Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

“DAMPAK KENAKALAN REMAJA DI KALANGAN

MASYARAKAT DESA TAROWANG”

OLEH :

APRILIA DWI YUSTIKA

XI MIPA 3

16344

SMA NEGERI 9 JENEPONTO

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat , karunia dan
hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas proposal ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para
pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas proposal yang diberi judul “Dampak Kenakalan Remaja Di Kalangan
Masyarakat Desa Tarowang” ini ialah suatu proposal yang terbentuk dari hasil kerja saya
dimana tugas ini merupakan prasyarat dari aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam penyelesaian proposal ini , penulis banyak mengalami kesulitan , terutama
disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang didapatkan penulis karena hanya
mengandalkan pengamatan di lingkungan sekitar sebagai bahan penyusun karya tulis dan
mencari informasi pada internet. Pada akhirnya, proposal ini dapat diselesaikan meskipun
masih terdapat banyak kekurangan.
Penulis menyadari bahwa tugas proposal ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan untuk kemajuan masa-
masa mendatang.
Harapan penulis semoga penulis tugas proposal ini dapat diambil manfaatnya oleh
pembaca.

Jeneponto, 25 Januari 2018


Penyusun

Aprilia Dwi Yustika


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 3

D. Manfaaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................

A. Pengertian Kenakalan Remaja...................................................... 4


B. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja…………………………….. 5
C. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja………………………. 5
D. Keberfungsian Sosial…………………………………………… 6
E. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja…………………………….. 7

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................

A. Jenis Penelitian..................................................................... 10
B. Lokasi Penelitian.................................................................. 10
C. Sasaran Penelitian dan Fokus Penelitian.............................. 10
D. Sumber Data……………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA………………………................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah suatu proses wajar dalam hidup seperti yang berkesinambungan dari tahap-tahap
pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki
ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula
dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam
proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orang tua.
Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana
adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya
justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di
belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18
tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup dan
identitas yang paling sesuai baginya

Dalam mencari jati dirinya remaja tidak jarang membuat masalah sosial seperti
kenakalan remaja. Sampai saat ini permasalahan ini terus berkembang dan kian hari kian
memprihatinkan

Kenakalan remaja dalam masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku


menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial
yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara
tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak
melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya
perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena si pelaku
kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang yang
disengaja, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk
memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan,
sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Becker (dalam Soerjono
Soekanto,1988,26), mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya mereka
yang menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini disebabkan karena
pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi
tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud
penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-
dorongan untuk menyimpang.

Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “Kenakalan Remaja” bisa
melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui
pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi
sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi).
Tentang perilaku disorder di kalangan anak dan remaja (Kauffman , 1989 : 6) mengemukakan
bahwa perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks sosial.
Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan yang tidak layak,
melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar
antara seseorang dengan lingkungan sosialnya.

Mengenai pendekatan sistem, yaitu perilaku individu sebagai masalah sosial yang
bersumber dari sistem sosial terutama dalam pandangan disorganisasi sosial sebagai sumber
masalah. Dikatakan oleh (Eitzen, 1986:10) bahwa seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh
karena hidup dalam lingkungan masyarakat yang buruk. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada
umumnya pada masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai
sosial menjadi kehilangan kekuatan mengikat. Dengan demikian kontrol sosial menjadi
lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai bentuk penyimpangan perilaku. Di
dalam masyarakat yang disorganisasi sosial, seringkali yang terjadi bukan sekedar ketidak
pastian dan surutnya kekuatan mengikat norma sosial, tetapi lebih dari itu, perilaku
menyimpang karena tidak memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap sebagai yang biasa
dan wajar. 
Sungguh sangat di sayangkan para remaja saat ini dengan mudah melakukan perubahan
sosial dan budaya dengan mengadopsi budaya luar tanpa adanya filter. Meningkatnya
kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media informasi yaitu program
siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan remaja?


2. Bagaimanakah hubungan antara kenakalan remaja dengan keberfungsian sosial
keluarga?
3. Bagaimanakah cara memecahkan masalah kenakalan remaja dengan memanfaatkan
keluarga sebagai pemecahan masalah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifkasi dan memberikan gambaran bentuk-bentuk kenakalan yang


dilakukan remaja Gaddea , desa Tarowang.
2. Untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan keberfungsian sosial
keluarga.
3. Untuk memberikan pemecahan masalah kenakalan remaja Gaddea, desa Tarowang.

D. Manfaat Penelitian

Secara Umum:

1. Bagi masyarakat          : Agar generasi muda dapat bermanfaat dalam masyarakat.


2. Bagi pemerintah          : Agar dapat mencetak generasi muda yang pandai, terampil
sehingga dapat bekerja dan mengurangi pengangguran.

Secara Khusus:

1. Bagi siswa                   : Agar siswa sadar mengenai pentingnya belajar dan dapat
memperoleh prestasi maksimal.
2. Bagi orang tua             : Agar orang tua ikut mengerti tentang kenakalan remaja
kepada anaknya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum
dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak ke
dewasa. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang
tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono
(1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial.
Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah
masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan
disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan
bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti
sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam
masyarakat.

Keputusan Menteri Sosial (Kepmensos RI No. 23/HUK/1996) menyebutkan anak nakal


adalah anak yang berperilaku menyimpang dari norma-norma sosial, moral dan agama,
merugikan keselamatan dirinya, mengganggu dan meresahkan ketenteraman dan
ketertiban masyarakat serta kehidupan keluarga dan atau masyarakat.

Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja
digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu :

(1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang
sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ;

(2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan
undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila
dilakukan orang dewasa. 
B. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja

Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga


tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos
sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan
kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
(3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pemerkosaan dan lain-lain. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja.

Sedangkan menurut Sudarsono (1995:13) yang termasuk kenakalan siswa atau remaja
meliputi: a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar; c) mengganggu teman; d)
memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada
orang tua dan saudara; e) menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja
yaitu merokok; f) menonton pornografi; dan g) corat-coret tembok sekolah.

C. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Penyebab Kenakalan Remaja Kenakalan siswa (remaja) yang sering terjadi di dalam
sekolah dan masyarakat bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri (Sudarsono:125-
131).

Kenakalan remaja tersebut timbul karena adanya beberapa sebab antara lain :

a. Keadaan Keluarga
Keadaan keluarga yang dapat menjadikan sebab timbulnya kenakalan remaja dapat
berupa keluarga yang tidak normal (broken home) maupun jumlah anggota keluarga yang
kurang menguntungkan. Broken home terutama perceraian atau perpisahan orang tua
dapat mempengaruhi perkembangangan anak. Dalam keadaan ini anak frustasi, konflik-
konflik psikologis sehingga keadaan ini dapat mendorong anak menjadi nakal.
b. Keadaan Masyarakat
Anak remaja (siswa) sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari
lingkungan masyarakatnya. Pengaruh tersebut adanya beberapa perubahan sosial yang
cepat yang ditandai dengan peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti
persaingan dalam ekonomi, pengangguran, dan fasilitas rekreasi.Pada dasarnya kondisi
ekonomi memiliki hubungan erat dengan timbulnya kejahatan. Adanya kekayaan dan
kemiskinan mengakibatkan bahaya besar bagi jiwa manusia, sebab kedua hal tersebut
mempengaruhi jiwa manusia dalam hidupnya termasuk anak-anak remaja. Anak dari
keluarga miskin ada yang memiliki perasaan rendah diri sehingga anak tersebut dapat
melakukan perbuatan melawan hukum terhadap orang lain. Seperti pencurian, penupian
dan penggelapan. Biasanya hasil yang diperoleh hanya untuk berfoya-foya.
Ada 2 faktor penyebab kenakalan remaja antara lain :
1. Faktor Internal :
a.Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi
dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b.Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua
tingkah laku tersebut, namun tidak bisamengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor Eksternal:
a.Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada
remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak,
tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadipenyebab terjadinya kenakalan remaja.
b.Teman sebaya yang kurang baik.
c.Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

D. Keberfungsian Sosial

Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan
kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-
kegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu
yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari keanggotaannya
dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu keluarga mampu
melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah
kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam
situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai
dirinnya mencapai kebutuhan hidupnya.

Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan, serta


adaptasi resprokal antara keluarga dengan anggotannya, dengan lingkungannya, dan dengan
tetangganya dan lain-lain. Kemampuan berfungsi sosial secara positif dan adaptif bagi sebuah
keluarga salah satunnya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan
dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.

E. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan
untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua hendaknya juga memberikan
kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggungjawab rumah tangga kepada si remaja.
Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si
remaja di beri pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan
memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu ’ kluyuran ”
tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta
tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu
memecahkan masalah sehari-hari, mereka dididik mandiri. Orang tua hendaknya
membantu memberikan pengarahan masa depan si remaja, mereka diarahkan agar dapat
memilih sekolah yang diharapkan serta mengembangkan bakat yang ada, untuk pemilihan
study lanjut tidak semata-mata karena keinginan orang tua dan pilihan orang tua.
Pemaksaan ini justru akan berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada sebagian anak
yang berhasil mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit yang frustasi dan
akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama kawan-
kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi
salah satu pengguna obat-obat terlarang.Dengan banyaknya waktu luang yang dimiliki
remaja maka tindakan iseng sering dilakukan untuk mengisi waktu luang hal ini
dimaksudkan juga untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapakan
dapat berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan
sebaya sering menganggap isengberbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan
yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpalampu di malam hari, mencuri,
merusak, minum minuman keras, dan sebagainya. Oleh karena itu orang tua hendaknya
memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti
itu akan merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun lingkungannya. Dalam
memberikan pengarahan, orang tua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka.
Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan keisengan remaja
adalah semacam ”refresing” atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan
apabila anak suka berkelahi orang tua bisa mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan
bela diri.Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang
jatuh cinta, orang tua hendaknyabersikap seimbang, seimbang antara pengawasan dengan
kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi
anak harus banyak diberi pengertian agar meraka tidak ketakutan dengan orang tua yang
dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin
meningkat, orang tuadapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun harus
tetap dijaga agar mereka tidak salah jalan, menyesali kesalahan yang telah dilakukan
sesungguhnya kurang bermanfaat. Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan
kerja sama orang tua dengan anak. Apabila orang tua tidak setuju hendaknya diutarakan
dengan bijaksana jangan hanya dengan kekuasaan dan kekerasan. Berilah pengertian
sebaik-baiknya, bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal
yang penting disini adalah adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang
tua hendaknya menjadi sahabat anak Orang tua hendaknya selalu menjalin dan menjaga
komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut
mengutarakan masalahnya kepada orang tua.Selanjutnya apabila suasana dirumah
nyaman, orang tua tidak berlaku otoriter dan anak merasakan kedamaian dan kasih
sayang di rumah komunikasi terjalin dengan baik antara orang tua dengan anak, serta
penanaman nilai agama diberikan sejak dini maka anak tidak akan berlaku mencari
perhatian dan kenyamanan di luar rumah yang bisa mengakibatkan terjerumus pada
kenakalan remaja yang lebih parah lagi kalau anak sudah masuk dalam penggunaan obat-
obat terlarang serta narkoba.

Hal-hal yang bisa dilakukan cara mengatasi kenakalan remaja :

1.Kegagalan mencapai identitas peran danlemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-
orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2.Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.

3.Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4.Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.

5.Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman

sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif, sebagaimana yang kita perlu kita ketahui bahwa Penelitian
kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pikiran dengan tujuan untuk membuat deskipsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah pada dusun Gaddea, desa Tarowang.

C. Sasaran Penelitian dan Fokus Penelitian

a. Sasaran Penelitian
Yang menjadi sasaran penelitian ini adalah remaja Gaddea, desa Tarowang
tersebut.
b. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah :
1. Perilaku kenakalan remaja di lingkungan masyarakat
2. Hubungan keluarga dengan remaja
3. Keberfungsian sosial keluarga

D. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah dari beberapa remaja yang ada di Gaddea desa
Tarowang dan keluarga remaja.
Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kenakalan_remaja?_e_pi_

Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja (Jakarta: PT Golden Terayon Press
2006)

Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8

Tanggal10 November 2010, dari http://www.123people.Com/s/kenakalan+remaja.

Singgih D. Gumarso (1988 : 19)

http://jonirpm.blogspot.in/2015/09/kenakalan-remaja-dari-faktor-eksternal.html

http://guaabsurd.blogspot.in/2016/01/kenakalan-anak-remajasolusibentuk.html

http://belajarpsikologi.com/akibat-kenakalan-remaja/

https://www.researchgate.net/publication/
305941821_KEBERFUNGSIAN_KELUARGA_KONSEP_DAN_INDIKATOR_PENGUK
URAN_DALAM_PENELITIAN_Functioning_Family_Concept_And_Measurement_Indicat
or_In_Research?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3431065156

http://repository.ubaya.ac.id/20363/Rahmi,Ortho(2014)

Anda mungkin juga menyukai