Anda di halaman 1dari 8

BANK SAMPAH TERINTEGRASI BERBASIS EDUKASI

A. Pengertian Bank Sampah


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Berdasarkan sifatnya sampah dapat
digolongkan sebagai sampah organic dan anorganik. Kedua jenis sampah ini dapat
dimanfaatkan. Sampah organic dapat diurai dengan mudah seperti daun yang sudah
kering bisa menjadi bahan untuk pupuk. Sedangkan jenis yang anorganik, sampah ini
biasa merugikan lingkungan dan organisme, karena sampah anorganik tidak mudah
diurai dengan waktu yang sebentar. Hal ini merupakan asal usul atau sebab
terciptanya Bank Sampah.
Bank sampah merupakan tempat Pengumpulan dan Pemilahan Sampah yang
dapat didaur Ulang dan di daur ulang yang memiliki nilai Ekonomis, yang dicatat atau
dibukukan dalam bentuk buku Tabungan. Bank sampah juga dapat disebut social
enterprise. Sampah yang identik dengan anggapan negatif, sehingga didirikannya
Bank Sampah adalah bagaimana membalikan Persepsi sampah yang identik dengan
image negatif menjadi image positif. Sampah yang selalu kita kenal adalah benda
yang kotor, berpotensi membawa penyakit atau virus, tempat bersarang nyamuk, dan
hal buruk lain, serta sampah juga menjadi barang yang harus ditekan produksinya. Hal
lainnya juga adalah sampah yang tidak ramah lingkungan harus ditekan dengan re-
use, re-cycle, re-duce yang telah diprogramkan oleh Pemerintah dan juga telah kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya dalam menciptakan lingkungan yang sehat, salah satunya dengan
mengolah sampah rumah tangga. Dengan mengolah sampah rumah tangga, dari
lingkungan terkecil yaitu keluarga maka akan dapat mengantisipasi timbulnya
penyakit atau virus yang berbasis lingkungan. Sistem pengelolaan sampah di bank
sampah sesuai dengan peraturan Undang-Undang no 18 Tahun 2008, bahwa dalam
penyelenggaraan pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenisnya dengan cara
pengurangan sampah, dan penanganan sampah, sistem pengelolaan sampah dengan
menabung di bank sampah, menekankan juga pentingnya menggerakan masyarakat
agar tahu dan mau berpartisipasi secara aktif dalam mengelola sampah rumah tangga.
Dalam sistem pengelolaan sampah dengan menabung di bank sampah ini,
diperlukan partisipasi masyarakat. Dengan memberdayakan masyarakat maka sistem
pengelolaan ini dapat berdiri secara mandiri tanpa bergantung kepada bantuan luar,
serta kemandirian masyarakat dapat terwujud. Selain memberdayakan masyarakat,
dalam upaya mewujudkan sistem pengelolaan sampah diperlukan juga upaya
memberdayakan keluarga. Beberapa prinsip dalam pemberdayaan masyarakat adalah
menumbuh kembangkan potensi masyarakat, kontribusi masyarakat dalam
pembangunan masyarakat, mengembangkan gotong royong, bekerjasama dengan
masyarakat, kemitraan dengan organisasi di masyarakat, desentralisasi.
Adanya bank sampah bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, Bank Sampah
mampu merubah perilaku masyarakat melalui pemberian pemahaman baru dalam
pemanfaatan sampah. Masyarakat diajarakan bagaimana cara memilah sampah, untuk
kemudian dikumpulkan dan disetor ke Bank Sampah yang nantinya akan dikonversi
menjadi tabungan masyarakat. Dengan dukungan oleh struktur sumber daya yang baik
dan bekerja untuk kepentingan social. Sudah saatnya kita berubah ,memandang
sampah punya nilai guna dan manfaat sehingga tidak layak dibuang percuma
Tentunya akan sangat berbeda begitu Masyarakat mendengar akan Bank
Sampah. Keberadaan Bank Sampah ,akan membuat persepsi tentang sampah akan
berbeda, dengan System Pendekatan Tabungan sampah di bank sampah. Dengan
sistem ini, masyarakat akan mendapatkan banyak keuntungan. Antara lain, cakupan
layanan yang sangat luas bahkan kita dapat mengatur seberapa luas wilayah
pelayanannya..Hal lain yang membedakan sistem ini dengan sistem lainnya adalah
adanya mekanisme pengelolaan sampah dengan menabung. Menabung di Bank
Sampah dengan menyetor Sampah merupakan salah satu upaya merubah Pola pikir .
mindset Masyarakat tentang Sampah, Sampah menjadi mempunyai nilai ekonomis.

B. Mekanisme Bank Sampah


Mekanisme dalam menabung sampah di bank sampah ada dua, yaitu
menabung sampah secara individual dan menabung sampah secara komunal.
Mekanisme menabung sampah secara individual, warga memilah sampah kertas,
plastik, kaleng/botol, dari rumah dan secara berkala ditabung ke bank sampah,
sedangkan mekanisme menabung sampah secara komunal, warga memilah sampah
kertas, plastik, kaleng/botol, dari rumah dan secara berkala ditabung di TPS (Tempat
Penampungan Sementara) yang ada di tiap RT atau kelompok masyarakat
(POKMAS), kemudian petugas bank sampah mengambil sampah di tiap TPS.
C. Konsep Bank Sampah
Konsep yang diterapkan di bank sampah adalah :
1. Mengurangi sampah
Mengurangi jumlah sampah dapat dilakukan dengan cara meminimalkan
penggunaan tas plastik, ketika berbelanja membiasakan membawa tas belanja dari
rumah, menggunakan sapu tangan / lap kain.
2. Memilah sampah
Memilah sampah yang terdiri dari sampah organik (sisa makanan, dedaunan),
anorganik (kertas, plastik, botol atau kaleng), sampah plastik kemasan, dan
sampah yang tidak laku dijual.
3. Memanfaatkan sampah
Memanfaatkan sampah dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan halaman balik
kertas yang masih kosong, memanfaatkan kertas bekas untuk amplop,
memanfaatkan kaleng bekas untuk pot bunga, memanfaatkan sisa makanan atau
sayuran untuk makanan ternak.
4. Mendaur ulang sampah
Sampah kemasan / bungkus bekas dapat menjadi aneka kerajinan, mengolah
sampah kertas menjadi kertas daur ulang atau kerajinan, mengolah sampah
organik menjadi kompos, mengolah kotoran ternak menjadi pupuk, mengolah
daun kering dan ranting tanaman menjadi briket bioarang.
5. Menabung sampah
Sampah dipilah dari sumbernya, kemudian disetorkan ke bank sampah. Penabung
sampah baik warga secara individual maupun kelompok yang menjadi anggota
penabung sampah dibuktikan dengan adanya kepemilikan nomor rekening, dan
buku tabungan sampah, serta berhak atas hasil tabungan sampahnya.
D. Organisasi Bank Sampah
Pengurus adalah pengelola system bank sampah dari wilayah hasil dari
kesepakatan fasilitator dan juga beberapa pihak. Tugas dan tanggung jawab pengurus
bank sampah adalah :
1. Menjalankan mekanisme system bank sampah sesuai dengan prosedur dan
keseragaman pelaksanaan.
2. Meningkatkan kondisi wilayah di 6 PILAR POKOK (Pilar Sosial, Pilar
Lingkungan, Pilar Kesehatan, Pilar Pendidikan, Pilar Ekonomi dan Pilar Informasi
dan Teknologi).
3. Menjamin kesejahteraan pengurus bank sampah dan juga kenyamanan nasabah
4. Melaporkan pada pihak pendamping dalah hal pelaksanaan kegiatan
5. Mengatur secara tersendiri aturan dan cara kerja PBS.
Bagian-bagian pelaksanaan dan juga kinerja pengurus adalah sebagai berikut :
1. Manager Bank Sampah : adalah Fasilitator atau Kader lingkungan yang memiliki
pengetahuan tentang green and clean, cekatan dan ulet memantau kondisi bank
sampah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah memberi dan mengeluarkan
kebijakan untuk pengembangan bank sampah dalam rapat pengurus
2. Bendahara Bank Sampah : adalah kader lingkungan yang memiliki pengetahuan
tentang arus keuangan dan dapat diberi amanah. Tugas dan tanggung jawabnya
adalah mengetahui arus keuangan dan pelaporan keuangan
3. Divisi pencatatan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan pencatatan secara sistematis dan rapi. Tugas dan tanggung jawabnya
adalah pencatatan kegiatan, agenda dan membantu langsung bendahara.
4. Divisi penimbangan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan dalam menimbang dan membagi jenis-jenis sampah. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah melakukan pemilahan dan penimbangan sampah yang
ada di bank sampah.
5. Divisi pengepakan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan
pengepak dan mengemas sampah sesuia dengan jenis serta kelompoknya. Tugas
dan tanggung jawabnya adalah meminimalisir penumpukan sampah yang
berhamburan pada waktu yang lama, menjaga keamanan dan penyusutan sampah
yang ada.
6. Divisi umum: adalah kader lingkungan yang memiliki waktu banyak untuk
membantu para pengurus dalam kinerja jika diperluka.
Contoh struktur organisasi Bank Sampah :

E. Aspek pengelolaan Bank Sampah


1. Aspek Keagamaan yang ditunjang Budaya.
2. Aspek Lingkungan
3. Aspek Sosial
4. Aspek Pendidikan
5. Aspek Pemberdaya
6. Aspek Ekonomi Kerakyatan
F. Manfaat Bank Sampah
Menabung di Bank Sampah Tak hanya itu, dampak bagi kesehatan dan
dampak terhadap sosial ekonomi dapat kita rasakan terlebih lagi manfaat terhadap
pendidikan. Dari sini dapat dilihat bahwa sistem pengelolaan sampah dengan
menabung di bank sampah memiliki manfaat yang lebih banyak dibandingkan sistem
pengelolaan sampah yang konvensional.
1. Manfaat Bank Sampah terhadap lingkungan masyarakat
Manfaat Bank Sampah adalah mengurangi jumlah sampah di lingkungan
masyarakat, menambah penghasilan bagi masyarakat, menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat dan memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya
menjaga dan menghargai lingkungan hidup. Masyarakat juga bisa membuka
lowongan pekerjaan dengan adanya bank sampah. Sampah bisa di daur ulang
menjadi pernak pernik yang cantik dan berguna, seperti tas, kotak tissue, dompet,
sandal dan lain-lain. Gambar dibawah ini merupakan hasil dari sampah anorganik
yang berubah menjadi tas cantik.

2. Manfaatn Bank Sampah di sekolah


Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung dalam hal
finansial, beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang sekolah
menggunakan sampah. Siswa lebih mencintai lingkungan, halaman sekolah akan
terlihat rapih, bersih dan sehat, karena siswa tidak membuang sampah
sembarangan, melainkan mereka tabung untuk mendapatkan beberapa uang jajan,
sehingga tidak sering meminta uang kepada orangtua. tau uangnya tetap
ditabungin.

G. Bank Sampah di Indonesia


UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma
yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul – angkut –
buang menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan
penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan
masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan
kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali
sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R)
melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram.
Namun kegiatan 3R ini masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya
kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Salah satu solusi untuk mengatasi
masalah tersebut yaitu melalui pengembangan Bank Sampah yang merupakan
kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah
sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara
bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA.
Pembangunan bank sampah ini harus menjadi momentum awal membina kesadaran
kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan
sampah,karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan
sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia.
Disamping itu peran Bank Sampah menjadi penting dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang mewajibkan produsen
melakukan kegiatan 3R dengan cara menghasilkan produk dengan menggunakan
kemasan yang mudah diurai oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah
sesedikit mungkin, menggunakan bahan baku produksi yang dapat didaur ulang dan
diguna ulang dan/atau menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk
untuk didaur ulang dan diguna ulang.
Bank Sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk
produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Sehingga sebagian
tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah juga menjadi tanggungjawab
pelaku usaha. Dengan menerapkan pola ini diharapkan volume sampah yang dibuang
ke TPA berkurang. Penerapan prinsip 3R sedekat mungkin dengan sumber sampah
juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah secara terintegrasi dan
menyeluruh sehinga tujuan akhir kebijakan Pengelolaan Sampah Indonesia dapat
dilaksanakan dengan baik.
Laporan Bank Sampah

Ketua Pengelola
Bank Sampah Samsari

Tedianto, S.Pd, M.Si


NIP. 19690111 200501 1 010

Anda mungkin juga menyukai