Kelompok 1
2. CAHAYA APRILIA
3. TINA MAULINA
4. FACHRYANA
5. IQFA RIANA
6. SILVIA WULANDARI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tak lupa pula Shalawat seiring salam
sama-sama kita sanjung sajikan ke pangkuan Baginda Nabi Muhammad SAW beserta
segenap keluarga dan sahabat beliau.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang................................................................................................1
b. Rumusan Masalah...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Sains.................................................................................................2
a. Kesimpulan....................................................................................................15
b. Saran................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains untuk anak usia dini merupakan sains yang sasarannya ditujukan kepada
anak usia dini serta bagaimana memahami sains berdasarkan sudut pandang anak.
Saat ini, sains menjadi hal yang penting untuk dikenalkan pada anak-anak usia dini.
Hal ini disebabkan karena sains dapat mengajak anak untuk berpikir kritis, selain itu
pula dengan sains, anak tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas di makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran sains tidak hanya diajarkan pada jenjang sekolah dasar dan
menengah saja tetapi harus mulai dikenalkan sejak usia dini. Hal ini disebabkan anak
usia dini berada dalam masa keemasan perkembangan kognitif, sosial maupun
emosionalnya. Perkembangan intelektual pada usia 0 sampai 4 tahun mencapai 50
persen dan akan meningkat hingga mencapai 80 persen pada usia anak 8 tahun dan
baru mencapai 100 persen saat anak berusia delapan belas tahun. Ini menunjukkan
1
Ali Nugraha. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. (Bandung : JILSI Fundations,
2008), hal. 52
pentingnya pemberian rangsangan pada anak usia dini. Mengenalkan sains pada anak
2
harus sesuai dengan tahapan umur dan perkembangannya.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dengan menciptakan lingkungan dimana anak
dapat mengekploitasi pengalaman yang memberikan kesempatan padanya untuk
mengetahui dan memahami. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan
perkembangan anak. Perkembangan anak usia dini diberbagai aspek akan
berkembang dengan optimal jika diberi rangsangan yang tepat.
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Earth and Space Science) adalah ilmu
yang senantiasa berkembang, pertama karena memang sifat keingintahuan manusia,
2
Ali Nugraha. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. .. hal. 55
kedua karena keterbatasan sarana pendeteksi secara kangsung benda-benda yang jauh
di dalam bumi dan yang ada di angkasa luar. Galian tambang hanya beberapa
kilometer saja dibandingkan dengan jari-jari bumi yang besarnya enam ribu kilometer
lebih. Angkasa luar yang dapat ditempuh secara fisik hanya bulan. Padahal benda-
benda langit lainnya jaraknya milyaran kali jarak dari bumi ke bulan.3
Sejak dari usia dini dan sekolah dasar para siswa sudah diperkenalkan dengan
bumi, mula-mula secara sederhana dan secara bertahap diperkenalkan pada bumi
secara fisis. Benda langit yang terdekat adalah bulan. Memang tidak mudah bagi guru
menerangkan bahwa bulan lebih dekat dari bumi dibandingkan dengan matahari,
karena garis tengah semu bulan dan matahari adalah sama (kira-kira setengah
derajat). Kemudian para siswa diperkenalklan dengan planet. Mereka harus tahu
perbedaan antara planet dengan bintang, padahal bintang dan planet kelihatannya
sama. Yang berbeda hanya terangnya (kecemerlangannya) saja.
Terdapat dua teori pembentukan alam semesta yaitu Teori Keadaan Tetap
(Steady State Theory) dan teori Dentuman Besar (Big Bang Theory). Teori Big bang
dicetuskan oleh Georges Lemaître. Terdapat perbedaan dan keterkaitan antar kedua
teori tersebut, yaitu dengan prinsip kosmologi dan ledakan besar.
Pengenalan sains tentang bumi, antariksa dan alam semesta merupakan hal
yang sangat penting. Anak akan mengetahui dan mengungkapkan seluruh bagian-
bagian bumi dan alam semesta sehingga mendapatkan wawasan dan pengertian yang
lebih luas dan mendalam.
(1) usia bumi, (2) isi bumi dan strukturnya, (3) pengaruh perubahan fisik pada
bumi, (4) hasil studi pada fosil, tumbuhan dan binatang masa lalu, (5) cuaca, erosi
4
Anwar, D. Y. Mengenalkan Sains pada Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), hal. 71
dan pembentukan gunung, (6)iklim pada bumi, (7) atmosfir, (8) pengukuran cuaca,
(9) siklus air, (10)sistem tata surya, (11) sumber-sumber alami pada bumi, (12)
kualitas air di bumi, air, udara dan tanah, (13) tanggung jawab individu untuk
menjaga bumi.
5
Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. (Bandung: Alfabeta. 2010), hal. 106
6
pembelajaran mengenai alam semesta agar anak dapat melihat berbagai benda-benda
di langit dalam video tersebut.6
1. Aspek dan Ruang lingkup keterampilan Kegiatan Belajar Earth and Space
Science
Aspek-aspek keterampilan proses dalam Earth and Space Science bagi anak usia
dini yaitu:
a. Keterampilan mengamati
b. Keterampilan mengelompokkan
c. Keterampilan mengkomunikasikan
4. Jenis-jenis Aktivitas Belajar dalam sains PAUD Earth and Space Science
6
Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini... hal. 108
7
Menurut Dierich (dalam Imam Mujtaba) jenis-jenis aktivitas dibagi dalam
kelompok sebagai berikut:7
a. Kegiatan-kegiatan
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
d. Kegiatan-kegiatan menulis
karangan
e. Kegiatan-kegiatan menggambar
f. Kegiatan-kegiatan metrik
g. Kegiatan-kegiatan mental
7
Imam Mujtaba, Masalah Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini. (Bandung: Alfabeta. 2014), hal.
93
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat
hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
Kognitif
a. mengenalkan nama-nama cuaca
b. menampilkan beragam informasi melalui grafik
Sosial Emosional
a. menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan
dan sekitarnya
b. menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap berbagai cuaca
dan gambaran gunung meletus
c. Mengenalkan waktu dan aturan
d. Melatih ketelitian pada anak
e. Melatih kesabaran
Fisik Motorik
a. Melatih motorik halus pada anak
b. Meningkatkan koordinasi mata dan tangan
Bahasa
a. Mengenalkan nama-nama cuaca pada anak
Aturan Bermain a. Permainan ini dimainkan secara individu, guru
dapat menyuruh anak untuk memasukkan cairan ke
dalam lubang yang ada pada media gunung meletus
dan menyuruh anak menyebutkan nama-nama cuaca
b. Anak akan menyaksikan bagimana terjadinya gunung
meletus
Alat dan Bahan
Alat :
a. Gunting
b. Lem kertas dan lem batang
c. Cutter
d. Baskom
e. Tembak
Bahan :
a. Kardus bekas
b. Koran
c. Cat
d. Kuas
e. Stik eskrim
f. Botol bekas
g. Pewarna makanan
h. Baking soda
i. Mentos
j. Coca cola
k. Ranting kering
l. Daun kering
m. cuka
n. Dakron
o. Benang
p. Kain flanel
Petunjuk Volcano Science
Pembuatan 1. gunting koran kecil-kecil untuk selanjutnya dibuat
bubur kertas. Setelah itu peras bubur kertas tadi hingga
sedikit kering lalu campurkan lem fox.
2. Potong bagian tengah botol bekas lalu ambil bagian
atas yang memiliki corong. Lem kan pada kardus.
3. Kemudian ratakan bubur kertas tadi pada botol
yang sudah di tempel membentuk sebuah gunung.
Jemur hingga kering.
4. Setelah kering potonglah stik eskrim kecil-kecil untuk
membuat pagar disekeliling kardus.
5. Buatlah replika rumah penduduk menggunakan kardus
yang ada, lalu warnai menggunakan warna-warna cerah
dan tempelkan di sekitaran gunung.
6. Warnai dakron menggunakan cat warna hijau sebagai
tambahan untuk hiasan pohon. Lalu lukisnya warna
biru pada bagian lain sebagai lautannya dan tempelkan
pula dakron putih agar lukisan laut terlihat
mempunyai ombak.
7. Masukkan detergen, baking soda, cuka jika letusan
belum terlihat maka bisa dicoba juga menggunakan
mentos dan coca cola.
8. Masukkan baking soda, mentos, pewarna mkanan,
dan air soda. Dan letusan gunung berapi akan terlihat.
Mini Weather
1. Gunting sisi kardus yang besar, sisakan setengah. Lalu
gunting kembali sis kardus yang kecil, sisakan
setengah. Saat digunting bagian alas kardus akan
terlepas maka dari itu lem kan sisi bawah kardus agar
mendapatkan kardus yang kokoh.
2. Ukur kertas karton mengikuti bentuk kardus dan
tempelkan.
3. Untuk membuat musim kemarau, gunting daun kering.
4. Lukis pada kertas karton membentuk sebuah jalan, lalu
lukis juga bentuk pohon pada kertas karton untuk
mempercantik tampilannya.
5. Untuk membuat musim hujan, gunting kertas karton
warna biru membentuk butiran air lalu tempelkan
kedua sisi butiran air yang ditengahnya diletakkan
benang. Ulangi kegiatan tersebut hingga
membentuk replika hujan.
6. Warnai dakron sesuai dengan musimnya masing-
masing.
7. Potong ranting berurukan kecil dan tempelkan dakron
yang sudah diwarnai membentuk pohon. Kemudian
tempelkan lagi pada setiap media musim yang sudah
dibuat.
8. Buatlah hiasan jembatan dan bebatuan kecil
untuk memperindah media.
9. Pada media musim hujan, tempelkan kain flanel agar
terlihat seperti rumput.
10. Tempelkan pula dakron yang sudah diwarnai agar
terlihat sperti awan mendung. Didekat dakron letakkan
butiran hujan tadi agar media terlihat menampilkan
musim hujan.
TAMPILAN MEDIA
VOLCANO SCIENCE
MINI WEATHER
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kepada guru disarankan agar secara terus-menerus mampu untuk kreatif dan
berinovasi dalam mengelola pembelajaran khususnya dalam melakukan eksperimen
dengan percobaan yang lebih menarikdan dekat dengan lingkungan sekitar anak agar
dapat menarik minat anak ketika melalukan percobaan sehingga kemampuan kognitif
dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. Mengenalkan Sains pada Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz. 2005
Mujtaba, Imam. Masalah Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung:
Alfabeta. 2014
Nugraha, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas. 2005