Anda di halaman 1dari 20

Pembelajaran Sains AUD

EARTH AND SPACE

SCIENCE DISUSUN OLEH:

Kelompok 1

NAMA : 1. LUSIA AMANDA

2. CAHAYA APRILIA

3. TINA MAULINA

4. FACHRYANA

5. IQFA RIANA

6. SILVIA WULANDARI

FAKULTAS / JURUSAN : TARBIYAH / PIAUD

SEMESTER / UNIT : V/ 1 (Satu)

DOSEN PENGAMPU : SYARFINA, M. Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LANGSA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tak lupa pula Shalawat seiring salam
sama-sama kita sanjung sajikan ke pangkuan Baginda Nabi Muhammad SAW beserta
segenap keluarga dan sahabat beliau.

Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan Dosen Pembimbing


kepada kami dengan segala kerendahan hati, kami mohon dengan tulus ikhlas kiranya
para pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan tugas ini.

Akhirnya penulis ucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua


pihak, atas kekurangan isi tugas ini kami mohon maaf sedalam-dalamnya.

Langsa, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang................................................................................................1

b. Rumusan Masalah...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Sains.................................................................................................2

b. Prinsip Pembelajaran Sains................................................................................3

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan....................................................................................................15

b. Saran................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendidik anak mempunyai kemampuan sains dapat membantu orang tua


maupun anak tersebut untuk aktif membangun pertahanan diri terhadap serangan
informasi dari sekelilingnya. Sains yang diperkenalkan sejak anak berusia dini akan
mendorong mereka menjadi anak yang kaya inspirasi, bersikap kreatif dan kaya akan
inisiatif serta bisa menumbuhkan pola pikir logis pada anak. Pendidikan sains
menekankan pada pemberian pengalaman langsung sehingga anak perlu dibantu
untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses sains agar mampu menjelajahi
serta memahami alam sekitarnya.

Sains untuk anak usia dini merupakan sains yang sasarannya ditujukan kepada
anak usia dini serta bagaimana memahami sains berdasarkan sudut pandang anak.
Saat ini, sains menjadi hal yang penting untuk dikenalkan pada anak-anak usia dini.
Hal ini disebabkan karena sains dapat mengajak anak untuk berpikir kritis, selain itu
pula dengan sains, anak tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas di makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini

2. Bagaimana pembelajaran Sains - Earth And Space Science pada AUD?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini

Sains memungkinkan anak untuk melakukan percobaan sederhana agar


mereka dapat mengetahui proses terjadinya sesuatu dan mengapa sesuatu dapat
terjadi. Metode-metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang pendidik dalam
meningkatkan kemampuan sains anak merupakan alat untuk mencapai tujuan
kegiatan. Tentunya alat yang digunakan tidak selamanya berfungsi secara memadai.
Oleh sebab itu, dalam memilih suatu metode pendidik harus memiliki alasan yang
kuat jika metode tersebut dapat menggerakkan anak dalam meningkatkan motivasi,
rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi anak tersebut. 1

Selama ini kurangnya pengetahuan anak dalam konsep pembelajaran sains


dikarenakan metode pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik kurang menarik
minat anak untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Anak
belum diberi kesempatan yang cukup untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran sains yang dilakukan juga belum seutuhnya mengacu pada
pembelajaran anak usia dini yang dilakukan sambil bermain karena duania anak
adalah dunia bermain.

Pembelajaran sains tidak hanya diajarkan pada jenjang sekolah dasar dan
menengah saja tetapi harus mulai dikenalkan sejak usia dini. Hal ini disebabkan anak
usia dini berada dalam masa keemasan perkembangan kognitif, sosial maupun
emosionalnya. Perkembangan intelektual pada usia 0 sampai 4 tahun mencapai 50
persen dan akan meningkat hingga mencapai 80 persen pada usia anak 8 tahun dan
baru mencapai 100 persen saat anak berusia delapan belas tahun. Ini menunjukkan
1
Ali Nugraha. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. (Bandung : JILSI Fundations,
2008), hal. 52
pentingnya pemberian rangsangan pada anak usia dini. Mengenalkan sains pada anak
2
harus sesuai dengan tahapan umur dan perkembangannya.

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dengan menciptakan lingkungan dimana anak
dapat mengekploitasi pengalaman yang memberikan kesempatan padanya untuk
mengetahui dan memahami. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan
perkembangan anak. Perkembangan anak usia dini diberbagai aspek akan
berkembang dengan optimal jika diberi rangsangan yang tepat.

Terdapat berbagai kemampuan anak dalam bidang kognitif yang harus


dikembangkan salah satunya sains. Kompetensi dasar yang harus dimiliki anak dalam
bidang sains adalah mampu mengenal berbagai konsep sederhana yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari yang dialaminya. Seperti perubahan yang terjadi
berbagai warna saat dicampurkan, kondisi benda yang di masukkan ke dalam air,
maupun mencoba membedakan bermacam-macam rasa, bau atau suara. Anak dilatih
menggunakan lima indera yang dimilikinya untuk mengenal berbagai gejala benda
maupun peristiwanya. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak
semakin memahami apa yang dipelajari serta memperoleh pengetahuan baru hasil
penginderaannya dengan berbagai benda di sekitarnya.

B. Pembelajaran Sains - Earth And Space Science pada AUD

1. Pengertian Ilmu pengetahuan Bumi dan Antariksa (Earth and Space


Science)

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Earth and Space Science) adalah ilmu
yang senantiasa berkembang, pertama karena memang sifat keingintahuan manusia,

2
Ali Nugraha. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. .. hal. 55
kedua karena keterbatasan sarana pendeteksi secara kangsung benda-benda yang jauh
di dalam bumi dan yang ada di angkasa luar. Galian tambang hanya beberapa
kilometer saja dibandingkan dengan jari-jari bumi yang besarnya enam ribu kilometer
lebih. Angkasa luar yang dapat ditempuh secara fisik hanya bulan. Padahal benda-
benda langit lainnya jaraknya milyaran kali jarak dari bumi ke bulan.3

Sejak dari usia dini dan sekolah dasar para siswa sudah diperkenalkan dengan
bumi, mula-mula secara sederhana dan secara bertahap diperkenalkan pada bumi
secara fisis. Benda langit yang terdekat adalah bulan. Memang tidak mudah bagi guru
menerangkan bahwa bulan lebih dekat dari bumi dibandingkan dengan matahari,
karena garis tengah semu bulan dan matahari adalah sama (kira-kira setengah
derajat). Kemudian para siswa diperkenalklan dengan planet. Mereka harus tahu
perbedaan antara planet dengan bintang, padahal bintang dan planet kelihatannya
sama. Yang berbeda hanya terangnya (kecemerlangannya) saja.

Secara umum, antariksa atau alam semesta merupakan personifikasi dari


langit yang tinggi atau atmosfer. Dalam kosakata bahasa Indonesia, kata Antariksa
merujuk kepada luar angkasa, merujuk pada bagian yang relatif kosong dari Jagad
Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk
membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terrestrial". Berdasarkan pengertian
tersebut, antariksa atau alam semesta adalah sebuah bagian yang terdapat di Jagat
Raya dan berada di luar atmosfer.

Pendapat lain dinyatakan oleh Abruscato dalam bukunya Teaching Children


Science : A Discovery Approach. Beliau menyatakan bahwa ”the universe is all of
the matter, energy, and space that exists.” Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
diartikan bahwa alam semesta adalah seluruh pengertian mengenai energi dan
angkasa yang ada.
3
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoretik dan Praktik. (Yogyakarta: Ar-
Ruzz, 2012), hal. 50
Terdapat dua teori mengenai pembentukan alam semesta, yakni Teori
Keadaan Tetap (Steady State Theory) dan teori Dentuman Besar (Big Bang Theory).
Teori keadaan tetap merupakan teori tentang terbentuknya alam semesta yang
didasarkan pada prinsip kosmologi sempurna yaitu bahwa alam semesta dimanapun
akan sama. Sementara Teori dentuman besar adalah teori yang didasarkan pada
perkiraan adanya massa yang besar dan akibat adanya reaksi inti menyebabkan
terjadinya ledakan yang sangat hebat.4

Massa itu selanjutnya mengembang dan menjauhi pusat dari ledakan.


Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa alam semesta adalah
sebuah bagian yang terdapat di jagat raya, dan energi serta angkasa yang ada.

Terdapat dua teori pembentukan alam semesta yaitu Teori Keadaan Tetap
(Steady State Theory) dan teori Dentuman Besar (Big Bang Theory). Teori Big bang
dicetuskan oleh Georges Lemaître. Terdapat perbedaan dan keterkaitan antar kedua
teori tersebut, yaitu dengan prinsip kosmologi dan ledakan besar.

2. Pembelajaran Alam Semesta pada Anak Usia Dini

Pengenalan sains tentang bumi, antariksa dan alam semesta merupakan hal
yang sangat penting. Anak akan mengetahui dan mengungkapkan seluruh bagian-
bagian bumi dan alam semesta sehingga mendapatkan wawasan dan pengertian yang
lebih luas dan mendalam.

Nugraha dalam bukunya Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia


Dini menyatakan bahwa terdapat konsep dasar dan pengungkapan tentang bumi dan
jagat raya yang dapat diberikan pada anak, di antaranya:

(1) usia bumi, (2) isi bumi dan strukturnya, (3) pengaruh perubahan fisik pada
bumi, (4) hasil studi pada fosil, tumbuhan dan binatang masa lalu, (5) cuaca, erosi

4
Anwar, D. Y. Mengenalkan Sains pada Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), hal. 71
dan pembentukan gunung, (6)iklim pada bumi, (7) atmosfir, (8) pengukuran cuaca,
(9) siklus air, (10)sistem tata surya, (11) sumber-sumber alami pada bumi, (12)
kualitas air di bumi, air, udara dan tanah, (13) tanggung jawab individu untuk
menjaga bumi.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran


bumi dan jagat raya, pendidik dapat menjelaskan mengenai segala macam pendidikan
mengenai bumi dan isinya, perubahan, cuaca, alam semesta dan berbagai cara untuk
merawat bumi sebagai tanggung jawab anak.

Pembelajaran alam semesta juga termasuk dalam standar NSE (National


Science Education), yakni standar pembelajaran sains pada anak usia dini di Amerika.
NSE menyatakan salah satu konten sains dari standar tersebut adalah Earth/Space
Science. Pada konten tersebut, Earth/Space Science meliputi sifat benda-benda yang
berada di bumi, benda- benda di langit, dan perubahan pada bumi dan langit. 5
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran alam semesta
termasuk dalam Earth/Space Science, dan anak perlu untuk diberikan pembelajaran
mengenai tata surya, cuaca dan benda pada langit.

Berdasarkan teori dan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran alam semesta juga termasuk dalam kurikulum pembelajaran sains anak
yakni Earth and Space Science, yakni pengajaran mengenai bumi dan juga alam
semesta pada anak. Pada pembelajaran konten ini, standar NSE menyatakan tiga
bagian dari konten ini yakni benda-benda yang ada di bumi, benda-benda di langit
dan perubahan pada bumi dan langit. Untuk usia 5-6 tahun, guru dapat mengajak anak
keluar kelas untuk melakukan pengamatan pada cuaca maupun benda-benda yang ada
di bumi, namun guru tidak dapat mengajak anak untuk mengamati benda- benda di
langit secara konkret. Solusi dari hal ini adalah pengembangan media berupa video

5
Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. (Bandung: Alfabeta. 2010), hal. 106

6
pembelajaran mengenai alam semesta agar anak dapat melihat berbagai benda-benda
di langit dalam video tersebut.6

1. Aspek dan Ruang lingkup keterampilan Kegiatan Belajar Earth and Space
Science

Aspek-aspek keterampilan proses dalam Earth and Space Science bagi anak usia
dini yaitu:

a. Keterampilan mengamati

b. Keterampilan mengelompokkan

c. Keterampilan mengkomunikasikan

d. Keterampilan menggunakan angka atau hitungan

e. Keterampilan menyimpulkan (inferensi)

f. Keterampilan memprediksi (memperkirakan)

Adapun ruang lingkup pembelajaran Earth and Space science :

a. Materi yang berhubungan dengan bumi

b. Materi yang terkait dengan atmosfir bumi dan cuaca

c. Materi yang terkait dengan dunia luar bumi.

4. Jenis-jenis Aktivitas Belajar dalam sains PAUD Earth and Space Science

6
Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini... hal. 108

7
Menurut Dierich (dalam Imam Mujtaba) jenis-jenis aktivitas dibagi dalam
kelompok sebagai berikut:7

a. Kegiatan-kegiatan

Visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,


pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,


mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,
diskusi dan interupsi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan, percakapan atau diskusi


kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan.

d. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, memeriksa

karangan

e. Kegiatan-kegiatan menggambar

f. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat


model, menyelenggarakan permainan

g. Kegiatan-kegiatan mental
7
Imam Mujtaba, Masalah Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini. (Bandung: Alfabeta. 2014), hal.
93
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat
hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

h. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, tenang dan lain-


lain.

RANCANGAN KEGIATAN SAINS

Nama Produk Volcano Science & Mini Weather


Deskripsi Volcano science merupakan media pembelajarn berbentuk
replika gunung meletus. Media ini bertujuan untuk
mengenalkan pada anak mengenai benda-benda yang ada
dibumi dan menunjukkan pada anak bagaimana terjadinya
bencana alam gunung meletus.

Mini Weather merupakan media pembeljaran yang dimana


pada media ini anak akan diajarkan tentang nama-nama cuaca.
Tujuan 1. Untuk mengenalkan alam semesta
2. Untuk mengenalkan nama-nama planet yang ada di luar
angkasa
3. Untuk melatih ketelitian anak
4. Untuk melatih otot-otot pada anak
5. Untuk melatih kesabaran pada anak
6. Untuk melatih kemampuan bahasa pada anak
Konsep Sains
- Pengenalan gunung dan cuaca yang ada di bumi
- Pengamatan anak terhadap benda-benda yang ada di
alam semesta
Konten NAM
Pekembangan a. mengenali Tuhan dan Ciptaan-Nya
b. menanamkan sifat syukur atas keindahan alam semesta
beserta isinya

Kognitif
a. mengenalkan nama-nama cuaca
b. menampilkan beragam informasi melalui grafik
Sosial Emosional
a. menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan
dan sekitarnya
b. menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap berbagai cuaca
dan gambaran gunung meletus
c. Mengenalkan waktu dan aturan
d. Melatih ketelitian pada anak
e. Melatih kesabaran

Fisik Motorik
a. Melatih motorik halus pada anak
b. Meningkatkan koordinasi mata dan tangan

Bahasa
a. Mengenalkan nama-nama cuaca pada anak
Aturan Bermain a. Permainan ini dimainkan secara individu, guru
dapat menyuruh anak untuk memasukkan cairan ke
dalam lubang yang ada pada media gunung meletus
dan menyuruh anak menyebutkan nama-nama cuaca
b. Anak akan menyaksikan bagimana terjadinya gunung
meletus
Alat dan Bahan
Alat :
a. Gunting
b. Lem kertas dan lem batang
c. Cutter
d. Baskom
e. Tembak

Bahan :
a. Kardus bekas
b. Koran
c. Cat
d. Kuas
e. Stik eskrim
f. Botol bekas
g. Pewarna makanan
h. Baking soda
i. Mentos
j. Coca cola
k. Ranting kering
l. Daun kering
m. cuka
n. Dakron
o. Benang
p. Kain flanel
Petunjuk Volcano Science
Pembuatan 1. gunting koran kecil-kecil untuk selanjutnya dibuat
bubur kertas. Setelah itu peras bubur kertas tadi hingga
sedikit kering lalu campurkan lem fox.
2. Potong bagian tengah botol bekas lalu ambil bagian
atas yang memiliki corong. Lem kan pada kardus.
3. Kemudian ratakan bubur kertas tadi pada botol
yang sudah di tempel membentuk sebuah gunung.
Jemur hingga kering.
4. Setelah kering potonglah stik eskrim kecil-kecil untuk
membuat pagar disekeliling kardus.
5. Buatlah replika rumah penduduk menggunakan kardus
yang ada, lalu warnai menggunakan warna-warna cerah
dan tempelkan di sekitaran gunung.
6. Warnai dakron menggunakan cat warna hijau sebagai
tambahan untuk hiasan pohon. Lalu lukisnya warna
biru pada bagian lain sebagai lautannya dan tempelkan
pula dakron putih agar lukisan laut terlihat
mempunyai ombak.
7. Masukkan detergen, baking soda, cuka jika letusan
belum terlihat maka bisa dicoba juga menggunakan
mentos dan coca cola.
8. Masukkan baking soda, mentos, pewarna mkanan,
dan air soda. Dan letusan gunung berapi akan terlihat.

Mini Weather
1. Gunting sisi kardus yang besar, sisakan setengah. Lalu
gunting kembali sis kardus yang kecil, sisakan
setengah. Saat digunting bagian alas kardus akan
terlepas maka dari itu lem kan sisi bawah kardus agar
mendapatkan kardus yang kokoh.
2. Ukur kertas karton mengikuti bentuk kardus dan
tempelkan.
3. Untuk membuat musim kemarau, gunting daun kering.
4. Lukis pada kertas karton membentuk sebuah jalan, lalu
lukis juga bentuk pohon pada kertas karton untuk
mempercantik tampilannya.
5. Untuk membuat musim hujan, gunting kertas karton
warna biru membentuk butiran air lalu tempelkan
kedua sisi butiran air yang ditengahnya diletakkan
benang. Ulangi kegiatan tersebut hingga
membentuk replika hujan.
6. Warnai dakron sesuai dengan musimnya masing-
masing.
7. Potong ranting berurukan kecil dan tempelkan dakron
yang sudah diwarnai membentuk pohon. Kemudian
tempelkan lagi pada setiap media musim yang sudah
dibuat.
8. Buatlah hiasan jembatan dan bebatuan kecil
untuk memperindah media.
9. Pada media musim hujan, tempelkan kain flanel agar
terlihat seperti rumput.
10. Tempelkan pula dakron yang sudah diwarnai agar
terlihat sperti awan mendung. Didekat dakron letakkan
butiran hujan tadi agar media terlihat menampilkan
musim hujan.
TAMPILAN MEDIA

VOLCANO SCIENCE

MINI WEATHER
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sains adalah kerangka pengetahuan yang sedari dulu sampai sekarang


merupakan suatu sistem yang alami dan proses dari kerangka pengetahuan yang telah
di atur, secara simultan diperpanjang, ditingkatkan serta diperbaiki kesalahannya.
Sains tidak hanya sekumpulan dari peraturan atau sebuah katalog dari fakta yang
tidak berkaitan. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Earth and Space Science)
adalah ilmu yang senantiasa berkembang, pertama karena memang sifat
keingintahuan manusia, kedua karena keterbatasan sarana pendeteksi secara kangsung
bendabenda yang jauh di dalam bumi dan yang ada di angkasa luar. Sejak dari usia
dini dan sekolah dasar para siswa sudah diperkenalkan dengan bumi, mula-mula
secara sederhana dan secara bertahap diperkenalkan pada bumi secara fisis. Benda
langit yang terdekat adalah bulan.

B. Saran

Kepada guru disarankan agar secara terus-menerus mampu untuk kreatif dan
berinovasi dalam mengelola pembelajaran khususnya dalam melakukan eksperimen
dengan percobaan yang lebih menarikdan dekat dengan lingkungan sekitar anak agar
dapat menarik minat anak ketika melalukan percobaan sehingga kemampuan kognitif
dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. Mengenalkan Sains pada Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz. 2005

Fadlillah, Muhammad. Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoretik dan Praktik.


Yogyakarta: Ar-Ruzz . 2012

Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. 2010

Mujtaba, Imam. Masalah Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung:
Alfabeta. 2014

Nugraha, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas. 2005

Suyadi. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pedagogia,


Bandung: Alfabeta. 2010

Anda mungkin juga menyukai