Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN

MK : PEMB PKN DI SD
Prodi S1
Fakultas : ILMU PENDIDIKAN

SKOR NILAI :

Nama Mahasiswa : Vinka Nova Tutiona Simanjuntak

NIM : 1193311011

Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kelas : G Ekstensi 2019

Dosen Pengampu : Apiek Gandamana.S.Pd.,M.Pd

Mata Kuliah : Pembelajaran PKN Di SD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

SEPTEMBER

2021/2022
Judul Penelitian :

Perbandingan Kompetensi Kewarganegaraan Dalam Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum


2013 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar.

ISBN : 978-602-50622-0-9

Tahun : 2017

Peneliti : Apiek Gandamana

Abstrak :

Materi pembelajaran secara garis besar terdiri atas pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci materi pembelajaran terdiri atas materi yang bersifat pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, teori), materi yang bersifat sikap (nilai dan moral), dan materi yang bersifat keterampilan
(tata cara dan prosedur). Secara teoritik, terdapat tiga komponen kompetensi kewarganegaraan
meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic
skill), dan sikap kewarganegaraan (civic disposition). Ketiga kompetensi kewarganegaraan
memiliki keterkaitan dengan sasaran pembentukan pribadi warga negara. Warga negara yang
pengetahuan dan sikap kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang percaya diri (civic
confidence), warga negara yang memiliki pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan akan
menjadi warga negara yang mampu (civic competence), warga negara yang memiliki sikap dan
keterampilan kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang komitmen (civic commitment),
dan pada akhirnya warga negara yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan
kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizenship).

Metode Penelitian :

Metode Yang digunakan dalam Jurnal ini adalah metode studi literature dengan membandingkan
kompetensi kewarganegaraan dalam kurikulum 2006 (KTSP) dan K-13 mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan sekolah dasar.
Pendapat :

Menurut Pendapat saya, pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mengalami
perubahan nama dengan sangat cepat karena mata pelajaran ini rentan terhadap perubahan
politik, namun ironisnya nama berubah berkali-kali, tetapi secara umum serta pendekatan cara
penyampaiannya kebanyakan tidak berubah. Pendidikan kewarganegaraan juga merupakan,
program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan
menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para
peserta didik baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.

Berkaitan dengan hal di atas, pengembangan dunia pendidikan terus diperhatikan dalam hal ini
Kurikulum memiliki peran penting yang cukup besar. Dimana inovasi-inovasi kurikulum sangat
diperlukan dalam pendidikan yang mana diharapkan dapat meningkatkan dan mewujudkan
tujuan pendidikan secara umum. Sejalan dengan hal tersebut di atas, salah satu unsur dalam
sumber daya pendidikan, perlu adanya kurikulum yang berbasis pada kompetensi sebagai suatu
instrumen mengarahkan peserta didik menjadi, manusia yang berkualitas yang mampu proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, manusia yang terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, dan Berdasarkan kenyataan
di atas juga, maka pengembangan kurikulum haruslah mengikuti perkembangan dan perubahan
zaman. Ini terbukti bahwa di banyak hal prestasi peserta didik di dalam akademik dan
intelektualitas sangat menggembirakan dengan adanya pengembangan kurikulum sesuai dengan
perubahan zaman tersebut.

Kurikulum sebagai pedoman yang mengatur pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa
kali pergantian. Pergantian kurikulum ini terjadi karena kurikulum tersebut dinilai sudah tidak
relevan lagi dengan realitas, perubahan dan tantangan dunia pendidikan. Indonesia telah
mengalami sembilan kali pergantian kurikulum sejak tahun 1947 sampai dengan tahun 2013.
Dua kurikulum terakhir yang berlaku adalah Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini merupakan pengganti kurikulum 2004 atau Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Sedangkan kurikulum yang lainnya adalah Kurikulum 2013 atau
biasa disebut K.13. Kurikulum 2013 merupakan penganti dari KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dirancang oleh pemerintah sebagai upaya
mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan
dalam haluan negara. KTSP juga merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi bagi
sekolah untuk menentukan kebijakannya dengan tujuan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi
pendidikan. Kurikulum 2013 mempunyai beberapa karakteristik. Secara umum Kurikulum 2013
mempunyai karakteristik sebagai berikut: (a) belajar tuntas, yaitu peserta didik tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan prosedur yang benar, (b) penilaian autentik, (c) penilaian berkesinambungan, penilaian
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan selama pembelajaran berlangsung, (d)
menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa
tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri, dan (e)
berdasarkan acuan kriteria.

Perbedaan tersebut juga terlihat pada kurikulum 2013, struktur kurikulum dijelaskan sebagai
gambaran konseptualisasi konten kurikulum berbentuk mata pelajaran, posisi mata pelajaran
dalam kurikulum, distribusi mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum juga merupakan
aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran. Sedangkan dalam KTSP, struktur kurikulum merupakan pola
dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.

Oleh sebab itu, seperti yang telah jelas disajikan dalam jurnal itu, bahwa Secara keseluruhan
dapat dikatakan bahwa konsep yang dijelaskan bahwa kurikulum 2013 lebih baik dan lebih
terarah dibandingkan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Hal ini dikarenakan dalam kurikulum
2013 guru di tuntut untuk tidak hanya sekedar menyampaikan materi namun juga untuk
mengajarkan nilai-nilai positif untuk membangun karakter peserta didik dimana di dalam hal ini
masing-masing sekolah diperkenankan menyusun sesuai dengan kemampuan peserta didik dan
mengacu pada visi dan misi sekolah masing-masing. Kompetensi yang dibutuhkan untuk
pengembangan karakter tidak terakomodasi di dalamnya dan dimana hal ini belum mampu
terspesifikasikan dimana masing-masing kemampuan sekolah yang berbeda. Dari pembahasan
itu juga, kurikulum 2013 lebih memenuhi syarat dari ketiga kompetensi kewarganegaraan (civic
knowledge, civic skill, dan civic disposition) daripada kurikulum 2006.

Anda mungkin juga menyukai