Anda di halaman 1dari 5

Kurikulum 2013

i. Latar Belakang tersusunnya kurikulum 2013


Kurikulum adalah seperangkat rencanan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.(UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan).
Kurikulum 2013, kurikulum berbasis kompetensi dan karakter sebagai
pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum yang sebelumnya yaitu KTSP,
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan mengadopsi KBK, Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Dalam kurikulum 2013, Mata Pelajaran IPA dan IPS dijenjang Sekolah
Dasar akan diintegrasikan dengan Mata Pelajaran lainnya, sehingga akan terjadi
penyederhanaan dalam Kompetensi Dasar yang ada.
Latar belakang kurikulum 2013 (K13) yaitu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas juga telah memberikan arahan dengan jelas, bahwa
pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam
pembangunan bangsa dan karakter, guna tercapainya tujuan dari pendidikan, salah
satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi, yang mencakup tiga
kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga menghasilkan manusia
seutuhnya.
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman,
skill, kemampuan dan pendidikan berkarakter. Peserta didik dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan disiplin
yang tinggi. Dalam Kurikulum 2013, sasaran pembelajaran telah memenuhi tiga ranah
yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan yang seharusnya ada pada diri peserta
didik, yaitu ranah Kognitif, pengetahuan dan ranah Psikomotorik, keterampilan, serta
ranah Afektif, sikap.

ii. Paradigma yang digunakan pada kurikulum 2013


Konsep-konsep yang ditawarkan oleh kemdikbud terbilang baru karena semua
mata pelajaran yang ada dalam pembelajaran di kelas berbasis saintifik (scientific
learning). Kumpulan konsep-konsep ini merupakan kesatuan, karena konsep-konsep ini
berhubungan secara logis. Dari perspektif peserta didik dengan pendidik, kurikulum 2013
menghendaki adanya student center, artinya pembelajaran terpusat pada peserta didik
yang menuntut keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Sedangkan pada perspektif
sebelumnya, gurulah yang menjadi aktor utama dalam kelas sehingga pembelajaran di
kelas tampak menjenuhkan. Di dalam Kurikulum 2013, guru bertugas sebagai fasilitator
dan motivator bagi peserta didik. Selain itu, prinsip dasar pada Kurikulum 2013 ini
berupaya untuk mengoptimalkan keingintahuan peserta didik. Semula, peserta didik
“diberi tahu” oleh guru, maka sekarang peserta didik dituntut untuk “mencari tahu”
segala hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

iii. Poin-poin standar proses kurikulum 2013


Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan
acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana dalam pelaksanaan pembelajaran.
Standar proses meliputi beberapa tahapan untuk terlaksanakannya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien, yaitu :
1) Perencanaan Proses Pembelajaran
a) Silabus
b) RPP
2) Pelaksanaan proses pembelajaran
a) Kegiatan pendahuluan
b) Kegiatan inti
c) penutup
3) Penilaian hasil pembelajaran, menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang
mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek
pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
4) Pengawasan proses pembelajaran, dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan
berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan dan pengawas.

iv. Standar isi kurikulum 2013


Menurut Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, terdiri dari Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Tingkat
Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta
didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas
kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang yang relevan.
Untuk menjamin keberlanjutan antar jenjang, Tingkat Kompetensi dimulai dari Tingkat
Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan
menengah, sedangkan Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang
peserta didik pada setiap tingkat kelas yang tercantum dalam KI dan KD

Kurikulum Merdeka
i. Latar Belakang tersusunnya kurikulum merdeka
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan
bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam
memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini
tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun
terakhir. Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan
antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan
adanya pandemi COVID-19.
Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang
sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka
kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan
pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran
adalah:
 Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai
Profil Pelajar Pancasila.
 Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
 Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai
dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan
muatan lokal
ii. Paradigma yang digunakan pada kurikulum merdeka
Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran untuk berpusat
pada peserta didik. Pembelajaran paradigma baru mencakup pemetaan standar
kompetensi, merdeka belajar, dan asesmen kompetensi minimal sehingga menjamin
ruang yang lebih leluasa bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan
asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Pada pembelajaran paradigma baru, profil pelajar pancasila berperan menjadi
penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem
pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmen.
Profil pelajar pancasila, kompetensi dan karakter esensial yang dapat dipelajari
lintas disiplin ilmu tertuang dalam 6 dimensi, yaitu:
a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
b. Berkebinekaan global
c. Bergotong royong
d. Mandiri
e. Bernalar kritis
f. Kreatif

iii. Poin-poin standar proses kurikulum merdeka


Standar Proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar Proses
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien sehingga mampu mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan
kemandirian Peserta Didik secara optimal.
Standar Proses sebagaimana dimaksud meliputi:
a. erencanaan pembelajaran;
b. pelaksanaan pembelajaran; dan
c. penilaian proses pembelajaran
iv. Standar isi kurikulum merdeka
Standar isi kurikulum merdeka termuat pada Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang
Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang
Pendidikan Menengah. Standar Isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup
materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi merupakan bahan
kajian dalam muatan pembelajaran.
Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan:
a. muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
b. konsep keilmuan; dan
c. jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan merupakan
muatan wajib yang dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan pendidikan menengah
yang meliputi:
a. pendidikan agama; g. ilmu pengetahuan sosial;
b. pendidikan Pancasila; h. seni dan budaya;
c. pendidikan kewarganegaraan; i. pendidikan jasmani dan olahraga;
d. bahasa; j. keterampilan/kejuruan; dan
e. matematika k. muatan lokal.
f. ilmu pengetahuan alam;

Anda mungkin juga menyukai