Anda di halaman 1dari 17

Bahasa Indonesia

Kerangka Karangan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH :

1. Bobby Juniansyah Firdaus (07041281924041)


2. Benazir An Nisa Mandalika (07041281924043)
3. Natasya Rida Syafitri (07041281924044)
4. Dion Breri Surbakti (07041281924238)

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah Bahasa Indonesia yang berjudul ‘Kerangka Karangan’ dengan baik.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian kerangka karangan,
fungsi kerangka karangan, bentuk-bentuk kerangka karangan, syarat-syarat kerangka
karangan yang baik, langkah-langkah pembuatan kerangka karangan, dan contoh kerangka
karangan, serta contoh pengembangan kerangka karangan.

Kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah


mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca.

Kami menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas, sehingga kami tetap
mengharapkan masukan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
makalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik.

Indralaya, September 2019

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………...

Kata Pengantar…………………………………………………………………………….1

Daftar Isi………………………………………………………………………….……….2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….……...3
1.1 Latar Belakang………………………………....………….…………………...3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan….……………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….5
2.1 Pengertian Kerangka Karangan………………………………………………..5
2.2 Fungsi Kerangka Karangan……………………………………………………6
2.3 Bentuk-Bentuk Kerangka Karangan…………………………………….…….6
2.4 Syarat-Syarat Kerangka Karangan yang Baik…………………………………9
2.5 Langkah-Langkah Pembuatan Kerangka Karangan……………...……………9
2.6 Contoh Kerangka Karangan……………………………………..……………12
2.7 Contoh Pengembangan Kerangka Karangan…………………………………13

BAB III PENUTUP……………………………………………………….………………..


3.1 Kesimpulan……………………………………….……………….………….14
3.2 Saran………………………………………………….………………………14

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca
dan dimengerti oleh pembaca. Namun, sebelum kita membuat sebuah karangan sebaiknya kita
membuat kerangka karangan terlebih dahulu karena tanpa kerangka karangan maka akan mudah
terjerumus kearah keadaan anarkis dan akan mudah kehilangan kontrol terhadap karangan yang
akan dituju. Selain itu, dengan adanya kerangka karangan dapat menghindari adanya tumpang
tindih pada bagian-baigan tertentu serta penyimpangan-penyimpangn dari topik dapat dihindarkan.
Kerangka karangan mempunyai arti yang sama dengan ragaan atau outline yaitu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah kerangka kyang akan
ditulis.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian kerangka karangan,
lagkah-langkah, pembuatan karangan, fungsi kerangka karangan, dan contoh-contoh dalam
pembuatan kerangka karangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kerangka karangan?

2. Apa fungsi kerangka karangan?

3. Apa saja bentuk-bentuk kerangka karangan?

4. Apa saja syarat-syarat kerangka karangan yang baik?

5. Bagaimana langkah-langkah pembuatan kerangka karangan?

6. Bagaimana contoh kerangka karangan?

7. Bagaimana contoh pengembangan kerangka karangan?

3
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kerangka karangan
2. Memahami fungsi kerangka karangan
3. Mengetahui bentuk-bentuk kerangka karangan
4. Mengetahui syarat-syarat kerangka karangan yang baik
5. Mengetahui langkah-langkah pembuatan kerangka karangan
6. Mengetahui contoh kerangka karangan
7. Mengetahui contoh pengembangan kerangka karangan
 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang kerangka karangan kepada pembaca
2. Sebagai salah satu referensi mengenai materi kerangka karangan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka atau outline adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang
akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang digunakan untuk menyampaikan suatu
gagasan kepada pembaca. Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang
memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.

 Pengertian kerangka karangan menurut para ahli :

Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan


bagaimana kita menyusun kerangka itu. Kerangka karangan juga akan menjamin bahwa
penulisan akan bersifat konsepsual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target
pembacanya. Selain itu, kerangka karangan akan dapat menghindarkan kemungkinan
kesalahan terutama dalam mengembangkan detail-detailnya (Widjono, 2007:253).

Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar suatu karangan
(Kosasih, 2004: 129).

Kerangka karangan adalah pada umumnya para penulis pertama-tama harus membuat
bagan atau rencana kerja, yang setiap kali dapat mengalami perbaikan dan
penyempurnaan hingga dicapai bentuk yang lebih sempurna. Untuk membuat
perencanaan semacam itu diperlukan sebuah metode yang teratur, sehingga pada waktu
menyusun bagian-bagian dari topik yang akan digarap itu dapat dilihat hubungan yang
jelas antara satu bagian dengan bagian yang lain,bagaimana yang sudah baik dan bagian
mana yang masih memerlukan penyempurnaan (Keraf, 1980: 132).

5
2.2 Fungsi Kerangka Karangan

 Mempermudah pembahasan tulisan.


 Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
 Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
 Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
 Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
 Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.

2.3 Bentuk - Bentuk Kerangka Karangan

1. Kerangka karangan berdasarkan perumusan teksnya

a. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap


untuk merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.

Manfaat kerangka kaimat meliputi:

1). Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan diuraikan,
serta perincian-rincian tentang topik itu.

2) .Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah lewat
bertahun-tahun.Penulis masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun baru
digarap bertahun-tahu kemudian.

3). Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun,
seperti bagi pengarangnya sendiri.

b. Kerangka topik

Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat


yang lengkap. Sesudah itu semua pokok, baik pokok-pokok utama maupun pokok-
pokok bawahan, dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak

6
mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan
mempergunakan kata atau frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan
cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila
dibandingkan dangan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara
perencanaan antara kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.

c .Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik

Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan


kerangka topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub
bagian maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan.

2. Kerangka karangan berdasarkan rinciannya

a. kerangka karangan sementara

Kerangka karangan sementara atau non formal merupakan suatu alat


bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi dasar
untuk penelitiaan kembali guna mengadakan perombakan-perombakan yang
dianggap perlu. Karena kerangka karangan ini bersifat sementara, maka tidak perlu
disusun secara terperinci. Tetapi karena ia juga merupakan sebuah kerangka
karangan maka ia harus memungkinkan pengarangnya untuk menggarap
persoalannya secara dinamis, sehingga perhatian harus dicurahkan sepenuhnya
pada penyusunn-penyusunan kalimat-kalimat, alenia-alenia, atau bagian-bagian
tanpa memepersoalkan lagi bagaimana susunan karangannya, atau bagaimana
susunan bagian-bagiannya.

Perencanaan kerangka karangan sementara dilakukan sesuai dengan


prosedur. Mula mula penulis merumuskan tesis berdsarkan topik dan maksud
utama dari karangan itu. Kemudian dibawah tesis itu dibuat perinciaan berupa
pencatatan semua hal yang mungkin dijadikan pokok-pokok utama atau pokok-

7
pokok tambahan bagi tesis tadi.Pokok-pokok yang mempunyai hubungan satu sama
lain atua mempunyain hubungan logis di hubung-hubungkan dengan tanda panah,
atau pokok yang tidak mempunyai hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-pokok
yang diterima sebagai perinciaan dari tesis lalu diurutkan sesuai dengan pola
susunan yang dipilih, dengan diberi nomor-nomor urut sesuai dengan pola susunan.

Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama,
paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah kerangka
karangan sementara dapat berupa topik yang tidak kompleks atau karena penulis
segera menggarap karangan itu.

b. Kerangka karangan formal

Kerangka karangan formal biasanya timbul dari penimbanga bahwa topik


yang akan digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi
penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.

Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti prosedur yang sama


seperti kerangka non-formal. Tesisnya dirumuskan dengan cermat dan tepat,
kemudian dipecah-pecah menjadi bagian-bagian bawahan (sub-ordinasi) yang
dikembangkan untuk menjelaskan gagasan sentralnya. Setiap sub-bagian dapat
diperinci lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sejauh diperlukan
untuk menguraikan persoalan itu sejelas-jelasnya. Dengan perincian yang sekian
banyak, sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau enam tingkat
perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian sudah dapat
disebut kerangka formal.

8
2.4 Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik

Adapun syarat-syarat kerangka karangan yang baik antara lain :

1) Pengungkapan maksudnya harus jelas.

2) Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.

3) Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.

4) Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.

2.5 Langkah – Langkah Pembuatan Kerangka Karangan

1. Menentukan Tema dan Judul

Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita
berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan,
permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang
dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan
menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal
(penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap
wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak
aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu
memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan.
diantaranya :

a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.

b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.

c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

9
Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan
syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya
dan kita hanya bisa memakainya. Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau
membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu
caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat
menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.

2. Mengumpulkan bahan

Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum
melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi
tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi
bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada
dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-
kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan
rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis
dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara
mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan
tulisannya.

3. Menyeleksi bahan

Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar
tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan
dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya :

a) Catat hal penting semampunya.

b) Jadikan membaca sebagai kebutuhan.

10
c) Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat kerangka

Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang
bersifat nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian
nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan
nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. Sedangkan
karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang
tidak mungkin terjadi. Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita
susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau
melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi
beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama
dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-
waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :

a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang
menjelaskan gagasan2 yang timbul).

b. Mengatur urutan gagasan.

c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.

d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Merangkai karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang
bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)

5. Mengembangkan kerangka karangan

11
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita
terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik,
permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan
bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan
karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok
permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur
pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan
relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.

2.6 Contoh Kerangka Karangan

Tema : Makanan

Judul : Manfaat Tempe

1. Pengertian tempe

2. Kandungan pada tempe

2.1 Protein

2.2 Vitamin K

3. Manfaat tempe

3.1 Bagi kesehatan

3.2 Bagi Keuangan

4. Cara Membuat Tempe

12
2.7 Contoh Pengembangan Kerangka Karangan

Tempe Makanan Sejuta Manfaat

Makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai ini telah
menjadi makanan sehari – hari orang – orang Indonesia sejak dahulu kala. Makanan
sederhana ini mengandung vitamin dan mineral yang cukup banyak.

Salah satunya adalah protein, protein adalah zat pembangun yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita. Protein yang ada di dalam tempe ternyata memiliki jumlah
yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah protein yang ada di dalam daging.

Selain protein, di dalam tempe juga terkandung vitamin K yang sangat bermanfaat
untuk kesehatan kulit. Vitamin K ini berasal dari kacang kedelai yang ada di dalam tempe.
Karena tingginya jumlah vitamin dan mineral di dalam tempe ini, banyak sekali manfaat
yang bisa kita peroleh, diantaranya adalah :

Tempe menjadi makanan alternative pengganti daging untuk memenuhi kebutuhan


protein. Meskipun protein yang dikandung adalah protein nabati, protein tersebut tidak
kalah dari protein hewani. Dengan mengkonsumsi tempe yang banyak, maka kebutuhan
protein di dalam tubuh kita akan terpenuhi.

Selain bermanfaat bagi kesehatan, tempe juga bisa membantu kita menghemat
pengeluaran. Hal ini dikarenakan harga tempe jauh lebih murah dan bisa dijangkau oleh
siapapun. Oleh karena itu, dengan mengkonsumsi tempe kita bisa menabung.

Tempe mudah sekali ditemui karena hampir semua warung menjual makanan ini.
Hal ini dikarenakan tempe sangat mudah untuk dibuat. Bahan yang diperlukan hanya
kacang kedelai dan ragi. Kacang kedelai yang telah dibersihkan dicampur dengan ragi.
Kemudian, dibungkus dalam plastik dan disimpan selama beberapa hari hingga menjadi
tempe.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerangka karangan sering disebut juga dengan outline atau ragangan.Kerangka karangan
(outline) merupakan miniatur karangan.Pada dasarnya outline adalah proses penggolongan dan
penataan berbagai fakta yang kadang-kadang berbeda dengan jenis dan sifatnya, menjadi
kesatuan yang berpautan. Dengan memperhatikan outline akan terlihat dengan jelas struktur dan
sistematika berpikir pengarangnya.Sehingga pengarang dapat melihat dengan jelas, dibagian
mana fakta, penilaian, argumentasi, atau ilustrasi tertentu dikemukakan, sehingga karangan
menjadi tepat.

Kerangka karangan juga sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau an
pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan ditulis dalam rangka
untuk menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, susunan
penulisan yang bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, logis, jelas, dan bersasaran dari target
pembacanya. kerangka karangan (outline) juga memudahkan kita dalam pembuatan karangan
yang lebih baik.

3.2 Saran

Agar kita dapat memperoleh karangan yang baik, logis, dan sistematis,maka kita harus
mmbuat kerangga terlebih dahulu.Karena dengan kerangka karangan kita bisa menghindari
penggarapan topik yang berulang-ulang,terhindar dari tumpang tindih pada bagian-bagian
tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat dihindarkan, dan juga
akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran
dari target pembacanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-dan-cara-
membuatnya.html

http://rahim33.blogspot.com/2013/05/pengertian-kerangka-karangan.html

http://robbinadani.blogspot.com/2015/04/makalah-kerangka-karangan.html

http://blogpendidikanindonesia31.blogspot.com/2016/11/kerangka-karangan.html

http://balepo.blogspot.com/2016/06/langkah-langkah-menyusun-kerangka.html

https://www.kakakpintar.id/contoh-kerangka-karangan-dan-cara-membuatnya/

15
Pertanyaan dari kelompok 6

NAMA :
NIM :

1. Suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat 4 Berikut dua jenis karangan adalah…
garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun A. Formal dan non-formal
dengan sistematis dan terstruktur, merupakan
penegertian dari… B. Fiksi dan non-fiksi

A. Kerangka karangan C. Kemarin dan hari ini

B. Topik D. Normal dan non-normal

E. Penting dan tidak penting


C. Paragraf

D. Diagram
5 Kerangka kalimat dan kerangka topic merupakan
E. Tanda Baca bentuk-bentuk kerangka karangan
berdasarkan…

A. Rinciannya

2. Berikut ini merupakan syarat dari kerangka B. Pendapat orang lain


karangan yang baik, kecuali...
C. Kemauan teman
A. Pengungkapan maksudnya harus jelas
D. Perumusan teksnya
B. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus
disusun secara logis E. Perumusan kepentingan

C. Topik harus di ketahui dan dipahami penulis

D. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya


mengandung satu gagasan

E. Harus menggunakan pasangan simbol yang


konsisten

3. Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan


kerangka karangan, kecuali...

A. Menentukan tema dan judul

B. Mengumpulkan bahan

C. Menyeleksi bahan

D. Membuat kerangka

E. Mengkategorikan kerangka

Anda mungkin juga menyukai