Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional
Pembelajaran diartikan sebagai suatu konsep yang bisa
berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang
berkaitan dengan kemajuan ilmu. Permendiknas No. 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang
diberikan nantinya harus disesuaikan dengan pemikiram karakteristik
peserta didik agar dapat tercapai dalam tujuan pembelajaran. Salah satu
pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses, aspek
kurikulum, dan aspek pelaksanaan pembelajaran. Salah satu upaya yang
tepat untuk melaksanakan pembelajaran yang menggunakan
keterpaduan pembelajaran di sekolah dasar adalah dengan melaksanakan
pembelajaran tematik.
Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pembaruan dalam
proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sudah menjadi ketentuan
dari Pemerintah, terutama pada kelas bawah yang menjadikan landasan
dalam pembentukan kemampuan dasar peserta didik. Permasalahan ini
telah diatur oleh Pemerintah dengan menetapkan pendekatan tematik
sebagai pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
Madrasah Ibtidaiyah terutama pada kelas rendah (1,2,3), sedangkan kelas
atas (4,5,6) dilakukan dengan pendekatan mata pelajaran. Dengan
demikian proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret
dan pengalaman yang dialami siswa secara langsung. Sebelumnya,
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV menggunakan pendekatan
mata pelajaran, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 ini pelaksanaan
pembelajaran di kelas IV disajikan dengan pembelajaran integratif.
Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang
menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa Pembelajaran
tematik integratif diartikan sebagai penggabungan materi kebeberapa
mata pelajaran ke dalam satu tema atau topik pembahasan, serta
pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Idealnya,
pembelajaran ini seharusnya bertolak pada kurikulum yang memisahkan
mata pelajaran yang satu dan lainnya. Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa pembelajaran tematik dilakukan sebagai upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk
mengimbangi padatnya pergantian kurikulum, sehingga dalam satu tema
yangterdiri dari beberapa mata pelajaran mampu teralokasikan dalam
satu hari.
Pada prinsip pembelajaran tematik lebih menekankan pada proses
penerapan belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, diperlukan guru yang kreatif dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi
dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna, menarik menyenangkan dan utuh. Pengalaman
belajar tersebut menunjukkan adanya kaitan unsur-unsur konseptual
menjadi proses PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan). Kaitannya konsep dengan mata pelajaran yang dipelajari
akan membentuk sebuah skema mengenai pelaksanaan pembelajaran
tematik.
Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan bagi madrasah atau
sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama mulai tahun
ajaran 2014/2015. Berbeda dengan sekolah yang berada dalam naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai memberlakukan
kurikulum 2013 sejak awal tahun ajaran 2013/2014, tentu banyak
kendala yang dihadapi madrasah di lapangan. Kendala yang dihadapi
dapat bersifat konseptual berkaitan dengan masih rendahnya
pemahaman terhadap kurikulum 2013 seperti: rasional, landasan,
pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, metodologi
pembelajaran serta penilaian hasil belajar khususnya pengembangan
instrumen penilaian otentik. Sedangkan kendala yang bersifat teknis
mengarah pada bagaimana mengaktualialisasikan Kurikulum 2013
kedalam kegiatan pembelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan adalah seperangkat kompetensi
lulusan yang dibakukan dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta
didik Standar ini harus dapat diukur dan diamati untuk memudahkan
pengambilan keputusan bagi guru, peserta didik, orang tua dan penentu
kebijaksanaan. Standar Kompetensi Lulusan bermanfaat sebagai dasar
penilaian dan pemantauan proses kemajuan dan hasil belajar peserta
didik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan berfungsi sebagai kriteria dalam
menentukan kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan,
rujukan untuk penyusunan standar-standar pendidikan lain, dan
merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan
holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta merupakan
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi inti menjadi salah satu bahasan yang dipakai dalam
pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kompetensi inti memiliki
kedudukan yang sama dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada
kurikulum KTSP 2006. Kompetensi inti merupakan elemen baru dalam
pendidikan yang tidak dimiliki oleh kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Kompetensi inti dapat diartikan sebagai kualitas yang harus dicapai
seorang siswa melalui proses pembelajaran secara aktif. Dalam
pengertian lain juga disebutkan bahwa kompetensi inti adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Komptensi Lulusan yang harus
dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program.
Kompetensi inti merupakan standar kompetensi lulusan dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu yang
menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, ketrampilan, pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti
harus menggambarkan kualitas yag seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.
Kompetensi inti dijadikan batas kemampuan yang harus dilakukan
dan dimiliki oleh setiap peserta didik pada saat pembelajaran. Untuk
mempermudah operasionalnya, kompetensi inti pada ranah sikap
dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan
pendidikan nasional untuk membentuk peserta didik yang beriman dan
bertakwa. Kedua, sikap sosial yang berkaitan dengan tujuan pendidikan
nasional untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Sedangkan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan
pembelajaran. Perlu dipahami kerangka berpikir terkait analisis SKL KI
KD ini agar pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013. Berangkat dari
cita-cita dan impian penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja.
Kurikulum 2013 diterapkan untuk menyiapkan siswa agar memiliki
kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial , pengetahuan dan
keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini.
Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21
seperti critical thinking, creative thinking, collaborating dan
communicating (4 C). Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan
dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran. Dalam konteks ini, materi pembelajaran dan proses
pembelajaran menjadi instrumen penting menuju tercapainya Standar
Kompetensi Lulusan yang dicita-citakan. Materi pembelajaran yang tidak
linier dengan Standar Kompetensi Lulusan yang diinginkan jelas menjadi
penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan. Demikian juga
dengan proses pembelajaran. Terbentuknya kompetensi lulusan pada
siswa tergantung juga dengan proses pembentukan kompetensi yang
dilakukan pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berjalan
optimal jika guru memahami Kompetensi Dasar (KD), dan menerapkan
kompetensi pedagogik nya agar kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri siswa atau peserta
didik. Analisis SKL KI KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan
melinierkan perencanaan proses pembelajaran untuk pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan yang diinginkan.
Diklat Teknis harus mampu menghasilkan tenaga-tenaga yang
kompeten yang nantinya dapat menunjukkan sikap profesional dan skill
yang lebih baik dari sebelum mengikuti diklat teknis tersebut. Namun
kenyataan yang terjadi saat ini, sebuah diklat teknis yang dalam
pelaksanaannya melibatkan begitu banyak ide-ide dan aktifitas-aktifitas
positif yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pesertanya, akhirnya hanya menjadi ajang ngumpul dan wahana hiburan
sesaat bagi para pesertanya tanpa menyadari bahwa ada hal yang sangat
penting yang terlewatkan oleh mereka, yaitu menjadi individu yang
meningkat kemampuannya. pelaksanaan diklat teknis akan menjadi
optimal jika saja dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada aturan
pemerintah dan setiap tahapan dalam pelaksanaan diklat direncanakan
dengan baik dan tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan, dan
pada saatnya diklat teknis akan menjadi “sumber energi” yang
memberikan “kekuatan” baru bagi seluruh pesertanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun
2020 tentang Penyelenggaaraan Pelatihan Sumber Daya Manusia di
Lingkungan Kementerian Agama, kegiatan pelatiyan yang terencana dan
bernejang perlu dilaksanakan sebagai wadah untuk mewujudkan sumber
daya manusia Kementerian Agama yang memiliki keteladanan, integritas,
profesionalitas, inovasi dan tanggungjawab.
Merujuk juga pada putusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI No. 685 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Badang Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI No. 18 Tahun 2020 tentang Kurikulum
Pelatihan diklat Teknis dan kemudian di paparkan pada POK yang
tercantum damal RKAKL Balai Diklat Keamgaaan Padang Tahun 2021,
maka salah satu kegiatan pelatihan Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun
Laporan Hasil Implementasi Rencana Tindak Lanjut Pelatihan
Pembelajaran Tematik MI Di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Implementasi Rencana
Tindak Lanjut adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dalam
memahami konsep Kurikulum Tematik Terpadu dan sikap mental
guru Madrasah untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan standar kompetensi sebagai seorang guru yang professional.
2. Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah didapat selama
diklat sehingga mampu memahami Konsep Kurikulum Tematik
Terpadu untuk menunjang pembelajaran yang bermakna.
3. Menularkan hasil pelatihan kepada kolega atau teman sekerja dan
pimpinan di lembaga asal
BAB II
PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu Pelaksanaan Implementasi Rencana Tindak Lanjut Diklat
Pelatihan Pembelajaran Tematik Madrasah Ibtidaiyah dilaksanakan
sesuai dengan Tabel di bawah ini:
Tabel 1
Waktu Pelaksanaan Implementasi Tindak Lanjut
Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
Senin, 4 Oktober 2021
No
Pukul Materi
1 11.15 – 11.30 Menganalisis SKL
2 11.30 – 12.00 Menganalisis Kompetensi Inti
3 12.00 – 13.30 Istirahat
4 13.30 – 14.00 Menganalisis Keterkaitan SKL, KI dan KD
5 14.00 – 14.30 Menyusun Indikator Pembelajaran
6 14.30 – 15.00 Menentukan Jenis Kegiatan Belajar Sesuai
Indikator
Rabu, 6 Oktober 2021
7 Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik Terpadu di Dalam Kelas

Adapun Tempat Pelaksanaan Implementasi Rencana Tindak


Lanjut Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik Madrasah Ibtidaiyah di
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Masjid Raya Ujung Gading.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Implementasi Rencana Tindak Lanjut Diklat
Pelatihan Tematik Madrasah Ibtidaiyah sesuai dengan Jadwal
Implementasi Tindak Lanjut dengan jumlah peserta adalah Guru MIS
Masjid Raya Ujung Gading
Adapun Pelaksanaan Kegiatan adalah sebagai berikut: Analisis
SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran. Kerangka
berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar pembelajaran yang
disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian SKL kurikulum.
Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan kurikulum nasional
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja.
Namun untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi baik
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, maupun keterampilan agar
nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan ini
ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti critical
thinking, creative thinking, collaborating, dan communicating (4 C).
Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan dalam
SKL.
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran. Dalam konteks ini, materi dan proses pembelajaran
menjadi instrumen penting menuju tercapainya SKL yang dicita-citakan.
Materi pembelajaran yang tidak linier dengan SKL akan menjadi
penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan. Demikian juga
dengan proses pembelajaran, terbentuknya kompetensi lulusan pada
peserta didik tergantung juga pada proses pembentukan kompetensi
yang dilakukan pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat
berjalan optimal jika guru memahmi KD, dan menerapkan kompetensi
pedagogiknya agar KD yang dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat
diwujudkan pada diri peserta didik.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru meluruskan
dan melinierkan perencanaan pembelajaran untuk pencapaian SKL yang
diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah kegiatan menguraikan
keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian
itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh berbagai
informasi pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan
pembelajaran yang benar.
Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan KD
baik KD Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktivitas
menjabarkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI, dan
KD menjabarkan hubungan dan keterkaitan antar-komponen yang
dianalisis tersebut.
1. Menganalisis SKL
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, keterampilan
dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai
acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian dan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Kesesuaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan dievaluasi
secara berkala dan berkelanjutan terhadap kebutuhan lulusan
pendidikan dan kebutuhan peserta didik, baik lokal, nasional,
maupun global.
Ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan
dievaluasi secara berkiala terhadap lulusan dari masing-masing
satuan pendidikan. Evaluasi dilkukan terhadap kesesuaian sumber
daya dan proses pembelajaran yang digunakan pada satuan
pendidikan tertentu. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan
evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan
Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SD/MI MENURUT
KURIKULUM 2013

Sikap Memiliki [melalui menerima, menjalankan,


menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku
yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin,
demokratis], percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah,
sekolah, dan tempat bermain
Keterampilan Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta]
kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai
dengan yang ditugaskan kepadanya.
Pengetahuan Memiliki [melalui mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi]
pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain

2. Menganalisis Kompetensi Inti


Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi
Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi,
Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan
organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya
sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi
yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan
kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang
saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi
Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi
Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat
kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara
integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan
sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu
pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi
Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

3. Menganalisis Keterkaitan SKL, KI dan KD


SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh
peserta didik setelah mempelajari semua mata pelajaran pada
jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Sedangkan Kompetensi Inti merupakan tangga
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat
kelas tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran
dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan,
kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui proses
pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema
berikut.
Gambar 1
Skema Hubungan SKL, K-I, KD,

Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi


beberapa Tingkat Kompetensi, yang diartikan sebagai kriteria
capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam rangka pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap
sosial) merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif
(perilaku). Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima,
merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan

Gambar 2.
Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua
dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap
tingkatnya.
1) Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif
(cognitive process dimension) peserta didik, yakni perkembangan
kognitif pada tingkat low order thinking skills (LOTS) dan tingkat
high order thinking skills (HOTS). Untuk tingkat LOTS
perkembangan berpikir peserta didik ada pada tahap mengingat
(C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3). Sedangkan tingkat
HOTS perkembangan berpikir mereka berada pada tahap
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6).
2) Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge
dimension): Dimensi pengetahuan ini berbicara bentuk dari
pengetahuan itu sendiri, yakni meliputi faktual, konseptual,
procedural, dan metakognitif.
a) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau
pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
b) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang
lebih kompleks berbentuk klasifikasi,
c) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan
keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada
penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis)
d) Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang
kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan
tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran
dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan
tentang sesuatu.
Gambar 3.
Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan

Pengembangan berfikir peserta didik yang dikenal dengan


dimensi proses kognitif pada rumusan Kompetensi Dasar
pengetahuan (KD-3) memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan
(knowledge dimension). Sebagai contoh mengingat (C-1) bentuk
pengetahuannya adalah fakta, menjelaskan (C2) berkaitan dengan
konsep; menerapkan (C3) berkaitan dengan bentuk pengetahuan
prosedural. Adapun perkembangan berfikir menganalisis (C4) sampai
dengan mengkreasi (C6) memiliki hubungan dengan bentuk
pengetahuan metakognitif.
Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung
keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Keterampilan
abstrak lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada
keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan
dominan pada kemampuan mental keterampilan berpikir. Sedangkan
keterampilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung
merujuk pada kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan
alami, menjadi tindakan orisinal.

Gambar 4.
Dimensi Kompetensi Keterampilan

Kompetensi Inti sikap religius dan sosial memberi arah tentang


tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik,
dibentuk secara tidak langsung melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4.
Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-
4) memberi arah tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan
keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat
mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus
memberikan dampak pengiring (nurturant effect) terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching)
yaitu pengembangan sikap spiritual dan sikap social.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut.
(1) Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3),
dengan cara: Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan Melihat
hubungan antara level kognitif dan dimensi pengetahuan.
(2) Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
(3) Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai
rumusan KD dari KI- 4; apakah termasuk keterampilan abstrak
atau konkrit.
(4) Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap
spiritual dan sikap social.

4. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator
pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang
harus dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Indikator
pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu
KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa indikator pencapaian
kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Setelah
membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan menentukan materi
pembelajaran.
Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu
sebagai berikut.
1) Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-
3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur
dan atau diobservasi.
2) Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2 tidak
diturunkan ke dalam KD dan juga tidak memiliki indikator
pencapaian kompetensi pada RPP, tetapi perilaku sikap spiritual
dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan tujuan
pembelajaran.
3) Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan
dimensi proses kognitif (dari memahami sampai dengan kreasi
jika ketercapaian hasil belajar siswa di atas rata-rata) dan
dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup
kemungkinan perumusan indikator dimulai dari serendah-
rendahnya C2/Memahami sampai setara dengan KD hasil analisis
dan rekomendasi.
4) IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4
berdasarkan gradasinya dan tuntutan KI;
b) Tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual,
prosedural, metakognitif);
c) Tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak
atau keterampilan konkret;
d) Untuk keterampilan kongkret bisa menggunakan kata kerja
operasional sampai tingkat membiasakan/ manipulasi. Atau
minimal sampai pada tingkat mahir/presisi.;
e) rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4
minimal memiliki 2 (dua) indikator.

5. Jenis Kegiatan Belajar Sesuai Indikator


Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran
utama yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik,
perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga
model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek
(Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui
Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Disamping
model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model
pembelajaran Production Based Education/Production Based
Trainning (PBE/PBT).
Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh karakteristik Indikator, tujuan yang akan dicapai
dalam pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan, dan tingkat
kemampuan peserta didik. Di samping itu, setiap model
pembelajaran mempunyai tahap-tahap (fase) yang dapat dilakukan
peserta didik dengan bimbingan guru.
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk
semua Indikator/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu
hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu.
Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil
maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Oleh
karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap
Indikator, apakah cenderung pada pembelajaran melalui
penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning), atau model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), dan atau
model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model pembelajaran
penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning):
1) Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah Indikator
kepencarian atau penemuan;
2) Pernyataan KD di KI-3 lebih menitikberatkan pada Indikator
pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
dimungkinkan sampai metakognitif;
3) Pernyataan KD di KI-4 pada Indikator mengolah dan menalar.
Rambu-rambu model pembelajaran berbasis masalah dan
model hasil karya (problem based learning dan project based
learning)
1) Pernyataan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada Indikator
hasil karya berbentuk jasa atau produk;
2) Pernyataan KD di KI-3 pada Indikator bentuk pengetahuan
metakognitif;
3) Pernyataan KD di KI-4 pada Indikator menyaji dan mencipta
4) Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan
persyaratan Indikator penguasaan pengetahuan konseptual dan
prosedural.

C. Hambatan dan Solusi


Hambatan yang ditemukan dalam kegiatan implementasi adalah
sebagai berikut :
1. Belum mampu menyusun Analisis SKL KI KD yang merupakan titik
awal perencanaan pembelajaran
2. Belum tersedianya Analisis SKL KI KD
Adapun solusi untuk perbaikan adalah :
1. Melakukan sosialisasi tentang menyusun Analisis SKL KI KD
merupakan titik awal perencanaan pembelajaran
2. Melakukan sosialisasi kepada teman-teman Guru Kelas untuk praktek
dalam Analisis SKL KI KD
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kegiatan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. Diklat ini dimulai
dari tanggal 13 s/d 18 September 2021 yang bertempat pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera
Barat di Simpang Empat.
2. Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran.
Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar
pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian
SKL kurikulum. Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan
kurikulum nasional diterapkan bukan sekedar update pengetahuan
dan keterampilan saja. Namun untuk menyiapkan peserta didik agar
memiliki kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
maupun keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global
abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan
keterampilan abad 21 seperti critical thinking, creative thinking,
collaborating, dan communicating (4 C).

B. Rekomendasi
1. Diharapkan setelah adanya laporan kegiatanya ini komunikasi antara
WidyaIswara dengan alumni Diklat dapat terus berlangsung dalam
rangka konsultasi hasil diklat di MIS Masjid Raya Ujung Gading
2. Diharapkan kerjasama antara balai Diklat Keagamaan Padang dengan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat tetap dan
terus dilaksanakan dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia
dilingkungan Madrasah
3. Diharapkan setelah selesainya kegiatan ini kepada Teman-teman
Sejawat dan Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading dapat
mengimplementasikan hasil diklat.
LAPORAN HASIL IMPLEMENTASI

RENCANA TINDAK LANJUT PELATIHAN PEMBELAJARAN


TEMATIK MI DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN PASAMAN BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT

MATA PELATIHAN
ANALISIS SKL, KI DAN KD

Oleh :

SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012

GURU KELAS
MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA (MIS) MASJID RAYA
UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Hasil Implementasi Rencana Tindak Lanjut Pelatihan


Pembelajaran Tematik MI Di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

Mata Pelatihan
Analisis SKL, KI dan KD

Oleh

SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012

Ujung Gading, 11 Oktober 2021

Disahkan Oleh
Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading

ZULHADIA, SP
KATA PENGANTAR

   


Puji sukur penulis aturkan kepada Allah SWT atas segala hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kemampuan dan kekuatan untuk
dapat menyelesaikan Laporan Hasil Implementasi Rencana Tindak
Lanjut Pelatihan Pembelajaran Tematik MI Di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat
Penulis menemukan banyak kesulitan dalam penulisan dan
penyelesaian laporan ini. Dengan adanya bantuan, arahan dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat mengatasi segala kesulitan yang ditemukan
dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan krtik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini

Ujung Gading, 11 Oktober 2021


Penulis

SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional................................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................... 7

BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat.............................................................................. 8
B. Pelaksanaan Kegiatan........................................................................ 8
1. Menganalisis SKL.......................................................................... 10
2. Menganalisis Kompetensi Inti................................................. 11
3. Menganalisis Keterkaitan SKL, KI dan KD.......................... 12
4. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK............................... 17
5. Jenis Kegiatan Belajar Sesuai Indikator............................... 18
C. Hambatan dan Solusi.......................................................................... 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. 21
B. Rekomendasi .......................................................................................... 21

LAMPIRAN
1. FOTOCOPY SURAT TUGAS
2. JADWAL KEGIATAN
3. DAFTAR HADIR PESERTA
4. FOTO-FOTO KEGIATAN
5. FOTOCOPY PROGRAM TINDAK LANJUT
JADWAL KEGIATAN
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
DI MIS MASJID RAYA UJUNG GADING

Senin, 4 Oktober 2021


No
Pukul Materi
1 11.15 – 11.30 Menganalisis SKL
2 11.30 – 12.00 Menganalisis Kompetensi Inti
3 12.00 – 13.30 Istirahat
4 13.30 – 14.00 Menganalisis Keterkaitan SKL, KI dan KD
5 14.00 – 14.30 Menyusun Indikator Pembelajaran
6 14.30 – 15.00 Menentukan Jenis Kegiatan Belajar Sesuai
Indikator
Rabu, 6 Oktober 2021
7 Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik Terpadu di Dalam Kelas

Mengetahui Ujung Gading, 6 Oktober 2021


Kepala MIS Masjid Raya Penyaji,
Ujung Gading

ZULHADIA, SP SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012
DAFTAR HADIR GURU
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
DI MIS MASJID RAYA UJUNG GADING

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Zulhadia, SP K. Madrasah 1.

2 Jumiarti, S.Pd.I Guru Kelas I 2.

3 Yulisna, S.Pd Guru Kelas II 3.

4 Mihasni, S.Pd.I Guru Kelas III 4.

5 Sarinem Lubis, S.Pd Guru Kelas IV 5.

6 Halmiati, S.Pd Guru Kelas V 6.

7 Darlina, S.Pd.I Guru Kelas VI 7.

8 Hapdaini, S.Pd Guru B. Study 8.

9 Isti Zaitun, S.Pd Guru Kelas 9.

10 Lisda, S.Pd.I Guru B. Study 10.

11 Nadia Purnama Sari, S.Pd Guru B. Study 11.

12 Rahmad Habibi, S.sos.I Guru B. Study 12.

13 Niftahul Khoiroh, S.Pd T. Kep/ Guru Kelas 13.

Mengetahui Ujung Gading, 4 Oktober 2021


Kepala MIS Masjid Raya Penyaji,
Ujung Gading

ZULHADIA, SP SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012
PRODUK
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
DI MIS MASJID RAYA UJUNG GADING

Tabel 1
Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
KI- 3 KI- 4 ANALISIS DAN
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI KI
1 2 3

Tabel 2
Contoh Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
(Bahasa Indonesia Kelas IV)
KI- 3 KI- 4 ANALISIS DAN
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI KI
1 2 3
Memahami pengetahuan Menyajikan pengetahuan KI-3 pengetahuan dan KI-4
faktual dengan cara faktual dalam bahasa yang keterampilan adalah untuk
mengamati dan menanya jelas, sistematis dan logis, program pendidikan 6
berdasarkan rasa ingin dalam karya yang estetis, tahun.
tahu tentang dirinya, dalam gerakan yang
makhluk ciptaan Tuhan mencerminkan anak sehat, KI-3 dan KI-4 tersebut
dan kegiatannya, dan dan dalam tindakan yang sesuai menjadi rujukan KD-
benda-benda yang mencerminkan perilaku KD Muatan Pembelajaran
dijumpainya di rumah, di anak beriman dan Bahasa Indonesia Pada
sekolah dan di tempat berakhlak mulia kompetensi pengetahuan
bermain dan keterampilan kelas I-6,

Tabel 3
Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
Analisis SKL,KI, KD
Rekomendasi KD-KD
KD KD Analisis Rekomendasi Analisis Rekomendas
mada Muatan
Pengetahuan Keterampilan KD-3 KD-3 KD-4 i KD-4
Pembelajaran
 Ketercapaian
Dimensi Kognitif
Tingkat Kesetaraan
Kesesuaian Bentuk dan Bentuk
Dimensi Taksonomi
Dimensi Taksonomi Pengetahuan
Kognitif dan KD
KD-3 KD-4 Kognitif dan semua KD-3 dalam
Bentuk dari KI-3
Dengan Bentuk Tingkat Mapel
Dimensi dengan KD
Pengetahuan Taksonomi  Ketercapaian
Pengetahuan dari KI-4
Taksonomi semua
KD-4 dalam Mapel
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 4
Contoh Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
(Bahasa Indonesia Kelas IV)

Analisis SKL,KI, KD
KD Analisis Rekomendasi KD-KD mada
KD Pengetahuan Rekomendasi KD-3 Analisis KD-4 Rekomendasi KD-4
Keterampilan KD-3 Muatan Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Mencermati gagasan 4.1 Menata informasi yang Tingkat dimensi kognitif Dimensi kognitif (C.4, Menata informasi KD-3.1 ‘mencermati KD-3 dari KD-KD pengetahuan
pokok dan gagasan didapat dari teks adalah “menganalisis” menganalisis) dipasangkan sesuai dengan teks (C.4) MEMILIKI mata pelajaran Bahasa
pendukung yang berdasarkan (C.4) dan pengetahuan dengan bentuk pengetahuan adalah bentuk KESETARAAN dengan Indonesia sudah memenuhi
diperoleh dari teks keterhubungan tentang “Informasi yang metakognitif (informasi ) taksonomi KD-4.1 karena dimensi kognitif tuntutan KI-3,
lisan, tulis, atau visual antargagasan ke dalam didapat dari Teks ...” MEMILIKI KESESUAIAN, jadi ‘keterampilan konkret’ ada pada tingkat yaitu memahami menerapkan,
kerangka tulisan adalah bentuk tidak ada rekomendasi dan tingkatnya adalah ‘presisi/mahir’ menganalisis, dan mengevaluasi.
pengetahuan perubahan ‘presisi’ atau tingkat (setingkat K.4), jadi Sedangkan bentuk pengetahuan
metakognitif ‘mahir’ tidak ada rekomendasi juga sudah terpenuhi yaitu,
perubahan. konseptual, prosedural, dan
metakognitif.
DOKUMENTASI GURU
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
DI MIS MASJID RAYA UJUNG GADING

Gambar : Peserta Desiminasi

Gambar : Penyaji Menyampaikan Materi


Gambar : Penyaji Berinteraksi dengan Peserta Diseminasi

Gambar : Penyaji Menutup Pelaksanaan Diseminasi


DAFTAR HADIR SISWA
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
DI KELAS IV MIS MASJID RAYA
UJUNG GADING

No. Nama Siswa Tanda Tangan


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22

Mengetahui Ujung Gading, 6 Oktober 2021


Kepala MIS Masjid Raya Guru Kelas IV
Ujung Gading

ZULHADIA, SP SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : MIS Masjid Raya Ujung Gading


Kelas/ Semester : IV (empat)/ 1 (satu)
Tema 2 : Selalu Berhemat Energi
Subtema 3 : Gaya dan Gerak Muatan
Pelajaran Terkait : Bahasa Indonesia dan Matematika
Pembelajaran ke- :1
Alokasi Waktu : 1 Hari
Tanggal Pelaksanaan: Rabu / 6 Oktober 2021

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.1 Menggali informasi dari teks 3.1.1 Menemukan jenisjenis
laporan hasil pengamatan gerakan dari kegiatan yang
tentang gaya, gerak, energi dilakukan pada teks bacaan
panas, bunyi, dan cahaya, dengan Menanam Padi
bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan
tulisan dengan memilih dan
memilah kosakata baku
4.1 Mengamati, mengolah, dan 4.1.1 Membuat laporan dari hasil
menyajikan teks laporan hasil percobaan tentang gaya
pengamatan tentang gaya, gerak, dalam bahasa Indonesia
energi panas, bunyi, dan cahaya tertulis.
dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku

IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.3 Memahami hubungan antara 3.3.1 Menyimpulkan pengaruh
satuan gaya, gerak, dan energi gaya terhadap suatu benda.
melalui pengamatan, serta
mendeskripsikan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.3 Menyajikan laporan hasil 4.3.1 Mempresentasikan laporan
percobaan gaya dan gerak hasil percobaan tentang gaya
menggunakan tabel dan grafik.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan jenis-jenis gerakan dari kegiatan yang
dilakukan pada teks bacaan Menanam Padi melalui tanya jawab
dengan tepat
2. Siswa dapat membuat sebuah laporan dari hasil percobaan tentang
gaya dan gerak dalam bahasa Indonesia tertulis secara berkelompok.
3. Siswa dapat menyimpulkan pengaruh gaya terhadap suatu benda
melalui kegiatan percobaan dengan tepat
4. Siswa dapat mempresentasikan laporan hasil percobaan tentang gaya
melalui kegiatan percobaan dengan tepat

D. Materi Pembelajaran
1. Bahasa Indonesia : Membuat laporan dari hasil percobaan tentang
gaya
2. IPA : Pengaruh gaya terhadap suatu benda

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Tematik integratif dan saintifik.
2. Model : Problem Based Learning (PBL)
3. Metode : Pengamatan, tanya jawab, penugasan, praktik, diskusi
kelompok, presentasi, dan ceramah.

F. Alat/ bahan, dan Sumber Pembelajaran


Alat/ Bahan : Meja, batu, pensil, kelereng, uang logam, plastisin,
kertas, lidi, gelas aqua.
Sumber Pembelajaran :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Selalu Berhemat Energi:
Buku Guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/ MI
Kelas IV-- Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Selalu Berhemat Energi:
Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI
Kelas IV-- Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Sintak
Alokasi
Pembelajara Deskripsi Kegiatan
Waktu
n
Kegiatan Pendahuluan 15 menit
1. Salam pembuka, doa, dan absensi.
2. Motivasi: siswa diajak untuk melakukan gerakan
dari video “The Chicken Dance”.
3. Apersepsi: guru menunjukkan kepada siswa
sebuah ketapel. Siswa ditanyakan mengenai
bagaimana cara bermain ketapel? Kalau begitu,
mengapa bendabenda (batu) tersebut dapat
bergerak sehingga berpindah tempat?
4. Orientasi: guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti 55 Menit
Mengetahui 1. Guru meminta beberapa siswa untuk maju ke
masalah depan kelas.
2. Siswa diminta untuk menarik dan mendorong
meja, serta meremas selembar kertas.
3. Siswa diberikan pertanyaan terkait kegiatan
yang dilakukan tersebut, misalnya mengapa meja
dapat berpindah tempat? Mengapa kertas yang
diremas dapat berubah bentuknya?
4. Siswa mengamati teks bacaan tentang “Menanam
Padi” (mengamati).
Merumuskan 5. Siswa diminta untuk membuat pertanyaan
masalah terkait teks bacaan “Menanam Padi”, percobaan
menarik dan mendorong meja serta meremas
selembar kertas (menanya)
Merumuskan 6. Siswa diminta untuk menemukan jenis-jenis
hipotesis gerakan dari kegiatan yang dilakukan pada teks
bacaan Menanam Padi (menalar).
7. Siswa bersama guru menentukan rumusan
masalah yang akan dipecahkan bersama dari
pertanyaan yang telah dipilih
Mengumpul 8. Siswa dibentuk ke dalam 3 kelompok yang
kan data terdiri dari 4-5 orang
9. Siswa di dalam kelompok diminta untuk
berdiskusi menjawab pertanyaan yang telah
Sintak
Alokasi
Pembelajara Deskripsi Kegiatan
Waktu
n
dipilih sebagai rumusan masalah (menalar)
10. Setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan
hasil diskusinya.
11. Siswa dibagikan benda-benda yang telah
disiapkan oleh guru.
Menguji 12. Siswa melakukan percobaan tentang gaya dalam
hipotesis kelompoknya masing-masing (selama melakukan
kegiatan percobaan, siswa diarahkan untuk
mencatat hasil percobaannya pada LKS yang
telah dibagikan (mencoba).
Menentukan 13. Siswa mendiskusikan data hasil pengamatan dan
pilihan menjawab rumusan masalah (menalar)
penyelesaian 14. Siswa membandingkan hipotesis dengan hasil
percobaan tentang gaya
15. Siswa membuat laporan hasil percobaan tentang
gaya dan pengaruhnya terhadap suatu benda
(mencoba)
16. Siswa mempresentasikan laporan hasil
percobaan di depan kelas dan kelompok lain
diminta untuk menanggapinya
(mengomunikasikan)
Kegiatan Penutup 15 menit
1. Siswa dan guru menarik kesimpulan terkait
kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir
pembelajaran.
2. Siswa mengerjakan post test.
3. Siswa dan guru merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang sudah dipelajari (panduan
terlampir).
4. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa.
5. Doa dan salam penutup.

H. Penilaian
1. Jenis dan Teknik Penilaian
Aspek Penilaian Jenis Penilaian Teknik Penilaian
Pengetahuan Tes Tertulis
Keterampilan Non Tes Produk dan unjuk kerja
Sikap sosial/individual Non Tes Penilaian Diri
Sikap spiritual Non Tes Penilaian Diri
2. Instrumen Penilaian
Soal dan kunci jawaban (terlampir)
Tugas dan rubrik penilaian (terlampir)

3. Pedoman Penskoran (terlampir)

Mengetahui Ujung Gading, 6 Oktober 2021


Kepala MIS Masjid Raya Guru Kelas IV
Ujung Gading

ZULHADIA, SP SARINEM LUBIS, S.Pd


NIP. 19830514 200901 2 012
INSTRUMEN PENILAIAN
SETIAP MUATAN PELAJARAN

A. Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia


Aspek Pengetahuan
Indikator 3.1.1 Menemukan jenis-jenis gerakan dari kegiatan yang
dilakukan pada teks bacaan Menanam Padi
Teknik Tes tertulis
Instrumen Soal dan kunci jawaban

Soal:
Bacalah teks bacaan di bawah ini dengan teliti!

Menanam Padi

Keluarga Pak Wiryo adalah keluarga yang rukun. Mereka saling


membantu dalam bekerja. Hari ini keluarga Pak Wiryo pergi ke sawah.
Mereka akan menanam padi. Pak Wiryo dibantu Bu Wiryo dan kedua
anaknya, yaitu Lina dan Teguh
Pak Wiryo dan Bu Wiryo menyiapkan benih yang akan ditanam.
Mereka mencabuti benih yang telah disemaikan. Agar akarnya tidak putus
mereka mencabuti dengan hati-hati. Benih yang sudah dicabuti dibawa
Teguh ke petak sawah yang akan ditanami. Setiap petak mendapat
sejumlah tumpukan benih.
Setelah selesai mencabuti benih, Pak Wiryo dan Bu Wiryo
menanam benih tersebut. Teguh juga tidak mau ketinggalan. Mereka
menanam benih dengan cekatan. Sambil berjalan mundur benih itu
ditanamkan. Walaupun cuaca agak panas, mereka tetap bersemangat
menanam benih. Sementara itu, Lina menyiapkan minuman dan makanan
kecil di gubuk.
Pukul 11.00 semua beristirahat di gubuk. Lina segera melayani
bapak, ibu, dan kakaknya. Mereka makan dengan lahap karena mereka
terlihat sangat letih. Lina juga ikut makan. Dalam sekejap, hidangan yang
disediakan Lina habis. Setelah selesai makan mereka beristirahat
sebentar, kemudian kembali melanjutkan pekerjaan masingmasing. Pak
Wiryo, Bu Wiryo, dan Teguh kembali menanam benih padi sedangkan
Lina membersihkan peralatan makan
Pukul 13.30 mereka selesai menanam benih. Setelah berkemas dan
membersihkan diri, mereka segera pulang. Teguh dan Lina sangat senang
bisa membantu pekerjaan orang tuanya. Pak Wiryo dan Bu Wiryo pun
bangga terhadap anak-anaknya.

Temukanlah jenis-jenis gerakan dari kegiatan yang dilakukan pada teks


bacaan di atas!
Kunci Jawaban:
Informasi yang dapat diperoleh dari teks bacaan tersebut yaitu:
1. Pak Wiryo dan Bu Wiryo mencabuti benih yang telah disemaikan.
2. Pak Wiryo dan Bu Wiryo menanam benih di sawah.
3. Mereka menanam benih sambil berjalan mundur.
4. Lina menyiapkan minuman dan makanan kecil di gubuk.
5. Lina membersihkan peralatan makanan.
Kriteria Penilaian Skor
Siswa mampu menemukan ≥ 3 informasi yang terdapat 3
dalam teks bacaan
Siswa mampu menemukan 2 informasi yang terdapat 2
dalam teks bacaan
Siswa mampu menemukan 1 informasi yang terdapat 1
dalam teks bacaan

Aspek Keterampilan
Indikator 4.1.1 Membuat laporan dari hasil percobaan tentang
gaya dalam bahasa Indonesia tertulis.
Teknik Produk
Instrumen Tugas dan rubrik penilaian

Tugas:
Buatlah sebuah laporan dari hasil percobaan tentang gaya!

Rubrik Penilaian Membuat Laporan dari Hasil Percobaan tentang Gaya


Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Komponen Memuat 6 Memenuhi 4- Memenuhi Memenuhi 1-
laporan komponen 5 dari 6 3-4 dari 6 2 dari 6
(nama komponen komponen komponen
percobaan,
tujuan
percobaan,
alat dan
bahan yang
diperlukan,
langkah-
langkah kerja,
hasil
percobaan,
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
kesimpulan)
Kejelasan Isi laporan Sebagian isi Isi laporan Isi laporan
isi laporan yang laporan yang yang yang
disajikan disajikan disajikan disajikan
menggunakan menggunakan mengguna menggunakan
kalimat yang kalimat yang kan kalimat yang
sangat runtut runtut kalimat tidak runtut
yang
kurang
runtut
Kerapian Isi laporan Sebagian Isi laporan Isi laporam
tulisan ditulis besar isi ditulis ditulis tidak
dengan rapi laporan kurang rapi dan ada
tanpa coretan ditulis rapi rapi dan coretan
tanpa coretan ada
coretan
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
DI KELAS IV MIS MASJID RAYA
UJUNG GADING

Gambar : Guru Sedang Menerangkan Pembelajaran

Gambar : Siswa Sedang Melaksanakan Diskusi Kelompok


Gambar : Guru Membimbing Pelaksanaan Diskusi Kelompok

Gambar : Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi


Gambar : Siswa Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai