Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“METODE DAN TEKNIK PEMELAJARAN BAHASA”

DI

Oleh :

DIANA MAYANG SARI

SEFHIRA ARRINDI

IFANY HASIBUAN

DOSEN : YANTI SUSANTY, M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAINS CUK NYAK DHIEN LANGSA

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik,
dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini
sesuai dengan ridho-Nya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini kami beri judul “Metode dan
Teknik Pembelajara Bahasa” dengan harapan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya untuk diri kami sendiri dan juga untuk para
pembaca.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu
memberikan syafa’at kelak di hari kiamat.
Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Imam Mas
Arum, M. Pd. selaku dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia,
yang telah membimbing kami dan kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini hingga selesai.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
STAIN Salatiga. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  kami  meminta 
masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  kami di  masa  yang  akan 
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Tamiang Hulu, 23 April 2021

Penyusun

ii
AFTAR ISI
                                                                                                               
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................................1
B.    Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Metode Pembelajaran Bahasa………………………......................................2
B.    Teknik Pembelajaran Bahasa………………………………………………..5
C.    Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa………………………………….10

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..………..13

iii
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa sangat penting dalam kehidupan. Dengan bahasa kita dapat
menyampaikan keinginan pendapat dan perasaan. Dengan bahasa pula kita dapat
memahami dan mengetahui apa yang terjadi di dunia dan lingkungan sekitar.
Setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.
Pembelajaran mengandung arti adanya kegiatan siswa mempelajari sesuatu
atas petunjuk atau arahan guru. Dalam pembelajaran mengandung makna
bagaimana usaha guru supaya siswanya aktif untuk belajar. Dalam pembelajaran
bahasa, metode dan teknik saling berhubungan dan saling menentukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Dalam hal ini, penulis akan membahas makalah tentang Metode dan
Teknik Pembelajaran Bahasa.

B.     Rumusan  Masalah
1.      Bagaimana metode pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar?
2.      Bagaimana teknik pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar?
3.      Bagaimana metode dan teknik pengajaran bahasa yang baik?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui metode pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar.
2.      Mengetahui teknik pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar.
3.      Mengetahui metode dan teknik pengajaran bahasa yang baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Metode Pembelajaran Bahasa


Pada umumnya, metode diartikan sebagai cara mengajar. Sebenarnya
pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan
metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:[2]
1.      Pemilihan bahan
2.      Urutan bahan
3.      Penyajian bahan
4.      Pengulangan bahan
Metode-metode yang yang dapat diterapkan di dalam pengajaran bahasa
Indonesia di SD dan menunjang pendekatan yang disarankan oleh kurikulum
bahasa Indonesia yang diberlakukan, yaitu Direct Method, Natural Method,
Reading Method, dan Eclectic Method.[3]
1.      Direct Method
Direct Method atau Metode Langsung ialah metode pengajaran bahasa
yang di dalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran, yaitu
bahasa yang diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu
atau bahasa pertamanya selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap permulaan
tidak banyak diajarka tata bahasa. Kata-kata diajarkan dengan cara langsung
menghubungkan dengan benda-benda , situasi-situasi  dan gerak yang
digambarkan oleh kata itu.
Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa sasaran dalam
dalam hal ini bahasa Indonesia yang merupakan bahasa kedua secara lisan agar
siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa kedua tersebut.
Adapun fungsi Metode Langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa
dan bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa
(lisan) dengan tepat, memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong
siswa untuk belajar bahasa. Sedangkan bagi guru metode ini memudahkan guru

2
untuk mengajar berbahasa tanpa menggunakanbahasa pengantar bahasa lain selain
bahasa sasaran.
Kegiatan dalam proses belajar mengajar apabila menggunakan Metode
Langsung, sebagai berikut:
a.       Guru memulai pelajaran dengan dialog atau humor yang pendek dalam
bahasa sasaran (BI).
b.      Guru kemudian mulai menyajikan materi secara lisan dengan gerakan-
gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi, atau gambar-gambar.
c.       Guru mengadakan tanya jawab dalam bahasa sasaran (BI) betrdasarkan
dialog atau humor yang telah disampaikan.
d.      Guru mengajarkan tata bahasa secara induktif dengan memberikan contoh-
contoh yang merangsang siswa untuk menyimpulkan sendiri.
e.       Guru memberikan bacaan sastra untuk pemahaman dan kenikmatan, tetapi
tidak sampai menganalisis secara struktural.
f.       Guru mengajarkan budaya yang relevan pada aspek-aspek bahasa secara
induktif.

2.      Natural Method
Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah
adalah metode yang dalam pelaksanaannya menggunakan peraga yang berupa
benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas
sehari-hari.
Metode Murni ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini:
a.       Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah
diketahui siswa sebelumnya.
b.      Makna sesuatu kata diajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan
dari beberapa contoh yang diberikan.
c.       Kamus dipergunakan untuk mengingat kata-kata yang diluapakan atau
mencari makna kata-kata baru.
d.      Tata bahasa digunakan untuk membetulkan kesalahan.
e.       Penyajian pelajaran mengikuti urutan : mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis, kemudian baru diajarkan tata bahasa.

3
Proses pembelajaran dalam menerapkan metode ini adalah:
a.       Pertama-tama guru memperkenalkan bunyi-bunyi bahasa, kata-kata dan
kalimat bahasa yang dipelajari secara lisan dengan menggunakan alat peraga.
b.      Guru menyuruh siswa meniru apa yang diucapkan seperti pada butir (1).
c.       Dalam penyajian materi, guru menggunakan urutan-urutan berbicara,
membaca, menulis, baru mengajarkan tata bahasa.

3.      Reading Method
Merupakan metode membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun
1929-an baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya adalah
untuk memberi pelajar/mahasiswankemampuan dalam memahami teks ilmiah
yang mereka perlukan dalam studi islam.
Langkah-langkah penyajian metode ini menurut Rivers (dalam Subyakto-
N, 1988:17-18), seperti brikut:
a.       Pemberian kosakata dan istilah-istilah yang dianggap sukar oleh guru bagi
siswanya.
b.      Penyajian bacaan dalam kelas yang dibaca secara diam selama kurang 10-15
menit.
c.       Diskusi mengenai isi bacaan yang dapat berupa tanya jawab dengan
menggunakan bahasa sasaran.
d.      Pembicaraan/keterangan tentang bahasa dapat dilakukan secara singkat ,
kalau ini memang dirasa perlu oleh guru.
e.       Pembicaraan tentang kosakata yang relevan dengan jalan memberikan
daftar kosakata yang disiapkan sebelumnya.
f.       Pemberian tugas, seperti mengarang, membuat denah, skema, diagram, dan
sebagainya (yang berkaitan dengan topik bacaan).
Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajaran bahasa Indonesia di
SD dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat
kemampuan siswa.
Ada beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai guru dalam metode membaca,
yaitu:[4]
a.       Mengajar membaca dengan cepat.

4
b.      Mengajar pemahaman teks tanpa pencurahan waktu yang terlalu banyak
pada latar belakang bacaan.
c.       Mengajar membaca dengan suara keras untuk menunjang keterampilan
melafal.

4.      Eclectic Method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun
metode pengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada ada
keuntungan/keunggulan/kebaikan juga ada kerugian/kelemahan/kejelekannya.
Itulah sebabnya guru bebas memilih metode yang mana yang paling cocok dengan
situasi kelas yang akan diajar.
Eclectic artinya memilih secara bebas. Dalam hubungannya dengan metode
pengajaran bahasa, bebas di sini yang dimaksud adalah bebas untuk menambah
atau mengombinas/mencampur antara metode yang satu dengan lainnya yang
dianggap cocok dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic method diterjemahkan secara bebas dalam
bahasa Indonesia Metode Campuran.

B.     Teknik Pembelajaran Bahasa[5]


Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujun langsung dalam pelaksanaan pembelajaran
di dalam kelas pada saat itu.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga
dijumpai dalam pembelajaran mata pelajaran lain) sepertiberikut ini (Saliwangi,
1989:56-67).
1.      Teknik Ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses
belajar mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itunnadalah
menerangkan dengan berbicara/ceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu
fungsi guru sebagai informator.
Teknik ceramah mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a.       Dapat menghemat waktu.

5
b.      Dapat digunakan dalam kelompok besar.
c.       Dapat dipakai sebagai penambah bahan yang sudah dibaca.
d.      Dapat dipakai untuk mengulang atau memberi pengantar pada pelajaran atau
aktivitas tertentu.
Disamping keuntungan diatas Teknik Ceramah mempunyai kekurangan,
antara lain sebagai berikut:
a.       Tidak semua guru dapat berbicara yang menarik dan baik.
b.      Dalam metode ini hanya satu indra yang aktif yaitu pendengaran.
c.       Kadar CBSA-nya rendah.
Teknik Ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan
mendengarkan (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah
yang didengarna, kemudian menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri.

2.      Teknik Tanya Jawab


Pada umumnya teknik ini mengikuti teknik ceramah yang telah dilakukan.
Tujuannya adalah untuk mengesek pemahaman siswa terhadap ceramah yang baru
diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek
pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru biasanya untuk:
a.   Mengetahui hal-hal yang dirasa belum jelas, sekalipun sudah diterangkan
guru.
b.  Memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang dihadapinya.
c.   Memperjelas pendapat yang dirasa bertentangan dengan pendapat siswa
sendiri. Kebaikan metode tanya jawab secara sistematis yaitu sebagai kerikut:[6]
a.       Situasi kelas lebih hidup karena para siswa aktif berpikir dan
menyampaikan buah pikirannya melalui jawaban atas pertanyaan guru.
b.      Sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapatnya
dengan lisan secara teratur.
c.       Timbulnya perbedaan pendapat di antara para anak didik, membawa kelas
pada situasi diskusi yang menarik.
d.      Siswa yang segan mencurahkan perhatian, menjadi berhati-hati dan secara
sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.

6
Menurut Sudirman (1992) bahwa kelemahan metode tanya jawab dalam
proses pembelajaran antara lain:[7]
a.       Siswa sering merasa takut, apabila guru kurang dapat medorong siswa
untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab.
b.      Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
siswa dan mudah dipahami siswa.
c.       Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
d.      Sering jawaban diborong oleh sejumlah kecil siswa yang menguasai dan
senang berbicara, sedangkan banyak siswa lainnya tidak memikirkan jawabannya.

3.      Teknik Diskusi Kelompok


Tujuan digunakannya teknik ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan
pendapat dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar.
Juga melalui diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya
mengenai sesuatu hal.
Keunggulan diskusi kelompok sebagai suatu teknik dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia, antara lain berikut ini:
a.       Kadar CBSAnya tinggi.
b.      Memberi peluang kepada siswa untuk saling mengemukakan pendapat.
c.       Mendorong terciptanya rasa kesatuan.
d.      Dapat memperluas pandangan siswa.
e.       Melatih mengembangkan kepemimpinan bagi siswa yang ditunjuk sebagai
moderator.
Selain keunggulan, Teknik Diskusi Kelompok ini mempunyai kekurangan sebagai
berikut:
a.       Tidak dapat digunakan secara efektif untuk kelompok yang besar.
b.      Kalau kurang terkendali dapat menyimpang dari tujuan.
c.       Membutuhkan moderator yang terampil.
d.      Adakalanya hanya didominasi oleh siswa yang suka dan berani bicara.

4.      Teknik Pemberian Tugas

7
Teknik ini disebut juga Resitasi yang dapat diberikan kepada siswa secara
individual atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami
materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh
tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi. Itulah sebabnya Teknik
Pemberian Tugas ini disebut juga Resitasi.
Kelebihan dari Metode Pemberian Tugas yaitu:[8]
a.       Pengajaran klasikal cenderung untuk menyesuaikan cara dan kecepatan
mengajar terhadap ciri-ciri umum di kelas itu.
b.      Metode pemberian tugas digunakan untuk melatih aktivitas, kretivitas,
tanggung jawab dan disiplin peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
c.       Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara
mandiri.
d.      dapat merangsang daya pikir peserta didik, karena mereka dituntut untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya.
Disamping kelebihan yang dimilikinya, metode pemberian tugas juga
memiliki beberapa kekurangan , yaitu:[9]
a.       Apabila diberikan tugas kelompok, seringkali yang mengerjakannya hanya
peserta didik tertentu saja. Sedangkan yang lainnya hanya numpang saja.
b.       Apabila tugas diberikan diluar kelas, sulit untuk mengontrol peserta didik
bekerja secara mandiri dan menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya.
c.        Sering terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode pemberian tugas
dari pengajaran menjadi semacam hukuman.
d.      Apabila tugas sulit dikerjakan akan menyita waktu peserta didik untuk
kegiatan lainnya.

5.      Teknik Ramu Pendapat


Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-Jawab dan Teknik
Diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya puisi,
cerpen atau novel.
Keunggulan teknik ini, antara lain berikut ini:
a.       Dapat membangkitkan pikiran yang kreatif.
b.      Dapat merangsang partisipasi siswa.

8
c.       Dapat memancing timbulnya pendapat-pendapat baru.
d.      Dapat digunakan dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
e.       Hanya sedikit peralatan yang diperlukan.
Kekurangan teknik ini relatif sedikit, misalnya kita tidak dapat
mengendalikan kelas bisa lepas kontrol.

6.      Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik simulasi ini tepat sekali untuk
melatih keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu
menetapkan peran-peran yang akan dilakukan oleh siswa dalam permainan
simulasi.
Guru memberi pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-
masing siswa yang telah ditunnjuk. Siswa yang kebetulan belum mendapat giliran
ditunjuk untuk memainkan suatu peran, ditugaskan sebagai penonton yang
mencatat kemungkinan adanya kesalahan bahasa yang dilakukan oleh temannya
ketika bermain peran. Kesalahan-kesalahan itu nantinya didiskusikan setelah
permainan memainkan peran telah selesai.
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai
metode mengajar, diantaranya adalah :[10]
a.       Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak; baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
maupun menghadapi dunia kerja.
b.      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi
siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
c.       Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d.      Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
e.       Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan,
diantaranya :[11]

9
a.       Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
b.      Pengelolaan yang kurang baik. Sering  simulasi dijadikan sebagai alat
hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c.       Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.

C.    Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa yang Baik[12]


Cara guru mengajar mempengaruhi cara siswa belajar. Bila guru mengajar
hanya dengan metode ceramah maka siswa pun belajar dengan cara menghafal.
Bila guru mengajar dengan memberikan banyak latihan maka siswa belajar
melalui pengalaman. Metode pengajaran yang baik yaitu tidak hanya
menggunakan atau memicu satu metode saja melainkan harus menyesuaikan
materi yang diajarkan sesuai metode yang tepat. Selain itu guru harus bisa kreatif
dalam mengajarkan materi di kelas, tidak monoton dan membosankan melalui
pilihan metode yang tepat.
Syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru keterampilan berbahasa
ialah penguasaan materi tentang keterampilan berbahasa serta dapat
mengajarkannya kepada siswa. Cara mengajarkan keterampilan berbahasa atau
teknik pengajaran menyimak merupakan hal penting bagi seorang guru
keterampilan berbahasa.
Disamping kuat dalam penguasaan materi pelajaran guru juga harus kaya
pengalaman dengan beraneka ragam , metode pengajaran atau teknik pengajaran.
Guru keterampilan bahasa harus mahir tentang seluk beluk menyimak dan kaya
pengalaman dengan teknik pengajaran keterampilan bahasa.
Baik buruknya suatu teknik pengajaran keterampilan berbahasa tidaklah
terletak pada teknik pengajaran itu sendiri. Guru harus menggunakan sesuatu
teknik pengajaran keterampilan berbahasa dalam konteks yang tepat, misalnya
sesuai dengan tujuan, bahan pengajaran maka jadi baiklah teknik pengajaran
tersebut, dan sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa teknik pengajaran bahasa itu
bersifat netral.

10
Sesuatu teknik pengajaran keterampilan berbahasa dapat dikatakan baik
apabila teknik pengajaran tersebut:
1.      Memikat, menantang atau merangsang siswa untuk belajar.
2.      Memberikan kesempatan yang luas serta mengaktifkan siswa secara mental
dan fisik dalam belajar. Keaktifan itu dapat terwujud latihan, praktek atau
mencoba melaksanakan sesuatu.
3.      Tidak terlalu menyulitkan bunyi guru dalam penyusunan, pelaksanaan, dan
penilaian program pengajaran.
4.      Dapat mengarahkan kegiatan belajar ke arah tujuan pengajaran.
5.      Mengembangkan kreativitas siswa.
6.      Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

11
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Metode-metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa yaitu:
a.        Direct Method
b.        Natural Method
c.        Reading Method
d.        Eclecting Method

2.     Teknik pembelajaran yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran bahasa


antara lain:
a.       Teknik Ceramah
b.      Teknik Tanya Jawab
c.       Teknik Diskusi Kelompok
d.      Teknik Pemberian Tugas
e.       Teknik Ramu Pendapat
f.       Simulasi

3.      Metode dan teknik pembelajaran yang baik yaitu tidak hanya menggunakan
atau memicu satu metode saja melainkan harus menyesuaikan materi yang
diajarkan sesuai metode yang tepat. Selain itu guru harus bisa kreatif dalam
mengajarkan materi di kelas, tidak monoton dan membosankan melalui pilihan
metode yang tepat. Sebenarnya teknik pengajaran itu bersifat netral. Tidak ada
yang jelek juga tidak ada yang baik. Baik buruknya teknik pengajaran bergantung
pada penggunaannya. Bila digunakan secara tepat ia akan menjadi baik, dan
sebaliknya.

12
DAFTAR PUSTAKA

T. W. Solchan dkk. 2011. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta:


Universitas Terbuka.
Tarigan Djago dan Tarigan H. G. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Utari Sri dan Nababan Subyakto. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
http://makalahdankti.blogspot.com/2012/08/mengenal-kelebihan-dan-
kekurangan.html
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/kelebihan-dan-kelemahan-metode-
tanya.html
http://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2013/08/kelebihan-dan-kelemahan-
metode-simulasi.html

[1] Drs. Solchan dkk. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. (Jakarta:


Universitas terbuka, 2011). Hlm,1.1
[2] Ibid,. Hlm,3.9-3.10
[3] Ibid,. Hlm,3.12-3.16

[4] Sri Utari dan Subyakto Nababan. Metodologi Pengajaran Bahasa. (Jakarta:PT


Gramedia Pustaka Utama,1993). Hlm, 167
[5] Drs. Solchan dkk. Op. Cit. Hlm,3.16-3.20

[6] http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/kelebihan-dan-kelemahan-metode-
tanya.html
[7] Ibid,.
[8] http://makalahdankti.blogspot.com/2012/08/mengenal-kelebihan-dan-
kekurangan.html
[9] Ibid,.
[10] http://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2013/08/kelebihan-dan-
kelemahan-metode-simulasi.html

13
[11] Ibid,.
[12] Djagu Tarigan dan H. G Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. ( Bandung: Angkasa, 1987). Hlm, 38 -41

14

Anda mungkin juga menyukai