Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang Masalah


Pengertian mengarang yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:125) sebagai
berikut : Mengarang berarti menyusun atau merangkai. Kegiatan mengarang tidak hanya
tertulis tetapi juga bisa berlangsung secara lisan . Seseorang yang berbicara, misalnya dalam
sebuah diskusi atau pidato secara serta merta (impromptu), otaknya terlebih dahulu harus
mengarang sebelum mulutnya berbicara. Pada saat berbicara , pembicara berusaha keras
mengorganisasikan isi pembicaraannya agar teratur atau fokus. Sambil memikir- mikirkan
susunan kata, pilihan kata, struktur kalimat, bahkan cara penyajiannya. Apa yang didengar
atau yang ditangkap orang dari penyajian lisan itu, itulah karangan lisan tidak dilanjutkan .
Mengarang lisan hanya membantu pemahaman arti kata mengarang.
Mengarang tidak perlu ditulis, mengarang menggunakan bahasa sebagai mediumnya
secara lisan. Namun Karena tujuan dalam ini mengenai karangan tertulis, maka dijelaskan
tentang karangan tertulis. Berarti mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat dan
alinia untuk menjabarkan dan mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir
berupa karangan. Dapat juga dikatakan bahwa mengarang adalah “Keseluruhan rangkaian
kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami”.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan karangan?
 Apa yang dimaksud mengarang?
 Bagaimana tahapan dalam mengarang?
 Apa jenis penggolongan karangan menurut bobot isinya?
 Apa jenis karangan menurut cara penyajian dan tujuan penyampaiannya?

1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian dari karangan
 Mengetahui jenis-jenis karangan menurut bobot isinya
 Mengetahui jenis-jenis karangan menurut cara penyajian dan tujuan
penyampaiannya

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karangan dan Mengarang
2.1.1 Pengertian Karangan dan Mengarang
Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk
menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa
karangan (bandingkan dengan pekerjaan merangkai bunga dengan hasil akhir berupa
rangkaian bunga). Pendapat Widyamartaya dan Sudiati, mengarang adalah “keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”.
Adapun pengertian karangan menurut hemat penulis adalah hasil penjabaran suatu
gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan
yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea.
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami
beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu :
1. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan
dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami.
2. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat
dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
3. Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang
kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
4. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.

2.1.2 Tahapan Mengarang


1. Menentukan Tema dan Judul Tema adalah pokok persoalan.
permasalahan atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Tema
memiliki cakupan lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat.
Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Judul lebih
2
mengacu pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan
ditulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku maka akan
semakin banyak aktifitas penulis akan memperlancar memperoleh tema.
Beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan
diantaranya :
a) Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas.
b) Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c) Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita
peroleh.
2. Mengumpulkan Bahan
Bagaimana ide dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi
bahan ide tersebut menjadi muncul. Untuk membiasakan, kumpulkan kliping-
kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik perhaian penulis).

3. Menyeleksi Bahan
Perlu memilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya
melalui klarifikasi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut merupakan petunjuk-petunjuknya :
a) Catat hal penting semampunya.
b) Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c) Banyak diskusi dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat Karangan
Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis
tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap
topic atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih focus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengnan daftar isi atau uraian per bab.
Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah
dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut ini adalah fungsi
dari kerangka karangan :
a) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan
sistematis.
b) Memudahkan penulis dalam menguraiokan setiap permasalahan.
c) Membantu menyeleksi materi yang penting maupun tidak penting.

3
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan adalah :
a) Mencatat gagasan.
b) Mengatur urutan gagasan.
c) Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subab.
d) Membuat kerangka terperinci dan lengkap Kerangka karangan yang
baik adalah kerangka yang urut dan logis. Soalnya jika terdapat ide
yang bersilangan akan mempersulit proses pengembangan karangan.
5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap
materi yang hendak kita tulis. Jika benar memahami maka akan mudah untuk
mengangkat permasalahan dengan kreatif, mengalir dan nyata. Pengembangan
karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang
lain, umtuk itu pengembangan harus sistematis dan terarah.

2.1.3 Fungsi dan Manfaat Karangan


 Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih
sistematis dan rapih.
 Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam
suatu karangan yang akan digarap.
 Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang
sudah dibahas sebelumnya.
 Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan
yang berupa data atau fakta.
 Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis
didalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

2.1.4 Penggolongan Karangan Menurut Bobot dan Isinya


Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu karangan
ilmiah, karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan karangan non ilmiah.
1. Karangan Ilmiah
Tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikounikasikan lewat
bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sintetis- analitis. Tujuan :
memberi penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran,
4
menyampaikan sanggahan, serta membuktikan hipotesa.
Ciri karangan ilmiah :
- Pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif berarti
faktanya sesuai dengan objek yang diteliti. Objektif juga mengandung
pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum
dalam menilai sesuatu, bukan ukuran yang subjektif (selera perseorangan).
Dengan kata lain kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikanmelalui eksperimen
bahwa dengan kondisi dan metode yang sama dapat dihasilkan kesimpulan yang
sama pula.
- Tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
(sistematis) dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan
penentuan strategi.
- Dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Laras ilmiah
harus baku dan formal, selain itu laras ilmiah bersifat lugas agar tidak
menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu). Ciri lain laras ilmiah
adalah menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu
masing- masing.

Yang tergolong kedalam karangan ilmiah antara lain yaitu :


1) Artikel (Jurnal Ilmiah)
Dalam istilah jurnalistik, artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif
penulis nya tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam konteks ilmiah,
artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku
kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman
atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil
penelitian, pemikiran dan kajian pustaka atau hasil pengembangan proyek.

Sistematika Artikel (Jurnal Ilmiah):


a. Judul
b. Nama Penulis -> tanpa gelar akademik
c. Abstrak -> ringkasan tulisan, gambaran umum isi artikel.
d. Kata Kunci -> 3-5 kata yang menjadi kunci pokok artikel.
e. Pendahuluan -> latar belakang masalah dan rumusan singkat (1-2 kalimat)
pokok bahasan dan tujuannya.
5
f. Kerangka Teori (Kajian Teori) -> dasar teori yang menjadi acuan.
g. Pembahasan -> kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan
pendirian atau sikap penulis
h. Penutup -> simpulan dan saran
i. Daftar Pustaka

2) Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasan nya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Makalah biasanya disajikan dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di
kelas (tugas perkuliahan). Dapat diartikan juga sebagai karya ilmiah
mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup
suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun
hasil kegiatan perkuliahan lapangan.

Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran
tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan
runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk
memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas
inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.

Sistematika Makalah:
a. Pendahuluan
b. Pembahasan
c. Kesimpulan

3) Kertas Kerja
Work paper atau Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah, namun
dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam dan dipresentasikan pada
seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Kertas kerja itu
menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau dimentahkan oleh
forum ilmiah.

6
4) Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi
(mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya
sebelum menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3). Sistematika
penulisannya sama dengan artikel atau makalah, tergantung panduan yang
berlaku di perguruan tinggi masing-masing.

5) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang
studi S1 (Sarjana). Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat yang
diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik
berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan, atau percobaan di
laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru
dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek
atau lebih di bidang spesialisasi nya.

6) Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi
S2 (Pasca Sarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari
penelitian sendiri.

7) Disertasi
Disebut juga “Ph.D Thesis” adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk
menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang
mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan
data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini
berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.

2. Karangan Semi Ilmiah atau Ilmiah Populer


Tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal,
namun tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sinstesis-analitis karena sering
“dibumbui” dengan opini pengarang yang kadang-kadang subjektif.

7
Ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah populer :
 Emotif
Kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan, dan
sedikit formal.
 Persuasif
Penilaian fakta tanpa bukti. Ajakan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap
cara berfikir pembaca, dan cukup informatif.
 Deskriptif
Penapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
 Kritik tanpa dukungan bukti.

Yang tergolong ke dalam karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini,
fitur, resensi.
1) Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel diartikan sebagai sautu karya
tulis yang lengkap dan terdapat di dalam majalah, surat kabar, dan media massa
lainnya. Sementara itu, menurut laman Wikipedia, tema-tema yang terkandung
di dalam artikel bisa berupa pengalaman pribadi, imajinasi penulis,
pengetahuan umum, dan juga penelitian ilmiah. Semua tema tersebut mesti
ditulis secara menarik dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa, agar menarik pehatian pembaca dan juga agar lebih tertata
secara kaidah bahasa.

2) Editorial
Editorial merupakan salah satu rubrik khusus yang terdapat di dalam suatu
media cetak yang di dalamnya berisi tanggapan dari pihak media terhadap
suatu isu yang tengah terjadi di masyarakat. Penentuan topik dan penulisan
editorial biasanya dilakukan oleh tim khusus yang dibentuk oleh pihak media
massa tersebut. Adapun topik yang ditulis di dalam editorial merupakan hasil
dari jajak pendapat antara tim khusus editorial dengan seluruh pihak yang
terlibat di dalam suatu media massa. Namun, biasanya topik yang ditulis dalam
editorial adalah suatu isu yang tengah hangat diperbincangkan di tengah
masyarakat.

8
3) Feature
Feature merupakan salah satu karangan semi ilmiah dan karya jurnalistik yang
ditulis dengan gaya bahasa yang khas serta bersifat subjektif. Feature juga
biasa disebut sebagai karangan khas. Biasanya, gaya bahasa khas yang
digunakan pada feature adalah gaya bahasa sastrawi yang mengandung
macam-macam majas di dalamnya. Tema dari feature sendiri bisa berupa
sejarah, pemandangan alam atau tempat wisata, human interest, profil seorang
tokoh atau biografi, petunjuk praktis dalam melakukan sesuatu, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi.

4) Resensi
Resensi adalah ulasan sebuah buku, film, lagu, dan album musik yang dimana
kesemuanya itu diulas mulai dari kelebihan hingga kekurangannya. Adapun
tujuan dari resensi sendiri adalah untuk mengetahui seberapa jauh kualitas dari
sebuah buku, film, lagu, ataupun album musik. Selain itu, resensi juga bisa
menjadi sarana untuk memberikan masukan bagi para penulis buku, pembuat
film, pencipta lagu, serta para musisi yang membuat sebuah album musik.

5) Opini
Merupakan karangan yang berisi pendapat subjektif seseorang terhadap suatu
peristiwa atau isu yang diperkuat dengan sejumlah fakta dan data. Opini bisa
kita jumpai pada rubrik khusus yang disediakan oleh media cetak dan media
daring (online).

Berikut adalah contoh karangan semi ilmiah :


“NARKOBA atau NAPZA adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Adapun yang termasuk dalam NAPZA,
yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari
sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan
penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan
pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut. Peran orang tua dalam keluarga
dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan
terhadap NAPZA.”
9
3. Karangan Non Ilmiah
Ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subjektif. Bahasanya bisa
konkret atau abstrak, gaya bahasanya forml dan populer, walaupun kadang-kadang juga non
formal dan teknis. Ciri karangan non ilmiah:
• Bersifat persuasif
• Ditulis berdasarkan fakta pribadi Fakta yang disimpulkan subjektif
• Bersifat imajinatif
• aya bahasa konotatif dan populer
• Situasi didramatisir
• Tidak memuat hipotesis
• Penyajian bersamaan dengan sejarah.
Yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain adalah anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Adapun jenis-jenis karangan non ilmiah sendiri akan dibahas khusus di artikel ini, di
mana jenis-jenis karangan tersebut adalah sebagai berikut!
1) Dongeng
Dongeng merupakan salah satu karya non ilmiah yang berisi cerita fiktif atau
yang tidak benar-benar terjadi. Selain itu, dongeng juga merupakan salah satu
dari jenis-jenis prosa lama. Biasanya, dongeng bercerita tentang kisah di masa
lampau yang tidak masuk di akal. Dongeng sendiri mempunyai bebeapa macam,
di mana macam-macam dongeng tersebut antara lain contoh dongeng fabel
singkat, mite, sage, parabel, dan dongeng berumus. Salah satu artikel yang
memuat contoh salah satu jenis dongeng adalah artikel contoh fabel pendek
beserta strukturnnya.

2) Cerpen
Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu diantara jenis-jenis prosa baru yang
menceritakan suatu tokoh atau peristiwa secara khusus dan diceritakan dalam
jumlah kata yang kurang dari 10.000 kata. Di dalam suatu cerpen, terkandung
beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang
terkandung di dalam sebuah cerpen. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah unsur
di luar sebuah cerpen yang mempengaruhi terciptanya sebuah cerpen.
Adapun unsur intrinsik dan eksrinsik dalam cerpen tersebut antara lain tema,
tokoh, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, amanat, situasi masyarakat, latar
10
belakang terciptanya sebuah cerpen, dan latar belakang dari pengarang cerpen.
Selain unsur, cerpen juga mempunyai beberapa macam, di mana macam-macam
cerpen tersebut antara lain cerpen mini, cerpen sempurna, cerpen surealis, dan
lain sebagainya.
Adapun artikel-artikel tersebut antara lain contoh cerita pendek tentang hewan,
contoh cerpen singkat tentang persahabatan, contoh cerpen singkat tentang
pendidikan, contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya, dan contoh cerpen
pendek dalam bahasa Indonesia.

3) Drama
Drama merupakan suatu kisah yang disampaikan melalui akting atau gerak dan
biasanya ditampilkan untuk pementasan teater. Secara umum, jenis-jenis drama
terdiri atas drama tradisional dan drama modern. Sementara itu, jenis-jenis
drama berdasarkan pementasannya terdiri atas tragedi, komedi, tragekomedi,
opera, melodrama, dan sebagainya.

4) Novel
Merupakan salah satu diantara jenis-jenis prosa baru yang berisi kisah panjang
suatu peristiwa atau cerita. Seperti halnya cerpen, novel juga mempunyai unsur
intrinsik dan ekstrinsik. Selain itu, novel juga mempunyai tahapan alur dalam
cerita, di mana tahapan alur tersebut terdiri atas pengenalan, kemunculan
masalah, klimaks, antiklimaks dan penyesaian. Namun, pada perkembangannya,
tahapan alur itu bisa berupa tergantung dari jenis-jenis alur cerita yang dipakai si
penulis. Novel sendiri mempunyai beberapa jenis, di mana jenis-jenis novel
tersebut antara lain novel fiksi, non fiksi, romantis, komedi, dan dewasa.

5) Anekdot
Anekdot merupakan cerita singkat serta menarik dan lucu, yang dapat
menggambarkan suatu kejadian atau orang yang sebenarnya. Anekdot bisa juga
sesingkat pengaturan dan provokasi pada sebuah kelakar. Berdasarkan pada
kejadian nyata, anekdot selalu melibatkan orang-orang sebenarnya, apakah
terkenal atau tidak, umumnya pada suatu tempat yang bisa diindentifikasi.
Tetapi, seiring waktu, modifikasi di saat penceritaan kembali bisa mengubah
sebuah anekdot tertentu menjadi fiksi, suatu yang dapat diceritakan kembali
namun ” terlalu bagus untuk nyata”.
11
Struktur Teks Anekdot
Untuk membuat teks lebih rapi dan lebih cocok, itu juga sangat berbentuk.
Struktur ini terdiri dari lima jenis dan harus dimasukkan dalam teks anekdotal.

 Abstrak
Abstrak adalah struktur teks humor paling awal dalam teks yang disebut
anekdot.
Abstrak ditempatkan di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan
teks secara umum sehingga pembaca dapat membayangkan.

 Orientasi
Orientasi adalah awal dari suatu peristiwa dalam sebuah cerita atau juga
bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam
cerita itu bisa terjadi.

 Krisis
Struktur teks anekdot berikutnya adalah Krisis.
Krisis adalah bagian yang menjelaskan masalah utama dengan warna-warna
unik juga tidak biasa. Atau bahkan menimpa penulisnya sendiri.

 Reaksi
Reaksi tersebut terkait dengan struktur krisis.
Reaksi merupakan bagian yang akan melengkapi dalam bentuk
mengklarifikasi masalah menggunakan cara-cara yang juga unik dan
berbeda.

 Koda
Seperti penutup, struktur teks anekdotal terakhir adalah Koda. Koda adalah
bagian yang menutup cerita dalam teks.

Ciri-Ciri Teks Anekdot


Setelah kita mengetahui makna teks anekdotal, teks anekdotal juga mempunyai
karakteristik yang bisa bermanfaat untuk pembeda dari teks lain. Anda bisa
melihat karakteristik ini sebagai berikut:

1. Teks anekdot adalah humor atau lelucon, yang berarti teks anekdot
mengandung cerita lucu atau arogan.
2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdotal akan membuat pembaca merasa
terhibur dengan humor dalam teks tersebut.
3. Bersifat satiris atau menyindir
4. Bisa jadi tentang orang-orang penting
5. Mempunyai tujuan tertentu
6. Kisah dari cerita yang disajikan hampir seperti dongeng
7. Menceritakan tentang karakter manusia dan hewan sering dihubungkan
secara umum dan realistis

Contoh Teks Anekdot

Anekdot memang tidak sepopuler puisi maupun pantun. Namun anekdot


terkadang berisi humor, kritik, dan pendapat yang terkesan tegas, nyata, namun
tetap menggelitik dan menghibur. Salah satu anekdot yang paling terkenal
adalah anekdot “Presiden dan Burung Beo”
12
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya
cukup mengherankan.
Presiden 1 : Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus,
dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu Bahasa
Inggris dan yang ke dua Bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya
yang kanan, burung Beo akan biacara Bahasa Inggris dan kalua
ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia,
hebatkan!
Presiden 2 : Hebat-hebat!
Presiden 1 : Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?
Presiden 2 : Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!
Presiden 1 : Salah
Presiden 2 : Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!
Presiden 1 : Salah
Presiden 2 : Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu Bahasa
Inggris dan kata kedua bahasa Rusia
Presiden 1 : Salah
Presiden 2 : Loh… jadi gimana donk?
Presiden 1 : Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan
jatuh dari sarangnya, bego!
Presiden 2 : Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di
rumah tangga, masa lu bilang bego!
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar
berulang-ulang.

6) Hikayat
Hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa yang
didalamnya mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga istana, kaum
bangsawan atau orang-orang ternama dengan segala kehebatan, kesaktian
ataupun kepahlawanannya. Di dalamnya juga diceritakan tentang kekuatan,
mukjizat dan segala keanehannya.
Hikayat berasal dari bahasa Arab, yakni haka yang mempunyai arti bercerita
atau menceritakan. Fungsi dari hikayat adalah sebagai pembangkit semangat,
penghibur atau pelipur lara, atau hanya untuk meramaikan suatu pesta.
Terkadang, hikayat ini mirip dengan cerita sejarah yang isinya banyak terdapat
hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh dengan keajaiban.
Hikayat mulai berkembang pada masa Melayu klasik, sehingga banyak kata
yang digunakan dalam hikayat mengandung bahasa Melayu klasik yang
terkadang susah untuk dimengerti.

13
Ciri-ciri Hikayat
Hikayat termasuk dalam jenis prosa lama yang mempunyai beberapa ciri,
diantaranya:
 Hikayat menggunakan bahasa Melayu lama
 Istana sentries, artinya pusat ceritanya berada didalam lingkungan istana
 Pralogis, artinya banyak cerita didalam hikayat tidak dapat di terima oleh
akal Statis, artinya bersifat kaku dan tetap
 Anonim, artinya tidak jelas siapa yang mengarang hikayat tersebut
 Hikayat menggunakan kata arkhais, yakni kata-kata yang saat ini sudah
tidak lazim digunakan, seperti syahdan dan sebermula.

Contoh Hikayat
“Hikayat Burung Cendrawasih”
Sahibul hikayat telah diriwayatkan dalam Kitab Tajul Muluk, mengisahkan
seekor burung yang bergelar burung cenderawasih. Adapun asal usulnya bermula
dari kayangan.
Menurut kebanyakan orang lama yang arif mengatakan ianya berasal dari
syurga dan selalu berdamping dengan para wali. Memiliki kepala seperti kuning
keemasan.
Dengan empat sayap yang tiada taranya. Akan kelihatan sangat jelas sekiranya
bersayap penuh adanya. Sesuatu yang sangat nyata perbedaannya adalah dua antena
atau ekor ‘areil‘ yang panjang di ekor belakang.
Barangsiapa yang melihatnya pastilah terpegun dan takjub akan keindahan dan
kepelikan burung cenderawasih.
Amatlah jarang sekali orang memiliki burung cenderawasih. Ini kerana burung
ini bukanlah berasal dari bumi ini. Umum mengetahui bahawa burung Cenderawasih
ini hanya dimiliki oleh kaum kerabat istana saja.
Hatta mengikut sejarah, kebanyakan kerabat-kerabat istana Melayu mempunyai
burung cenderawasih. Mayoritas para peniaga yang ditemui mengatakan ia
membawa tuah yang hebat.
Syahdan dinyatakan lagi dalam beberapa kitab Melayu lama, sekiranya burung
cenderawasih turun ke bumi nescaya akan berakhirlah hayatnya.
Dalam kata lain burung cenderawasih akan mati sekiranya menjejak kaki ke
bumi. Namun yang pelik lagi ajaibnya, burung cenderawasih ini tidak lenyap seperti
bangkai binatang yang lain.
14
Ini kerana ia dikatakan hanya makan embun syurga sebagai makanannya.
Malahan ia mengeluarkan bau atau wangian yang sukar untuk diperkatakan. Burung
cenderawasih mati dalam pelbagai keadaan. Ada yang mati dalam keadaan terbang,
ada yang mati dalam keadaan istirahat dan ada yang mati dalam keadaan tidur.
Walau bagaimanapun, Melayu Antique telah menjalankan kajian secara rapi
untuk menerima hakikat sebenarnya mengenai Burung Cendrawasih ini.
Mengikut kajian ilmu pengetahuan yang dijalankan, burung ini lebih terkenal di
kalangan penduduk nusantara dengan panggilan Burung Cenderawasih.
Bagi kalangan masyarakat China pula, burung ini dipanggil sebagai Burung
Phoenix yang banyak dikaitkan dengan kalangan kerabat istana Maharaja China.
Bagi kalangan penduduk Eropa, burung ini lebih terkenal dengan panggilan ‘Bird of
Paradise‘. Secara faktanya, asal usul burung ini gagal ditemui atau didapat hingga
sekarang.
Tiada bukti yang menunjukkan ianya berasal dari alam nyata ini. Namun satu
lagi fakta yang perlu diterima, burung cenderawasih turun ke bumi hanya di Irian
Jaya (Papua sekarang), Indonesia saja.
Tetapi yang pelik namun satu kebenaran burung ini hanya turun seekor saja
dalam waktu tujuh tahun. Dan ia turun untuk mati.
Sesiapa yang menjumpainya adalah satu tuah. Oleh itu, kebanyakan burung
cenderawasih yang anda saksikan mungkin berumur lebih dari 10 tahun, 100 tahun
atau sebagainya. Kebanyakkannya sudah beberapa generasi yang mewarisi burung
ini.
Telah dinyatakan dalam kitab Tajul Muluk bahawa burung cenderawasih
mempunyai pelbagai kelebihan. Seluruh badannya daripada dalam isi perut
sehinggalah bulunya mempunyai khasiat yang misteri. Kebanyakannya digunakan
untuk perubatan. Namun ramai yang memburunya kerana ‘tuahnya’.
Burung cenderawasih digunakan sebagai ‘pelaris’. Baik untuk pelaris diri atau
perniagaan. Sekiranya seseorang memiliki bulu burung cenderawasih sahaja pun
sudah cukup untuk dijadikan sebagai pelaris.
Mengikut ramai orang yang ditemui memakainya sebagai pelaris menyatakan,
bulu burung cenderawasih ini merupakan pelaris yang paling besar.
Hanya orang yang memilikinya yang tahu akan kelebihannya ini. Namun yang
pasti burung cenderawasih bukannya calang-calang burung. Penuh dengan keunikan,
misteri, ajaib, tuah.

15
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti puisi maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli
berikut ini:
1. H. B. Jassin
Menurut H. B. Jassin, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan
dengan sebuah perasaan yang didalamnya mengandung suatu fikiran-fikiran dan
sebuah tanggapan-tanggapan.
2. Herman Waluyo
Menurut Herman Waluyo, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan
struktur batinnya.
3. Sumardi
Menurut Sumardi, pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-
kata bermakna kiasan (imajinatif).
4. Theodore Watts-Dunton
Menurut Theodore Watts-Dunton, pengertian puisi adalah suatu ekpresi yang
kongkret dan bersifat artistik dari sebuah pikiran manusia dalam bahasa
emosional dan berirama.
5. James Reevas
Menurut James Reevas, pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan
penuh daya pikat.
6. Panuti Sudjiman
Menurut Panuti Sudjiman, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang
bahasanya terikat oleh suatu irama, matra, rima, dalam penyusunan larik dan
baitnya.

Unsur-Unsur Puisi
Suatu puisi dibentuk oleh struktu batin dan struktur fisik yang ada di dalamnya
sehingga menjadi satu kesatuan. Adapun unsur-unsur dalam puisi adalah sebagai
berikut:
A. Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, yang terdiri dari
beberapa hal, seperti;
16
1. Tema/ Makna (sense)
Ini adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang
ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.
2. Rasa (feeling)
Ini adalah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan
dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar
belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis
kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.
3. Nada (tone)
Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat
berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat
menyampaikan suatu pusi dengan nada mendikte, menggurui, memandang
rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.
4. Tujuan (intention)
Tujuan/ maksud/ amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh
sang penyair kepada audiensnya.

B. Struktur Fisik
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu
puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini;
1. Perwajahan Puisi (tipografi)
Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi
kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini
sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.
2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam
mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang
diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang
ingin disampaikan oleh penyair.
3. Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman
indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga
dapat mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang
penyair.

17
4. Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia
sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk
kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan
kebekuan jiwa.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan
konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak
makna. Gaya bahasa ini disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi,
pleonasme, dan lain-lain).
6. Rima/ Irama
Irama/ rima adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik
di awal, tengah, maupun di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yaitu;
 Onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang
mengandung efek magis.
 Bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi,
dan sebagainya.
 Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-
lemah suatu bunyi.

Jenis-Jenis Puisi
Jenis-jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Mengacu pada
pengertian puisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis puisi tersebut:

A. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan seperti; jumlah
kata dalam baris puisi, jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku
kata dalam setiap baris, irama puisi
Beberapa yang termasuk dalam puisi lama diantaranya adalah;
1. Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan magis.
2. Pantun, yaitu bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima
akhir ab-ab.
3. Karmina, yaitu pantun kilat dimana bentuknya lebih pendek dari pantun.

18
4. Seloka, yaitu pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik yang berisi
pepatah.
5. Gurindam, yaitu puisi yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris
kalimat dengan rima yang sama.
6. Syair, yaitu puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhiran yang
sama.
7. Talibun, yaitu pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki irama abc-abc.

B. Puisi Baru
Puisi baru adalah jenis puisi yang lebih bebas dibanding puisi lama, baik dalam
jumlah baris, suku kata, maupun rima. Beberapa yang termasuk dalam puisi baru
diantaranya adalah;
1. Balada, sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang
mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.
2. Himne (gita puja), yaitu sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan
untuk Tuhan atau Dewa.
3. Ode, yaitu puisi lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan
nada agung dan tema serius.
4. Epigram, yaitu puisi yang berisi tentang tuntunan/ ajaran hidup.
5. Romansa, yaitu jenis puisi cerita yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
6. Elegi, yaitu syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan
dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
7. Satire, yaitu puisi yang menggunakan gaya bahasa yang berisi sindiran atau
kritik dan disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.
8. Distikon, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 2 baris (puisi dua
seuntai).
9. Terzina, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 3 baris (puisi tiga
seuntai).
10. Kuatren, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 baris (puisi
empat seuntai).
11. Kuint, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 5 baris (puisi lima
seuntai).
12. Sekstet, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 6 baris (puisi enam
seuntai).

19
13. Septima, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 7 baris (tujuh
seuntai).
14. Oktaf/Stanza, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 8 baris
(puisi delapan seuntai).
15. Soneta, yaitu puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, dimana 2
bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing tiga baris.

C. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang berusaha keluar dari ikatan konvensional
puisi itu sendiri. Jenis puisi ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman
dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya bahasa, dan hal-hal lainnya yang
umumnya terdapat pada puisi lama dan baru.
Beberapa yang termasuk dalam puisi kontemporer diantaranya adalah;
1. Puisi mantra, puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
2. Puisi mbeling, puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan ketentuan umum
dalam puisi.
3. Puisi konkret, puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis (wajah dan
bentuk lain) dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.

7) Roman
Roman merupakan suatu bagian dari karya sastra yang memiliki bentuk prosa
yang berisikan pengalaman hidup dari para tokoh, yang bermula dari dia lahir hingga
dewasa bahkan sampai meninggal dunia.
Roman dalam arti lain merupakan suatu cerita yang memiliki urutan kejadian
yang bersambung antara yagn satu dengan yang lainnya. Yang dapat melukiskan
beberapa pengalaman-pengalaman dari batin dan juga lahir yang berasal dari tokoh-
tokoh yang berasal dari situasi hidup tertentu.
Roman memang sengaja di ciptakan atau di buat untuk dapat menampilakn secara
keseluruhan dari perjalanan hidup sang tokoh, semua lengkap bahkan dengan segala
permasalahan yang ada termasuk dengan segala permasalannya dengan kehidupan
sosialnya yang di ceritakan oleh si pengarang.

Ciri-Ciri Roman
Roman sendiri memiliki beberapa ciri-ciri yagn dapat di bedakan dengan beberapa
karya sastra lainnya yang diantaranya adalah:

20
1. Memiliki suatu alur cerita yagn kompleks.
2. Memiliki karakter tokoh yang dapat mdi ceritakan dan dapat di sajikan dengan
mendetail.
3. Roman menceritakan tentang kehidupan dari tokoh itu dari dia lahir hingga tokoh
tersebut meninggal dunia.

Jenis-Jenis Roman
Roman memeiliki beberapa jensi sebagai pembagi ceritanya. Berikut adalah beberap
jensi roman yagn diantaranya adalah:
1. Roman Pencintaan (Liebesroman)
2. Roman Anak dan Remaja (Kinder-und Jugendroman)
3. Roman Petualangan (Abendteuerroman)
4. Roman pendidikan (Bildsdungsroman)
5. Roman Kriminal dan Detektif (Krimi-und Detektivroman)
6. Roman Hiburan (Unterhaltungsroman)
7. Roman Psikologi (Psychologischer Roman)

8. Cerita Bersambung
Cerita bersambung menurut Panuti Sudjiman 1986: 13 adalah cerita rekaan yang dimuat
sebagian demi sebagian secara berturut-turut dalam surat kabar atau majalah, yang
berisi tegangan-tegangan atau intrik-intrik yang seakan- akan tidak ada habisnya yang
dimanfaatkan untuk memenggal cerita.
Cerita bersambung biasanya lebih memiliki tema dan karakter tokoh yang lebih
beragam, ditambah juga alur cerita yang terdapat di cerbung pun jauh lebih panjang. Hal
ini dikarenakan adanya penceritaan yang lebih mendetail antara satu kejadian dengan
kejadian selanjutnya. Di dalam cerbung permasalahan yang timbul juga lebih kompleks
dan beragam.

Ciri ciri :
1. Cerbung biasanya disebut serial cerpen atau cerpen berseri
2. Panjang cerita perseri sekitar 3000.5000 kata sedangkan satu cerbung bisa 15000-
25.000 kata
3. Pengkisahan dan adegan adegan ditampilkan lebih luas dari cerpen. Namun
secara garis besar hamper sama dengan cerpen `

21
Berikut adalah contoh karangan non ilmiah :
“Masih saja aku mengingat sosoknya di beranda rumah ini. Di beranda ini memang
mengandung selaksa kenanganku dengannya. Kini, selaksa kenangan itu pun kian
menganga setiap kali aku hendak melupakannya. Mengapa demikian? Entah. Mungkin aku
terlalu merindunya. Dan disaat aku mengingati semua kenangan itu, sesosok bayangan pun
muncul di kejauhan sana.”

2.1.5 Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuan Penyampaiannya

Berdasarkan cara penyajian dan tujuan penyampaiannya, karangan dapat dibedakan atas
enam jenis, yaitu deskripsi (pelukisan), narasi (pengisahan), eksposisi (pemaparan), argumentasi
(pembahasan), persuasi (ajakan), dan campuran (kombinasi). Dalam praktiknya, karangan murni
yang dapat berdiri sendiri sebagai karangan yang lengkap adalah narasi, eksposisi, dan persuasi,
sedangkan deskripsi dan argumentasi sering dipakai untuk melengkapi atau menjadi bagian dari
karangan lain. Contoh narasi yang berdiri sendiri adalah hikayat atau kisah. Contoh karangan
eksposisi yang berdiri sendiri adalah berita-berita dalam surat kabar. Adapun contoh karangan
persuasi yang utuh adalah iklan atau lembar promosi seperti leaflet, brosur, dan advertorial.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sementara, yaitu ada tiga jenis karangan yang sering
ditemukan :
 Sebagai karangan yang utuh berdiri sendiri yaitu narasi, eksposisi, dan persuasi.
 Sebagai karangan yang jarang tampil utuh yaitu deskripsi dan argumentasi.

Kedua bentuk ini sering merupakan bagian dari karangan lain, karangan ilmiah pada umumnya
berbentuk argumentasi dengan bantuan deskripsi sebagai pendukung.

1. Karangan Deskripsi (Pelukisan)


Karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya,
penggambaran sesuatu dalam karangan deskripsi memerlukan kecermatan pengamatan dan
ketelitian. Hasil pengamatan itu kemudian dituangkan oleh penulis dengan menggunakan kata-
kata yang kaya akan nuansa dan bentuk, memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan
menyertakan bukti-bukti sehingga pembaca seolaholah terlibat didalamnya secara langsung.
Ciri-ciri karangan deskripsi
• Berhubungan dengan panca indra.
• Penggunaan objek didapat dengan pengamatan bentuk, warna serta keadaan objek secara
langsung.
22
• Unsur perasaan lebih tajam dari pada pikiran.
• Membuat pembaca seperti merasakan atau mengalami sendiri.

Supaya karangan sesuai dengan tujuan penulisannya, diperlukan suatu pendekatan.


Pendekatan adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu yang akan dituliskan.
Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.
a. Pendekatan Realistis
Dalam pendekatan ini penulis dituntut memotret hal atau benda seobjektif mungkin
sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu
membuat detaildetail, rincian-rincian secara orisinil, tidak dibuat-buat, dan harus dirasakan oleh
pembaca sebagai sesuatu yang wajar.
b. Pendekatan Impresionistis.
Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara
subjektif, setiap penulis bebas dalam memberi pandangan atau interpretasi terhadap
bagianbagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya.

2. Karangan Narasi (Pengisahan)


(berasal dari narration : bercerita), narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha
menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuh
peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.
Karangan narasi memiliki dua macam sifat yaitu :
a. Narasi Ekspositoris / Narasi Faktual
Narasi yang bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya
bertambah luas.
Contoh : kisah perjalanan, otobiografi, kisah perampokan, dan cerita tentang peristiwa
pembunuhan.
b. Narasi Sugestif / Narasi Berplot
Narasi yang mampu menimbulkan daya khayal pembaca, mampu menyampaikan makna
kepada pembaca melalui daya khayal.
Contoh : novel, dan cerpen

3. Karangan Eksposisi (Pemapaparan)


Berasal dari bahasa Inggris exposition, sebenarnya berasal dari kata bahasa Latin yang
berarti membuka atau memulai. Karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk
member tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
23
Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikombinasikan yang paling utama adalah
pemberitahuan atau informasi. Hasil karangan eksposisi yang berupa informasi dapat kit abaca
sehari-hari di dalam media massa. Melalui media massa berita diexpose atau dipaparkan dengan
tujuan memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca.
Pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setaip pembaca sekedar
diberi tahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian. Karena jenis karangannya bersifat
memaparkan sesuatu, eksposisi juga dapat disebut karangan paparan.

Ciri karangan eksposisi


 Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.
 Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (daya faktual).
 Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
 Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada.
 Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi tentang proses kerja sesuatu.

4. Karangan Argumentasi (Pembahasan)


Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk menyakinkan pembaca agar menerima
atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.
Syarat utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil dalam
bernalar dan menyusun ide yang logis.
Ciri karangan argumentasi :
• Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan mempengaruhi
keyakinan pembaca agar menyetujuinya.
• Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, dan gambar.
• Mengusahakan pemecahan suatu masalah.
• Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu penyelesaian.

5. Karangan Persuasi (Ajakan)


Karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal
yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu
pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-fakta yang
relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima
secara menyakinkan. Disamping itu, dalam menulis karangan persuasi harus pula diperhatikan
penggunaan diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasaan orang lain.

Macam-macam persuasi ditinjau dari segi medan pemakaiannya.


24
Digolongkan menjadi empat macamPersuasi Politik
Dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan persuasi
jenis ini untuk keperluan politik dan Negara.
a. Persuasi Pendidikan.
Dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidik.
Seperti seorang motivator dan inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi
pendidikan dengan menampilkan konsepkonsep baru pendidikan untuk bisa
dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan.
b. Persuasi Advertensi / Iklan.
Dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang
atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar
mejadi kenal, senang, ingin memiliki, berusaha untuk barang atau memakai jasa yang
ditawarkan.Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat pendek, ada pula yang panjang.
Persuasi iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil merangsang
konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya persuasi iklan kurang baik
apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan.
c. Persuasi Proganda.
Objek yang disampaikan dalam karangan jenis ini adalah informasi. Tentunya
tujuannya tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja. Lebih dari itu, dengan
informasi diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu.
Persuasi proganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye
biasanya berupa informasi dan ajakan.Tujuan akhir dari kampanye agar pembaca dan
pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut.Contoh persuasi proganda seperti
selebaran yang berisi informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat
sesuatu.

6. Karangan Campuran (Kombinasi)


Selain karangan murni, misalnya eksposisi atau persuasi, sering ditemukan karangan
campuran atau kombinasi. Isinya dapat merupakan gabungan eksposisi dan deskripsi, atau
eksposisi dengan argumentasi. Dalam wacana yang lain sering kita temukan narasi berperan
sebagai ilustrasi bagi karangan eksposisi atau persuasi

25
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Mengarang berarti menyusun atau merangkai. Karangan adalah hasil penjabaran suatu
gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan
yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraf.
Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Karangan ilmiah.
2. Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer.
3. Karangan non ilmiah.
Berdasarkan cara penyajian dan tujuan penyampaiannya, karangan dapat dibedakan
atas enam jenis, yaitu :
1. Deskripsi (pelukisan).
2. Narasi (pengisahan).
3. Eksposisi (pemaparan).
4. Argumentasi (pembahasan).
5. Persuasi (ajakan).
6. Campuran (kombinasi).

Saran
Dari uraian singkat makalah diatas, kami ingin menyarankan kepada semua pada umumnya,
untuk lebih memperhatikan lebih jelas dalam penyusunan suatu karya tulis baik ilmiah,
semiilmiah, maupun nonilmiah agar penyusunannya sesuai dengan aturan dan harapan yang
dituju.

26
DAFTAR PUSTAKA

Charlina dan Mangatur Sinaga. 2011. MKDU BAHASA Indonesia. Pekanbaru :


Berhati Publishing

Faizah, Hasnah. 2009. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pekanbaru :
Cenidikia Insani

Guru Pendidikan. 2019. Teks Anekdot : Pengertian,Struktur, Ciri, Tujuan Dan


Contohnya Lengkap (https://www.gurupendidikan.co.id/teks-anekdot/#!)
diakses pada 21 Mei 2019 Pukul 10:00:07 WIB

Hermandra. 2008. Bahasa Indonesia Diperguruan Tinggi . Pekanbaru : Cendikia


Insani

Sumarni, Ratna. 2018. 5 Contoh Jenis-Jenis Karangan Semi Ilmiah Singkat dalam
Bahasa Indonesia (https://dosenbahasa.com/contoh-jenis-jenis-
karangan-semi-ilmiah-singkat) diakses pada 21 Mei 2019 pukul 09:40:15
WIB.
Sumarni, Ratna. 2017. 4 Jenis-Jenis Karangan Non Ilmiah dalam Bahasa
Indonesia (https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-karangan-non-ilmiah)
diakses pada 21 Mei 2019 pukul 09:45:43 WIB.
Pas Berita. 2017. Pengertian, Ciri-ciri, dan Unsur-unsur Hikayat Beserta
Contohnya (https://pasberita.com/pengertian-ciri-unsur-hikayat/) diakses
21 Mei 2019 pukul 10:05:43 WIB

27

Anda mungkin juga menyukai