Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

Program Pelaksanaan Bank Sampah Pada Masyarakat

Dusun Tanggulangin, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik

Oleh:

Ria Fatmawati ( 210521100146 )

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan lingkungan yang sering terjadi disekitar kita salah satunya adalah
permasalahan sampah yang semakin hari semakin menumpuk jumlahnya. Seringkali jika kita
bicara soal sampah kita tidak terlalu memikirkan apakah sampah yang kita hasilkan itu termasuk
sampah organic atau sampah non-organik. Kita juga mungkin tidak terlalu peduli ke mana
larinya sampah itu. Sementara kenyataanya banyak masyarakat yang membuang sampah rumah
tangga ke beberapa lahan yang kosong, hingga terbentuklah gunung-gunung sampah yang tidak
semestinya ditempat lahan-lahan kosong. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
bisa mengakibatkan kemampuan sumber daya alam dapat pulih (air dan udara) untuk menyerap
limbah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia menjadi menurun. Kenaikan jumlah penduduk
tersebut juga akan meningkatkan volume sampah yang dihasilkan, terutama di lingkungan
masyarakat. Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Masalah sampah
terjadi karena adanya peningkatan timbunan sampah perhari, namun tdukungan saranidak ada
upaya dan prasarana penunjang yang memenuhi persyaratan teknis, sehingga banyak sampah
yang tidak ditangani dengan masksimal. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi
masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin
beragam. Namun, pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik
pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Untuk itu sampah telah menjadi permasalahan
nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke
hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi
lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Bank sampah muncul sebagai inisiatif
masyarakat lokal dalam upaya partisipasi menangani permasalahan yang selama ini ada. Dengan
strategi pengolahan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) berbasis masyarakat tersebut
mampu mengubah imajinasi sebagian banyak orang terhadap sampah yang tidak memiliki nilai
ekonomi. Untuk mengurangi volume sampah dan menjadikan sampah tersebut menghasilkan
nilai rupiah maka harus dikelola oleh masyarakat melalui program bank sampah. Bank sampah
merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya
perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung uang juga
disebut nasabahmemiliki buku tabungan dan dapat meminta uang yang ditabung ketika hari raya
atau bisa juga ditukar dengan kebutuhan pokok seperti minyak dll. Sampah yang ditabung
ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja
sama. Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya untuk membangun kepedulian masyarakat
agar dapat beradaptasi dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari
sampah. jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan
gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun
pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat. selain itu bank sampah merupakan
kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada
gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Pembangunan bank sampah merupakan momentum awal membina kesadaran kolektif
masyarakat untuk memulai memilah, mendaur ulang, dan memanfaatkan sampah karena sampah
mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan
lingkungan menjadi budaya baru Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan permasalahan yang ingin diselesaikan dari program bank sampah ini adalah
sebagai berikut:
1. bagaimana sebenarnya kepedulian masyarakat dusun tanggulangin akan pentingnya
pengelolaan sampah?
2. Bagaimana masyarakat dusun tanggulangin dapat memanfaatkan bank sampah sebagai
tempat meningkatkan taraf kehidupan?
3. Bagaimana cara mengubah pola hidup masyarakat dalam pengelolaan bank sampah?
4. Bagaimana cara menanamkan pemahaman dan mengajak masyarakat bahwa barang
bekas masih bisa digunakan sehingga timbul bank sampah sekarang?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari program bamk sampah adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya hidup bersih dengan pengelolaan
sampah yang baik. Menyadarkan dan mengajak masyarakat agar memanfaatkan barang
bekas yang masih bisa digunakan sehingga pembuangan sampah sembarangan berkurang.
2. Mengiming – iming warga dengan bayangan keuntungan dalam memilah sampah sehingga
masyarakat tertarik melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga
3. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
4. Memecahkan permasalahan samapah di dusun tanggulangin yang sampai saat ini belum
juga bisa teratasi dengan baik.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik berupa manfaat
teoritis maupun manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat secara akademis yaitu untuk pengembangan
ilmu pengetahuan yang terkait Bank Sampah sebagai salah satu cara penanggulangan sampah.
2. Manfaat praktis
Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya hidup bersih dengan pengelolaan
sampah yang baik. Menyadarkan dan mengajak masyarakat agar memanfaatkan barang bekas
yang masih bisa digunakan sehingga pembuangan sampah sembarangan berkurang, Mengubah
sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis dan Memecahkan permasalahan
samapah di dusun tanggulangin yang sampai saat ini belum juga bisa teratasi dengan baik.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori dalam penelitian ini terdiri dari empat bagian teori, yakni pengelolaan bank
sampah, bank sampah, pengelolaan sampah, manfaat pengelolaan sampah bagi masyarakat,
metode pengelolaan sampah, undang – undang mengrnai bank sampah.

1. Pengelolaan Bank Sampah


Sampah alam, adalah sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan
melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang
terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi
masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman. Sampah manusia
(human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan
manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan yang utama pada
dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia
dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Demi kelancaran proses penanganan
dan pemanfaatan sampah, maka perlu pengaturan dan penyediaan fasilitas yang
memadai. Pengaturan disini meliputi perumahan penduduk, pasar dan daerah industri
dengan jalan-jalan yang memadai sehingga memudahkan lalu lintas armada sampah,
pengaturan tempat pengumpulan, penimbunan dan pembuangan sampah
(Bahar,1986:9).
Termasuk didalamnya merupakan perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing),
sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir
tanpa air. Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)
pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat
sampah. Ini adalah sampah-sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun
demikian, jumlah sampah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil
dibandingkan sampah sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
Seperti sampah nuklir, sampah industri, sampah pertambangan, yang jumlahnya tidak
diketahui secara pasti (Thomas,1991:13). Pengertian pengelolaan sampah merupakan
semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai
dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi
pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transpor dan trasfor,
pengolahan, dan pembuangan akhir (Kuncoro, 2009:24). Sedangkan pengelolaan
sampah sendiri di dalam Undang undang No. 18 Tahun 2008 adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Di Indonesia sendiri ada bermacam-macam sistem pengelolaan
sampah, salah satunya menggunakan sistem pengelolaan sampah dengan cara
pengumpulan, pemindahan, metode penarikan dan pembuangan, dan dengan berbagai
strategi perencanaan dan pendanaan yang memadai. ada pula beberapa definisi
pengelolaan oleh para ahli, diantaranya:
a. Menurut George R. Terry (2006) sebagaimana dikutip Kuncoro (2009:25)
mengatakan bahwa pengelolaan ialah pemanfaatan sumber daya manusia atau pun
sumber daya lainnya yang dapat diwujudkan dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Menurut Harold Koontz, sebagaimana dikutip Kuncoro (2009:25) pengelolaan
merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan tenaga
orang lain. Berdasarkan pengertian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan ialah serangkaian aktivitas dan pemanfaatan sumber daya manusia atau
pun lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Bank Sampah Secara istilah, bank sampah terdiri atas dua kata,yaitu kata bank dan
sampah. Kata Bank berasal dari bahasa italia yaitu banca yang berarti tempat
penukaran uang (Soekanto,2002:243). Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa jasa bank
lainya (Rozak,2014:19). Bank Sampah merupakan lembaga yang hadir di tengah
kehidupan masyarakat untuk mengelola sampah dengan menerapkan prinsip
pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang. Ketiga prinsip tersebut dapat
diimplementasikan dengan baik jika melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi
bisa mendorong gerakan bersama untuk peduli dan cinta lingkungan. Kecintaan pada
lingkungan perlu dikembangkan agar masyarakat menjadi benar-benar sukarela dan
sadar akan perlindungan lingkungan. Lingkungan yang bersih akan menjadikan
masyarakat relatif sehat sehingga memiliki ketahanan di bidang kesehatan Sedangkan
pengertian sampah ada banyak sekali referensi tentang sampah, diantaranya sampah
adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat akibat aktivitas manusia
yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang
sebagai barang yang tidak berguna (Sastrohadiwiryo,2003:114).
Limbah yang dikenal sebagai sampah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadiranya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Limbah juga memberi arti teknis yaitu sebagai bahan yang
sudah tidak terpakai. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Pengertian sampah diatas merupakan benda yang sudah tidak
memiliki manfaat apa pun bagi kehidupan manusia sehingga benda tersebut dibuang,
dan keberadaan benda tersebut tidak bisa dihindari selama masih ada aktivitas
manusia (Rozak,2015:19). Sedangkan bank sampah ialah suatu tempat yang
digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari
pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan
kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola
menggunakan sistem seperti perbankan. Penyetor adalah warga yang tinggal di
sekitar lokasi bank sampah serta mendapat buku tabungan seperti menabung di Bank.

3. Pengelolaan Sampah
Mengetahui jenis-jenis sampah adalah penting dalam penelitian studi tentang sampah.
Menurut jenisnya sampah dibanding menjadi dua yaitu sampah basah (mudah
membusuk/organik) dan sampah kering (sampah yang tidak dapat
membusuk/anorganik). Dan sampah ada yang membaginya berdasarkan zat
pembentukan atau komposisi kimia (Azwar,1998:54).
a. Pengertian Sampah Organik Sampah ini berasal dari bahan penyusunan tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari proses pertanian, perikanan
atau yang lain yang termasuk jenis sampah organik antara lain sampah dapur yang
berupa sisa sayuran, kulit buah, sampah kebun yang berupa ranting, bunga, daun,
rumput. Ciri sampah adalah mudah diuraikan dalam proses alami.
b. Sampah Anorganik Sampah ini berasal dari sumber daya tak terbaharui (mineral,
minyak bumi) dan sampah industri, yang termasuk jenis sampah kering antara lain
adalah plastik, aluminium, kaca, kaleng, logam dan lain-lain. Ciri sampah ini lambat
terurai secara alami atau bahkan tidak terurai sama sekali.
Dengan melihat realita yang sudah ada mengenai sampah ini manusia itu sendiri yang
mendapatkan kerugian dari sampah-sampah tersebut, yang dapat mengganggu
kesehatan kita. Tentu saja semua ini tidak akan terjadi jika perilaku manusia itu
sendiri kita yang merubahnya dengan perilaku “sadar” karena sampah tersebut akan
berdampak negatif jika tidak diperlakukan dengan baik, begitu juga dengan
lingkungan. “Sadar” disini bukan hanya sekedar dalam artian dia mengingat diri, dan
tetapi sadar disini adalah dimana bahwasanya manusia itu sendirilah penyebab akan
kerusakan yang ada di bumi ini yang indah dan nyaman. karena tidak ada akibat dari
suatu perbuatan tanpa ada sebab yang jelas.
Semua kegiatan manusia yang mempunyai dampak pada lingkungan hidup. Kegiatan
hayatinya seperti pembuangan sisa metabolismenya dalam bentuk air seni dan tinja,
berdampak pada lingkungan hidup. Pada waktu jumlah manusia masih kecil, maka
kecil pula dampak yang didapat. Sedangkan, semakin besarnya jumlah manusia dan
ditambahnya dengan bekembangnya kegiatan ekonomi maka semakin besar pula
dampak yang diberikan kepada lingkungan. Sejak awal dalam perkembangan
budayanya manusia telah berusaha untuk mengelola dampak kegiatannya terhadap
lingkungan hidup. Semakin besar dan berkembangnya kegiatan ekonomi dan
teknologinya maka semakin perlu pula untuk pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup diartikan sebagai usaha sadar bencana untuk
mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup sampai pada tahap
minimum dan untuk mendapatkan manfaat yang optimum dari lingkungan hidup
untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.
c. Fungsi Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah diselenggarakan untuk
mengurangi dan menanggulangi berdampak pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh kemajuan industri dan meningkatnya jumlah penduduk. Selain hal
tersebut tujuan diselenggarakannya ialah untuk mencapai kesejahteraan yang
sesungguhnya dan beriringan dengan majunya industri. Penerapan aspek manajemen
dalam pengelolaan limbah, khususnya sampah perkotaan dapat dilakukan melalui
pendekatan manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan
evaluasi, pemanfaatan fungsi manajemen dalam pengelolaan sampah perkotaan ini
akan lebih efektif bila dilakukan mulai dari perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan, berikut beberapa fungsinya. Fungsi perencanaan dalam manajemen
meliputi serangkaian keputusan-keputusan termasuk penentuan-penentuan tujuan,
kebijakan, membuat program, menentukan metode dan prosedur serta menciptakan
jadwal waktu pelaksanaan. Dalam implementasinya fungsi perencanaan dibutuhkan
dalam pengelolaan sampah perkotaan, dengan menentukan tujuan ”bersih itu adalah
sehat”.
d. Pemanfaatan sampah Pemanfaatan sampah dapat dilakukan dengan pendekatan
yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi
menjadi sampah, sampai ke hilir, ialah pada fase produk sudah digunakan sehingga
menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
Pemanfaatan sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat
dimanfaatkan.. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan
dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah
meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan
kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan.
e. Tahap-tahapan Pengelolaan Sampah Pengolahan limbah dari bahan buangan
industri dan teknologi dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara
pengelolaan ini sering disebut waste management. Secara umum dikenal tingkatan
proses pengolahan limbah sebagai berikut. Pengolahan awal, awalnya bahan buangan
industri di tampung di suatu tempat dan dengan sampah yang telah dipilah atau
dipisahkan antara sampah plastik, anorganik. Kemudian, dipilih bagian sampah yang
dapat didaur dan tidak dapat didaur, kemudian memisahkan antara sampah cair dan
padat. Pengolahan lanjutan, apabila proses pertama belum bersih dan boleh dibuang
lingkungan, maka dilanjutkan proses lanjutan, yaitu dengan menambahkan
mikroorganisme untuk mendegradasikan bahan buangan. Pengolahan akhir, pada
proses terakhir diharapkan bahwa setelah melalui tahapan terakhir sudah menjadi
bersih sehingga dapat dibuang ke lingkungan. Pengurangan bahan-bahan terlarut
seperti bahan-bahan kimia dapat ditambahkan dengan karbon aktif untuk
mengadsorpsi bahanbahan berbahaya sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.
f. Hubungan Sampah dengan Kesejahteraan Sosial Untuk mencapai kondisi
masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, akan sangat
diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari aspek persampahan,
maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila sampah
dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana
manusia beraktifitas di dalamnya. Sampah yang selama ini kita buang begitu saja,
ternyata masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai
ekonomi, bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan
dalam tiga tahap kegiatan, yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan
akhir/pengolahan. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan
mengalami proses-proses tertentu. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan
yang hijau, bersih dan sehat serta menguatkan inisiatif masyarakat dalam menjaga,
memelihara dan meningkatkan fungsi lingkungan. Masalah partisipasi masyarakat
merupakan bidang kajian praktek pekerjaan sosial atau sangat relevan dengan fungsi
dan tugas pekerjaan sosial dalam memberikan intervensi pada pertolongan individu,
kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah sosial.

4. Metode Pengelolaan Sampah Konsep pengelolaan sampah yang dilakukan di bank


sampah merupakan penerapan dari konsep (zero waste). Yakni pendekatan serta
penerapan sistem teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara
terpadu dengan melakukan penanganan sampah dengan tujuan dapat mengurangi
sampah sedikit mungkin. Konsep ini adalah konsep pengelolaan sampah yang sesuai
dengan apa yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, ialah
pengelolaan sampah melalui pendekatan reduce, reuse, dan recycle atau sering
dikenal dengan 3R.
a. Pendekatan Reduce Merupakan upaya untuk mengurangi volume sampah sebelum
dan sesudah Diproduksi. Seperti upaya mengurangi timbulan sampah di lingkungan
sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan dengan cara
merubah pola hidup konsumtif, yaitu merubah kebiasaan boros dan menghasilkan
banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah (Kementerian Pekerjaan
Umum, 2010:9)
b. Pendekatan Reuse Reuse (menggunakan kembali) Merupakan upaya untuk
memakai kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah secara langsung
tanpa mengolahnya terlebih dahulu, misalnya ember bekas menjadi pot bunga, koran
menjadi pembungkus, dll. Anggota keluarga dapat berperan melakukan kegiatan ini
(Kementerian Pekerjaan Umum, 2010:9)
c. Pendekatan recycle Recycle (mendaur ulang) merupakan menetapkan target
pengurangan sampah secara bertahap. Atau upaya memanfaatkan kembali sampah
melalui daur ulang setelah melalui proses pengolahan tertentu, misalnya sampah
dapur diolah menjadi pupuk kompos dan lain sebagainya. Pengumpulan bahan baku
di sumbernya (on-site) dapat dilakukan oleh rumah tangga penghasil sampah
sedangkan di luar sumbernya misalnya di tempat pengumpulan sampah sementara
atau di tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah dapat dilakukan oleh pemulung atau
pengelola sampah. Proses daur ulang dapat dilakukan oleh industri rumah tangga
maupun industri manufaktur (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010:9

C. Penelitian Terdahulu

Persamaa Perbeda
Judul
No Tujuan Teori/ Metode Hasil n dg an dg
Jurnal
. Penelitian Konsep Penelitian Penelitian penelitia penelitia
Penelitian
n sdr. n sdr.
1. Partisipas Mengetahui Partisipasi Penelitian Partisipasi
i partisipasi Masyarakat ini masyarakat
Masyarak masyarakat Pengertian menggunak dalam kegiatan
at Dalam dalam Partisipasi an metode pengelolaan
Pengelola pengelolaan Masyarakat, penelitian sampah di Bank
an sampah di Bank kualitatif Sampah PITOE
Sampah Bank Sampah, dengan Jambangan
di Bank Sampah paradigma tipe Berdasarkan
Sampah PITOE pengelolaan penelitian hasil penelitian
Pitoe Jambangan, sampah, deskriptif. yang dilakukan
Jambanga Kota Penelitian oleh peneliti
n Kota Surabaya. kualitatif diketahui
Surabaya Mengetahui menurut bahwa
faktor – Denzin dan masyarakat
faktor yang merupakan tidak dilibatkan
mempengar penelitian dalam proses
uhi tingkat yang evaluasi di Bank
partisipasi menggunak Sampah PITOE
masyarakat an latar Jambangan.Pro
dalam alamiah, ses evaluasi
pengelolaan dengan kegiatan
sampah di maksud pengelolaan
Bank menafsirka sampah di Bank
Sampah n Sampah PITOE
PITOE fenomena Jambangan
Jambangan, yang dilakukan
Kota terjadi dan dengan dua
Surabaya. dilakukan cara. Pertama,
dengan dilakukan
jalan dalam rapat
melibatkan internal
berbagai pengurus Bank
metode Sampah PITOE
yang ada. Jambangan
untuk
kemudian
hasilnya
disampaikan
kepada
masyarakat
atau pilihan
yang kedua
adalah dengan
menampung
seluruh usulan
dan masukan
yang
disampaikan
oleh
masyarakat
untuk
kemudian
dibawa dalam
rapat internal
pengurus Bank
Sampah

PITOE
Jambangan.
Namun, bukan
berarti usul dan

2. Partisipas Mekanisme Penelitian Hasil penelitian


i pelaksanaa ini menunjukkan
Masyarak n bank menggunak bahwa sebagian
at Dalam sampah an metode besar tingkat
Program yaitu penelitian partisipasi
Bank memilah survei. berdasarkan
Sampah sampah, Lokasi tahapan
“Pendow menyetor dalam menikmati hasil
o Berseri” sampah ke penelitian memiliki
Desa bank ini adalah kategori tinggi
Tritih sampah, Desa Tritih sebanyak 52
Wetan menimbang Wetan, anggota
Kecamata sampah, Kecamatan nasabah
n mencatat Jeruklegi, (83,9%) dan
Jeruklegi hasil yang Kabupaten kategori sedang
didapat Cilacap, sebanyak 10
Kabupate
oleh dimana anggota
n Cilacap
nasabah, objek yang nasabah
kemudian diteliti (16,1%). Hal ini
pengangkut adalah disimpulkan
an. Hal Bank bahwa tahapan
tersebut sampah menikmati hasil
bagian dari Pendowo dalam tingkat
adanya Berseri. partisipasi
partisipasi Populasi masyarakat
masyarakat. dalam tinggi atau
Selain itu, penelitian sudah
proses ini adalah baik,disebabkan
menabung Anggota karena
dengan nasabah tingginya
menggunak Bank keterlibatan
an sampah sampah masyarakat
tersebut sebanyak dalam
secara tidak 125 orang, pelaksanaan
langsung sedangkan program Bank
juga sampel Sampah
mampu dalam Pendowo
meningkatk penilitian berseri di Desa
an pola ini Tritih
pikir sebanyak WetanJeruklegi
masyarakat 62 orang Cilacap
serta atau 50 %
mampu dari jumlah
menambah total
pendapatan populasi.
keluarga Teknik
dari pengambila
masyarakat n sampel
(nasabah dengan
bank teknik
sampah Random
tersebut) sampling
sistematis
yaitu
memilih
anggota
nasabah
yang
memiliki
nomor urut
genap pada
daftar
anggota
nasabah
yang
nantinya
akan
dijadikan
sebagai
sampel.

3. Partisipas
i
Masyarka
t Pada
Pengelola
an
Sampah
Dengan
Konsep 3r
Di Kota
Bukitting
gi
4. Partisipas Mengetahui Manajemen Penelitian Hasil penelitian
i tingkat perkotaan, dilakukan didapat bahwa
Masyarak partisipasi manajemen dengan 81 persen
at masyarakat persampah Data responden
Kecamata Kecamatan an, primer merupakan
n Madidir Madidir masyarakat, diperoleh warga asli
Terhadap dalam sampah, secara bitung, 16
Program program pengelolaan langsung di persen
Pengelola pengelolaan sampah, lokasi merupakan
an sampah partisipasi penelitian penduduk
Sampah Kota Bitung masyarakat dari sangihe talaud,
Kota dan kuesioner 2 persen
Bitung Mengetahui yang penduduk asal
faktor- disebar, jawa, dan 1
faktor yang foto lokasi, persen berasal
mempengar serta data dari
uhi partisipasi kotamobagu.
partisipasi masyarakat Responden
masyarakat Kecamatan yang
Kecamatan Madidir merupakan
Madidir terhadap warga asli
dalam program bitung
pelaksanaan pengelolaa cenderung akan
program n sampah lebih menjaga
pengelolaan Kota kebersihan
sampah Bitung. lingkungannya,
Kota Bitung daripada warga
yang
merupakan
pendatang di
Kota Bitung. Hal
ini dikarenakan
rasa memiliki
yang besar akan
tanah kelahiran
akan
memunculkan
rasa peduli
yang besar akan
kemajuan
daerahnya
sendiri. Dalam
hal ini,

Ds
t.

Penelitian ini membahas tentang pemberdayaan masyarakat melalui program pengolahan


sampah berbasis 3R. Adapun penelitian terlebi dahulu yang sama-sama membahas model
pembahasan partisipasi masyarakata dalam pengolahan sampah, yaitu: Pertama: Fransiska
Tanuwijaya, 2016, degan judul “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Bank
Sampah Pitoe Jambangan Kota Surabaya”.4 Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan
sampah di Bank Sampah PITOE Jambangan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti diketahui bahwa masyarakat tidak dilibatkan dalam proses evaluasi di Bank Sampah
PITOE Jambangan. Proses evaluasi kegiatan pengelolaan sampah di Bank Sampah PITOE
Jambangan dilakukan dengan dua cara. Pertama, dilakukan dalam rapat internal pengurus Bank
Sampah PITOE Jambangan untuk kemudian hasilnya disampaikan kepada masyarakat atau
pilihan yang kedua adalah dengan menampung seluruh usulan dan masukan yang disampaikan
oleh masyarakat untuk kemudian dibawa dalam rapat internal pengurus Bank Sampah PITOE
Jambangan. Namun, bukan berarti usul dan masukan yang disampaikan oleh masyarakat ini
dapat langsung disetujui dan dilaksanakan oleh pengurus Bank Sampah PITOE Jambangan. Hal
ini bergantung pada apakah pengurus sanggup untuk melaksanakan usul dan masukan yang
diberikan tersebut. Proses evaluasi dilakukan secara rutin minimal satu kali dalam setahun.
Laporan keuangan Bank Sampah PITOE Jambangan dalam satu tahun menjadi bentuk evaluasi
yang dilakukan oleh pengurus Bank Sampah PITOE Jambangan. Secara terbuka pengurus
memberikan lembaran fotocopy laporan keuangan selama satu tahun kepada masyarakat.
Sementara, berkaitan dengan penelitian yang di lakukan oleh penulis hampir serupa dengan yang
di kemukakan oleh Fransiska Tanuwijaya, bahwa penelitian ini lebih cenderung menelaah
terhadap pemberdayaan masyarakat yang berbasis lingkungan di tempat pengolahan sampah 3R.
Karena dengan kehadiran lembaga pengolahan sampah dapat memberikan efek positif bagi
kemajuan ekonomi masyarakat.

Kedua: Fauzi, Muhammad R, Sutomo, 2017, dengan judul skripsi “Partisipasi Masyarakat
Dalam Program Bank Sampah “Pendowo Berseri” Desa Tritih Wetan Kecamatan Jeruklegi
Kabupaten Cilacap”.5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat partisipasi
berdasarkan tahapan menikmati hasil memiliki kategori tinggi sebanyak 52 anggota nasabah
(83,9%) dan kategori sedang sebanyak 10 anggota nasabah (16,1%). Hal ini disimpulkan
bahwatahapan menikmati hasil dalam tingkat partisipasi masyarakat tinggi atau sudah baik,
disebabkan karena tingginya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program Bank Sampah
Pendowo berseri di Desa Tritih Wetan Jeruklegi Cilacap. Sementara, berkaitan dengan penelitian
yang di lakukan oleh penulis hampir serupa dengan yang di kemukakan oleh Fauzi, Muhammad
R, Sutomo. Bahwa penelitian ini lebih cenderung terhadap pemberdayaan masyarakat berbasis
dengan kehadiran lembaga pengolahan sampah dapat mebangkitkan kesejahteran sosial dan
ekonomi masyarakat, sehingga lembaga dapat merekrut masyarakat yang tidak memiliki
penghasilan dengan adanya lembaga pengolahan sampah bisa meningkatkan kesejahteran
ekonomi bagi masyarakat.

Ketiga: Dona Amelia, Juarsa Badri, 2017, dengan judul skiripsi “Partisipasi Masyarkat Pada
Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3r Di Kota Bukittinggi”. 6 Hasil penelitian ini
memperlihatkan tingginya keinginan masyarakat kota Bukittinggi untuk berpartisipasi pada
program 3R. Sumber informasi dari kegiatan 3R juga beragam dimana hasil penelitian
memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memperoleh informasi tentang 3R dari sosial
media dan penyuluhan. Terdapat beberapa alasan masyarakat belum berpartisipasi dalam
kegiatan 3R diantranya yang paling menonjol adalah belum tahu cara melakukan 3R dan belum
tahu manfaat dari program 3R. Ketersediaan sarana pendukung 3R juga masih terbatas dimana
responden sebesar 86% menyatakan sarana pendukung kegiatan 3R masih belum mencukupi.
Agar program 3R berhasil dijalankan dengan baik diperlukan kecukupan sarana pendukung,
penegakan aturan serta kampanye yang intensif untuk keberlanjutan program 3R. . penelitian
yang di lakukan oleh penulis bahwa dengan adanya tempat pengolahan sampah lingkungan jadi
bersi terhindar dari penumpukan sampah, samapah dapat di daur ulang sehingga membantu
masyarakat dalam kesejahteraan ekonomi dengan adanya masyarakat dapat berpartisipasi dalam
mendukung berjalannya lembaga pengolahan samapah berbasis 3R.

Ke-empat: Stefanus T. Tanod, 2014, dengan judul skripsi “Partisipasi Masyarakat Kecamatan
Madidir Terhadap Program Pengelolaan Sampah Kota Bitung”.7 Hasil penelitian didapat bahwa
81 persen responden merupakan warga asli bitung, 16 persen merupakan penduduk sangihe
talaud, 2 persen penduduk asal jawa, dan 1 persen berasal dari kotamobagu. Responden yang
merupakan warga asli bitung cenderung akan lebih menjaga kebersihan lingkungannya, daripada
warga yang merupakan pendatang di Kota Bitung. Hal ini dikarenakan rasa memiliki yang besar
akan tanah kelahiran akan memunculkan rasa peduli yang besar akan kemajuan daerahnya
sendiri. Dalam hal ini, program pengelolaan sampah yang dijalankan di Kota Bitung. .Ada
persamaan yang sama-sama membahas partisipasi masyarakat dan pengolahan sampah.
Penilitian yang di lakukan penulis partisipasi Warga peduli dengan lingkungan. Dampak
lembaga pengolahan sampah yang terdiri dari dampak ekologis, ekonomi dan dampak sosial.
Munculnya perspektif baru bagi masyarakat terhadap lembaga pengolahan sampah 3R, dalam
pemberdayaan masyarakat berbasis.

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu ada beberapa hal yang di jelaskan atau dikemukakan
terkait partisipasi masyarakat diantaranya peningkatan ekonomi masyarakat, kebersihan dan
mamfaat ekologis yang dirasakan masyarakat setempat. Dengan demikian, penulis juga
mengemukakan dalam penelitian ini yakni yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat di
tempat pengolahan sampah terpadu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Desa Mulyoagung –Kecamatan
Dau –Kabupaten Malang antara lain dengan kehadiran lembaga tersebut, sampah dari warga
masyarakat dapat dikololah secara intensif atau berkelanjutan, dapat meberikan kebersihan
dilingkungan Kecamatan Dau. Tidak hanya itu sampah dapat memberikan manfaat yang luar
biasa bagi masyarakat hususnya pengusaha. Karena, sampah dapat didaur ulang kembali, bernilai
ekonomis dan dapat dijadikan sebagai kompos atau atau pupuk dipertanian dan masyarakat dapat
mendapatkan peluang perkerjaan melalui lowongan pemberdayaan sampah tersebut. Kemudian
dengan adanya Partisipasi masyarakat melalui kegiatan usaha pengolahan sampah masyarakat
dapat berubah pola pikirnya, artinya sampah yang semula menjijikan bagi masyarakat namun
bagi pengusaha sangat bernilai wujudnya karena setelah dilakukan daur ulang terhadap sampah
organik dapat menghasilkan uang yang dapat menunjang kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai