KELOMPOK I
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah SWT. Karena atas Berkat Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga kita masih diberikan nikmat yang banyak sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Tahapan Pembuatan Tes Hasil Belajar”
dan bermanfaat untuk para pembaca.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai buku sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, kami masih menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Pendidikan Nilai, Moral, dan
Norma dapat bermanfaat untuk pendidikan ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.
Kelompok 1
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang
sangat berperan dalam upaya memajukan bangsa dan Negara. Melalui pendidikan
potensi masyarakat dapat ditingkatkan dan dikembangkan seutuhnya, baik sosial,
spiritual, intelektual, maupun kemampuan propesional. Termaksud di dalam
rumusan UUD 1945, Pasal 28 ayat 1 UUD 1945, Pasal 31 UUD 1945, dan Pasal 3
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan
dengan tegas bahwa pelaksanaan pendidikan berorientasi pada
tujuan pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
tanggung jawab.
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran
objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan sebagainya.
Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dilihat dari segi sistem
penskorannya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu tes objektif dan tes subjektif.
Tes objektif dalam hal ini adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan
jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan
jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta hanya
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dengan demikian pemeriksaan
atau penskoran jawaban atau respon peserta tes sepenuhnya dapat dilakukan
secara objektif oleh pemeriksa.Karena sifatnya yang objektif, maka tidak perlu
harus dilakukan oleh manusia, tetapi dapat dilakukan dengan mesin, misalnya
mesin scanner. Dengan demikian skor hasil tes dapat dilakukan secara objektif.
Saat ini kualitas dan kuantitas pendidikan masih merupakan suatu masalah
yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan
nasional. Kedua masalah ini memang merupakan problem disetiap negara,
termasuk di Negara maju sekalipun.Mengingat pendidikan berkenaan dengan
1
upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada
unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan
keberhasilan pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru-guru menjadi
fasilitator dalam lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas kelangsungan
anakdidiknya, ia harus mengontrol anak elaksana pendidikan yaitu guru-guru
menjadi fasilitator dalam lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas
kelangsungan anakdidiknya, ia harus mengontrol anak didiknya selama
pengajaran berlangsung.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian tes hasil belajar ?
2. Apa sajakah jenis dan bentuk tes hasil belajar ?
3. Apa sajakah ciri-ciri tes yang baik ?
4. Apa sajakah langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar ?
5. Apa sajakah prosedur pengembangan tes?
6. Bagaimanakah pengembangan instrumen evaluasi jenis non-tes?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
diajarkan. Tes hasil belajar merupakan sumber data dan sebagai evaluasi bagi
guru maupun pihak sekolah. Dengan tes tersebut, peserta didik dapat
mengetahui kemampuannya dalam penerimaan materi dibanding dengan
teman-temannya. Purwanto mengemukakan bahwa “tes hasil belajar
merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa
terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa”. Dari
definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah tes
yang digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah
diajarkan serta dapat mengukur perkembangan kemajuan belajar peserta didik.
2
mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. Subino dalam
Deprizon menyatakan bahwa berdasarkan tingkat kebebasan jawaban yang
dimungkinkan dalam tes bentuk uraian, butir-butir soal dalam ini dapat
dibedakan atas butir-butir soal yang menuntut jawaban bebas. Butir-butir
soal dengan jawaban terikat cenderung akan membatasi, baik isi maupun
bentuk jawaban; sedangkan butir soal dengan jawaban bebas cenderung
tidak membatasi, baik isi maupun jawaban.
2. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah
disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam
bentuk, antara lain;
a. Tes Betul-Salah (TrueFalse)
b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
c. Tes Menjodohkan (Matching)
d. Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis).
Dari segi fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi :
a. Tes Formatif
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan
belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan
dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi
peserta didik adalah : Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah
menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.
b. Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan
atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif
dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
c. Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka
menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik
kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta
didik dalam belajar.
3
d. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis
penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi
intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan
belajarnya.
4
Waktu Tes Pengetesan Pengetesan
Rangking
Nama Siswa Pertama Kedua
Andi 6 7 3.a
Budi 5.5 6.6 4
Cici 8 9 1
Didi 5 6 5
Evi 6 7 3.b
Fifi 7 8 2
3) Objektivitas
Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi.
Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan
reliabilitas maka obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem
skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.
Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu
bentuk tes dan penilaian.
4) Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu
bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis
adalah tes yang:
a) Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang
banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan
terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.
b) Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan
kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal yang
obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan
oleh siswa dalam lembar jawaban.
c) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat
diberikan/ diawali oleh orang lain
7
5) Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut
tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak
danwaktu yang lama, baik untuk memproduksinya maupun untuk
melaksanakan dan mengolah hasilnya. Dengan mempertimbangkan
kriteria-kriteria tes ter sebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat tes
(soalsoal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
a) Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan
tujuan
b) Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang
diinginkan
c) Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang
betul-betul belajar dengan rajin
d) Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). harus ada patokan;
tugas ditulis konkret. Apa yang harus diminta; harus dijawab
berapa lengkap
e) Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan
f) Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan
yang tidak penting tidak selalu perlu.
8
b. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan
diukur dengan tes itu.
c. Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik.
d. Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran
yang akan diukur dengan tes itu.
e. Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).
f. Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.
Untuk merumuskan tujuan penyusunan tes dengan baik, seorang guru
atau pengajar perlu memikirkan apa tipe dan fungsi tes yang akan disusunnya
sehingga selanjutnya ia dapat menentukan bagaimana karakteristik soal-soal
yang akandibuatnya.
Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh
tesyang baik,yaitu:
1. Pengembangan spesifikasi Tes
Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan
kualitas tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan
dikembangkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah
berorientasi kepada peserta didik, bersifat menguraikan hasil
belajar, harus jelas dan dapat dimengerti, mengandung kata kerja
yang jelas (kata kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat di
ukur.
b. Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk
merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-
bagian tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk
yang efektif bagi penyusun tes.
c. Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan
kesesuaian antara tipe soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring,
pengelolaan hasil evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan
dana dan kepraktisan.
9
d. Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat
diketahui melalui uji coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan
berat ringannya beban penyeleaian soal tersebut, merencanakan
banyak soal, merencanakan jadwal penerbitan soal.
2. Penulisan soal
3. Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk
mencermati apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk
mengukur tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari
segi isi/materi, kriteria dan psikologis.
4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting
jika soal yang dibuat akan dibakukan
5. Penganalisisan hasil uji coba.
6. Pengadministrasian soal
10
3. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau
mempergunakan keduanya.
4. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman
penskorannya. Dalam menulis soal, penulis soal harus memperhatikan
kaidah penulisan soal.
11
3. Daftar Cek (Check list)
Daftar Cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek
yangakan diamati. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai
mencatat tiap kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap penting.
Ada beberapa macam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicatumkan
pada daftar cek kemudian tinggal memberi tanda centang pada setiap
aspek-aspek tersebut sesuai hasil penilaianya.
4. Angket (Quetioner)
Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau
informasi, pendapat dan paham dalam hubungan kausal. Angket hampir
sama dengan wawancara, kalau angket dilaksanakan dengan tertulis kalau
wawancara dilakukan dengan lisan.
5. Skala Penilaian (Rating Scale)
Daftar dalam cek penilai hanya dapat mencatat ada tidaknya variabel
tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena yang
akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
Jadi dalam Skala Penilaian tidak hanya mengukur secara mutlak ada
atau tidaknya variabel tertentu, tetapi lebih jauh mengukur bagaimana
intensitas gejala yang ingin diukur.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan
dan pengajaran, perlu dilakukan usaha atau tindakan Penilaian (Evaluasi). Dalam
prosedur pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu aktivitas yang sangat
penting. Dimana evaluasi ini suatu proses yang disengaja direncanakan oleh Guru
untuk memperoleh informasi atau data.Kegiatan evaluasi bukan hanya sekedar
kumpulan-kumpulan teknik-teknik yang diperlukan guru dalam mengukur
hasil belajar siswa, melaiankan merupakan suatu proses kontiniu yang mendasari
seluruh proses pendidikan dan pengajaran yang baik.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi isi maupun penyajian.Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat diperlukan untuk perbaikan makalalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14