Anda di halaman 1dari 17

TAHAPAN PEMBUATAN TES HASIL BELAJAR

KELOMPOK I

1. Nur Afnisah (1193311032)


2. Putri Wisda Yunanda (1193311019)
3. Tri Astika Yolanda (1193311022)
4. Yesika Putri Simanullang (1193311025)

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampu : Drs. Robenhart Tamba, M.Pd

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 1
A. Pengertian Tes Hasil Belajar ........................................................................ 1
B. Jenis dan Bentuk Tes Hasil Belajar .............................................................. 2
C. Ciri-ciri Tes yang Baik ................................................................................. 4
D. Langkah-langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar.................................... 8
E. Presedur Pengembangan Tes...................................................................... 10
F. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non-Tes ................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT. Karena atas Berkat Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga kita masih diberikan nikmat yang banyak sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Tahapan Pembuatan Tes Hasil Belajar”
dan bermanfaat untuk para pembaca.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai buku sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, kami masih menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Pendidikan Nilai, Moral, dan
Norma dapat bermanfaat untuk pendidikan ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.

Medan, 13 Februari 2021


Penulis

Kelompok 1

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang
sangat berperan dalam upaya memajukan bangsa dan Negara. Melalui pendidikan
potensi masyarakat dapat ditingkatkan dan dikembangkan seutuhnya, baik sosial,
spiritual, intelektual, maupun kemampuan propesional. Termaksud di dalam
rumusan UUD 1945, Pasal 28 ayat 1 UUD 1945, Pasal 31 UUD 1945, dan Pasal 3
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan
dengan tegas bahwa pelaksanaan pendidikan berorientasi pada
tujuan pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
tanggung jawab.
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran
objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan sebagainya.
Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dilihat dari segi sistem
penskorannya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu tes objektif dan tes subjektif.
Tes objektif dalam hal ini adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan
jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan
jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta hanya
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dengan demikian pemeriksaan
atau penskoran jawaban atau respon peserta tes sepenuhnya dapat dilakukan
secara objektif oleh pemeriksa.Karena sifatnya yang objektif, maka tidak perlu
harus dilakukan oleh manusia, tetapi dapat dilakukan dengan mesin, misalnya
mesin scanner. Dengan demikian skor hasil tes dapat dilakukan secara objektif.
Saat ini kualitas dan kuantitas pendidikan masih merupakan suatu masalah
yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan
nasional. Kedua masalah ini memang merupakan problem disetiap negara,
termasuk di Negara maju sekalipun.Mengingat pendidikan berkenaan dengan

1
upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada
unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan
keberhasilan pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru-guru menjadi
fasilitator dalam lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas kelangsungan
anakdidiknya, ia harus mengontrol anak elaksana pendidikan yaitu guru-guru
menjadi fasilitator dalam lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas
kelangsungan anakdidiknya, ia harus mengontrol anak didiknya selama
pengajaran berlangsung.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian tes hasil belajar ?
2. Apa sajakah jenis dan bentuk tes hasil belajar ?
3. Apa sajakah ciri-ciri tes yang baik ?
4. Apa sajakah langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar ?
5. Apa sajakah prosedur pengembangan tes?
6. Bagaimanakah pengembangan instrumen evaluasi jenis non-tes?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian tes hasil belajar
2. Untuk mengetahui jenis dan bentuk tes hasil belajar
3. Untuk mengetahui ciri-ciri tes yang baik
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar
5. Untuk mengetahui prosedur pengembangan tes
6. Untuk mengetahui pengembangan instrumen evaluasi jenis non-tes

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes Hasil Belajar


Upaya untuk mengukur seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah tercapai, dapat dilakukan dengan evaluasi, dalam hal ini evaluasi hasil
belajar. Alat ukur untuk mengevaluasi hasil belajar tersebut digunakan tes.
Kata tes berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia, yang dimaksud disini adalah dengan
menggunakan alat berupa piring akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang bernilai tinggi. Dalam perkembangannya dan seiring kemujuan zaman
tes berarti ujian atau percobaan. Ada beberapa istilah yang memerlukan
penjelasan sehubungan dengan uraian diatas yaitu tes, testing, tester dan testee,
yang masing-masing mempunyai pengertian berbeda namun erat kaitannya
dengan tes. Atau dalam bahasa Latin tes adalah testum yang berarti alat untuk
mengukur tanah. Dalam bahasa kuno, kata tes berarti ukuran yang
dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam
lainya.
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur yang (yang
perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan.
Sebagai pendidik, keterampilan yang harus dikuasai adalah sistem penilaian
hasil belajar peserta didik. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di
sekolah, aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat penilaian, yaitu;
penyusunan soal, analisis butir soal untuk memperoleh kualitas soal yang
memadai, dan pengolahan dan interpretasi data hasil penilaian.
Tes hasil belajar disebut dengan tes penguasaan, karena tes ini
berfungsi mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan
oleh guru. Tes diujikan setelah peserta didik memperoleh sejumlah materi
sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan peserta
didik atas materi tersebut. Karenanya, tes hasil belajar yang baik harus mampu
mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami materi-materi yang

1
diajarkan. Tes hasil belajar merupakan sumber data dan sebagai evaluasi bagi
guru maupun pihak sekolah. Dengan tes tersebut, peserta didik dapat
mengetahui kemampuannya dalam penerimaan materi dibanding dengan
teman-temannya. Purwanto mengemukakan bahwa “tes hasil belajar
merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa
terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa”. Dari
definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah tes
yang digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah
diajarkan serta dapat mengukur perkembangan kemajuan belajar peserta didik.

B. Jenis dan Bentuk Tes Hasil Belajar


Tes merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa. Dalam
hal ini, tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan
bentuk pelaksanaanya, yaitu:
a. Tes lisan,
b. Tes tulisan, dan
c. Tes tindakan atau perbuatan
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan
kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal
atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan
maupun menggunakan komputer. Sedangkan, Tes lisan dilakukan dengan
pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid. Sedangkan,
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan
sesuatu unit kerja.Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta
didik. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya tes dibagi menjadi
2 bagian yakni :
1. Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan
terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap
pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat
untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau

2
mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. Subino dalam
Deprizon menyatakan bahwa berdasarkan tingkat kebebasan jawaban yang
dimungkinkan dalam tes bentuk uraian, butir-butir soal dalam ini dapat
dibedakan atas butir-butir soal yang menuntut jawaban bebas. Butir-butir
soal dengan jawaban terikat cenderung akan membatasi, baik isi maupun
bentuk jawaban; sedangkan butir soal dengan jawaban bebas cenderung
tidak membatasi, baik isi maupun jawaban.
2. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah
disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam
bentuk, antara lain;
a. Tes Betul-Salah (TrueFalse)
b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
c. Tes Menjodohkan (Matching)
d. Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis).
Dari segi fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi :
a. Tes Formatif
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan
belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan
dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi
peserta didik adalah : Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah
menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.
b. Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan
atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif
dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
c. Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka
menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik
kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta
didik dalam belajar.

3
d. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis
penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi
intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan
belajarnya.

C. Ciri-ciri Tes yang Baik


Sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi kriteria, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas,
praktikabilitas dan ekonomis.
1) Validitas
Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
Demikian pula dalam alat-alat evaluasi. Suatu tes dapat dikatakan
memiliki validitas yang tinggiapabila tes itu tersebut betul- betul dapat
mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya ingatan atau
kemampuan bahasa saja misalnya.
2) Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya.
Reliabilitas suatu tes menunjukan atau merupakan sederajat ketetapan,
keterandalan atau kemantapan (the level of consistency) tes yang
bersangkutan dalam mendapatkan data (skor) yang dicapai seseorang,
apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada kesempat an (waktu)
yang berbeda., atau dengan tes yang pararel (eukivalen) pada waktu
yang sama. Atau dengan kata lain sebuah tes dikatakan reliable apabila
hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan, keajegan, atau konsisten.
Artinya, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada waktu
yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(ranking) yang sama dalam kelompoknya.

4
Waktu Tes Pengetesan Pengetesan
Rangking
Nama Siswa Pertama Kedua
Andi 6 7 3.a
Budi 5.5 6.6 4
Cici 8 9 1
Didi 5 6 5
Evi 6 7 3.b
Fifi 7 8 2

3) Objektivitas
Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi.
Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan
reliabilitas maka obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem
skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.
Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu
bentuk tes dan penilaian.
4) Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu
bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis
adalah tes yang:
a) Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang
banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan
terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.
b) Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan
kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal yang
obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan
oleh siswa dalam lembar jawaban.
c) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat
diberikan/ diawali oleh orang lain

7
5) Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut
tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak
danwaktu yang lama, baik untuk memproduksinya maupun untuk
melaksanakan dan mengolah hasilnya. Dengan mempertimbangkan
kriteria-kriteria tes ter sebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat tes
(soalsoal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
a) Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan
tujuan
b) Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang
diinginkan
c) Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang
betul-betul belajar dengan rajin
d) Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). harus ada patokan;
tugas ditulis konkret. Apa yang harus diminta; harus dijawab
berapa lengkap
e) Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan
f) Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan
yang tidak penting tidak selalu perlu.

D. Langkah-langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar


Tes untuk mengukur hasil belajar siswa, memiliki prinsip-prinsip serta
langkah-langkah perencanaan tersendiri. Dalam merencanakan penyusunan
achievement test diperlukan adanya langkah-langkah yang harus diikuti secara
sistematis sehingga dapat diperoleh tes yang lebih efektif. Dengan adanya hal
ini, diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi instrumen yang dapat
mengukur apa yang sebenarnya harus diukur. Para ahli penyusun tes
maupun para pengajar (classroomteacher) umumnya telah menyepakati
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan atau merumuskan tujuan tes.

8
b. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan
diukur dengan tes itu.
c. Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik.
d. Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran
yang akan diukur dengan tes itu.
e. Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).
f. Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.
Untuk merumuskan tujuan penyusunan tes dengan baik, seorang guru
atau pengajar perlu memikirkan apa tipe dan fungsi tes yang akan disusunnya
sehingga selanjutnya ia dapat menentukan bagaimana karakteristik soal-soal
yang akandibuatnya.
Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh
tesyang baik,yaitu:
1. Pengembangan spesifikasi Tes
Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan
kualitas tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan
dikembangkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah
berorientasi kepada peserta didik, bersifat menguraikan hasil
belajar, harus jelas dan dapat dimengerti, mengandung kata kerja
yang jelas (kata kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat di
ukur.
b. Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk
merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-
bagian tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk
yang efektif bagi penyusun tes.
c. Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan
kesesuaian antara tipe soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring,
pengelolaan hasil evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan
dana dan kepraktisan.

9
d. Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat
diketahui melalui uji coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan
berat ringannya beban penyeleaian soal tersebut, merencanakan
banyak soal, merencanakan jadwal penerbitan soal.
2. Penulisan soal
3. Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk
mencermati apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk
mengukur tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari
segi isi/materi, kriteria dan psikologis.
4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting
jika soal yang dibuat akan dibakukan
5. Penganalisisan hasil uji coba.
6. Pengadministrasian soal

E. Presedur Pengembangan Tes


Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu
menetapkan terlebih dahulu tujuan penilaian dan kompetensi dasar yang
hendak diukur. Langkah-langkah penting yang dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting karena
setiap tujuan memiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk
tujuan tes prestasi belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh untuk
tujuan prestasi belajar, lingkup materi/kompetensi yang
ditanyakan/diukur disesuaikan seperti untuk kuis/menanyakan materi
yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas
individu/kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, laporan
kerja praktik/laporan praktikum, ujian praktik.
2. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
Standar kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi
atau yang harus diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau
melalui gabungan kompetensi dasar.

10
3. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau
mempergunakan keduanya.
4. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman
penskorannya. Dalam menulis soal, penulis soal harus memperhatikan
kaidah penulisan soal.

F. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non-Tes


1. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif dan rasional menganai berbagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Tujuan observasi adalah:
a. Untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
satu fenomena baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik
dalam situasi sesungguhnya maupundalam situasi buatan.
b. Untuk mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku
peserta didik), interaksi peserta didik dan guru,dan faktor-faktor
yang dapat diamatilah, terutama kecakapan sosial.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes
yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung
maupun tidak langsung dengan peserta didik.
Tujuan Wawancara adalah:
a. Untu memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu
hal atau situasi dan kondisi tertentu.
b. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah
c. Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi
atau orang tertentu.

11
3. Daftar Cek (Check list)
Daftar Cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek
yangakan diamati. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai
mencatat tiap kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap penting.
Ada beberapa macam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicatumkan
pada daftar cek kemudian tinggal memberi tanda centang pada setiap
aspek-aspek tersebut sesuai hasil penilaianya.
4. Angket (Quetioner)
Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau
informasi, pendapat dan paham dalam hubungan kausal. Angket hampir
sama dengan wawancara, kalau angket dilaksanakan dengan tertulis kalau
wawancara dilakukan dengan lisan.
5. Skala Penilaian (Rating Scale)
Daftar dalam cek penilai hanya dapat mencatat ada tidaknya variabel
tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena yang
akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
Jadi dalam Skala Penilaian tidak hanya mengukur secara mutlak ada
atau tidaknya variabel tertentu, tetapi lebih jauh mengukur bagaimana
intensitas gejala yang ingin diukur.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan
dan pengajaran, perlu dilakukan usaha atau tindakan Penilaian (Evaluasi). Dalam
prosedur pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu aktivitas yang sangat
penting. Dimana evaluasi ini suatu proses yang disengaja direncanakan oleh Guru
untuk memperoleh informasi atau data.Kegiatan evaluasi bukan hanya sekedar
kumpulan-kumpulan teknik-teknik yang diperlukan guru dalam mengukur
hasil belajar siswa, melaiankan merupakan suatu proses kontiniu yang mendasari
seluruh proses pendidikan dan pengajaran yang baik.

Kegiatan evaluasi juga merupakan proses yang sistematis, yakni


merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan
sehingga dapat mengukur kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
atau permasalahan yang disebut power test.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi isi maupun penyajian.Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat diperlukan untuk perbaikan makalalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, N. 2015. Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Interpena.


Deprizon. 2018. “Prosedur Penyusunan Tes Hasil Belajar (Prosedure and
Construct Test)”
https://www.academia.edu/39037563/Prosedur_Penyusunan_Tes_Hasil_b
elajar_Prosedure_and_Contruct_Test_ (diakses tanggal 13 Februari 2021).
Kadir, A. 2015. “Menyusun dan Menganalisis Tes Hasil Belajar”. Jurnal Al-
Ta’dib, 8(2), 71.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

14

Anda mungkin juga menyukai