Anda di halaman 1dari 58

PELUANG PENGELOLAAN

SAMPAH
PROGRAM 3 R (Reuse, Reduce, Recycle)
DENGAN MANAJEMEN BANK SAMPAH

“MENYULAP SAMPAH MENJADI BERKAH”


NAMA : ADITYA

TTL : JAKARTA, 15.05.1987

AGAMA : ISLAM

JABATAN : - DINAS KESEHATAN KAB.SUKABUMI


- UPTD PUSKESMAS NAGRAK KEC.NAGRAK KAB. SUKABUMI
- ANGGOTA HAKLI KAB.SUKABUMI
- FORUM SILATURAHMI KABUPATEN SUKABUMI SEHAT

PRESTASI : - PENGHARGAAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SE-DUNIA 2012


- JUARA 1 INOVASI PRAKARSA TINGKAT PROPINSI JABAR 2013
- JUARA 1 NASIONAL TENTANG KEMANDIRIAN BANK SAMPAH BERBASIS
POSYANDU 2015

NO.HP : 085797067130
Sampah disungai men
yebabkan
I. LATAR BELAKANG Pendangkalan, Banjir,
Penyakit, dll
A. KONDISI SAMPAH YANG
MEMPRIHATINKAN

h di Jalan
a
Tumpukan Sampah Sa m p

Tumpukan Sampah dimana-mana


menyebabkan polusi Bau, Kotor dan sarang
Sampah di Bakar Polusi Udara Penyakit.INI AKIBAT PERBUATAN KITA SENDIRI
3
B. Adanya UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
PP No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga, Permen LH No.
13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui
Bank Sampah

Perbandingan pola lama dan baru

Pola
lama

4
DAMPAK LINGKUNGAN KOTOR
Hu…..BAU
SAMPAH

Papa tanggung
jawab !!!

Ayo..kamu
yang mulai

PENYAKIT BERTEBARAN
Stress
 WARGANYA RAWAN STRESS sampah 5
HARUS ADA PERUBAHAN DALAM
MENGELOLA PERSAMPAHAN

1. BERANI HAL BARU/TEROBOSAN


2. KREATIF, SMART
3.DUKUNGAN DARI PEMERINTAH,SWASTA DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
4. KOMITMEN
Jadi….. Apa yang harus dilakukan yaaaa…*

*
Insya Allah permasalahan diatas dengan
Program 3 R Dapat Terwujud
Melalui Gerakan Bank Sampah
TUJUAN

A. Meningkatnya wawasan masyarakat dalam pengelolaan sampah


agar terciptanya lingkungan sehat serta Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).

B. Berkembangnya upaya pengelolaan sampah yang bersumberdaya


masyarakat yang menghasilkan nilai ekonomi.

C. Menjalin kerjasama dan komitmen antara pemerintah, sektor swasta


dan masyarakat secara sinergis dalam upaya pengelolaan sampah
Lingkungan Bersih dan Prilaku Hidup Sehat
KEUNGGULAN BANK SAMPAH
BANK SAMPAH TINGKAT RT/RW
1. Stimulan membuat MCK,JAGA,CTPS
dan Tong sampah.
2. Untuk kebersihan Lingkungan & PHBS
3. PMT Posyandu berupa Kacang hijau
4. Berobat Ke Puskesmas
5. Jalan-jalan & SHU

BANK SAMPAH TINGKAT POSYANDU


6. Tabulin dan Dasolin mengurangi AKI AKB
7. PMT dan Garam Yodium
8. Stimulan JAGA dan Tong sampah

BANK SAMPAH TINGKAT SEKOLAH


9. Iuran Seragam
10. Membeli Peralatan meja dan Kursi
11. Jalan-jalan & SHU
PROSES TERBENTUKNYA
BANK SAMPAH
1. Sosialisasi kepada kader posyandu, Aparat Desa & masyarakat
2. Pembentukan kepengurusan Bank Sampah
3. Kesepahaman dan Kesepakatan
4. Menggerakkan kader posyandu/Masyarakat untuk memilah
sampah rumah tangga dan mengumpulkan sampah An-
organik untuk ditabung di Bank Sampah
5. Menyetorkan sampah An-organik Setiap bulan ke Bank
Sampah
6. Memberikan Buku Tabungan kepada Nasabah
7. Pencatatan dan Pelaporan
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
BERBASIS MASYARAKAT DI POSYANDU ( 3 R )

 Pemberdayaan Masyarakat
untuk Perubahan Perilaku
dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dengan
Metode Pemicuan.
Pemanfaatan utk
Penghijauan

Pemilahan
Sampah RT.

Daur Ulang
Sampah RT.
(Pengomposan) Penumpukan
Kompos

Pengemasan Pemantauan
kompos Pengayakan Pembalikan suhu
JUMLAH NASABAH & SAMPAH TERAMBIL
1. Bank Sampah yang ada di Kabupaten Sukabumi terdiri dari :
2. Sampai Bulan Januari 2014 terdapat :
* 12 Unit Masyarakat,RT,RW (yang Aktif 80 %)
* 5 Unit PAUD, Sekolah (yang aktif 70 %)
* 4 Instansi (Aktif)
Jumlah Nasabah Total sebesar 1.220. Nasabah.
3. Jumlah Sampah yang Terambil sampai Bulan Feb 2014 adalah :
* Rata-Rata Perminggu + 2 Ton Dari Nasabah
* Jumlah Total Rata- Rata Perbulan + 8 Ton.
* Jumlah Total Transaksi Rata-Rata Perminggu + Rp. 500rb – 1,5jt.
* Jumlah Total Transaksi Uang sampai Bulan Maret 2014
sebesar Rp. 21.000.000,- lebih.

30
DAMPAK Bank Sampah setelah Berjalan satu tahun
• Aspek Lingkungan, sebagian kelompok sudah berubah perilakunya
terkait dengan sampah, tidak membuang sampah an-organiknya ke tong
sampah tetap dipilah dan ditabung ke Bank Sampah, ada juga kelompok
yang dekat sungai yang dulunya banyak sampah sekarang sudah bersih
dari sampah, dan saat ini sudah terbentuk image yang dulunnya orang
malu mengambil sampah di jalan dan memilah sampah, sekarang
masyarakat yang terbentuk dalam kelompok binaan Bank Sampah
merasa bangga dengan mengambil, mengumpulkan dan memilah
sampah karena ada manfaatnya serta menghasilkan uang dengan
ditabung di Bank Sampah. Selain itu keberhasilan kelompok dalam
mengelola sampah telah mengispirasi masyarakat sekitarnya untuk
bergabung dalam Bank Sampah atau membentuk kelompok binaan.

• Aspek Sosial, sebagian sudah terbentuk komunitas baru dimasyarakat


yang tergabung dalam keompok binaan Bank Sampah terutama pada
saat penimbangan sampah anggota ke pengurus kelompok dan
terbentuk juga rasa kepedulian lingkungan pada saat arisan, pertemuan
PKK, dll dengan mengambil sampah dan memilah sampah dari kegiatan
tersebut.
31
• Aspek Pendidikan, sebagian besar kelompok binaan Bank Sampah
sudah mendapat pemahaman pendidikan lingkungan yang diteruskan
ke anggotanya, yaitu betapa penting arti mengelola sampah, karena
sampah kalo tidak dikelola akan mendatangkan petaka/masalah,
tetapi kalo dikelola dengan baik dan benar mendatangkan manfaat
dari aspek lingkungan maupun ekonomi. Sehingga diharapakan Bank
sampah ini sebagai embrio untuk pengelolaan sampah ramah
lingkungan secara berkelanjutan.

• Aspek Pemberdayaan, yaitu pemberdayaan di semua unsur


ditingkat keluarga (bapak/ibu, anak-anak) sampai di tingkat
lingkungan RT/RW dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Sehingga memberikan suatu kekuatan didalam melawan sampah
yang tidak terkelola pada masyarakat yang tidak peduli tentang
sampah.

• Aspek Ekonomi Kerakyatan, yaitu pemberdayaan pada sistem


menabung sampah dan menambah lapangan kerja baru dan
pendapatan akibat dari pengelolaan sampah rumah tangga dan
terdapat kemitraan mesin pencacah plastik yang danahnya diarahkan
mendapat dari bantuan dana hibah Kelurahan. 32
IV. HAMBATAN PELAKSANAAN BANK SAMPAH
1. Kesadaran Masyarakat Untuk memilah sampah supaya
mempunyai nilai ekonomis masih rendah, apalagi di Bank
Sampah jenis sampah yang harus terpilah, karena :
 Membutuhkan waktu yang lama
 Belum terbiasa memilah dan perlu pendampingan.
Sampah mempunyai nilai ekonomis karena terpilah dan
apabila tidak terpilah kembali lagi menjadi sampah.

33
2. Nilai rupiah sampah rendah dan sebagian masyarakat hanya
menilai dari segi ekonomis saja, sehingga untuk golongan
ekonomi menengah keatas yang menjadi nasabah Bank
Sampah masih minim.
 Berdasarkan data di Bank sampah yaitu dari 12 unit Bank Sampah pada
kelompok masyarakat, hampir 80 % besar berada pada status ekonomi
menengah kebawah.
 Status ekonomi menengah keatas kesulitan untuk melaksanakan kegiatan
bank sampah secara berkelompok atau membentuk unit, tetapi mereka
lebih cenderung secara individu yang sampahnya langsung dibawa ke
Bank sampah dengan menggunakan mobilnya.

34
3. Keberadaan untuk tempat/gudang sampah yang ada di unit-
unit Bank Sampah masih belum memadai yang sebagian
menggunakan garasi/teras rumah, Posyandu, kantor RW, Pos
Kampling, bangunan kosong, dls.
Gudang sampah adalah prasarana yang wajib harus ada dan mempunyai
peranan vital untuk menjaga kualitas sampah.

Gudang di Pos Kampling

35
4. Harga sampah yang fluktuatif berdasarkan harga pasar.
 Ditentukan atas permintaan bahan baku dari
sampah oleh perusahaan2 baik luar negeri dan dalam
negeri.
 Imfor sampah masuk di Indonesia.
5. Persaingan antar lapak yang tidak sehat karena kegiatan
lapak murni bisnis, sehingga Bank Sampah kedudukannya
minimal harus sama dengan lapak/pengepul dalam hal
pembelian sampah tetapi tujuan tidak murni bisnis.
 Sebagian nasabah yang sudah mengerti harga sampah akan
membandingkan harga sampah di bank sampah dengan harga di
lapak sekitarnya.
 Lapak hanya menjual barang-barang yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi seperti logam, karton/kardus, botol aqua, dll,
sehingga berdasarkan pengalaman di Bank Sampah
kadangkalanya sampah yang dijual ke Bank Sampah mempunyai
nilai ekonomis rendah seperti kresek, botol, kaca, dls, sedangkan
yang bernilai tingggi kepada lapak, sehingga harga sampah di bank 36
6. Pengetahuan sampah yang bernilai ekonomis
masih dirahasiakan oleh sebagian besar
lapak/pengepul.
 Jenis sampah tertentu yang mempunyai nilai tinggi
kadangkalanya disamakan dengan sampah yang
mempunyai nilai rendah, seperti bak warna, blowing
disamakan dengan plastik keras.
 Adanya persaingan bisnis antar lapak, sehingga untuk
kegiatan bank sampah oleh lapak dianggap pesaing
baru, sehingga bank sampah harus mempunyai
segmen baru yang tidak sama dengan lapak.
 Untuk bank sampah yang bekerjasama dengan lapak,
apabila bank sampah tidak paham harga tiap jenis
sampah, maka harga sampah diberi harga murah.
37
7. Belum adanya pemahaman yang sama antar
masyarakat, tokoh – tokoh masyarakat dan
pemerintah terutama pada tingkat kelurahan terkait
dengan manfaat dari bank sampah.
 Masih adanya pemahaman bank sampah sama
dengan pekerjaan lapak atau pemulung.
 Merupakan pekerjaan hina atau rendahan.
 Anggapan sebagian masyarakat, bahwa kegiatan
apapun yang ada hubugannya dengan sampah
pasti bau termasuk kegiatan bank sampah.

38
V. TANTANGAN PELAKSANAAN BANK SAMPAH
1. Adanya teknologi persampahan yang mempunyai
nilai ekonomis lebih tinggi untuk menjaga
kestabilan harga dan memotivasi nasabahnya
dengan menghargai sampahnya lebih tinggi.
2. Manfaat dari Bank Sampah secara tidak langsung
merubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih
dan sehat.
3. Peran dan dukungan dari Pemerintah terkait
dengan sosialisasi dan dana hibah serta Swasta
pada CSR nya membantu dalam pengembangan
Bank Sampah.
39
4. Ilmu persampahan yang dulunya hanya
dimiliki oleh sebagian kecil orang yang
murni untuk bisnis, maka keberadaan
Bank Sampah membuka ilmu
persampahan ini untuk masyarakat, baik
secara ekonomi maupun lingkungan.
5. Bank Sampah menerima hampir 90 %
jenis sampah An-organik (saat ini masih 70
jenis) yang berbeda dengan lapak hanya
jenis sampah tertentu (antara 5 sampai 10
jenis).
40
ALAMAT KANTOR

Jl. Raya Sinagar No.56 Desa Nagrak Utara Kec. Nagrak Kab. Sukabumi
Telp. 085693784707 email : aditya.banksampah@yahoo.co.id

MARI BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA SEJAK DINI

“ KEBERSIHAN SEBAGIAN DARIPADA IMAN “


42
PERMASALAHAN (-)

POTENSI (+)

PENDEKATAN

SAMPAH BUKAN BAHAN BUANGAN TAPI MATERIAL YANG


DAPAT DIDAUR ULANG MENJADI PUPUK ORGANIK ( DARI
SAMPAH BASAH ) DAN BARANG LAINNYA YANG BERNILAI
EKONOMI (DARI SAMPAH KERING )
SOSIALISASI BANK SAMPAH
DOKUMENTASI KEGIATAN BANK SAMPAH
“POSYANDU MEMBAWA SAMPAH”
LABORATURIUM ORGANIK
SWALAYAN BANK SAMPAH
TEMPAT
KASIR,TELLER DAN COSTUMER SERVICE
Teknologi Lubang
Resapan Biopori
10-30 cm

Sampah
Organik

80-100 cm
Biopori

Proses
Pengomposan
Contoh – contoh penempatan lubang biopori
BUKU TABUNGAN &
UCAPAN TERIMA KASIH

UCAPAN TERIMA KASIH


Kesehatan bukan segalanya tapi tanpa
kesehatan segalanya tak ada artinya

Anda mungkin juga menyukai