Oleh:
Sampah merupakan salah satu permasalan yang sering terjadi dan menjadi permasalahan
utama didalam lingkungan. Jumlah sampah yang terus meningkat dari tahun ke tahun membuat
permasalahan mengenai sampah harus segera diatasi. Berdasarkan Data Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kab/kota se Indonesia menyebut jumlah timbunan
sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut,
65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola
dengan baik.
Sampah plastik menjadi permasalahan utama yang juga menjadi permasalahan utama di
daerah masyarakat pesisir. Sampah pesisir telah menjadi permasalahan global dan menjadi isu
yang tengah banyak dibahas. Hal ini dikarenakan sampah pesisir memberikan dampak terhadap
lingkungan, ekonomi, dan kesehatan manusia. Setidaknya 60-80% dari sampah yang dihasilkan
di dunia adalah sampah plastik, dan 10% dari sampah tersebut dibuang ke laut lepas dan akan
memakan waktu yang sangat lama untuk terdegradasi. (Derraik, 2002).
Sampah dipesisir menjadi permasalahan utama yang harus diselesaikan untuk
mengurangi jumlah sampah yang terdapat di suatu daerah pesisir. Pada umumnya sampah pesisir
didominasi oleh sampah plastik dalam persebarannya. Plastik menjadi material yang paling
banyak digunakan dalam berbagai industri dan telah menjadi salah satu bahan yang banyak
digunakan di kehidupan sehari-hari karena murah dan berdaya guna tinggi. Namun sampah
plastik sangat sulit terurai yang dapat mengakibatkan terjadinya endapan (sedimen) di daerah
peisisir yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk terurai sempurna. Sampah plastik yang
dibuang ke laut juga dapat mengakitabatkan terganggunya kelangsungan hidup biota laut.
Jumlah sampah plastik yang dikeluarkan setiap rumah tangga sangatlah besar karena kebutuhan
plastik di lingkungan rumah tangga sanggat tinggi. Salah satu cara alternatif yang dapat
dilakukan dalam pengelolaan sampah melalui pembuatan bank sampah.
Bank sampah merupakan sebuah tempat dengan konsep penampungan sampah kering
atau sampah anorganik yang menggunakan manajemen seperti perbankan. Dengan kata lain,
pihak penyetor merupakan masyarakat yang nantinya akan diberi buku tabungan, lalu menabung
sampah di bank sampah tersebut. Sampah yang ditabung nantinya akan dikalkulasi menjadi uang
yang bisa ditarik oleh pihak penyetor. Sistem pertukarang sampah tidak hanya menggunakan
uang untuk pengganti sampah yang disetor. Namun juga dapat digantikan dengan menggunakan
sembako, seperti beras, minyak goreng, dll. Cara kerjanya pun sama, sampah yang ditabung
nantinya akan dikalkulasi di buku tabungan, lalu suatu saat bisa ditukarkan dengan sembako.
Dimana nantinya sebelum melakukan penukaran sampah masyarakat akan melakukan pemilahan
sampah ditingkat rumah tangga kemudian disetor kepada kelompok bank sampah agar
memperoleh penghasilan dari sampah rumah tangga. Kelompok bank sampah akan mengelola
sampah yang diterima dari masyarakat untuk dikelola dan diolah menjadi berbagai macam
produk kerajinan. Untuk sampah organik sampah tersebut dapat dikelola menjadi pupuk-pupuk
organik yang dapat dimanfaatkan dibidang pertanian seperti pembuatan MOL, Pestisida Nabati,
POC, dan Kompos. Untuk sampah anorganik dapat dikumpulkan dan dijual kepada pengepul
sampah.
B. Tujuan Kegiatan
1. Mendukung partisipatisi masyarakat dalam pengelolaan, perlindungan dan
pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
2. Mendukung dan meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dalam
pengelolaan sampah
3. Meningkatkan pemanfaatan sampah menjadi nilai ekonomi melalui bank
sampah
2. Buku Administrasi
Pengelola bank sampah harus memiliki buku administrasi yang lengkap. Buku yang harus
dimiliki tersebut adalah buku tabungan khusus untuk anggota, daftar anggota, buku induk besar
keuangan bank sampah, buku rekapan penyetoran anggota dan yang terakhir adalah buku yang
berisi daftar hadir anggota yang menyetorkan sampah.
5. Memilah Sampah
Jika anggota yang menyetorkan sampahnya belum memilah sampah tersebut petugas harus
memilah sampahnya sesuai dengan jenis sampah tersebut. Misalnya saja mencampurkan sampah
plastik dengan plastik lainnya. Sebaiknya petugas juga memberikan instruksi kepada anggota
sebelum disetorkan ke bank sampah harus dipilah terlebih dahulu.
6. Penimbangan
Sampah yang disetorkan harus ditimbang oleh petugas sesuai dengan jenisnya. Hal ini
berguna untuk menghitung berat sampah berdasarkan jenisnya dengan akurat sebab harganya
pun berbeda. Setelah ditimbang hasilnya akan dicatat oleh petugas di dalam catatan kecil
kemudian diserahkan kepada anggota.
7. Tabungan
Anggota yang sudah mendapatkan catatan harus menyetorkannya pada petugas khusus
tabungan. Pencatatannya di dalam buku induk bank sampah.
8. Dijual ke Pengepul
Sampah yang sudah disetorkan oleh anggota akan dimasukkan ke dalam wadah besar barulah
kemudian jika sudah banyak akan diambil oleh pengepul untuk dijadikan sebagai berbagai
macam barang daur ulang sampah yang menarik dan unik.
F. Penutup
Demikian proposal ini dibuat agar dapat dimanfaatkan di laksanakan kegiatan
pengelolaan sampah melalui bank sampah
Cici Ariska