Anda di halaman 1dari 13

Makalah Bahasa Indonesia

Merencanakan Karangan dan Menyusun Karangan

Dosen Pengampu :

Era Oktafiona,M.Pd

Nama Kelompok 8 :

1. Nafi „aturrafikah ( NIM : 2331.0025.014)


2. Dwi Septia Putri ( NIM : 2331.0025.007)
3. Meilin Salsabilla ( NIM : 2331.0025.008)
4. Yurike Dwi Sabrina ( NIM :2331.0025.001)
5. Nadiya Marsenda ( NIM :2342.0025.007)
6. Lesy Agil Nadia ( NIM :2342.0025.008)
7. Lola Amelda ( NIM :2342.0025.010)
8. Satria Darmawan ( NIM :2342.0025.009)

POLTEKKES KESUMA BANGSA


BANDAR LAMPUNG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Berkat rahmat
dan karunia-Nya, Makalah ini dapat terselesaikan dengan benar dan tepat waktu.
Adapun tujuan dari Makalah ini adalah untuk mengisi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
berjudul “Merencanakan Karangan dan Menyusun Karangan”.

Penulis menyadari dalam pembuatan Makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dari pembaca. Dalam pembuatan makalah ini tidak
luput dari perhatian motivasi dari teman-teman yang telah membantu. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah terlibat dalam pembuatan makalah
“Merencanakan Karangan dan Menyusun Karangan”.

Berdasarkan pendahuluan di atas, dengan iringan dan harapan semoga makalah ini
dapat diterima dan bermanfaat bagi para pembaca dan pendengar.Atas semua itu kami
ucapkan ribuan terima kasih yang tak terhingga, semoga semuanya bantuan para motivator
mendapatkan amal baik yang diberikan oleh Allah SWT
Amin-Amin Ya Robbal A'lamin

Bandar Lampung, 27 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perencanaan karangan merupakan tahap awal

1.2 Rumusan Masalalah


1.3 Tujuan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perencanaan karanga


Perencanaan karangan merupkan semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan
menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah
direncanakan. Dengan begitu, penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya
melalui tulisan.Secara teoritis, perencanaan karangan terdiri atas tiga tahapan, yaitu
prapenulisan, penulisan,dan pascapenulisan. Pada tahap prapenulisan, seorang penulis
dituntut untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dijadikan tulisan. Persiapan
ini meliputi penentuan tema, topik,ataupun judul, tujuan penulisan, masalah yang
akan dibahas, teknik pengumpulan bahan atau teknik penelitian, penentuan buku
rujukan penyusunan kerangka karangan, dan sebagainya.Pada tahap penulisan,
penulis dituntut untuk mengembangkan kerangka yang sudah dibuattadi. Dengan
kalimat, ungkapan, frase, kata-kata, penulis mengembangkan kerangka
tersebutmenjadi paragraf subbab, bab, wacana, akhirnya menjadi karya tulis yang
utuh. Dan pada tahap pascapenulisan, penulis mengurangi segala kekeliruan dan
kekurangan yang mungkintimbul. Pada tahap ini, penulis juga dapat menambah
referensi dan merevisi penulisan yangtelah diketik sehingga menjadi tulisan yang
sempurna. Tahap ini biasa disebut dengan tahap revisi.
Perencanaan karangan adalah sebuah karya tulis yang mana di dalam isinya
mengungkapkan suatu pembahsan yang lengkap dan secara ilmiah yang ditulis oleh
seorang penulis untuk memberitahuka suatu hal secara logisdan sisitematis pada para
pembaca.
Perencanaan karangan juga biasanya ditulis untuk mencari sebuah jawaban
mengenai sesuatu hal yang diteliti dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu
yang terdapat dalam objek tulisan tersebut.

2.2 Tahapan pembuatan perencanaan karangan


Tahapan perencanaan karangan adalah sebagai
berikut:
Tahapan penulisan

1. Prapenulisan
Menurut minto rahayaudalam buku bahasa indonesia di perguruan tinggi tahap
penuilisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup
beberpa langkah yaitu :
a. Menentukan topik, atau judul,masalah, tujuan dan kalimat tesis
b. B. menyusun karangan ( garis besar isi dan menyempurnakannya
menjadi karangan – krangan lengkap setelah datanya lengkap)
c. Menetepkan landasan teoritis
d. Menetapkan sumber data ( primer, skunder)
e. Menetapkan metode pembahasan
f. Menyusun daftar pustaka sementara
g. Menjadwalkan pelaksanaan

2. Penulisan
a. Menulois keseluiruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau
data yang diperlukan
b. Penulisan tersebut harus mencakup:
 Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul,
abstrak,kata pengantar, daftar isi, gambar dan tabel.
 Pendahuluan , bahasan utama , kesimpulan, dan rekombinasi
terdiri dari bagian naskah utama.
3. Penyuntingan

Penyuntingan mencakup penyuntingan naskah, materi, dan bahasa. Tahap


penyun tringan atau revis, mengantisivikasi semua kesalahan dan kekurangan.
Untuk menghasilkan karangan yang baik dan sisitematis, dan beberapa langkah
yang harus diikuti saat merencanakan sebuah karangan :
a. Topik Penulisan

Keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan pembuktian dihubungkan oleh


ide utama karangan. Seluruh karangan digerakkan oleh topik, yang merupakan
inti bahasan. Semua karangan harus menggambarkan topik. Topik karangan
memiliki tiga tujuan, yaitu mengikat keseluruhan isi, memungkinkan penulis
mengembangkan ide mereka, menjadi menarik dan mudah dipahami oleh
pembaca. Dalam memilih topik karangan ilmiah, beberapa hal harus
dipertimbangkan diantaranya, yaitu menarik untuk ditulis dan dibaca, mudah
dikuasai, terbatas atau tidak terlalu luas, didukung data yang relevan .

b. Judul Karangan

Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjelasan tentang topik
karangan, atau judul adalah name bahasan atau karangan. Judul berfungsi
sebagai slogan untuk menarik pembaca dan berfungsi sebagai gambaran tentang
isi karangan. Judul lebih khusus dan biasanya menunjukkan variabel atau
masalah yang akan dibahas. Kualifikasi Judul yang baik adalah yang sesuai
dengan masalah, sesuai dengan topik karangan, berbentuk frasa, singkat, jelas,
menarik perhatian pembaca.

c. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah rencana atau gambaran lengkap yang akan mendorong
penulis untuk menyelesaikan pekerjaan. Penulis akan dapat menentukan bahan,
sudut pandang, dan organisasi karangan mereka dengan mengetahui
maksudnya. Tujuan penulisan dapat diungkapkan dalam dua cara:

 Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar karangan
jika ada tema utama. Dalam paragraf, teks serupa dengan kalimat utama.
Akibatnya, tesis tidak boleh memiliki lebih dari satu kalimat. Penulis dapat
menentukan topik tulisan dengan using kalimat tesis. Jika penulis ingin
mengembangkan gagasan yang akan menjadi topic seluruh karya, maka tesis
digunakan. Tesis yang baik memiliki karakteristik, yaitu mengandung gabungan
rumusan topik, fokus pada topik sebagai pengungkapan pikiran, ketentuan dan
pembatasan rumusan, subjek termasuk dalam kalimat lengkap.

 Pengungkapan Tujuan
Pengungkapan maksud tidak bertujuan untuk membangun ide utama.
Tulisan harus dalam bentuk pernyataan jika tidak menghasilkan gagasan tema.
Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan
judul atau tema: Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan: Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat
diupayakan agar lebih diminati oleh konsumen.
Tesis: Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan
menambah daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul: Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?

4. Bahan Penulisan

Bahan penulisan adalah semua informasi yang digunakan untuk mencapai


tujuan tulisan. Informasi dapat berupa fakta, sejarah, contoh, perbandingan,
angka, kutipan, gagasan, teori, hubungan sebab akibat, pengujian, dan
pembuktian.

 Sumber literatur
Mereka berasal dari buku-buku yang telah ditulis tentang subjek yang akan
dibahas. Penulis harus mengumpulkan dua jenis bahan pustaka. Pertama,
bahan sumber teoritis. Ini biasanya digunakan untuk mencari hal-hal seperti
definisi, pengertian, atau terminologi dari bahan penelitian. Yang kedua, materi
sumber asli yang berasal dari karakter. Ini biasanya digunakan untuk
mempelajari seorang tokoh atau pendapatnya.

 Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data adalah wawancara, di mana pertanyaan
diajukan kepada orang yang dianggap memiliki pengetahuan tentang apa yang
ditulis. Data biasanya diperoleh melalui wawancara. Alat bantu yang digunakan
termasuk kamera video dan perekam tape. Penyalinan ke dalam bentuk tulis
lebih mudah dengan alat ini.

 Angket
Angket juga dikenal sebagai questioner dan quot adalah pertanyaan yang
digunakan untuk mengumpulkan pendapat atau opini orang tentang sesuatu.
Pertanyaan Anda sudah memiliki jawaban. Mereka yang menanggapi hanya
perlu melingkari atau menyilangnya.

5.Kerangka Karangan
Rencana penulisan yang disebut kerangka karangan yang berisi instruksi
tentang cara kita menulis sebuah karangan. Kerangka karangan adalah rencana
penulisan yang terarah ke pembaca, konseptual, menyeluruh, dan luas. Tujuan dan
bahan penulisan mempengaruhi kerangka karangan ini. Menyusun kerangka pada
hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik yang lebih kecil. Fungsi Kerangka
Karangan adalah sebagai berikut, menunjukkan pokok bahasan, sub-sub bahasan, dan
kemungkinan perluasan bahasan sehingga memungkinkan penulisan menciptakan
suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan, mencegah pembicaraan keluar
dari sasaran yang sudah ditetapkan dalam topik judul, masalah, tujuan, dan kalimat
tesis, memudahkan penulis menyusun secara menyeluruh, mencegah bahasan menjadi
tidak lengkap.
Tahapan Penyusunan Kerangka Karangan:

a. Tahapan pertama: tentukan topik dengan jelas berdasarkan topik


tersebut dan tujuan yang ingin dicapai melaluinya. Untuk kepentingan
kerangka karangan, topik harus mengungkapkan tujuan atau tesis.

b. Kedua ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap adalah


pengungkapan jelas dari tesis atau maksud tersebut. Metode inventarisasi ini
sering 10 digunakan. Pada titik ini, penulis diperbolehkan untuk mencatat
sebanyak mungkin topik yang menarik baginya, tanpa harus melakukan
evaluasi langsung.

c. Langkah ketiga adalah memeriksa semua subjek bawahan yang telah dia
catat pada langkah kedua sebelumnya
6. Penyuntingan (Revisi)

Tujuan dari tahap revisi ini adalah untuk memeriksa kembali dan memperbaiki
berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari
tulisan yang sudah dibuat termasuk:

a. Penyuntingan Naskah (data), yang memungkinkan penambahan


atau penggantian data setelah ditemukan data baru.

b. Penyuntingan Materi (Pendapat Baru): Setelah menulis sebuah karya,


penulis seringkali menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari yang
lama, sehingga perlu diubah.

c. Penyuntingan Bahasa (ketikan): Ketika Anda menulis sebuah karangan, Anda


harus mengeditnya kembali karena harus menggunakan bahasa yang baik,
termasuk diksi, alinea, dan kalimat. Penulisan kutipan yang benar dan
penulisan kata serapan yang sesuai dengan EYD adalah contohnya.

2.3 Jenis-Jenis Karangan

1. Jenis Karangan Berdasarkan Sifatnya


Berdasarkan sifat karangannya, karangan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu karangan
fiksi dan karangan non fiksi.

a) Karangan Fiksi

Karangan fiksi adalah karangan yang ditulis berdasarkan sisi imajinatif


pengarang.

b) Karangan Nonfiksi

Karangan nonfiksi adalah karangan yang ditulis berdasarkan fakta atau


kejadian yang benar-benar terjadi.

2. Jenis Karangan Berdasarkan Bentuk Dan Tujuannya


1. Narasi
Adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam
satu kesatuan waktu. Narasi juga sering dikenal sebagai cerita. Di dalam kegiatan, ada
pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh,
konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, maka
disebut plot atau alur. Jadi narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau
alur.
Ciri-ciri narasi sebagai berikut :

 Bersumber dari fakta dan sekadar fiksi

 Bersifat menceritakan

 Berupa rangkaian peristiwa

 Bentuk-bentuk narasi yaitu:

 Narasi ekspositoris

Narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian- rangkaian


perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang
disajikan itu dimaksud untuk menyampaikan informasi untuk memperluas
pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara
tertulis atau secara lisan. Misalnya : biografi, autobiografi atau kisah pengalaman.
Narasi ekspositoris dapat bersifat :
 Khusus/ khas, adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang
khas. Yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang
tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian
pada waktu tertentu saja.
 Generalisasi, adalah narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum,
yang dapat dilakukan siapa saja dan dapat pula dilakukan secara berulang-
ulang.
 Narasi sugestif
Merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga
merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru di
luar apa yang diungkapkan secara eksplisit, yaitu sesuatu yang tersurat
mengenai obyek atau subyek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna
yang baru adalah sesuatu yang tersirat, misalnya : novel, cerpen dan cerbung.

2. Deskripsi

Adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga
pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, merasakan dan mencium) apa yang
dilukiskan sesuai dengan citra penulisannnya. Ciri-ciri deskripsi yaitu: Tidak ada
pertimbangan atau pendapat
Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami
sendiriPenggambaran dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra
3. Eksposisi
Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas
uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak
jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja.
Ciri-ciri eksposisi yaitu:
 Berisi penjelasan/ informasi
 Menggunakan contoh fakta, gambaran peta dan angka-angka Akhir karangan
berupa penegasan

4. Argumentasi
Adalah karangan yang berusaha memberi alasan untuk memperkuat atau menolak
suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Karangan ini bertujuan membuktikan
kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data atau fakta sebagai alasan atau
bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari
pembaca. Adanya unsur opini dan data juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini
tersebut. Ciri-ciri argumentasi yaitu:
 Mengandung bukti dan kebenaran
 Alasan kuat
 Analisis rasional (berdasarkan fakta)
 unsur subyektif dan emosional sangat dibatasi

5. Persuasi
Adalah jenis karangan yang disamping mengandung alas an-alasan dan bukti atau
fakta, juga mengandung ajakan atau imbauan agar pembaca mau menerima dan
mengikuti pendapat atau kemauan penulis. Ciri-ciri persuasi yaitu :
 Harus ada argumen (alasan/bukti)
 Ada unsur imbauan atau ajakan
 Tidak ada pertentangan (konflik)
 Merancang Karangan (Purpose And Planing)

2.4 Langkah-langkah merancang karangan adalah

1. Menetapkan Topik Karangan


Topik atau pokok karangan harus ditetapkan sebelum memulai karangan. Banyak
masalah yang dapat dijadikan topik karangan, dan dari beberapa topik karangan yang
telah dibuat, pilih salah satu yang terbaik sesuai dengan syarat-syarat topik yang baik.
2. Menilai Topik Karangan
Dalam rangka memilih atau menilai topik karangan, seseorang hendaknya
memeprhatikan syarat-syarat topik yang baik yaitu:
a) Topik karangan hendaknya menarik minat penulis, agar penulis bersungguh-
sungguh untuk menyelesaikannya.
b) Topik karangan hendaknya mengena di hati pembaca agar menarik minat pembaca.
c) karangan itu harus bermanfaat bagi pembaca.

3. Membatasi Pokok Karangan


Untuk menghasilkan karangan yang utuh, lengkap dan mendalam, pokok masalahnya
hendaknya dipersempit sehingga mudah mengarapnya. Topik yang terlalu luas tidak
akan menggambarkan uraian yang mendalam dan mendetail. Makin kecil ruang
lingkup topik sebuah karangan, maka makin terjammin mutu karangan itu dan makin
luas topik yang dipilih, maka makin tidak berisi karangan tersebut.

4. Menetapkan Tujuan Karangan


Untuk mengembangkan topik karangan, kita perlu suatu tujuan terlebih dahulu.
Tujuan yang telah ditentukan sebelumnya akan membimbing penulis menuju suatu
arah yang pasti. Di samping itu penulis perlu menentukan maksud dari tujuan dan
sikapnya kepada pembaca, apakah sekedar memberitahu pembaca, mengkritik,
membujuk, mengajak, menghibur, meyakinkan, mendidik, dan sebagainya agar penulis
mudah untuk menetapkan tema dan mencari bahan-bahan yang diperlukan. .

5.Merumuskan Tema Karangan dan Menetapkan Judul


Menurut arti katanya tema berarti suatu objek atau pokok pembicaraan. Tema adalah
suatu pengungkapan yang khusus, merupakan suatu pengalaman, suatu proses
atausebuah ide.
Menetapkan tema sebelum mengarang topik yang telah ditentukan merupakan
langkah yang tidak boleh diabaikan dalam mengarang. Penetapan judul sebaiknya
dilaksanakan setelah selesai merumuskan tema. Judul tidak perlu mengungkapkan
seluruh isi karangan. Cukup mempunyai pertalian dengan isi karangan itu. Sebuah
judul dapat diambil dari inti sebuah kalimat yang dianggap penting dalam
karangan. Syarat-syarat judul yang baik:
a) Relevan; artinya judul itu harus mempunyai pertalian dengan tema, atau ada
pertalian dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
b) Provokatif; artinya judul harus sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu dari setiap pembaca terhadap isi buku atau isi karangan itu.
c) Singkat; artinya judul harus singkat dan tidak berbentuk kalimat, tetapi
harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat.

6. Menyusun Kerangka Karangan


Kerangka karangan disusun dengan maksud:
a) Agar penulis karangan dapat menulis karangan dengan teratur
dan mencegahnya keluar dari sasarannya.
b) Agar jelas dilihat manakah ide-ide pokok dan ide-ide tambahan, dan dapat
memperluas ide-ide pokok itu dengan memberikan ide-ide tambahannya.
c) Agar materi karangan dapat terlihat jelas, sehingga penulis dapat menyusun
karangan dengan memasukkan materi tersebut kedalam bagian-bagiannya dengan
tepat. Ditinjau dari sifatnya, kerangka karangan terbagi dua yaitu:
1. Kerangka karangan sementara; merupakan suatu alat bantu atau penuntun
untuk menulis terarah. Dengan kerangka ini penulis dapat menyusun karangan
tetapi terbatas pada uraian yang pendek kerangka karangan ini merupakan sket
yang belum memiliki bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Kerangka karangan tetap; merupakan kerangka dimana pokok-pokok yang
akan dibicarakan hendaknya diungkapkan sampai bagian yang terkecil.

7. Mengumpulkan Kerangka Karangan


Bahan karangan yang ada disekitar kita dikumpulkan dan diseleksi. Jika cocok dengan
pokok permasalahn akan dimasukkan, sedangkan yang tidak cocok disingkirkan.
Bahan-bahan yang cocok tadi digunakan untuk mengembangkan ide yang sudah
tersedia sebelumnya. Dengan demikian karangan tersebut akan bertambah lengkap
dan bermutu.

Anda mungkin juga menyukai