Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai sampah organic dan anorganik. Kedua jenis sampah ini dapat dimanfaatkan. Sampah organic dapat diurai dengan mudah seperti daun yang sudah kering bisa menjadi bahan untuk pupuk. Sedangkan jenis yang anorganik, sampah ini biasa merugikan lingkungan dan organisme, karena sampah anorganik tidak mudah diurai dengan waktu yang sebentar. Hal ini merupakan asal usul atau sebab terciptanya Bank Sampah. Bank sampah merupakan tempat Pengumpulan dan Pemilahan Sampah yang dapat didaur Ulang dan di daur ulang yang memiliki nilai Ekonomis, yang dicatat atau dibukukan dalam bentuk buku Tabungan. Bank sampah juga dapat disebut social enterprise. Sampah yang identik dengan anggapan negatif, sehingga didirikannya Bank Sampah adalah bagaimana membalikan Persepsi sampah yang identik dengan image negatif menjadi image positif. Sampah yang selalu kita kenal adalah benda yang kotor, berpotensi membawa penyakit atau virus, tempat bersarang nyamuk, dan hal buruk lain, serta sampah juga menjadi barang yang harus ditekan produksinya. Hal lainnya juga adalah sampah yang tidak ramah lingkungan harus ditekan dengan re- use, re-cycle, re-duce yang telah diprogramkan oleh Pemerintah dan juga telah kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya dalam menciptakan lingkungan yang sehat, salah satunya dengan mengolah sampah rumah tangga. Dengan mengolah sampah rumah tangga, dari lingkungan terkecil yaitu keluarga maka akan dapat mengantisipasi timbulnya penyakit atau virus yang berbasis lingkungan. Sistem pengelolaan sampah di bank sampah sesuai dengan peraturan Undang-Undang no 18 Tahun 2008, bahwa dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenisnya dengan cara pengurangan sampah, dan penanganan sampah, sistem pengelolaan sampah dengan menabung di bank sampah, menekankan juga pentingnya menggerakan masyarakat agar tahu dan mau berpartisipasi secara aktif dalam mengelola sampah rumah tangga. Dalam sistem pengelolaan sampah dengan menabung di bank sampah ini, diperlukan partisipasi masyarakat. Dengan memberdayakan masyarakat maka sistem pengelolaan ini dapat berdiri secara mandiri tanpa bergantung kepada bantuan luar, serta kemandirian masyarakat dapat terwujud. Selain memberdayakan masyarakat, dalam upaya mewujudkan sistem pengelolaan sampah diperlukan juga upaya memberdayakan keluarga. Beberapa prinsip dalam pemberdayaan masyarakat adalah menumbuh kembangkan potensi masyarakat, kontribusi masyarakat dalam pembangunan masyarakat, mengembangkan gotong royong, bekerjasama dengan masyarakat, kemitraan dengan organisasi di masyarakat, desentralisasi. Adanya bank sampah bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, Bank Sampah mampu merubah perilaku masyarakat melalui pemberian pemahaman baru dalam pemanfaatan sampah. Masyarakat diajarakan bagaimana cara memilah sampah, untuk kemudian dikumpulkan dan disetor ke Bank Sampah yang nantinya akan dikonversi menjadi tabungan masyarakat. Dengan dukungan oleh struktur sumber daya yang baik dan bekerja untuk kepentingan social. Sudah saatnya kita berubah ,memandang sampah punya nilai guna dan manfaat sehingga tidak layak dibuang percuma Tentunya akan sangat berbeda begitu Masyarakat mendengar akan Bank Sampah. Keberadaan Bank Sampah ,akan membuat persepsi tentang sampah akan berbeda, dengan System Pendekatan Tabungan sampah di bank sampah. Dengan sistem ini, masyarakat akan mendapatkan banyak keuntungan. Antara lain, cakupan layanan yang sangat luas bahkan kita dapat mengatur seberapa luas wilayah pelayanannya..Hal lain yang membedakan sistem ini dengan sistem lainnya adalah adanya mekanisme pengelolaan sampah dengan menabung. Menabung di Bank Sampah dengan menyetor Sampah merupakan salah satu upaya merubah Pola pikir . mindset Masyarakat tentang Sampah, Sampah menjadi mempunyai nilai ekonomis.
B. Mekanisme Bank Sampah
Mekanisme dalam menabung sampah di bank sampah ada dua, yaitu menabung sampah secara individual dan menabung sampah secara komunal. Mekanisme menabung sampah secara individual, warga memilah sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dari rumah dan secara berkala ditabung ke bank sampah, sedangkan mekanisme menabung sampah secara komunal, warga memilah sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dari rumah dan secara berkala ditabung di TPS (Tempat Penampungan Sementara) yang ada di tiap RT atau kelompok masyarakat (POKMAS), kemudian petugas bank sampah mengambil sampah di tiap TPS. C. Konsep Bank Sampah Konsep yang diterapkan di bank sampah adalah : 1. Mengurangi sampah Mengurangi jumlah sampah dapat dilakukan dengan cara meminimalkan penggunaan tas plastik, ketika berbelanja membiasakan membawa tas belanja dari rumah, menggunakan sapu tangan / lap kain. 2. Memilah sampah Memilah sampah yang terdiri dari sampah organik (sisa makanan, dedaunan), anorganik (kertas, plastik, botol atau kaleng), sampah plastik kemasan, dan sampah yang tidak laku dijual. 3. Memanfaatkan sampah Memanfaatkan sampah dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan halaman balik kertas yang masih kosong, memanfaatkan kertas bekas untuk amplop, memanfaatkan kaleng bekas untuk pot bunga, memanfaatkan sisa makanan atau sayuran untuk makanan ternak. 4. Mendaur ulang sampah Sampah kemasan / bungkus bekas dapat menjadi aneka kerajinan, mengolah sampah kertas menjadi kertas daur ulang atau kerajinan, mengolah sampah organik menjadi kompos, mengolah kotoran ternak menjadi pupuk, mengolah daun kering dan ranting tanaman menjadi briket bioarang. 5. Menabung sampah Sampah dipilah dari sumbernya, kemudian disetorkan ke bank sampah. Penabung sampah baik warga secara individual maupun kelompok yang menjadi anggota penabung sampah dibuktikan dengan adanya kepemilikan nomor rekening, dan buku tabungan sampah, serta berhak atas hasil tabungan sampahnya. D. Organisasi Bank Sampah Pengurus adalah pengelola system bank sampah dari wilayah hasil dari kesepakatan fasilitator dan juga beberapa pihak. Tugas dan tanggung jawab pengurus bank sampah adalah : 1. Menjalankan mekanisme system bank sampah sesuai dengan prosedur dan keseragaman pelaksanaan. 2. Meningkatkan kondisi wilayah di 6 PILAR POKOK (Pilar Sosial, Pilar Lingkungan, Pilar Kesehatan, Pilar Pendidikan, Pilar Ekonomi dan Pilar Informasi dan Teknologi). 3. Menjamin kesejahteraan pengurus bank sampah dan juga kenyamanan nasabah 4. Melaporkan pada pihak pendamping dalah hal pelaksanaan kegiatan 5. Mengatur secara tersendiri aturan dan cara kerja PBS. Bagian-bagian pelaksanaan dan juga kinerja pengurus adalah sebagai berikut : 1. Manager Bank Sampah : adalah Fasilitator atau Kader lingkungan yang memiliki pengetahuan tentang green and clean, cekatan dan ulet memantau kondisi bank sampah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah memberi dan mengeluarkan kebijakan untuk pengembangan bank sampah dalam rapat pengurus 2. Bendahara Bank Sampah : adalah kader lingkungan yang memiliki pengetahuan tentang arus keuangan dan dapat diberi amanah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah mengetahui arus keuangan dan pelaporan keuangan 3. Divisi pencatatan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan pencatatan secara sistematis dan rapi. Tugas dan tanggung jawabnya adalah pencatatan kegiatan, agenda dan membantu langsung bendahara. 4. Divisi penimbangan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam menimbang dan membagi jenis-jenis sampah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan pemilahan dan penimbangan sampah yang ada di bank sampah. 5. Divisi pengepakan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan pengepak dan mengemas sampah sesuia dengan jenis serta kelompoknya. Tugas dan tanggung jawabnya adalah meminimalisir penumpukan sampah yang berhamburan pada waktu yang lama, menjaga keamanan dan penyusutan sampah yang ada. 6. Divisi umum: adalah kader lingkungan yang memiliki waktu banyak untuk membantu para pengurus dalam kinerja jika diperluka. Contoh struktur organisasi Bank Sampah :
E. Aspek pengelolaan Bank Sampah
1. Aspek Keagamaan yang ditunjang Budaya. 2. Aspek Lingkungan 3. Aspek Sosial 4. Aspek Pendidikan 5. Aspek Pemberdaya 6. Aspek Ekonomi Kerakyatan F. Manfaat Bank Sampah Menabung di Bank Sampah Tak hanya itu, dampak bagi kesehatan dan dampak terhadap sosial ekonomi dapat kita rasakan terlebih lagi manfaat terhadap pendidikan. Dari sini dapat dilihat bahwa sistem pengelolaan sampah dengan menabung di bank sampah memiliki manfaat yang lebih banyak dibandingkan sistem pengelolaan sampah yang konvensional. 1. Manfaat Bank Sampah terhadap lingkungan masyarakat Manfaat Bank Sampah adalah mengurangi jumlah sampah di lingkungan masyarakat, menambah penghasilan bagi masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dan memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai lingkungan hidup. Masyarakat juga bisa membuka lowongan pekerjaan dengan adanya bank sampah. Sampah bisa di daur ulang menjadi pernak pernik yang cantik dan berguna, seperti tas, kotak tissue, dompet, sandal dan lain-lain. Gambar dibawah ini merupakan hasil dari sampah anorganik yang berubah menjadi tas cantik.
2. Manfaatn Bank Sampah di sekolah
Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial, beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang sekolah menggunakan sampah. Siswa lebih mencintai lingkungan, halaman sekolah akan terlihat rapih, bersih dan sehat, karena siswa tidak membuang sampah sembarangan, melainkan mereka tabung untuk mendapatkan beberapa uang jajan, sehingga tidak sering meminta uang kepada orangtua. tau uangnya tetap ditabungin.
G. Bank Sampah di Indonesia
UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul – angkut – buang menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram. Namun kegiatan 3R ini masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui pengembangan Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. Pembangunan bank sampah ini harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah,karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia. Disamping itu peran Bank Sampah menjadi penting dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang mewajibkan produsen melakukan kegiatan 3R dengan cara menghasilkan produk dengan menggunakan kemasan yang mudah diurai oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, menggunakan bahan baku produksi yang dapat didaur ulang dan diguna ulang dan/atau menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk untuk didaur ulang dan diguna ulang. Bank Sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Sehingga sebagian tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah juga menjadi tanggungjawab pelaku usaha. Dengan menerapkan pola ini diharapkan volume sampah yang dibuang ke TPA berkurang. Penerapan prinsip 3R sedekat mungkin dengan sumber sampah juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah secara terintegrasi dan menyeluruh sehinga tujuan akhir kebijakan Pengelolaan Sampah Indonesia dapat dilaksanakan dengan baik. Laporan Bank Sampah