Oleh:
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari program bamk sampah adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya hidup bersih dengan pengelolaan
sampah yang baik. Menyadarkan dan mengajak masyarakat agar memanfaatkan barang
bekas yang masih bisa digunakan sehingga pembuangan sampah sembarangan berkurang.
2. Mengiming – iming warga dengan bayangan keuntungan dalam memilah sampah sehingga
masyarakat tertarik melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga
3. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
4. Memecahkan permasalahan samapah di dusun tanggulangin yang sampai saat ini belum
juga bisa teratasi dengan baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kajian teori dalam penelitian ini terdiri dari empat bagian teori, yakni pengelolaan bank
sampah, bank sampah, pengelolaan sampah, manfaat pengelolaan sampah bagi masyarakat,
metode pengelolaan sampah, undang – undang mengrnai bank sampah.
2. Bank Sampah Secara istilah, bank sampah terdiri atas dua kata,yaitu kata bank dan
sampah. Kata Bank berasal dari bahasa italia yaitu banca yang berarti tempat
penukaran uang (Soekanto,2002:243). Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa jasa bank
lainya (Rozak,2014:19). Bank Sampah merupakan lembaga yang hadir di tengah
kehidupan masyarakat untuk mengelola sampah dengan menerapkan prinsip
pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang. Ketiga prinsip tersebut dapat
diimplementasikan dengan baik jika melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi
bisa mendorong gerakan bersama untuk peduli dan cinta lingkungan. Kecintaan pada
lingkungan perlu dikembangkan agar masyarakat menjadi benar-benar sukarela dan
sadar akan perlindungan lingkungan. Lingkungan yang bersih akan menjadikan
masyarakat relatif sehat sehingga memiliki ketahanan di bidang kesehatan Sedangkan
pengertian sampah ada banyak sekali referensi tentang sampah, diantaranya sampah
adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat akibat aktivitas manusia
yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang
sebagai barang yang tidak berguna (Sastrohadiwiryo,2003:114).
Limbah yang dikenal sebagai sampah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadiranya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Limbah juga memberi arti teknis yaitu sebagai bahan yang
sudah tidak terpakai. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Pengertian sampah diatas merupakan benda yang sudah tidak
memiliki manfaat apa pun bagi kehidupan manusia sehingga benda tersebut dibuang,
dan keberadaan benda tersebut tidak bisa dihindari selama masih ada aktivitas
manusia (Rozak,2015:19). Sedangkan bank sampah ialah suatu tempat yang
digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari
pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan
kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola
menggunakan sistem seperti perbankan. Penyetor adalah warga yang tinggal di
sekitar lokasi bank sampah serta mendapat buku tabungan seperti menabung di Bank.
3. Pengelolaan Sampah
Mengetahui jenis-jenis sampah adalah penting dalam penelitian studi tentang sampah.
Menurut jenisnya sampah dibanding menjadi dua yaitu sampah basah (mudah
membusuk/organik) dan sampah kering (sampah yang tidak dapat
membusuk/anorganik). Dan sampah ada yang membaginya berdasarkan zat
pembentukan atau komposisi kimia (Azwar,1998:54).
a. Pengertian Sampah Organik Sampah ini berasal dari bahan penyusunan tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari proses pertanian, perikanan
atau yang lain yang termasuk jenis sampah organik antara lain sampah dapur yang
berupa sisa sayuran, kulit buah, sampah kebun yang berupa ranting, bunga, daun,
rumput. Ciri sampah adalah mudah diuraikan dalam proses alami.
b. Sampah Anorganik Sampah ini berasal dari sumber daya tak terbaharui (mineral,
minyak bumi) dan sampah industri, yang termasuk jenis sampah kering antara lain
adalah plastik, aluminium, kaca, kaleng, logam dan lain-lain. Ciri sampah ini lambat
terurai secara alami atau bahkan tidak terurai sama sekali.
Dengan melihat realita yang sudah ada mengenai sampah ini manusia itu sendiri yang
mendapatkan kerugian dari sampah-sampah tersebut, yang dapat mengganggu
kesehatan kita. Tentu saja semua ini tidak akan terjadi jika perilaku manusia itu
sendiri kita yang merubahnya dengan perilaku “sadar” karena sampah tersebut akan
berdampak negatif jika tidak diperlakukan dengan baik, begitu juga dengan
lingkungan. “Sadar” disini bukan hanya sekedar dalam artian dia mengingat diri, dan
tetapi sadar disini adalah dimana bahwasanya manusia itu sendirilah penyebab akan
kerusakan yang ada di bumi ini yang indah dan nyaman. karena tidak ada akibat dari
suatu perbuatan tanpa ada sebab yang jelas.
Semua kegiatan manusia yang mempunyai dampak pada lingkungan hidup. Kegiatan
hayatinya seperti pembuangan sisa metabolismenya dalam bentuk air seni dan tinja,
berdampak pada lingkungan hidup. Pada waktu jumlah manusia masih kecil, maka
kecil pula dampak yang didapat. Sedangkan, semakin besarnya jumlah manusia dan
ditambahnya dengan bekembangnya kegiatan ekonomi maka semakin besar pula
dampak yang diberikan kepada lingkungan. Sejak awal dalam perkembangan
budayanya manusia telah berusaha untuk mengelola dampak kegiatannya terhadap
lingkungan hidup. Semakin besar dan berkembangnya kegiatan ekonomi dan
teknologinya maka semakin perlu pula untuk pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup diartikan sebagai usaha sadar bencana untuk
mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup sampai pada tahap
minimum dan untuk mendapatkan manfaat yang optimum dari lingkungan hidup
untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.
c. Fungsi Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah diselenggarakan untuk
mengurangi dan menanggulangi berdampak pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh kemajuan industri dan meningkatnya jumlah penduduk. Selain hal
tersebut tujuan diselenggarakannya ialah untuk mencapai kesejahteraan yang
sesungguhnya dan beriringan dengan majunya industri. Penerapan aspek manajemen
dalam pengelolaan limbah, khususnya sampah perkotaan dapat dilakukan melalui
pendekatan manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan
evaluasi, pemanfaatan fungsi manajemen dalam pengelolaan sampah perkotaan ini
akan lebih efektif bila dilakukan mulai dari perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan, berikut beberapa fungsinya. Fungsi perencanaan dalam manajemen
meliputi serangkaian keputusan-keputusan termasuk penentuan-penentuan tujuan,
kebijakan, membuat program, menentukan metode dan prosedur serta menciptakan
jadwal waktu pelaksanaan. Dalam implementasinya fungsi perencanaan dibutuhkan
dalam pengelolaan sampah perkotaan, dengan menentukan tujuan ”bersih itu adalah
sehat”.
d. Pemanfaatan sampah Pemanfaatan sampah dapat dilakukan dengan pendekatan
yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi
menjadi sampah, sampai ke hilir, ialah pada fase produk sudah digunakan sehingga
menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
Pemanfaatan sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat
dimanfaatkan.. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan
dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah
meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan
kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan.
e. Tahap-tahapan Pengelolaan Sampah Pengolahan limbah dari bahan buangan
industri dan teknologi dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara
pengelolaan ini sering disebut waste management. Secara umum dikenal tingkatan
proses pengolahan limbah sebagai berikut. Pengolahan awal, awalnya bahan buangan
industri di tampung di suatu tempat dan dengan sampah yang telah dipilah atau
dipisahkan antara sampah plastik, anorganik. Kemudian, dipilih bagian sampah yang
dapat didaur dan tidak dapat didaur, kemudian memisahkan antara sampah cair dan
padat. Pengolahan lanjutan, apabila proses pertama belum bersih dan boleh dibuang
lingkungan, maka dilanjutkan proses lanjutan, yaitu dengan menambahkan
mikroorganisme untuk mendegradasikan bahan buangan. Pengolahan akhir, pada
proses terakhir diharapkan bahwa setelah melalui tahapan terakhir sudah menjadi
bersih sehingga dapat dibuang ke lingkungan. Pengurangan bahan-bahan terlarut
seperti bahan-bahan kimia dapat ditambahkan dengan karbon aktif untuk
mengadsorpsi bahanbahan berbahaya sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.
f. Hubungan Sampah dengan Kesejahteraan Sosial Untuk mencapai kondisi
masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, akan sangat
diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari aspek persampahan,
maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila sampah
dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana
manusia beraktifitas di dalamnya. Sampah yang selama ini kita buang begitu saja,
ternyata masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai
ekonomi, bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan
dalam tiga tahap kegiatan, yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan
akhir/pengolahan. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan
mengalami proses-proses tertentu. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan
yang hijau, bersih dan sehat serta menguatkan inisiatif masyarakat dalam menjaga,
memelihara dan meningkatkan fungsi lingkungan. Masalah partisipasi masyarakat
merupakan bidang kajian praktek pekerjaan sosial atau sangat relevan dengan fungsi
dan tugas pekerjaan sosial dalam memberikan intervensi pada pertolongan individu,
kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah sosial.
C. Penelitian Terdahulu
Persamaa Perbeda
Judul
No Tujuan Teori/ Metode Hasil n dg an dg
Jurnal
. Penelitian Konsep Penelitian Penelitian penelitia penelitia
Penelitian
n sdr. n sdr.
1. Partisipas Mengetahui Partisipasi Penelitian Partisipasi
i partisipasi Masyarakat ini masyarakat
Masyarak masyarakat Pengertian menggunak dalam kegiatan
at Dalam dalam Partisipasi an metode pengelolaan
Pengelola pengelolaan Masyarakat, penelitian sampah di Bank
an sampah di Bank kualitatif Sampah PITOE
Sampah Bank Sampah, dengan Jambangan
di Bank Sampah paradigma tipe Berdasarkan
Sampah PITOE pengelolaan penelitian hasil penelitian
Pitoe Jambangan, sampah, deskriptif. yang dilakukan
Jambanga Kota Penelitian oleh peneliti
n Kota Surabaya. kualitatif diketahui
Surabaya Mengetahui menurut bahwa
faktor – Denzin dan masyarakat
faktor yang merupakan tidak dilibatkan
mempengar penelitian dalam proses
uhi tingkat yang evaluasi di Bank
partisipasi menggunak Sampah PITOE
masyarakat an latar Jambangan.Pro
dalam alamiah, ses evaluasi
pengelolaan dengan kegiatan
sampah di maksud pengelolaan
Bank menafsirka sampah di Bank
Sampah n Sampah PITOE
PITOE fenomena Jambangan
Jambangan, yang dilakukan
Kota terjadi dan dengan dua
Surabaya. dilakukan cara. Pertama,
dengan dilakukan
jalan dalam rapat
melibatkan internal
berbagai pengurus Bank
metode Sampah PITOE
yang ada. Jambangan
untuk
kemudian
hasilnya
disampaikan
kepada
masyarakat
atau pilihan
yang kedua
adalah dengan
menampung
seluruh usulan
dan masukan
yang
disampaikan
oleh
masyarakat
untuk
kemudian
dibawa dalam
rapat internal
pengurus Bank
Sampah
PITOE
Jambangan.
Namun, bukan
berarti usul dan
3. Partisipas
i
Masyarka
t Pada
Pengelola
an
Sampah
Dengan
Konsep 3r
Di Kota
Bukitting
gi
4. Partisipas Mengetahui Manajemen Penelitian Hasil penelitian
i tingkat perkotaan, dilakukan didapat bahwa
Masyarak partisipasi manajemen dengan 81 persen
at masyarakat persampah Data responden
Kecamata Kecamatan an, primer merupakan
n Madidir Madidir masyarakat, diperoleh warga asli
Terhadap dalam sampah, secara bitung, 16
Program program pengelolaan langsung di persen
Pengelola pengelolaan sampah, lokasi merupakan
an sampah partisipasi penelitian penduduk
Sampah Kota Bitung masyarakat dari sangihe talaud,
Kota dan kuesioner 2 persen
Bitung Mengetahui yang penduduk asal
faktor- disebar, jawa, dan 1
faktor yang foto lokasi, persen berasal
mempengar serta data dari
uhi partisipasi kotamobagu.
partisipasi masyarakat Responden
masyarakat Kecamatan yang
Kecamatan Madidir merupakan
Madidir terhadap warga asli
dalam program bitung
pelaksanaan pengelolaa cenderung akan
program n sampah lebih menjaga
pengelolaan Kota kebersihan
sampah Bitung. lingkungannya,
Kota Bitung daripada warga
yang
merupakan
pendatang di
Kota Bitung. Hal
ini dikarenakan
rasa memiliki
yang besar akan
tanah kelahiran
akan
memunculkan
rasa peduli
yang besar akan
kemajuan
daerahnya
sendiri. Dalam
hal ini,
Ds
t.
Kedua: Fauzi, Muhammad R, Sutomo, 2017, dengan judul skripsi “Partisipasi Masyarakat
Dalam Program Bank Sampah “Pendowo Berseri” Desa Tritih Wetan Kecamatan Jeruklegi
Kabupaten Cilacap”.5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat partisipasi
berdasarkan tahapan menikmati hasil memiliki kategori tinggi sebanyak 52 anggota nasabah
(83,9%) dan kategori sedang sebanyak 10 anggota nasabah (16,1%). Hal ini disimpulkan
bahwatahapan menikmati hasil dalam tingkat partisipasi masyarakat tinggi atau sudah baik,
disebabkan karena tingginya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program Bank Sampah
Pendowo berseri di Desa Tritih Wetan Jeruklegi Cilacap. Sementara, berkaitan dengan penelitian
yang di lakukan oleh penulis hampir serupa dengan yang di kemukakan oleh Fauzi, Muhammad
R, Sutomo. Bahwa penelitian ini lebih cenderung terhadap pemberdayaan masyarakat berbasis
dengan kehadiran lembaga pengolahan sampah dapat mebangkitkan kesejahteran sosial dan
ekonomi masyarakat, sehingga lembaga dapat merekrut masyarakat yang tidak memiliki
penghasilan dengan adanya lembaga pengolahan sampah bisa meningkatkan kesejahteran
ekonomi bagi masyarakat.
Ketiga: Dona Amelia, Juarsa Badri, 2017, dengan judul skiripsi “Partisipasi Masyarkat Pada
Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3r Di Kota Bukittinggi”. 6 Hasil penelitian ini
memperlihatkan tingginya keinginan masyarakat kota Bukittinggi untuk berpartisipasi pada
program 3R. Sumber informasi dari kegiatan 3R juga beragam dimana hasil penelitian
memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memperoleh informasi tentang 3R dari sosial
media dan penyuluhan. Terdapat beberapa alasan masyarakat belum berpartisipasi dalam
kegiatan 3R diantranya yang paling menonjol adalah belum tahu cara melakukan 3R dan belum
tahu manfaat dari program 3R. Ketersediaan sarana pendukung 3R juga masih terbatas dimana
responden sebesar 86% menyatakan sarana pendukung kegiatan 3R masih belum mencukupi.
Agar program 3R berhasil dijalankan dengan baik diperlukan kecukupan sarana pendukung,
penegakan aturan serta kampanye yang intensif untuk keberlanjutan program 3R. . penelitian
yang di lakukan oleh penulis bahwa dengan adanya tempat pengolahan sampah lingkungan jadi
bersi terhindar dari penumpukan sampah, samapah dapat di daur ulang sehingga membantu
masyarakat dalam kesejahteraan ekonomi dengan adanya masyarakat dapat berpartisipasi dalam
mendukung berjalannya lembaga pengolahan samapah berbasis 3R.
Ke-empat: Stefanus T. Tanod, 2014, dengan judul skripsi “Partisipasi Masyarakat Kecamatan
Madidir Terhadap Program Pengelolaan Sampah Kota Bitung”.7 Hasil penelitian didapat bahwa
81 persen responden merupakan warga asli bitung, 16 persen merupakan penduduk sangihe
talaud, 2 persen penduduk asal jawa, dan 1 persen berasal dari kotamobagu. Responden yang
merupakan warga asli bitung cenderung akan lebih menjaga kebersihan lingkungannya, daripada
warga yang merupakan pendatang di Kota Bitung. Hal ini dikarenakan rasa memiliki yang besar
akan tanah kelahiran akan memunculkan rasa peduli yang besar akan kemajuan daerahnya
sendiri. Dalam hal ini, program pengelolaan sampah yang dijalankan di Kota Bitung. .Ada
persamaan yang sama-sama membahas partisipasi masyarakat dan pengolahan sampah.
Penilitian yang di lakukan penulis partisipasi Warga peduli dengan lingkungan. Dampak
lembaga pengolahan sampah yang terdiri dari dampak ekologis, ekonomi dan dampak sosial.
Munculnya perspektif baru bagi masyarakat terhadap lembaga pengolahan sampah 3R, dalam
pemberdayaan masyarakat berbasis.
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu ada beberapa hal yang di jelaskan atau dikemukakan
terkait partisipasi masyarakat diantaranya peningkatan ekonomi masyarakat, kebersihan dan
mamfaat ekologis yang dirasakan masyarakat setempat. Dengan demikian, penulis juga
mengemukakan dalam penelitian ini yakni yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat di
tempat pengolahan sampah terpadu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Desa Mulyoagung –Kecamatan
Dau –Kabupaten Malang antara lain dengan kehadiran lembaga tersebut, sampah dari warga
masyarakat dapat dikololah secara intensif atau berkelanjutan, dapat meberikan kebersihan
dilingkungan Kecamatan Dau. Tidak hanya itu sampah dapat memberikan manfaat yang luar
biasa bagi masyarakat hususnya pengusaha. Karena, sampah dapat didaur ulang kembali, bernilai
ekonomis dan dapat dijadikan sebagai kompos atau atau pupuk dipertanian dan masyarakat dapat
mendapatkan peluang perkerjaan melalui lowongan pemberdayaan sampah tersebut. Kemudian
dengan adanya Partisipasi masyarakat melalui kegiatan usaha pengolahan sampah masyarakat
dapat berubah pola pikirnya, artinya sampah yang semula menjijikan bagi masyarakat namun
bagi pengusaha sangat bernilai wujudnya karena setelah dilakukan daur ulang terhadap sampah
organik dapat menghasilkan uang yang dapat menunjang kehidupan manusia.