Anda di halaman 1dari 5

Penulisan karangan formal, seperti makalah penelitian, tesis, atau karangan ilmiah lainnya, harus memenuhi beberapa persyaratan.

Persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, dan teknik penyajian. Secara teoritis, proses penulisan meliputi tiga tahap utama. Yaitu tahap prapenulisan, penulisan, dan revisi (Akhadiah,1988: 6). 5.1 Tahap Prapenulisan Pada tahap pra penulisan kita membuat perencanaan karangan. Cara merencanakan karangan (Akhadiah, 1988: 6), adalah : 5.1.1 Pemilihan Topik Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan dibuat. Dalam memilih topik, ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan, yaitu: a. Topik tersebut ada manfaatnya dan layak di bahas. Ada manfaatnya berarti bahwa bahasan topik itu akan memberikan manfaat kepada pembacanya dan sumbangan ke pada ilmu atau profesi yang ditekuni. Layak dibahas berarti bahwa topik itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai bidang yang di tekuni. b. Topik itu cukup menarik terutama bagi penulis. c. Topik itu dikuasai penulis d. Bahan yang diperlukan mudah diperoleh dan cukup memadai. e. Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. f. Aktual dan menarik untuk dibaca Adapun sumber topik (Wikipedia) antara lain : a. Pengalaman seseorang b. Hasil pengamatan c. Imajinasi Jika karangan yang kita buat berupa karya ilmiah, maka sumber harus berdasarkan fakta dan hasil pengamatan atau penelitian. 5.1.2. Pembatasan Topik Setelah berhasil memilih topik, maka yang selanjutnya perlu kita lakukan adalah membatasi topik tersebut. Proses pembatasan topik dapat dipermudah dengan cara membuat diagram jam atau diagram pohon (Akhadiah, 1988: 8). Contoh diagram jam gagasan pembatas gagasan pembatas gagasan pembatas gagasan gagasan pembatas pembatas gagasan pembatas gagasan pembatas gagasan pembatas Contoh diagram pohon Topik

gagasan pembatas gagasan pembatas gagasan pembatas gagasan gagasan gagasan pembatas pembatas pembatas 5.1.3. Judul Karangan Setelah diperoleh topik yang sesuai, maka topik tersebut harus dinyatakan dalam suatu judul karangan. Judul karangan adalah nama untuk suatu karangan (Akhadiah, 1988: 9). Dalam penentuan judul karangan, harus ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain : a. Harus sesuai dengan topik atau isi karangan b. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase, bukan dalam bentuk kalimat c. Judul karangan diusahakan sesingkat mungkin d. Judul harus dinyatakan dengan jelas; artinya, judul itu tidak dinyatakan dalam kata kiasan atau tidak mengandung kata bermakna ganda, kecuali dalam karya sastra. Dalam karangan fiksi biasanya judul karangan dapat ditentukan kemudian, artinya judul dapat ditentukan atau dibuat setelah karangan selesai. Dan dapat menggunakan bahasa yang menarik perhatian pembaca. Dan Jika untuk judul artikel koran atau majalah, judul biasanya dibuat singkat dan menarik. 5.1.4. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya. Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta membatasi karangan. Jika sebuah tulisan akan mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan, tujuan penulisan dapat dinyatakan dalam bentuk tesis. Tesis Kalimat yang memuat gagasan pokok atau pokok pikiran dari tulisan atau karangan disebut tesis. Jadi, sebuah tesis adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan (Akhadiah,1988: 11). Agar efektif, suatu tesis hendaknya utuh, terbatas dan tepat. Tesis yang terbatas akan mengarahkan pendekatan mana yang akan diambil dalam pembahasan selanjutnya. Dengan demikian, tesis akan membatasi sampai di mana pembahasan yang akan dilakukan. a. Menemukan tesis karangan Untuk menentukan tesis karangan, langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain : Menentukan topik karangan Membatasi topik dan catat beberapa gagasan yang membatasi topik tadi. Buat suatu pertanyaan yang berhubungan dengan gagasan tadi Kemukakan beberapa kalimat sebagai jawaban pertanyaan tadi Dari kalimat-kalimat tadi, pilihlah satu yang paling menarik, kalimat itulah yang akan menjadi tesis karangan. b. Menyusun tesis Setiap tesis mengandung gagasan pokok yang akan dikembangkan. Kata yang mengandung gagasan itu merupakan kata kunci. Sesuai gagasan yang akan dikembangkan, suatu tesis mungkin mengandung satu atau beberapa kata kunci. Tesis yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan (Akhadiah, 1988: 14), diantaranya adalah :

a. Tesis harus dapat mengendalikan dan mengarahkan penulis dalam mengarahkan karangan. b. Tesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat lengkap, tidak boleh dinyatakan dalam bentuk frase. c. Tesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, tidak boleh dalam bentuk kalimat pertanyaan. d. Bagian-bagian tesis harus saling berhubungan, tesis tidak boleh mengandung unsur-unsur yang tidak berkaitan e. Tesis harus terbatas, tidak boleh terlalu luas. f. Tesis tidak boleh mengandung ungkapan pendapat atau argumen g. Tesis harus menggunakan bahasa yang jelas h. Tesis tidak boleh dinyatakan dengan kata kiasan. 5.1.5 Pembuatan Kerangka Karangan (Outline) Kerangka karangan atau outline adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan tentang pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu karangan (Wikipedia). Adapun manfaat kerangka karangan (Wikipedia) adalah : Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis keluar dari sasaran yang telah dirumuskan dalam topik Menghindari timbulnya pembahasan Memperlihatkan bagian-bagian pokok dari karangan Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan Pada dasarnya bentuk kerangka karangan terbagi menjadi dua: Kerangka topik yaitu kerangka yang diungkapkan atau dibuat dengan frase. Contoh: Judul : Proses Penanaman Kelapa Sawit Kerangka Topik : I. Pembersihan Lahan II. Pembuatan Lubang Tanam II.1. Ukuran Lubang Tanam II.2. Jarak Antar Lubang III. Persemaian Bibit III.1. Lokasi Persemaian III.2. Cara Persemaian Bibit IV. Pemindahan Bibit ke Polibek V. Penanaman V.1. Waktu Penanaman V.2. Teknik Penanaman VI. Penyiraman dan Pemberian Pupuk Pertama VII. Perawatan Kerangka kalimat , merupakan kerangka yang diungkapkan dengan kalimat pendek. Judul : Proses Penanaman Kelapa Sawit Kerangka Kalimat : Proses penanaman kelapa sawit terdiri dari langkah-langkah berikut, yaitu: a. Membersihkan lahan b. Membuat lubang tanam

c. Menyemaikan bibit d. Memindahkan bibit ke polibek e. Melakukan penanaman f. Melakukan penyiraman dan pemupukan g. Merawat bibit yang telah ditanam 5.1.6. Bahan Penulisan Pada waktu memilih dan membatasi topik, penulis hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan. 5.1.7. Sumber Bahan Penulisan Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang di gunakan untuk mencapai tujuan penulisan (Wikipedia). Sumber Bahan penulisan (Wikipedia), antara lain : a. Bahan dari bacaan Bahan bacaan dari perpustakaan di bedakan menjadi tiga: Bahan bacaan yang memberikan gambaran umum tentang topik yang dipilh Bahan bacaan yang harus dibaca kritis dan mendalam Bahan bacaan tambahan sebagai pelengkap bahan-bahan yang sudah ada b. Pengamatan atau penelitian c. Wawancara dan angket Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data atau bahan dengan cara bertanya langsung kepada informan (narasumber) atau orang yang berwenang (Juanda, 2007: 77). Angket ialah cara pengumpulan data dengan menggunakan dafar pertanyaan yang telah disiapkan atau disusun sedemikian rupa sehingga responden tinggal mengisinya dengan cepat (Sudjana, 1986: 7). d. Kewenangan Pendapat yang dikemukakan oleh orang yang berwenang, juga dapat dijadikan bahan penulisan. 5.2 Tahap Penulisan Setelah menyelesaikan tahap prapenulisan, berarti kita telah siap untuk menulis sebuah karangan. Menulis sebuah karangan berarti bahwa mengembangkan ide-ide yang sudah tersusun secara sistematis yang terdapat pada kerangka karangan. Pada dasarnya struktur karangan terdiri atas tiga bagian yaitu, awal, isi, dan akhir. Awal karangan disebut juga dengan pendahuluan yang berfungsi untuk memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan kita (Suparno dan Yunus, 2007: 1.22). Isi karangan membahas tentang topik atau ide utama karangan, serta hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide tersebut seperti contoh, ilustrasi, informasi, bukti, atau alasan. Akhir karangan disebut juga penutup berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui rangkuman atau penekanan ide-ide penting (Suparno dan Yunus, 2007:1.23). Bagian ini berisi kesimpulan, dan dapat ditambah rekomendasi atau saran bila diperlukan. Pada saat mengembangkan setiap ide, kita dituntut untuk mengambil keputusan tentang kedalaman serta keluasan isi, jenis informasi yang disajikan, pola organisasi karangan termasuk didalamnya teknik pengembangan alinea, serta gaya dan cara pembahasan.Tetapi keputusan itu harus di selaraskan dengan topik, tujuan model karangan dan pembaca karangan (Suparno dan Yunus, 2007: 1.23).

Jika disaat kita menulis muncul ide-ide baru yang terasa lebih baik dan menarik dari pada ide semula yang telah kita tuangkan pada kerangka karangan, abaikan saja ide itu hingga karangan menjadi utuh, jangan langsung diperbaiki atau ditulis ulang. Bila takut lupa, sisipkan ide tersebut pada kerangka karangan. Setelah selesai atau ketika penyuntingan, kita dapat menambahkan ide tersebut sekaligus memperbaikinya. 5.1 Tahap Pascapenulisan Tahap pascapenulisan adalah tahap penyempurnaan karangan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan (editing) dan perbaikan(revisi). Penyuntingan merupakan pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pengembangan kalimat, pengembangan paragraph, gaya bahasa, serta pencatatan kepustakaan (Suparno dan Yunus, 2007: 1.24). Sedangkan revisi lebih mengarah kepada pemeriksaan dan perbaikan isi karangan. Tujuan adanya penyuntingan dan perbaikan adalah untuk menemukan atau memperoleh informasi tentang unsur-unsur karangan yang perlu di perbaiki atau disempurnakan. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh orang lain atau penulis itu sendiri. Langkah-langkah penyuntingan dan perbaikan karangan adalah sebagai berikut: a. Membaca seluruh karangan b. Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, diganti, ditambah atau disempurnakan. c. Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan. Ada empat aspek yang perlu diperhatikan saat melakukan penyuntingan dan perbaikan (Suparno dan Yunus, 2007: 3.38), yaitu: Aspek isi, yaitu menyangkut gagasan yang di kemukakan dalam karangan Aspek bahasa, mencakup ragam bahasa, diksi, dan kalimat efektif Aspek ejaan dan tanda baca Aspek teknik penulisan, yaitu berupa penggunaan margin (kiri, atas, kanan, bawah), teknik penomoran, teknik penulisan daftar pustaka, teknik pengutipan, dan teknik tampilan visual (tabel, organigram, diagram, gambar dan denah).

Anda mungkin juga menyukai