KELOMPOK 9
SEMESTER V
PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
1
masyarakat mengenai sampah, Bank sampah Gemah Ripah mampu menjadi patokan
umum dalam mengelola sampah maupun dalam usaha kreatifitas terhadap sampah.
Dengan adanya bank sampah di Bantul, Yogyakarta ini pasti menjadikan alternatif
solusi akan permasalahan sampah yang selama ini belum ada. Ini mempengaruhi efek dan
dampak yang dirasakan masyarakat serta lingkungan sekitar tempat pembuangan. Adapun
dengan didirikannya Bank Sampah ini pasti menemukan tantangan dan kesulitan dalam
proses menitih kariernya. Sehingga hal inilah yang melatar belakangi kami untuk
melakukan kunjungan ke Bank Sampah Gemah Ripah Badegan Bantul , Yogyakarta.
1.3 Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan pengelolaan sampah
b. Menambah keterampilan dengan melihat hasil karya dari barang bekas di Bank
Sampah Gemah Ripah
c. Memotivasi agar manusia tidak hanya membiarkan sampah terbuang begitu saja
namun juga menambah nilai fungsi dari bahan bekas tersebut.
d. Mampu mengadopsi prinsip dari pengelolaan sampah yang ada di bank sampah gemah
ripah dan dapat mengapikasikan dalam kehidupan sehari-hari dimulai dengan lingkup
yang kecil terlebih dahulu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia,
sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan
limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira
mirip dengan jumlah konsumsi.
B. Jenis –Jenis Sampah
1. Sampah Rumah Tangga
a) Sampah basah, Sampah jenis ini dapat diurai (degradable) atau biasa dikatakan
membusuk. Contohnya ialah sisa makanan, sayuran, potongan hewan, daun
kering dan semua materi yang berasal dari makhluk hidup.
b) Sampah kering, Sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua, kaleng bekas
dan sampah kering nonlogam seperti kayu, kertas, kaca, keramik, batu-batuan
dan sisa kain.
c) Sampah lembut, Contoh sampah ini adalah debu dari penyapuan lantai rumah,
gedung, penggergajian kayu dan abu dari rokok atau pembakaran kayu.
d) Sampah besar, Sampah yang terdiri dari buangan rumah tangga yang besar-besar
seperti meja, kursi, kulkas, televisi, radio dan peralatan dapur.
2. Sampah Komersial
Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah
makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel dan kios. Demikian pula dari institusi
seperti perkantoran, tempat pendidikan, tempat ibadah dan lembaga-lembaga
nonkomersial lainnya.
3
3. Sampah Bangunan
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan termasuk pemugaran dan
pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu-bata dan genting.
4. Sampah Fasilitas Umum
Sampah ini berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan, trotoar, taman,
lapangan, tempat rekreasi dan fasilitas umum lainnya. Contohnya ialah daun, ranting,
kertas pembungkus, plastik dan debu.
C. Definisi Bank Sampah
Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan
masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam
pengolahan sampah. Pembentukan bank sampah harus diintegrasikan dengan gerakan
program 4R sehingga warga akan memperoleh manfaat langsung, tidak hanya secara
ekonomi, juga terwujudnya kesehatan lingkungan, dengan kondisi komunitas yang
bersih, hijau, nyaman, dan sehat.
Selain itu, bank sampah memberikan manfaat secara sosial dengan memperkuat
kohesi sosial bagi keberadaan komunitas perempuan yang selama ini termarjinalisasi
dalam konstruksi sosial budaya. Manfaat lainnya secara ekonomis memberi dampak
berupa tambahan penghasilan, dan manfaat untuk lingkungan dapat mengurangi timbulan
sampah di perkotaan
D. Pengelolaan Sampah
Sistem pengelolaan persampahan terutama untuk daerah perkotaan, harus
dilaksanakan secara tepat dan sistemastis. Kegiatan pengelolaan persampahan akan
melibatkan penggunaan dan pemanfaatan berbagai prasarana dan sarana persampahan
yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan akhir.
Masalah sampah berkaitan erat dengan dengan pola hidup serta budaya masyarakat
itu sendiri. Oleh karena itu penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah
semata akan tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas.
Jumlah sampah ini setiap tahun terus meningkat sejalan dan seiring meningkatnya jumlah
penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat atau manusianya dan disertai juga
4
kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang menghasilkan pula pergeseran pola hidup
masyarakat yang cenderung konsumtif
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
3. Pendapatan Perhari
Harga sampah dari warga dapat bervariasi, tergantung klasifikasinya. Kertas
karton, misalnya, dihargai Rp 2.000 per kilogram dan kertas arsip Rp 1.500 per kg.
Sedangkan plastik, botol, dan kaleng harganya disesuaikan dengan ukuran.
Variasi harga sampah ini dibagi menjadi sampai 40 jenis dan bergantung pada
harga pasaran mitra pengepul yang mengambil sampah. Sementara tabungan baru
dapat diambil dengan rekening minimal 5.000 rupiah sebagai jaminan untuk
pencetakan buku tabungan. Setiap warga yang menabung dalam bentuk sampah akan
mendapatkan buku rekening, berisi catatan jumlah uang yang didapat dari hasil
menjual sampah. Jika sudah terkumpul banyak, uang tabungan itu bisa diambil oleh
setiap nasabah.
4. Pembiayaan
Pada awalnya pembiayaan untuk membuat bank sampah gemah ripah dengan
meminjam uang kas RT sebanyak Rp.500.000 , para pegawai yang bekerja di bank
sampah gema ripah tidak mendapatkan gaji dan bekerja secara sukarela. Konsep bank
smapah tak jauh berbeda dengan bank konvensional pada umumnya, bank sampah
juga menerapkan sistem bagi hasil dengan memotong 15 persen dari nilai sampah
yang disetor individu nasabah, sedangkan sampah suatu kelompok dipotong 30 persen.
Adapun peruntukan dana itu digunakan untuk biaya operasional bank sampah,
pemeliharaan alat, pembayaran listrik dan PDAM, serta gaji untuk para pegawai.
5. Penyebab Masyarakat Mau Mengurus Sampah
Sebagai dosen kesehatan lingkungan di Poltekkes Yogyakarta, Bambang
menginginkan masyarakat di sekitar rumahnya hidup sehat. Begitu demam berdarah
dengue (DBD) menyerang kampungnya, Bambang resah. Dia lantas menggagas
pembentukan bengkel kesehatan lingkungan. Dalam benak Bambang, dengan
membentuk bengkel kesehatan lingkungan, ia bisa mengajak warga untuk lebih peduli
pada kebersihan lingkungan. Dengan kepedulian itu, kasus DBD otomatis akan turun
jumlahnya.
Masyarakat diajak untuk mengumpulkan sampah dan memilahnya. Awalnya
respons masyarakat tidak terlalu bagus karena mereka menilai sampah adalah urusan
cetek yang tak perlu dibuat serius ,dan mulai dari hal sederhana, yakni membuang
sampah, seperti kaleng bekas, pada tempatnya agar tidak menampung air.Dengan
7
moto ‖menabung sampah, hidup lebih bersih dan hari esok lebih baik‖, bank sampah
menjadi solusi penanganan sampah yang selama ini menumpuk. Sebagai daerah yang
memiliki tempat pembuangan akhir (TPA), setiap hari Bantul menerima 350-400 ton
sampah.
6. Gambaran Umum Bank Sampah Gemah Ripah
Bank Sampah Gemah Ripah didirikan bersama masyarakat Badegan, Bantul,
Yogyakarta tahun 2008. Gagasan awal datang dari Bambang Suwerda. Nur Syahid,
salah satu pengurus di Bank Sampah mengatakan, kesadaran warga tentang masalah
pengelolaan sampah masih sangat rendah. Padahal sampah adalah salah satu sumber
masalah yang dapat menyebabkan berbagai masalah yang dapat berdampak pada
lingkungan, sosial dan bahkan ekonomi. Dari situ timbulah ide untuk mengelola dan
memanfaatkan sampah dengan benar, sekaligus memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia dan lingkungan. Maka, terbentuklah Bank Sampah Gemah Ripah.Setelah
berjalan 10 tahun, akhirnya memiliki ratusan nasabah, kemudian menyewa tempat
khusus untuk menampung sampah warga. Hingga akhirnya mendapat bantuan dari
pemerintah maupun pihak CSR BUMN, bisa memiliki lokasi sendiri tanpa
mengontrak. Pada saat ini, Bank Sampah Gemah Ripah memiliki 1.218 nasabah yang
secara rutin menyetorkan sampah. Mereka tidak saja berasal dari sekitar Bantul,
melainkan juga dari Yogyakarta, bahkan hingga Kulonprogo. Selain kelompok warga,
nasabah juga biasanya berasal dari instansi seperti sekolah atau badan pemerintah.
Meski telah dikenal dan memiliki ribuan anggota, sampai saat ini masih rutin
melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Agar semakin banyak masyarakat yang mau
mengelola sampah.
7. Efektif dalam Pengelolaan Bank Sampah
Sarana edukasi untuk memberikan kesadaran pentingnya pengelolaan sampah.
Sementara dengan jiwa enterpreneurship, individu akan mampu berperan secara
kreatif dan mampu menciptakan peluang terhadap pengelolaan sampah. keberadaan
Bank Sampah Gemah Ripah di Badegan telah berhasil mengubah perilaku masyarakat
yang tadinya berpedoman pada 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) — mengurangi
penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan, memakai kembali barang-
barang yang sudah pernah dipergunakan, dan mendaur ulang barang-barang yang
sudah dipakai — menjadi 5 M (Mengurangi, Memilah, Memanfaatkan,
8
Mendaurulang, dan Menabung sampah) Sebagian besar rumah tangga ramah
lingkungan di Badegan menyimpan tiga tong sampah atau kantong sampah besar.
Begitu ketiga tong sampah tersebut sudah penuh, isinya lalu bisa ―ditabung‖ di bank
sampah Gemah Ripah.
8. Kelebihan dan kekurangan bank sampah
Semua sampah yang terkumpul bisa di olah atau daur ulang. Sehingga sampah
tersebut bisa kembalikan ke pabrik melalui mitra kerja. Biasanya panen setiap
seminggu sekali. Sekali panen bisa mengumpulkan uang hingga Rp500-700 ribu,
Nasabah individual maupun komunal hanya dapat mengambil saldo tabungan
selama 3 bulan sekali. Untuk saat ini bank sampah lebih banyak menerima sampah
dedaunan. Sedangkan untuk sampah B3 belum bisa dilakukan pengolahan di bank
sampah gemah ripah.
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi bank sampah
Faktor-faktor yang mempengaruhi bank sampah adalah warga yang rumahnya
berjauhan dengan bank sampah sehingga merasa malas karena jarak atau malu untuk
membawa sampah ke bank sampah sehingga mengurangi peluang untuk menabung
sampah. Kemudian jumlah sampah yang sedikit sehingga malas untuk mengantarkan
ke bank sampah.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persoalan sampah di Indonesia, utamanya di kota-kota besar tak kunjung
selesai.Tingginya kepadatan penduduk membuat konsumsi masyarakat pun tinggi. Di sisi
lain, lahan untuk menampung sisa konsumsi terbatas. Sampah konsumsi warga perkotaan
itu ternyata banyak yang tidak mudah terurai. Disisi lain terdapat solusi untuk
penanggulangan tingginya timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat, yaitu dengan
digalakkannya 3R (Re use, Re duce, dan Re cycle), namun demikian hal ini sering kali
dijadikan teori saja tanpa ada pelaksanaan dan hasil dari yang direncanakan.
Disalah satu kota istimewa Indonesia, yaitu Yogyakarta terdapat tempat yang disebut
sebagai bank sampah, yakni Bank Samapah Gemah Ripah yang letaknya tepat berada di
Badegan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bank Sampah Gemah Ripah di Dusun
Badegan, Bantul, merupakan salah satu pionir keberadaan bank sampah di Kabupaten
Bantul, bahkan mungkin di Indonesia
Modal Sosial yang ada di Bank Sampah Gemah Ripah terdiri dari partisipasi
masyarakat yang mulai aktif dan Bank Sampah Gemah Ripah yang sangat aktif dalam
memfasilitasi masyarakat baik itu dari sosialisasi Bank Sampah, melakukan partisipasi
Bank Sampah, melakukan pelayanan Bank Sampah hingga Monitoring dan evaluasi.
Dengan mengubah pola pikir masyarakat mengenai sampah, Bank sampah Gemah Ripah
mampu menjadi patokan umum dalam mengelola sampah maupun dalam usaha kreatifitas
terhadap sampah. Dengan adanya bank sampah di Bantul, Yogyakarta ini pasti menjadikan
alternatif solusi akan permasalahan sampah yang selama ini belum ada.
B. Saran
1. Sebaiknya di setiap RT di Indonesia memiliki bank sampah masing- masing, agar
pengurangan sampah lebih signifikan.
2. Diharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan dana secara rutin untuk setiap
bank sampah yang ada di Indonesia agar operasional bank sampah dapat berjalan
sesuai dengan yang di harapkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
12