Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERANCANGAN KARANGAN

Oleh :
NAMA : WILDA AULIA
NIM :105331100321
KELAS : BI3A

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat-Nya dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Perancangan
Karangan”.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada dosen mata kuliah Keterampilan
Menulis Kreatif yang telah membimbing saya untuk
menyelesaikan makalah ini. Selain itu, saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah menjadi lebih baik serta bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.

Makassar, 18 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II ISI
2.1 Pengertian Kerangka Karangan
2.2 Bentuk Kerangka Karangan
2.3 Manfaat Kerangka Karangan
2.4 Penyusunan Kerangka Karangan
2.5 Pola Susun Kerangka Karangan
2.6 Macam-macam Kerangka Karangan
2.7 Syarat Kerangka Karangan yang baik
BAB III PENUTUP
2.8 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa Indonesia adalah ilmu yang mempelajari tata
berbahasa secara lisan maupun tulisan. Dalam hal lisan,
contohnya kegiatan berbicara seperti Mc, presenter,
pembawa acara, pembawa radio dan sebagainya.
Sedangkan dalam hal tulisan, contohnya penulisan
ilmiah seperti pembuatan makalah, karya tulis,
proposal, skripsi, tesis, dan disertasi. Saat membuat
penulisan ilmiah diperlukan perencanaan karangan yang
bertujuan mempersiapkan proses awal mengarang
sampai dengan penulisan akhir.
Perencanaan karangan merupakan tahap awal yang
dilakukan oleh seorang pengarang untuk
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah,
menentukan pembatasan masalah, mengamati objek
yang ditulis, dan menuangkan gagasannya dari awal
penulisan hingga akhir penulisan. Perencanaan
karangan penting dibuat agar karangan dapat terstruksur
dengan baik, menarik para pembaca dan mudah
dipahami. Jika perencanaan karangan tidak dibuat maka
pengarang akan mengalami kesulitan dalam penulisan,
apalagi dalam penulisan karangan formal seperti
makalah penelitian, skripsi, tesis dan disertasi, atau
karangan ilmiah lainnya menuntut beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi. Untuk memudahkan
pembuatannya, maka diperlukan perencanaan karangan
yang terdiri atas beberapa tahapan penulisan.
Oleh karena itu, melihat pentingnya pembuatan
perencanaan karangan sebelum membuat karangan,
maka tim penulis tertarik untuk membahas perencanaan
karangan lebih lanjut dalam makalah ini. Dengan
memperhatikan cara pembuatan perencanaan karangan
yang benar untuk memudahkan saat pembuatan
karangan.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas
maka secara umum permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang di maksud dengan kerangka karangan?
2. Jelaskan bentuk kerangka karangan!
3. Jelaskan manfaat kerangka karangan!
4. Jelaskan penyusunan kerangka karangan!
5. Jelaskan pola susunan kerangka karangan!
6. Jelaskan macam-macam kerangka karangan!
7. Jelaskan kerangka karangan yang baik!
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian kerangka karangan
2. Mengetahui bentuk kerangka karangan
3. Mengetahui manfaat kerangka karangan
4. Mengetahui penyusunan kerangka karangan
5. Mengetahui pola susunan kerangka karangan
6. Mengetahui macam-macam kerangka karangan
7. Mengetahui kerangka karangan yang baik
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang membuat
garis-garis besar suatu karangan yang ketentuan-ketentuan
bagaimana kita akan menyusun karangan-karangan.
Kerangka akarangan dapat di artikan rancangan kerja yang
membuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik
harus di perinci dan di kembangkan. Kerangka karangan
dapat di berbentuk catatan-catatn sederhana tapi juga dapat
membentuk mendetail dan di garah sangat cermat.
Perencanaan karangan yaitu semua tahap persiapan
penulisan. Dimana, kegiatan menulis bukanlah suatu kegiatan
yang kebetulan, melainkan memang telah direncanakan.
Dengan begitu, penulis benar-benar siap mengungkapkan
gagasannya melalui tulisan.
secara teoritis, perencanaan karangan terdiri atas tiga
tahapan, yaitu prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan.
Pada tahapprapenulisan, seorang penulis dituntut untuk
mempersiapkan bahan-bahan yang akan dijadikan tulisan.
Persiapan ini meliputi penentuan tema, topik, ataupun judul,
tujuan penulisan, masalah yang akan dibahas, teknik
pengumpulan bahan atau teknik penelitian, penentuan buku
rujukan penyusunan kerangka karangan, dan sebagainya.
Pada tahap penulisan, penulis dituntut untuk mengembangkan
kerangka yang sudah dibuat tadi. Dengan kalimat, ungkapan,
frase, kata-kata, penulis mengembangkan kerangka tersebut
menjadi paragraf subbab, bab, wacana, akhirnya menjadi
karya tulis yang utuh. Dan pada tahap pascapenulisan,
penulis mengurangi segala kekeliruan dan kekurangan yang
mungkin timbul. Pada tahap ini, penulis juga dapat
menambah referensi dan merevisi penulisan yang telah
diketik sehingga menjadi tulisan yang sempurna. Tahap ini
biasa disebut dengan tahap revisi.

2.2 Bentuk Kerangka Karangan


Berdasarkan perumusan teks, bentuk kerangka
karangan terdiri atas:
Kerangka kalimat
Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif (
berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap topik,
sub topik, maupun sub-sub topik.
Manfaat kerangka kalimat meliputi:
Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat
topik yang akan diuraikan, serta perincian-rincian
tentang topik itu.
Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap
jelas, walaupun telah lewat bertahun-tahun.Penulis
masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun
baru digarap bertahun-tahu kemudian.
Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat
akan jelas bagi siapapun, seperti bagi pengarangnya
sendiri.
Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis
dalam sebuah kalimat yang lengkap. Sesudah itu
semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun
pokok-pokok bawahan, dirumuskan dengan
mencantumkan topiknya saja, dengan tidak
mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka
topik dirumuskan dengan mempergunakan kata atau
frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan
cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik
manfaatnya kurang bila dibandingkan dangan
kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara
perencanaan antara kerangka karangan itu dengan
penggarapannya cukup lama.
Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka
topik
Kerangka karangan yang menggabungkan antara
kerangka kalimat dan kerangka topik. Kerangka
karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-
sub bagian maupun pokok-pokok utama dan pokok-
pokok bawahan.
Bentuk Kerangka Karangan Berdasarkan Bentuk
Karangan Berdasarkan bentuknya, bentuk kerangka
karangan terdiri atas:
Karangan Deskripsi
Bentuk karangan seperti ini banyak di jumpai dalam
berbagai betuk karangan, misalnya novel, cerpen ,
laporan atau berita. Deskripsi adalah Tulisan yang
menggambarkan bentuk objek pengamatan, rupa, sifat,
rasa atau corak yang melukiskan perasaan.
Sebuah deskripsi di buat untuk membantu pembaca
membayangkan suasana mengenal ciri orang, dan
untuk memahami suat sensasi atau perasaan melalui
ungkapan bahasa. Oleh karenanya dalam membuat
deskripsi harus berdasar pada pengamatan yang
cermat dan penyusunan kalimat yang tepat yang harus
diawali dengan sebuah gambaran yang umum, yang
berupa kalimat atau frasa.
Ada berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi
penampilan, kesopanan perilaku, sifat, suara, cara
bicara, dan sikap dan ada pula deskripsi melalui
pencerapan salah satu pancaindera kita yang harus
disusun secara kronologis dan logis.
Karangan Narasi
Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa
atau kejadian dalam satu urutan waktu yang ada pula
tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi fakta
atau fiksi.
Karangan Eksposisi
Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan,
keterangan atau pemahaman kepada pembaca yang
dapat di temui pada tulisan edotorial, esai, petunjuk
penggunaan atau ulasan yang didasarkan pada
perincian yang khusus dan cermat, penalaran, dan
penggunaan contoh.
Karangan Argumentasi
Karangan yang bertjuan untuk meyakinkan orang,
membuktikan pendapat atau pendirian pribadi atau
membujuk pihak lain agar sebuah pendapat pribadi di
terima yang dibuat dengan menyusun alasan atau
pembuktian untuk menunjang kalimat topik dengan
memberikan penjelasan dan fakta yang tepat.
Karangan Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk
berbuat sesuatu.
Bentuk Karangan Berdasarkan Rinciannya
Berdasarkan rinciannya, bentuk karangan terdiri atas:
Kerangka Karangan Sementara
Kerangka karangan sementara atau non formal
merupakan suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi
suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi dasar
untuk penelitiaan kembali guna mengadakan
perombakan-perombakan yang dianggap perlu. Karena
kerangka karangan ini bersifat sementara, maka tidak
perlu disusun secara terperinci. Tetapi karena ia juga
merupakan sebuah kerangka karangan maka ia harus
memungkinkan pengarangnya untuk menggarap
persoalannya secara dinamis, sehingga perhatian
harus dicurahkan sepenuhnya pada penyusunan-
penyusunan kalimat-kalimat, alenia-alenia, atau
bagian-bagian tanpa memepersoalkan lagi bagaimana
susunan karangannya, atau bagaimana susunan
bagian-bagiannya.
Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari
tesis dan pokok-pokok utama, paling tinggi dua
tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah
kerangka karangan sementara dapat berupa topik yang
tidak kompleks atau karena penulis segera menggarap
karangan itu.
Kerangka Karangan Formal
Kerangka karangan formal biasanya timbul dari
penimbanga bahwa topik yang akan digarap bersifat
sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana
tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera
menggarapnya.
Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti
prosedur yang sama seperti kerangka non-formal.
Tesisnya dirumuskan dengan cermat dan tepat,
kemudian dipecah-pecah menjadi bagian-bagian
bawahan (sub-ordinasi) yang dikembangkan untuk
menjelaskan gagasan sentralnya. Setiap sub-bagian
dapat diperinci lebih lanjut menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil, sejauh diperlukan untuk menguraikan
persoalan itu sejelas-jelasnya. Dengan perincian yang
sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat
mencapai lima atau enam tingkat perincian. Suatu tesis
yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian
sudah dapat disebut kerangka formal.
Perencanaan kerangka karangan sementara dilakukan
sesuai dengan prosedur. Mula-mula penulis
merumuskan tesis berdsarkan topik dan maksud utama
dari karangan itu. Kemudian dibawah tesis itu dibuat
perinciaan berupa pencatatan semua hal yang mungkin
dijadikan pokok-pokok utama atau pokok-pokok
tambahan bagi tesis tadi. Pokok-pokok yang
mempunyai hubungan satu sama lain atua
mempunyain hubungan logis di hubung-hubungkan
dengan tanda panah, atau pokok yang tidak
mempunyai hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-
pokok yang diterima sebagai perinciaan dari tesis lalu
diurutkan sesuai dengan pola susunan yang dipilih,
dengan diberi nomor-nomor urut sesuai dengan pola
susunan.

2.3 Manfaat Kerangka Karangan


1. Mempermudah elaborasi antar paragraf
Hal yang paling penting dari suatu karangan adalah
elaborasi. Elaborasi merupakan teknik untuk
mengembangkan intisari dari suatu karangan, agar
tulisan tersebut bisa dipahami dan memiliki struktur
kata yang saling terkait antar kalimat dalam paragraf.
Manfaat kerangka karangan yang pertama adalah tentu
saja membantu mempermudah teknik elaborasi ini.
Tanpa adanya kerangka karangan, maka elaborasi
antar kalimat akan sangat sulit untuk dilakukan,
tulisan akan sangat mungkin terjadi karangan yang
kabur dan juga tidak jelas.
2. Mempermudah menentukan topik per paragraf
Topik karangan tidak hanya harus kita tentukan
sebelum judul dibuat, namun juga harus kita pikirkan
setiap paragraf. Adanya topik perparagraf, maka
pengembangan tulisan pada suatu paragraf akan
menjadi lebih mudah. Disinilah fungsi kerangka
karangan sangat berperan. Kerangka karangan akan
membantu penulis untuk menentukan topik apa saja
yang akan dikembangkan setiap paragrafnya, sehingga
menjadi lebih mudah dalam melakukan
pengembangan penulisan dalam satu paragraf.
3. Agar cerita tidak kabur dari inti cerita
Terkadang suatu penulisan karangan yang kabur dan
tidak jelas temanya akan menjadi suatu bentuk
karangan yang buruk dan juga tidak akan dibaca oleh
orang lain. Karena itu, manfaat kerangka karangan
lainnya adalah untuk membantu mengarahkan
penulisan suatu karangan agar nantinya tidak menjadi
kabur dan ngawur dalam pembuatannya. Selain itu, hal
ini juga dapat mencegah munculnya pengembangan
karangan yang menjauh dari topik utama dari suatu
karangan yang akan dibuat.
4. Membantu penyusunan karangan menjadi lebih baik
Sebuah impian dari setiap penulis untuk dapat
menghasilkan suatu karangan atau karya tulis yang
sempurna dan juga baik untuk dibaca oleh orang lain.
Karena itu kerangka karangan sangat berperan untuk
membantu penulis menyusun kata-kata sesuai dengan
topik yang sudah ditentukan dalam kerangka
karangan. Hal ini nantinya bisa menghasilkan suatu
karangan dan juga karya tulis yang sempurna, serta
enak untuk dibaca oleh banyak orang.
5. Menghindari tumpang tindih tema karangan
Terkadang antara tema satu dengan tema yang lain
dalam paragraf yang berbeda akan terjadi tumpang
tindih. Hal ini tentu saja nantinya akan
membingungkan pembaca. Hal ini terjadi karena
penulis tidak memperhatikan topik dan juga tema dari
tiap paragraf dalam kerangka karangan, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya tumpang tindih tema.
Pada akhirnya manfaat kerangka karangan dapat
menghindari terjadinya hal ini, karena apabila setiap
tema dalam suatu karangan mengalami tumpang
tindih. Pastinya hal ini akan sangat mengganggu dan
menurunkan nilai dari karangan yang sudah dibuat
dengan susah payah.
6. Mempermudah penulisan karangan
Pada intinya, kerangka karangan yang paling penting
adalah agar penulis bisa menyusun suatu karangan dan
juga karya tulis dengan baik dan juga sempurna. Karya
tulis serta karangan yang sudah dibuat dengan baik
dan juga sempurna akan memberikan nilai tambah dan
juga kepuasan tersendiri bagi para penulis.

2.4 Penyusunan Kerangka Karangan


1. Memilih Tema atau Gagasan Suatu Karya
2. Menentukan Judul
3. Mengumpulkan Bahan
4. Memilih dan MengembangkanTopik
5. Memperluas Kerangka Karangan
6. Kerangka Karangan Cerpen
7. Kerangka Karangan Ilmiah

2.5 Pola Susun Kerangka Karangan


1. Pola Ilmiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai
dengan kenyataan yang nyata di alam.
a. Urutan waktu
Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau
kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik
minat pembaca.
Contoh : Riwayat hidup.
b. Urutan ruang
Mempunyai hubunganyang sangat erat dengan ruang
atau tempat . Urutan ini biasa digunakan dalam tulisan
- tulisan yang bersifat deskriptif.
Contoh : Meletusnya Gunung Berapi di Tanah Jawa.
c. Urutan topik yang ada
Suatu peristiwa yang sudah di kenal dengan bagian -
bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut
secara lengkap, mau tidak mau bagian - bagian itu
harus di jelaskan berturut - turut dalam karangan itu,
tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari
lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian -
bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk
menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di
tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan
logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri
yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan
tanggapan penulis.
a. Urutan klimaks dan antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang
berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu
rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi
kedudukannya atau yang paling menonjol.
b. Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat
dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu
masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di
lanjutkan dengan perincian - perincian yang
menelusuri akibat - akibat yang mungkin terjadi.
Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau
dalam membicarakan persoalan - persoalan yang di
hadapi umat manusia pada umumnya.
c. Urutan pemecahan masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian
bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan
atas masalah tersebut. Sekurang - kurangnya uraian
yang mempergunakan landasan pemecahan masalah
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi
mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya
alternatif - alternatif untuk jalan keluar dari masalah
yang di hadapi tersebut.
d. Urutan umum-khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh
(umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara
terperinci (khusus).
e. Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan
sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur -
angsur pindah kepada hal - hal yang kurang di kenal
atau belum di kenal. Dalam keadaan - keadaan tertentu
cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan
analogi.
f. Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas.
Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu
barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh
pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan
apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para
pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak
oleh para pembaca.
2.6 Macam-macam Kerangka Karangan
Macam-macam Kerangka Karangan
1. Berdasar Sifat Rinciannya :
Kerangka Karangan Sementara / Non-formal :
a. topiknya tidak kompleks
b. akan segera digarap
Kerangka Karangan Formal :
a. topiknya sangat kompleks
b. topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya :
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah
menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk
menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat
dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga
tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan
Formal.
2. Berdasar perumusan teksnya
a. Kerangka Kalimat
b. Kerangka Topik
c. Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka
Topik

2.7 Syarat kerangka karangan yang baik


Pertama,adalah Tesis atau pengungkapan maksud harus
jelas. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas,
kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesis atau
pengungkapan masksud.
kedua, Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu
unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus
dirinci.
ketiga, Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun
secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu
tergambar jelas.
keempat, Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada
dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-
langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan
sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan
karangan.
BAB III
PENUTUP
2.8 KESIMPULAN
Dari kesimpulan di atas dapat di simpulkan bahwa
kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang
mengandung ketentuan-ketentuan bagaimana caranya
Menyusun karangan.
Cara penyusunan kerangka karangan karangan
mempunyai dua pola. Pertama,pola alamiah dan kedua pola
logis
Kerangka karangan juga mempunyai macam-macam
yang berdasarkan perincian dan rumusan teks,kerangka
karangan yang berdasarkan perincian ada dua macam berupa
kerangka karangan sementara dan kerangka karangan formal.
Sedangkan yang berdasarkan perumusan teks yaitu kerangka
kalimat dan kerangka topik.
Kerangka karangan memberikan banyak manfaat.
Diantaranya agar tidak terjadi pengulangan pembahasan
sehingga pembaca tidak perlu bertanya lagi dan jelasnya
topik yang akan di bahasa
DAFTAR PUSTAKA

KAMIS, 01 MEI 2014


http://saghinarius.blogspot.com/2014/05/makalah-bahasa-
indonesia-perencanaan_8275.html
A.G., Haryanto. 1999. Metode Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah: Buku Ajar untuk Mahasiswa. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Pringadi Abdi Surya 04 Mar, 2020
https://catatanpringadi.com/bentuk-dan-pola-kerangka-
karangan/
Kamis, 15 Mei 2014
http://amalina-in.blogspot.com/2014/05/makalah-
penyusunan-kerangka-karangan.html

Anda mungkin juga menyukai