Bakti

Jumlah Penduduk
No Keterangan
2017 2018 2019
1 Tidak Tamat SD 42 43 62
2 Tamat SD 347 359 371
3 Tamat SLTP 154 179 182
4 Tamat SMU 205 242 253
5 Tamat Akademi/Diploma 19 21 24
6 Tamat Sarjana 21 26 27
Total 788 870 919
Sumber : Profil Desa Semangat Bakti, 2020.
3.1.4 Sarana dan Prasarana
a. Sarana
1) Fasilitas Pendidikan
Berdasarkan hasil identifikiasi pada Desa Semangat Bakti terdapat 1 unit
SD, 2 unit PAUD, serta 1 unit TPA. Semua fasilitas pendidikan yang ada di
Desa Semangat Bakti berkondisi baik dengan konstruksi beton. Dapat dilihat
pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Fasilitas Pendidikan

No Dokumentasi Deskripsi Detail


1 Jenis Sarana : SDN Semangat
Bakti
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan : Beton
Lokasi : RT5

2 Jenis Sarana : PAUD Mitra Bhakti


Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Baik
Jenis Kontruksi Bangunan : Beton
Lokasi : RT7

3 Jenis Sarana : PAUD Mutiara Ibu


Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan : Beton
Lokasi : RT4
No Dokumentasi Deskripsi Detail
4 Jenis Sarana : TPA Al-Istiqomah
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan : Beton
Lokasi : RT7

2) Fasilitas Perkantoran
Fasilitas perkantoran di Desa Semangat Bakti untuk pelayanan
pemerintahan desa terdapat 1 unit kantor desa yang dibangun dengan dana desa
tahun 2015. Di bawah ini merupakan tabel fasilitas perkantoran yang ada di
Desa Semangat Bakti.
Tabel 3.5 Fasilitas Perkantoran

No Dokumentasi Deskripsi Detail


1. Jenis Sarana : Balai Desa
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan : Beton
Lokasi : RT4

3) Fasilitas Peribadatan
Untuk fasilitas peribadatan di Desa Semangat Bakti mempunyai tempat
ibadah berupa 1 buah masjid dan 4 buah langgar. Di bawah ini merupakan
tabel fasilitas perkantoran yang ada di Desa Semangat Bakti.

Tabel 3.6 Fasilitas Kesehatan


No Dokumentasi Deskripsi Detail
1 Jenis Sarana : Masjid
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan :
Beton
Lokasi : RT5
2 Jenis Sarana : Langgar
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Baik
Jenis Kontruksi Bangunan :
Beton
Lokasi : RT2
3 Jenis Sarana : Langgar
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan :
Beton
Lokasi : RT8
4 Jenis Sarana : Langgar
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan :
Beton
Lokasi : RT7
No Dokumentasi Deskripsi Detail
5 Jenis Sarana : Langgar
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan :
Beton
Lokasi : RT1

4) Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan derajat kesehatan masyarakat sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia, agar kondisi kesehatan penduduk tetap sehat, maka
penyediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan harus memadai baik
kuantitas maupun kualitasnya. Untuk sarana dan prasarana kesehatan di Desa
Semangat Bakti sudah ada memiliki Posyandu dan Poskesdes . Berikut tabel
fasilitas kesehatan.
Tabel 3.7 Fasilitas Kesehatan

No Dokumentasi Deskripsi Detail


1 Jenis Sarana : Poskesdes
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan :
Beton
Lokasi : RT4
No Dokumentasi Deskripsi Detail
2 Jenis Sarana : Posyandu
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Sedang
Jenis Kontruksi Bangunan :
Kayu
Lokasi : RT4

5) Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang ada di Desa Semangat Bakti terdapatnya lapangan
badminton dan gedung TP3SR. Lapangan badminton terletak di RT4 sebelah
Kantor Desa. Sedangkan untuk gedung TP3SR terletak di RT3 berfungsi untuk
mengelola sampah disana. Akan tetapi, bangunan tersebut belum digunakan
atau tidak berfungsi karena masyarakat disana masih kurang memahami
bagimana sistem pengoperasia bangunan tersebut. Dibawah ini merupakan
tabel Fasilitas Umum yang ada di Desa Semangat Bakti:
Tabel 3.8 Fasilitas Umum

No Dokumentasi Deskripsi Detail


1 Jenis Sarana : Lapangan
Badminton
Kondisi Sarana : Baik
Kondisi Lingkungan : Baik
Jenis Kontruksi Bangunan :
Kayu dan beton.
Lokasi : RT4
No Dokumentasi Deskripsi Detail
2 Jenis Sarana: Gedung
TP3SR
Kondisi Sarana: Baik
Kondisi Lingkungan : Baik
Jenis Kontruksi Bangunan :
Beton
Lokasi: RT3

b. Prasarana
1) Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih di Desa Semangat Bakti sudah menggunakan air bersih
dari PDAM sumber airnya itu dari sungai martapura walaupun masih ada
sebagian masyarakat yang belum terlayani sehingga mereka harus membeli air
bersih menggunakan diregen yang berukuran 20 liter untuk kebutuhan mereka
dirigen itu bisa bertahan sampai 5 hari. Misalkan untuk kebutuhan konsumsi
diminum dan memasak. Desa Semangat Bakti juga pernah menggunakan
program desa yaitu PAMSIMNAS (Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyrakat) untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan air bersih.

Gambar 3.1 Jaringan Air Bersih

2) Jaringan Listrik
Jaringan listrik di Desa Semangat Bakti hampir semua terlayani. Adapun
untuk jenis tegangan listrik yang ada di Desa Semangat Bakti terdapat dua
tegangan, yaitu jaringan SUTR dan jaringan SUTM.
Gambar 3.2 Jaringan Listrik

3) Jaringan Drainase
Jaringan drainase di Desa Semangat Bakti terdapat dua jenis drainase, yaitu
drainase terbuka dan drainase tertutup. Drainase terbuka adalah drainase yang
terbentuk secara alami seperti sungai. Adapun drainase tertutup adalah drainase
yang sengaja di bangun oleh manusia seperti gorong-gorong ataupun selokan.

Gambar 3.3 Jaringan Drainase Terbuka di Desa Semangat Bakti

4) Jaringan Persampahan
Pada Desa Semangat Bakti untuk jaringan persampahan, kebiasaan
masyarakat yang masih membakar atau membuang sampahnya ke sungai.

5) Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Desa Semangat Bakti terdapat tiga jenis perkerasan,
yaitu beton, aspal, dan tanah. Jalan beton terdapat di RT 2, RT 3, RT 4, RT
5, RT 6, dan RT 7. Untuk jalan aspal terdapat di antara RT 4 dan RT 5,
sedangkan untuk jalan tanah terdapat di RT 1 dan RT 8. Berikut tabel
perkerasan jalan di Desa Semangat Bakti.

Tabel 3.9 Jaringan Jalan Desa Semangat Bakti

No Dokumentasi Deskripsi Detail


1 Fungsi : Jalan Umum
Perkerasan Jalan : Aspal
Lebar : 4 m
Kondisi : Baik

2 Fungsi : Jalan Umum


Perkerasan Jalan : Beton
Lebar : 2,5 m
Kondisi : Baik

3 Fungsi : Jalan Perumahan


Perkerasan Jalan : Tanah
Lebar : 5 m
Kondisi : Sedang
3.1.5 Potensi dan Masalah
a. Potensi
Berdasarkan hasil observasi, potensi yang ada di Desa Semangat Bakti
dilihat dari arah pengembangan dan kawasan strategis. Sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) yang fungsinya meliputi, pusat pengembangan
perumahan dan fasilitas penunjangnya. Pusat pengembangan industri hasil
pertanian. Pusat pelayanan lintas kecamatan. Pusat pengembangan fasilitas
pendidikan. Memiliki jenis tanah gambut yang cocok untukperuntukan lahan
pertanian dan sumber air. Memiliki sebuah bangunan gedung TP3SR untuk
mengelola masalah persamapahan.
b. Masalah
- Jaringan sarana dan prasarana yang belum memadai. Seperti jaringan
air bersih yang belum terlayani semuanya, kemudian jaringan jalan
yang rusak, jaringan persampahan yang belum dimanfaatkan dan
kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai
ataupun membakar sampah didepan rumah.
- Kebiasaan masyarakat yang masih MCK di Sungai, sehingga dapat
menyebabkan pencemaran sungai serta dapat menimbulkan penyakit
BAB IV

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

BERBASIS MASYARAKAT

4.1 Pengelolaan Sampah


Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Sampah yang dikelola
berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:
a. Sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari dalam
rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
b. sampah sejenis sampah rumah tangga. Sampah sejenis sampah rumah dari kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilitas lainnya.
c. sampah spesifik. Sampah spesifik seperti 1) sampah yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun, 2) sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun, 3)
sampah yang timbul akibat bencana, 4) puing bongkaran bangunan, 5) sampah yang
secara teknologi belum dapat diolah, 6) sampah yang timbul secara tidak periodik.

Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas


berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas
keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Pengelolaan sampah bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya.

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri
atas:

a. pengurangan sampah, meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah,


pemanfaatan kembali sampah.
b. penanganan sampah, meliputi :
- pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis,
jumlah, dan/atau sifat sampah
- pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu
- pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju
ke tempat pemrosesan akhir
- pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah
- pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Pada pasal 29 ditetapkan bahwa setiap orang dilarang :


a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. mengimpor sampah
c. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun
d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
e. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan
f. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan
akhir
g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

4.2 Rencana Program Kerja Individu


Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, yang dimaksud sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Sampah ini dihasilkan manusia setiap melakukan aktivitas sehari-hari.
Pengelolaan sampah menerapkan paradigma baru yaitu pengelolaan sampah secara holistik dari
hulu sampai hilir. Untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan
sampah sejak dari sumbernya. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta
dapat mengubah perilaku masyarakat.
Sehingga dalam rencana program kerja individu ini berhubungan dengan pentingnya
dalam mengelola sampah rumah tangga dengan cara pengurangan sampah, meliputi
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, pemanfaatan kembali sampah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat matrix program kerja individu berikut.
JADWAL
PROGRAM KERJA VOLUME SASARAN (MINGGU KE) BENTUK PELAKSA REALISASI
KEGIATAN NAAN PELAKSANAAN

1. Program Kerja :
Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Berbasis
Masyarakat

2. Tahap-Tahap Kegiatan : Masyarakat Poster Individual


1x 2
a. Pembuatan Poster
Pentingnya Kebersihan

1x 2 Individual
b. Pembuatan Poster Gaya
Masyarakat
Hidup Zero Waste Poster

Masyarakat Poster
c. Pembuatan Poster Jenis
Sampah 1x 2 Individual

d. Pembuatan Poster Tentang Masyarakat Individual


Mengurangi Produksi 3 Poster
1x
Sampah
e. Pembuatan Poster Manfaat Masyarakat
1x Poster
Pengelolaan Sampah. Desa Semangat 3 Individual
Bakti
f. Pembuatan Poster Sampah 3 Individual
1x Masyarakat Poster
Pada Masyarakat
g. Membuat Video Tutorial Masyarakat/umu 3 Video Individual
1x
Tentang Ecobrick m Tutorial
h. Membagikan Contoh Hasil Masyarakat 4
Daur Ulang Sampah 1x Desa Semangat Video Individual
Bakti
i. Membuat Video Tutorial 4 Individual
Masyarakat/umu
Pembuatan Daur Ulang 1x Video
m
Sampah
j. Melakukan sosialisasi 4 Individual
terhadap anak-anak SD Anak-Anak SD
tentang permasalahan 1x Desa Semangat Video
sampah Bakti

Sehingga target/luaran dari program kerja individu ini sendiri adalah Memberikan Pemahaman kepada masyarakat tentang
permasalahan sampah, Memberikan contoh keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga kepada masyarakat, Meningkatkan
keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai