Anda di halaman 1dari 7

BAHAN PENGAJARAN MENYIMAK

Menyimak adalah keterampilan berbahasa yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-
hari baik formal maupun informal. Menyimak merupakan keterampilan yang cukup mendasar
dalam aktivitas berkomunikasi.

Kegiatan yang terjadi di masyarakat kita menunjukkan bahwa kegiatan menyimak lebih banyak
dilakukan daripada kegiatan berbahasa lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka keterampilan
menyimak harus dibina dan ditingkatkan karena sangat dibutuhkan oleh manusia baik untuk
kebutuhan sehari-hari maupun untuk kepentingan di lingkungan pendidikan.

Keberhasilan menyimak sangat tergantung pada pembicara sebagai sumber pesan. Pembicara
yang efektif dalam melaksanakan kegiatannya akan memberi kemudahan kepada penyimak
menyerap gagasannya. Penyimak akan efektif apabila ada kerjasama yang baik antara pembicara
dan penyimak.

Dalam proses pembelajaran guru hendaknya menjadi pembicara yang baik dan siswa menjadi
penyerap gagasan guru. Seseorang dikatakan menyimak dengan efektif apabila ia mampu
memahami isi pembicaraan dengan baik.

Keterampilan menyimak merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang cukup primer di dunia
pendidikan. Pembelajar yang kurang mampu menyimak akan mendapat hambatan dalam
menerima materi yang disimaknya. Kesalahan menyimak akan berakibat buruk terhadap
keterampilan berbahasa lainnya. Kemampuan menyimak yang efektif, efisien, dan kristis sangat
esensial bagi keberhasilan pembelajar dalam belajar.

Tetapi jika kita amati pokok bahasan dalam GBPP mata pelajaran bahasa Indonesia, kurikulum
SD ternyata pokok bahasan menyimak tidak ada. Yang ada hanya pokok bahasan membaca,
kosakata, struktur, menulis, pragmatik dan apresiasi. Bila pengajaran menyimak harus dikaitkan
dengan pengajaran lainnya maka diperlukan bahan pengajaran yang menarik. Sebenarnya sangat
mudah membuat bahan pengajaran menyimak, sebab semua bahan pengajaran yang tertulis jika
dialihkan ke dalam bentuk suara maka jadilah bahan pengajaran menyimak.

Berikut telah saya buat beberapa contoh bahan pengajaran berdasarkan pokok bahasan tertentu
menjadi pokok bahasan menyimak :
1. Bahan pengajaran membaca sebagai bahan pengajaran menyimak

Bahan pengajaran membaca yang sudah ada dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran
menyimak. Caranya dengan mengubah bentuk tertulis meniadi bentuk lisan. Bahan itu
disampaikan kepada siswa bagian demi bagian atau secara keseluruhan pada akhir setiap
kegiatan siswa diminta mengerjakan tugas tertentu. Perhatikan contoh kegiatan belajar-mengajar
menyimak berikut.

Guru : Guru membacakan cerita dengan suara jelas dan intonasi tepat. “Dengarkan baik-baik
cerita yang Ibu bacakan!”

Si Jago Merah

Di daerah Jeneponto tepatnya di desa Tarowang, sabtu pagi si jago merah menghabiskan puluhan
rumah penduduk. Namun tidak ada korban jiwa tetapi kerugiaannya mencapai ratusan juta. Hal
ini diduga berasal dari tungku di salah satu rumah warga, lalu menjalar ke rumah di sisi kiri
kanannya.

"Mohon maaf Pak, kami terlambat." Kata pemadam kebakaran

“Kami yang memohon maaf, kami terhanyut dalam kebakaran ini dan lupa untuk segera
menghubungi kalian. Saya selaku kepala desa mengucakan Terima kasih." Balas kepala desa.

Siswa : Menyimak bacaan guru dengan teliti.

Guru : ”Kapan kejadian si jago merah terjadi? Coba kamu, Ila!”

Ila : “Sabtu pagi Bu.”

Guru : “Benar sekali, sekarang Ibu bertanya apa penyebab terjadinya kebakaran itu? Siapa yang
bisa menjawab?.”

Didin : “Saya Bu.”

Guru : “Iya, Didin silahkan!”

Didin : “Kebakaran itu diduga berasal dari tungku di salah satu rumah warga Bu.”
Guru : “ Bagus sekali Didin, sangat tepat.”

2. Bahan pengajaran kosakata sebagai bahan pengajaran menyimak

Bahan pengajaran kosakata sebagai bahan pengajaran menyimak yakni pengajaran kosakata pada
hakikatnya bertujuan mengembangkan perbendaharaan kosakata siswa. Melalui kegiatan belajar-
méngajar siswa diarahkan untuk mengenal, mengetahui makna dan dapat menggunakan kosakata
baru. Pengajaran menyimak dapat membantu pengajaran kosakata dalam hal ini. Contoh
kegiatan belajar-mengajar menyimak berikut ini menggambarkan penggunaan bahan kosakata
sebagai bahan pengajaran menyimak.

Guru : “Apa sinonim kata ringan tangan pada kalimat dibawah ini?”

 Ketika pulang sekolah Nova melihat seorang kakek tua yang kelaparan, lalu ia
memberikan sisa uang jajannya kepada kakek itu. Nova memang anak yang ringan
tangan.
 Roni seorang anak yang nakal ia sangat ringan tangan kepada teman-temannya.
Siswa : Menyimak dengan penuh perhatian.
Guru : “Siapa yang bisa menjawab?”
April : “Saya Bu!”
Guru : “ Ya, mari kita dengarkan jawaban April”
April : “Sinonim ringan tangan pada kalimat pertama adalah suka menolong, sedangkan sinonim
ringan tangan pada kalimat kedua adalah suka memukul.”
Guru : “ Maa Syaa Allah, hebat April kamu benar.”

3. Bahan pengajaran struktur sebagai bahan pengajaran menyimak

Pengajaran struķtur mengacu kepada mengembangkan pengetahuan siswa mengenai fonetis


fonologi, morfologi, sintaksis dan ejaan. Bahan pengajaran struktur dapat digunakan sebagai
bahan pengajaran menyimak. Berikut ini disajikan satu contoh mengenai hal itu dalam bidang
ejaan dan tanda-tanda baca.

Guru : “ Perhatikan tanda baca dan tulis baik-baik wacana yang Ibu bacakan!”
TARI COKEK

Malam itu, Bayu sedang mengerjakan pekerjaan ditemani Kakek Ali.

“Kek, Kakek tahu nama-nama menari Betawi, bukan? Saya ada PR tentang itu, Kek, ”kata Bayu.

“Oh, kalau Tarian Betawi, Kakek tahu! Salah satunya, tari cokek. Waktu masih muda, Kakek
pernah menarikannya, ”ujar kakek.

“Wah, asyik! Lalu apa lagi tari Betawi yang lain, Kek? ”

“Ada tari Zapin, lalu, ah .... Kakek lupa! Sebenarnya, masih ada yang lain. "

"Kek, ceritakan tentang tari Cokek dong?" Bayu meminta.

Kakek Ali kemudian bercerita.

”Tari Cokek sudah lama ada, yaitu sejak abad ke-19. waktu itu negara kita masih dijajah
Belanda."

“Kok, namanya lucu ya, Kek? Seperti bahasa Cina. " ucap Bayu.

“Benar, menari memang benar budaya Cina. Mulanya, menari ini dipertunjukkan di rumah -
rumah Cina untuk memerankan pembesar Belanda. ”

Siswa : Menyimak dan menyalin wacana yang dibacakan guru.

Guru : Memeriksa hasil pekerjaan siswa.

4. Bahan pengajaran menulis sebagai bahan pengajaran menyimak

Menulis atau mengarang pada dasarnya adalah ekspresi pikiran dan perasaan melalui bahasa
tulis. Latihan keterampilan menulis dapat berwujud aneka ragam. Salah satu di antaranya melalui
pengembangan paragraf dari kalimat topik menjadi beberapa kalimat penjelas atau sebaliknya.
Sekarang mari kita perhatikan contoh bagaimana memanfaatkan bahan pengajaran menulis
menjadi bahan pengajaran menyimak.

Guru : “ Perhatikan dengan seksama paragraf yang Ibu bacakan. Kemudian simpulkan!”

Tidur merupakan salah satu cara menjaga tubuh agar tetap sehat. Orang yang tidur 8 jam per
malam, bisa dipastikan lebih sehat dibandingkan orang yang sering bangun sepanjang malam.
Tidur yang baik memulihkan sistem imun. Ketika tidur pulas di malam hari, kadar melatonik
meningkat dan memperbaiki imunitas.

Siswa : Menyimak paragraf yang dibacakan guru.

Guru : “Siapa yang sudah bisa memberikan simpulan?”

Nely : “ Saya bisa Bu.”

Guru : “Silahkan Nely, yang lain dengarkan.!”

Nely : “Tidur yang cukup dapat meningkatkan imunitas diri Bu.”

Guru : “ Hebat Nely, simpulan yang tepat.”

5. Bahan pengajaran paragmatik sebagai bahan pengajaran menyimak

Dalam kurikulum pragmatik disebut juga sebagai keterampilan berbahasa. Keterampilan


berbahasa mencakup empat aspek, yakni, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Karena
itu dapat disimpulkan pragmatik sangat dekat dengan menyimak. Berikut ini disajikan suatu
kegiatan belajar- mengajar yang melukiskan pemanfaatan bahan pengajaran pragmatik sebagai
berikut.

Dalam bagian pragmatik kurikulum bahasa Indonesia dimasukkan unsur-unsur pelajaran bahasa
untuk berbagai tingkat sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Di Sekolah Dasar (SD)


1. Mengungkapkan perasaan tentang sesuatu yang menarik
Contoh: Alangkah indahnya pemandangan di Pulau Bali!
2. Memberitahukan sesuatu melalui telepon
Contoh: Halo…, Mira…., Pakaiannya sudah jadi, tinggal diambil.
b. Di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
1. Mengungkapkan informasi faktual tentang sesuatu
Contoh: Tadi pagi Deden kecelakaan.
2. Memberitahukan berita duka melalui telepon
Contoh: Halo…, Mira…, tadi pagi kakek meninggal!
c. Di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tatakrama berbahasa dalam berdiskusi, misalnya mempersilakan peserta rapat untuk
mengemukakan sanggahan.
Contoh: Maaf, saya kurang setuju dengan pendapat Anda.

6. Bahan pengajaran apresiasi sebagai bahan pengajaran menyimak

Sapardi mengartikan apresiasi sebagai penghargaan langsung antara pembaca dan karya sasta
karena penghayatan tidak akan tercapai tanpa hubungan langsung (Shindunata, 2001:214).
Secara lebih rinci, Effendi (2002: 7) menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan
menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga timbul pengertian, penghargaan,
kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

Guru : “Simak baik-baik puisi yang Ibu bacakan!”

Sajak Ingat Ibu

Oleh Yudhistira Ardi Noegraha

Padahal dulu tak pernah terpikir

bahwa semua akan dialami

Lalu sekarang sesudah merasa dewasa

juga perasaan ingin berbakti itu

Mungkin akan tiba saatnya

Seorang anak, menangis di negeri orang

Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapan

Dan akhirnya hanya doa

semoga ibu tak lekas mati

supaya anaknya sempat kembali

dan bercerita tentang hidup senang serba kecukupan

seperti dalam dongeng-dongeng


Siswa : Menyimak dengan baik.

Guru : “Kepada siapa puisi itu ditujukan?”

Ayu : “Kepada Ibu Yudhistira Ardi Noegraha yang dikampung Bu.”

Guru : “Bagus Ayu.! Siapa yang merasa sudah dewasa pada puisi itu?”

Siswa : “Yudhistira Ardi Noegraha .”

Guru : “Maa Syaa Allah, hebat murid Ibu semuanya pintar.”

Anda mungkin juga menyukai