MUSIK MELAYU
(GAMBUS)
Kelompok 5
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai sumber.
Makalah ini berisikan tentang “Musik Melayu”. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga
berguna untuk menambah pengetahuan bagi kita semua.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang
kami miliki masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada kita semua
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahu pengertian dari musik Melayu.
2. Untuk mengetahui sejarah dan persebaran musik Melayu.
3. Untuk mengetahui ciri khas musik Melayu.
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk alat musik Melayu dan
bagaimana cara memainkannya.
5. Untuk mengetahui konsep alat musik gambus menurut narasumber.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adapun beberapa tokoh musik Melayu sebagai berikut:
4
Parfi dan Persatuan Seniman Malaysia
(2006). Lagu-lagu ciptaan Said Effendi
seperti : Lagu Rindu, Timang-timang,
Asmara Dewi, Potong Padi, Hanya
Nyanyian, Fatwa Pujangga, Seroja, dan
lain-lain.
Muhammad Mashabi merupakan salah satu
penulis lagu dan penyanyi musik Melayu
pada masa 1950-an dan 1960-an di
Indonesia. Bersama-sama dengan H.
Bawafie dan Munif Bahaswan, ia
merombak gaya musik Orkes Melayu Deli
dengan mengganti beberapa instrumen dan
struktur lirik dan lagu. Bila sebelumnya
lagu-lagu Melayu Deli berisikan pantun,
pada masa mereka musik Melayu mulai
memasukkan tema-tema percintaan.
Penggunaan gong pun mulai ditinggalkan.
Tempo lagu lebih cepat. Perubahan yang
dilakukan merintis bentuk dangdut modern
seperti yang dikenal sekarang. M. Mashabi
pernah berkolaborasi dengan Ellya, Si
Boneka dari India, dan Johana Satar.
Beberapa lagu ciptaannya: Renungkanlah,
Harapan Hampa, Hilang Tak Berkesan,
Kecewa (dipopulerkan kembali oleh Iis
Dahlia), dan Keluhan Anak Tiri (lebih
dikenal dengan judul Ratapan Anak Tiri,
judul film yang menggunakan lagu ini
sebagai soundtracknya).
5
Tengku Amir Hamzah yang bernama
lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran
Indera Putera (lahir di Tanjung Pura,
Langkat, Sumatera Timur, 28 Februari 1911
– meninggal di Kuala Begumit, 20 Maret
1946 pada umur 35 tahun) adalah seorang
sastrawan Indonesia angkatan Pujangga
Baru. Ia lahir dalam lingkungan keluarga
bangsawan Melayu (Kesultanan Langkat)
dan banyak berkecimpung dalam alam
sastra dan kebudayaan Melayu.
Amir Hamzah tidak hanya menjadi penyair
besar pada zaman Pujangga Baru, tetapi
juga menjadi penyair yang diakui
kemampuannya dalam bahasa Melayu-
Indonesia hingga sekarang. Di tangannya
Bahasa Melayu mendapat suara dan lagu
yang unik yang terus dihargai hingga
zaman sekarang.
Amir Hamzah terbunuh dalam Revolusi
Sosial Sumatera Timur yang melanda
pesisir Sumatra bagian timur di awal-awal
tahun Indonesia merdeka. Ia wafat di Kuala
Begumit dan dimakamkan di pemakaman
Mesjid Azizi, Langkat. Adapun, revolusi ini
terjadi pada tahun 1946. Ia diangkat
menjadi Pahlawan Nasional Indonesia
berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/
tahun 1975, tanggal 3 November 1975.
6
2.2 Sejarah Musik Melayu
Kemudian sekitar tahun 1940 lahir musik Melayu Deli, tentu saja gaya
permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah,
karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair Gurindam,
tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring
tarian khas orang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
7
Tren Musik Melayu Saat ini
Namun sebagaimana jenis seni apapun (mo fashion, painting, dll), musik
juga mengalami proses recycle. Unsur-unsur Melayu yang pernah dinyatakan
“mati”, usang dan kampungan itu mulai ngetop lagi dengan adanya grup-grup
seperti ST 12, Wali, Hijau Daun dan lainnya. Bahkan Soneta “reinkarnasi”
kembali di sosok Ridho Roma.
8
2.3 Ciri Khas Musik Melayu
Menurut Mahbubah dkk (2016: 507), “Musik melayu memiliki ciri
utamanya menggunakan alat musik membranaphone atau gendang tradisional
yang menghasilkan sentuhan dendang dan joget”.
Menurut Sakrie (2015: 160), “ Musik Melayu sendiri bericiri kuat pada
pola penulisan lirik dengan menggunakan pantun yang terdiri atas 4 bait; dua
bait pertama disebut sebagai sampiran dan dua bait terakhir adalah makna
sesungguhnya”.
9
2.4 Instrumen-intrumen Musik Melayu
Alat musik melayu dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu:
Aerophone adalah alat musik tiup.
Cordophone adalah instrumen musik yang memiliki senar yang
dimainkan dengan cara dipetik.
Idiophone adalah instrumen musik perkusi yang dimainkan dengan
cara dipukul.
Membranphone, alat musik yang terbuat dari kulit atau membran yang
membentang di atas instrumen untuk menghasilkan suara yang bila
dipukul.
a. Rebana Ubi
10
b. Kompang
11
Nafiri adalah alat musik tiup yang berasal dari Provinsi Riau. Alat
musik tiup yang mirip dengan terompet ini memiliki fungsi sebagai
berikut :
Pengiring tarian tradisional, tari Inai, tari Jinugroho dan tari Olang.
Untuk penobatan raja-raja ketika Riau masih berbentuk kerajaan-
kerajaan serta bangsawan.
Tanda terhadap terjadinya peperangan, bencana, dan kematian.
Alat yang digunakan sebagai penanda spiritual untuk memanggil
dewa, roh, atau arwah nenek moyang.
d. Akordeon
Akordeon adalah alat musik yang berasal dari Riau. Alat musik ini
bias dimainkan dengan cara dipompa. Alat musik ini termasuk sulit untuk
12
dimainkan. Tidak banyak yang dapat memainkannya. Alat musik ini
bertangga nada diatonic lirik melayu sering menggunakan pantun.
Akordeon adalah alat musik sejenis organ. Akordeon ini relatif kecil
dan dimainkan dengan cara digantungkan di badan Akordeon ditemukan
oleh C.F.L. Buschmann dari Berlin, Jerman. Cara memainkan: pemusik
memainkan tombol-tombol akor dengan jari-jari tangan kiri, sedangkan
jari-jari tangan kanannya memainkan melodi lagu yang dibawakan, tetapi
pemain yang sudah terlatih dapat berganti-ganti tangan. Pada saat
dimainkan akordeon didorong dan ditarik untuk menggerakkan udara di
dalamnya. Pergerakan udara ini disalurkan ke lidah-lidah akordeon
sehingga timbul bunyi.
e. Gendang
13
f. Gong
14
kambing atau kulit lembu yang ditipiskan. Kedua permukaannya diikat
dengan tali rotan yang diraut, atau dari tali kulit kambing dan lembu atau
dengan kawat.
Tempo atau rentak musik iringan tari Zapin memakai empat ketukan
dasar setiap beat-nya. Pola pukulan ketukan dasar pukul satu berada di
ketukan jatu (down beat) tiruan bunyi (onomatope) tung, sedangkan pada
ketukan dasar pukul dua, pukul tiga, dan pukul empat masing-masing pada
pukulan naik (up beat onomatopic) tak, tung, dan pak.
2.5 Gambus
Menurut Irwan (2018: 19), “Gambus adalah alat musik petik seperti
mandolin yang berasal dari Timur Tengah, paling sedikit gambus dipasangi
tiga senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus sering digunakan sebagai
alat musik dalam tarian Melayu”.
Menurut Rizky dan Wibisono (2012: 17), “Gambus Melayu adalah salah
satu alat musik Riau yang dipengaruhi oleh musik tradisional Arab. Selain di
Riau, alat musik ini juga dikembangkan di komunitas Melayu lain di
Malaysia, Brunei, dan Singapura”.
15
2.5.1 Konsep Gambus Menurut Narasumber
16
istilah di Siak: dipeting). Di dalam khasanah musik Melayu, orang pada
umumnya mengenal dua jenis gambus.
1. Gambus ‘Ud
17
‘selodang’ karena bentuk punggungnya yang berfungsi sebagai
resonator menyerupai selodang (seludang), pembungkus mayang
kelapa atau pinang. Ukuran punggung (resonator) gambus selodang
agak kecil, tidak sebesar dan sebuncit gambus ‘ud.
Gambus melayu biasa dimainkan untuk mengiringi tari zapin.
Jika dibandingkan dengan gambus Hadramaut, ukuran gambus
melayu lebih kecil, ramping dan memiliki bentuk yang sedikit
membulat. Bagian penutup perut gambus melayu biasanya terbuat
dari kulit kambing. Ciri utama gambus melayu adalah keseluruhan
body utama gambus merupakan satu bagian yang dibentuk dengan
proses pahatan, yang terdiri dari kepala gambus, telinga untuk
stelan tali gambus, leher gambus, perut gambus dan bagian ekor
gambus. Sebagian perut gambus yang dipahat biasanya ditutup
dengan lembaran papan tipis yang umumnya menggunakan kayu
keladang. Beberapa gambus jaman dahulu menyertakan tulisan
ayat-ayat alquran di bagian kulitnya. Jenis lainnya hanya polos atau
diwarnai sama dengan badan gambus.
1. Badan gendang selodang dibuat dari batang kayu tunggal pohon nangka,
cempedak, deminal, atau len. (Gambus ‘ud juga dibuat dari potongan kayu
18
tunggal keras namun lentur, yaitu kayu keras tropis merah tua, mahoni,
maple, atau pohon sycamore).
2. Sangkutan dawai (pegbox), biasanya terbuat dari alumunium, tempat
mengikat dawai-dawai yang dilekatkan di ekor gambus selodang.
3. Tempat memeting (resonator), bagian badan gambus selodang yang
berongga, ditutup dengan kulit lembu, kerbau, atau kambing yang sudah
ditipiskan. (Resonator gambus ‘ud ditutup dengan kayu yang ditipiskan,
dilubangi tengahnya, dan dihias dengan motif-motif ukiran).
4. Kuda-kuda (bridge), penahan dawai agar tidak menempel pada badan
gambus ketika direntangkan, terbuat dari kayu yang dilekatkan pada
bagian pangkal badan gambus (soundboard).
5. Leher (neck), bagian badan gambus yang mengecil, pegangan untuk nada-
nada yang dihasilkan dari jari-jari.
6. Telinga, pasak yang diletakkan di lubang-lubang yang dibuat di kiri-kanan
kepala gambus: jumlahnya sesuai dengan dawai yang dikehendaki
(sekurang-kurangnya 7). Fungsinya sebagai tempat mengikat ujung dawai
sekaligus pengatur (penyetel) nada.
7. Dawai (tali, senar), berjumlah 7 helai, direntang berpasangan kecuali,
dawai yang paling atas (nada terendah), mulai dari pengait dawai di ekor
gambus sampai ke telinga. Akhir-akhir ini, jumlah dawai itu ada juga yang
bertambah menjadi 9 atau 11, seperti pada ‘ud Arab. Jenis dawainya bisa
senar gitar atau nilon.
8. Kepala gambus, ada yang diukir dengan bermacam-macam bentuk, seperti
bentuk kepala burung, haluan sampan, dan lainnya.
9. Pemeting (pemetik: plectrum, terbuat dari tanduk yang diraut sehingga
lentur jika digunakan. (Untuk ‘ud orang Arab menggunakan risha; orang
Turki menggunakan mizrap; pada umumnya dibuat dari bulu ayam atau
bulu burung rajawali yang diraut sesuai dengan keinginan pemakainya).
Sekarang pemeting ini biasa dipakai bahan dari plastic seperti map atau
pemetik gitar (pick) yang agak lembut.
19
Pengaturan Nada
Dawai ke-1 gambus selodang biasanya diatur pada nada C atau D, yakni
A-D-G-C atau B-E-A-D. Jika diatur menurut pola A-D-G-C, maka masing-
masing berjarak 2,5 nada (disebut kwart murni), yaitu interval (jarak) dari
nada A ke D, nada D ke G, nada G ke C.
Begitu pula jika memakai cara penyetelan B-E-A-D, yakni 2,5 nada
jarak dari nada B (dawai 4) ke E (dawai 3), 2,5 nada jarak dari nada E ke A
(senar 2), 2,5 nada jarak dari nada A ke D (senar 1).
20
Lagu-lagu yang mengiringi tarian Zapin tradisional, atau lagu-lagu yang
biasa dimainkan pemain gambus selodang pada umumnya adalah lagu anonim
(tidak diketahui siapa penciptanya). Untuk mengiringi tarian Zapin tradisional
lagu-lagunya pada umumnya memakai birama 4/4. Misalnya, lagu Zapin
‘Bismillah (Ya Malim)’, ‘Pulut Hitam’, ‘Nasib Lancang Kuning’, ‘Na’am
Saidi’, ‘Gambus Palembang’, ‘Tanjung Bali’, ‘Sahabat Laila’, ‘Kak Jando’,
‘Sayang Cik Esah’, ‘Rajo Beradu’, ‘Angin Utara’, ‘Lancang Kuning’, ‘Kasih
dan Budi’, ‘Zapin Sayang Serawak’, dan lainnya.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Bangsawan, Irwan P. Ratu. 2018. Kamus Istilah Tarian Melayu. Sumatera
Selatan: Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata.
Fadlin. 1988. Studi Deskriftif Konstruksi dan Dasar-dasar Pola Ritem Gendang
Melayu Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahbubak, dkk. 2016. Sukses UN SMP 2017. Jakarta: Bintang Wahyu.
Rizky, R, dan T. Wibisono. 2012. Mengenal Seni dan Budaya Indonesia. Depok:
Penebar Swadaya Grup.
Sakrie, Denny. 2015. 100 Tahun Musik Indonesia. Jakarta: Trans Media.
Soeharto. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wikipedia Ensiklopedia. 2019. Musik Melayu. Wikipedia Bahasa Indonesia.
Diakses pada tanggal 7 Sepetember 2019.
Url: https://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Melayu#Sejarah.
23
LAMPIRAN DOKUMENTASI
SHELLA SAFITRI
24