PENDAHULUAN
A. Rasional
Pembelajaran diartikan sebagai suatu konsep yang bisa
berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang
berkaitan dengan kemajuan ilmu. Permendiknas No. 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang
diberikan nantinya harus disesuaikan dengan pemikiram karakteristik
peserta didik agar dapat tercapai dalam tujuan pembelajaran. Salah satu
pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses, aspek
kurikulum, dan aspek pelaksanaan pembelajaran. Salah satu upaya yang
tepat untuk melaksanakan pembelajaran yang menggunakan
keterpaduan pembelajaran di sekolah dasar adalah dengan melaksanakan
pembelajaran tematik.
Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pembaruan dalam
proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sudah menjadi ketentuan
dari Pemerintah, terutama pada kelas bawah yang menjadikan landasan
dalam pembentukan kemampuan dasar peserta didik. Permasalahan ini
telah diatur oleh Pemerintah dengan menetapkan pendekatan tematik
sebagai pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
Madrasah Ibtidaiyah terutama pada kelas rendah (1,2,3), sedangkan kelas
atas (4,5,6) dilakukan dengan pendekatan mata pelajaran. Dengan
demikian proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret
dan pengalaman yang dialami siswa secara langsung. Sebelumnya,
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV menggunakan pendekatan
mata pelajaran, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 ini pelaksanaan
pembelajaran di kelas IV disajikan dengan pembelajaran integratif.
Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang
menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa Pembelajaran
tematik integratif diartikan sebagai penggabungan materi kebeberapa
mata pelajaran ke dalam satu tema atau topik pembahasan, serta
pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Idealnya,
pembelajaran ini seharusnya bertolak pada kurikulum yang memisahkan
mata pelajaran yang satu dan lainnya. Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa pembelajaran tematik dilakukan sebagai upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk
mengimbangi padatnya pergantian kurikulum, sehingga dalam satu tema
yangterdiri dari beberapa mata pelajaran mampu teralokasikan dalam
satu hari.
Pada prinsip pembelajaran tematik lebih menekankan pada proses
penerapan belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, diperlukan guru yang kreatif dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi
dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna, menarik menyenangkan dan utuh. Pengalaman
belajar tersebut menunjukkan adanya kaitan unsur-unsur konseptual
menjadi proses PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan). Kaitannya konsep dengan mata pelajaran yang dipelajari
akan membentuk sebuah skema mengenai pelaksanaan pembelajaran
tematik.
Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan bagi madrasah atau
sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama mulai tahun
ajaran 2014/2015. Berbeda dengan sekolah yang berada dalam naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai memberlakukan
kurikulum 2013 sejak awal tahun ajaran 2013/2014, tentu banyak
kendala yang dihadapi madrasah di lapangan. Kendala yang dihadapi
dapat bersifat konseptual berkaitan dengan masih rendahnya
pemahaman terhadap kurikulum 2013 seperti: rasional, landasan,
pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, metodologi
pembelajaran serta penilaian hasil belajar khususnya pengembangan
instrumen penilaian otentik. Sedangkan kendala yang bersifat teknis
mengarah pada bagaimana mengaktualialisasikan Kurikulum 2013
kedalam kegiatan pembelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan adalah seperangkat kompetensi
lulusan yang dibakukan dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta
didik Standar ini harus dapat diukur dan diamati untuk memudahkan
pengambilan keputusan bagi guru, peserta didik, orang tua dan penentu
kebijaksanaan. Standar Kompetensi Lulusan bermanfaat sebagai dasar
penilaian dan pemantauan proses kemajuan dan hasil belajar peserta
didik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan berfungsi sebagai kriteria dalam
menentukan kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan,
rujukan untuk penyusunan standar-standar pendidikan lain, dan
merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan
holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta merupakan
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi inti menjadi salah satu bahasan yang dipakai dalam
pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kompetensi inti memiliki
kedudukan yang sama dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada
kurikulum KTSP 2006. Kompetensi inti merupakan elemen baru dalam
pendidikan yang tidak dimiliki oleh kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Kompetensi inti dapat diartikan sebagai kualitas yang harus dicapai
seorang siswa melalui proses pembelajaran secara aktif. Dalam
pengertian lain juga disebutkan bahwa kompetensi inti adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Komptensi Lulusan yang harus
dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program.
Kompetensi inti merupakan standar kompetensi lulusan dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu yang
menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, ketrampilan, pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti
harus menggambarkan kualitas yag seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.
Kompetensi inti dijadikan batas kemampuan yang harus dilakukan
dan dimiliki oleh setiap peserta didik pada saat pembelajaran. Untuk
mempermudah operasionalnya, kompetensi inti pada ranah sikap
dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan
pendidikan nasional untuk membentuk peserta didik yang beriman dan
bertakwa. Kedua, sikap sosial yang berkaitan dengan tujuan pendidikan
nasional untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Sedangkan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan
pembelajaran. Perlu dipahami kerangka berpikir terkait analisis SKL KI
KD ini agar pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013. Berangkat dari
cita-cita dan impian penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja.
Kurikulum 2013 diterapkan untuk menyiapkan siswa agar memiliki
kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial , pengetahuan dan
keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini.
Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21
seperti critical thinking, creative thinking, collaborating dan
communicating (4 C). Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan
dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran. Dalam konteks ini, materi pembelajaran dan proses
pembelajaran menjadi instrumen penting menuju tercapainya Standar
Kompetensi Lulusan yang dicita-citakan. Materi pembelajaran yang tidak
linier dengan Standar Kompetensi Lulusan yang diinginkan jelas menjadi
penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan. Demikian juga
dengan proses pembelajaran. Terbentuknya kompetensi lulusan pada
siswa tergantung juga dengan proses pembentukan kompetensi yang
dilakukan pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berjalan
optimal jika guru memahami Kompetensi Dasar (KD), dan menerapkan
kompetensi pedagogik nya agar kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri siswa atau peserta
didik. Analisis SKL KI KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan
melinierkan perencanaan proses pembelajaran untuk pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan yang diinginkan.
Diklat Teknis harus mampu menghasilkan tenaga-tenaga yang
kompeten yang nantinya dapat menunjukkan sikap profesional dan skill
yang lebih baik dari sebelum mengikuti diklat teknis tersebut. Namun
kenyataan yang terjadi saat ini, sebuah diklat teknis yang dalam
pelaksanaannya melibatkan begitu banyak ide-ide dan aktifitas-aktifitas
positif yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pesertanya, akhirnya hanya menjadi ajang ngumpul dan wahana hiburan
sesaat bagi para pesertanya tanpa menyadari bahwa ada hal yang sangat
penting yang terlewatkan oleh mereka, yaitu menjadi individu yang
meningkat kemampuannya. pelaksanaan diklat teknis akan menjadi
optimal jika saja dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada aturan
pemerintah dan setiap tahapan dalam pelaksanaan diklat direncanakan
dengan baik dan tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan, dan
pada saatnya diklat teknis akan menjadi “sumber energi” yang
memberikan “kekuatan” baru bagi seluruh pesertanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun
2020 tentang Penyelenggaaraan Pelatihan Sumber Daya Manusia di
Lingkungan Kementerian Agama, kegiatan pelatiyan yang terencana dan
bernejang perlu dilaksanakan sebagai wadah untuk mewujudkan sumber
daya manusia Kementerian Agama yang memiliki keteladanan, integritas,
profesionalitas, inovasi dan tanggungjawab.
Merujuk juga pada putusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI No. 685 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Badang Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI No. 18 Tahun 2020 tentang Kurikulum
Pelatihan diklat Teknis dan kemudian di paparkan pada POK yang
tercantum damal RKAKL Balai Diklat Keamgaaan Padang Tahun 2021,
maka salah satu kegiatan pelatihan Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun
Laporan Hasil Implementasi Rencana Tindak Lanjut Pelatihan
Pembelajaran Tematik MI Di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Implementasi Rencana
Tindak Lanjut adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dalam
memahami konsep Kurikulum Tematik Terpadu dan sikap mental
guru Madrasah untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan standar kompetensi sebagai seorang guru yang professional.
2. Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah didapat selama
diklat sehingga mampu memahami Konsep Kurikulum Tematik
Terpadu untuk menunjang pembelajaran yang bermakna.
3. Menularkan hasil pelatihan kepada kolega atau teman sekerja dan
pimpinan di lembaga asal
BAB II
PELAKSANAAN
B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Implementasi Rencana Tindak Lanjut Diklat
Pelatihan Tematik Madrasah Ibtidaiyah sesuai dengan Jadwal
Implementasi Tindak Lanjut dengan jumlah peserta adalah Guru MIS
Masjid Raya Ujung Gading
Adapun Pelaksanaan Kegiatan adalah sebagai berikut: Analisis
SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran. Kerangka
berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar pembelajaran yang
disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian SKL kurikulum.
Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan kurikulum nasional
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja.
Namun untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi baik
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, maupun keterampilan agar
nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan ini
ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti critical
thinking, creative thinking, collaborating, dan communicating (4 C).
Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan dalam
SKL.
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran. Dalam konteks ini, materi dan proses pembelajaran
menjadi instrumen penting menuju tercapainya SKL yang dicita-citakan.
Materi pembelajaran yang tidak linier dengan SKL akan menjadi
penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan. Demikian juga
dengan proses pembelajaran, terbentuknya kompetensi lulusan pada
peserta didik tergantung juga pada proses pembentukan kompetensi
yang dilakukan pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat
berjalan optimal jika guru memahmi KD, dan menerapkan kompetensi
pedagogiknya agar KD yang dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat
diwujudkan pada diri peserta didik.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru meluruskan
dan melinierkan perencanaan pembelajaran untuk pencapaian SKL yang
diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah kegiatan menguraikan
keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian
itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh berbagai
informasi pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan
pembelajaran yang benar.
Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan KD
baik KD Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktivitas
menjabarkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI, dan
KD menjabarkan hubungan dan keterkaitan antar-komponen yang
dianalisis tersebut.
1. Menganalisis SKL
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, keterampilan
dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai
acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian dan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Kesesuaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan dievaluasi
secara berkala dan berkelanjutan terhadap kebutuhan lulusan
pendidikan dan kebutuhan peserta didik, baik lokal, nasional,
maupun global.
Ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan
dievaluasi secara berkiala terhadap lulusan dari masing-masing
satuan pendidikan. Evaluasi dilkukan terhadap kesesuaian sumber
daya dan proses pembelajaran yang digunakan pada satuan
pendidikan tertentu. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan
evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan
Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SD/MI MENURUT
KURIKULUM 2013
Gambar 2.
Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua
dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap
tingkatnya.
1) Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif
(cognitive process dimension) peserta didik, yakni perkembangan
kognitif pada tingkat low order thinking skills (LOTS) dan tingkat
high order thinking skills (HOTS). Untuk tingkat LOTS
perkembangan berpikir peserta didik ada pada tahap mengingat
(C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3). Sedangkan tingkat
HOTS perkembangan berpikir mereka berada pada tahap
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6).
2) Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge
dimension): Dimensi pengetahuan ini berbicara bentuk dari
pengetahuan itu sendiri, yakni meliputi faktual, konseptual,
procedural, dan metakognitif.
a) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau
pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
b) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang
lebih kompleks berbentuk klasifikasi,
c) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan
keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada
penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis)
d) Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang
kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan
tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran
dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan
tentang sesuatu.
Gambar 3.
Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan
Gambar 4.
Dimensi Kompetensi Keterampilan
A. Kesimpulan
1. Kegiatan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. Diklat ini dimulai
dari tanggal 13 s/d 18 September 2021 yang bertempat pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera
Barat di Simpang Empat.
2. Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran.
Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar
pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian
SKL kurikulum. Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan
kurikulum nasional diterapkan bukan sekedar update pengetahuan
dan keterampilan saja. Namun untuk menyiapkan peserta didik agar
memiliki kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
maupun keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global
abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan
keterampilan abad 21 seperti critical thinking, creative thinking,
collaborating, dan communicating (4 C).
B. Rekomendasi
1. Diharapkan setelah adanya laporan kegiatanya ini komunikasi antara
WidyaIswara dengan alumni Diklat dapat terus berlangsung dalam
rangka konsultasi hasil diklat di MIS Masjid Raya Ujung Gading
2. Diharapkan kerjasama antara balai Diklat Keagamaan Padang dengan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat tetap dan
terus dilaksanakan dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia
dilingkungan Madrasah
3. Diharapkan setelah selesainya kegiatan ini kepada Teman-teman
Sejawat dan Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading dapat
mengimplementasikan hasil diklat.
LAPORAN HASIL IMPLEMENTASI
MATA PELATIHAN
ANALISIS SKL, KI DAN KD
Oleh :
GURU KELAS
MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA (MIS) MASJID RAYA
UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
Mata Pelatihan
Analisis SKL, KI dan KD
Oleh
Disahkan Oleh
Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading
ZULHADIA, SP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional................................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................... 7
BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat.............................................................................. 8
B. Pelaksanaan Kegiatan........................................................................ 8
1. Menganalisis SKL.......................................................................... 10
2. Menganalisis Kompetensi Inti................................................. 11
3. Menganalisis Keterkaitan SKL, KI dan KD.......................... 12
4. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK............................... 17
5. Jenis Kegiatan Belajar Sesuai Indikator............................... 18
C. Hambatan dan Solusi.......................................................................... 20
LAMPIRAN
1. FOTOCOPY SURAT TUGAS
2. JADWAL KEGIATAN
3. DAFTAR HADIR PESERTA
4. FOTO-FOTO KEGIATAN
5. FOTOCOPY PROGRAM TINDAK LANJUT
JADWAL KEGIATAN
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
DI MIS MASJID RAYA UJUNG GADING
1 Zulhadia, SP K. Madrasah 1.
Tabel 1
Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
KI- 3 KI- 4 ANALISIS DAN
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI KI
1 2 3
Tabel 2
Contoh Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
(Bahasa Indonesia Kelas IV)
KI- 3 KI- 4 ANALISIS DAN
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI KI
1 2 3
Memahami pengetahuan Menyajikan pengetahuan KI-3 pengetahuan dan KI-4
faktual dengan cara faktual dalam bahasa yang keterampilan adalah untuk
mengamati dan menanya jelas, sistematis dan logis, program pendidikan 6
berdasarkan rasa ingin dalam karya yang estetis, tahun.
tahu tentang dirinya, dalam gerakan yang
makhluk ciptaan Tuhan mencerminkan anak sehat, KI-3 dan KI-4 tersebut
dan kegiatannya, dan dan dalam tindakan yang sesuai menjadi rujukan KD-
benda-benda yang mencerminkan perilaku KD Muatan Pembelajaran
dijumpainya di rumah, di anak beriman dan Bahasa Indonesia Pada
sekolah dan di tempat berakhlak mulia kompetensi pengetahuan
bermain dan keterampilan kelas I-6,
Tabel 3
Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
Analisis SKL,KI, KD
Rekomendasi KD-KD
KD KD Analisis Rekomendasi Analisis Rekomendas
mada Muatan
Pengetahuan Keterampilan KD-3 KD-3 KD-4 i KD-4
Pembelajaran
Ketercapaian
Dimensi Kognitif
Tingkat Kesetaraan
Kesesuaian Bentuk dan Bentuk
Dimensi Taksonomi
Dimensi Taksonomi Pengetahuan
Kognitif dan KD
KD-3 KD-4 Kognitif dan semua KD-3 dalam
Bentuk dari KI-3
Dengan Bentuk Tingkat Mapel
Dimensi dengan KD
Pengetahuan Taksonomi Ketercapaian
Pengetahuan dari KI-4
Taksonomi semua
KD-4 dalam Mapel
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 4
Contoh Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
(Bahasa Indonesia Kelas IV)
Analisis SKL,KI, KD
KD Analisis Rekomendasi KD-KD mada
KD Pengetahuan Rekomendasi KD-3 Analisis KD-4 Rekomendasi KD-4
Keterampilan KD-3 Muatan Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Mencermati gagasan 4.1 Menata informasi yang Tingkat dimensi kognitif Dimensi kognitif (C.4, Menata informasi KD-3.1 ‘mencermati KD-3 dari KD-KD pengetahuan
pokok dan gagasan didapat dari teks adalah “menganalisis” menganalisis) dipasangkan sesuai dengan teks (C.4) MEMILIKI mata pelajaran Bahasa
pendukung yang berdasarkan (C.4) dan pengetahuan dengan bentuk pengetahuan adalah bentuk KESETARAAN dengan Indonesia sudah memenuhi
diperoleh dari teks keterhubungan tentang “Informasi yang metakognitif (informasi ) taksonomi KD-4.1 karena dimensi kognitif tuntutan KI-3,
lisan, tulis, atau visual antargagasan ke dalam didapat dari Teks ...” MEMILIKI KESESUAIAN, jadi ‘keterampilan konkret’ ada pada tingkat yaitu memahami menerapkan,
kerangka tulisan adalah bentuk tidak ada rekomendasi dan tingkatnya adalah ‘presisi/mahir’ menganalisis, dan mengevaluasi.
pengetahuan perubahan ‘presisi’ atau tingkat (setingkat K.4), jadi Sedangkan bentuk pengetahuan
metakognitif ‘mahir’ tidak ada rekomendasi juga sudah terpenuhi yaitu,
perubahan. konseptual, prosedural, dan
metakognitif.
DOKUMENTASI GURU
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT DIKLAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
DI MIS MASJID RAYA UJUNG GADING
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.3 Memahami hubungan antara 3.3.1 Menyimpulkan pengaruh
satuan gaya, gerak, dan energi gaya terhadap suatu benda.
melalui pengamatan, serta
mendeskripsikan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.3 Menyajikan laporan hasil 4.3.1 Mempresentasikan laporan
percobaan gaya dan gerak hasil percobaan tentang gaya
menggunakan tabel dan grafik.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan jenis-jenis gerakan dari kegiatan yang
dilakukan pada teks bacaan Menanam Padi melalui tanya jawab
dengan tepat
2. Siswa dapat membuat sebuah laporan dari hasil percobaan tentang
gaya dan gerak dalam bahasa Indonesia tertulis secara berkelompok.
3. Siswa dapat menyimpulkan pengaruh gaya terhadap suatu benda
melalui kegiatan percobaan dengan tepat
4. Siswa dapat mempresentasikan laporan hasil percobaan tentang gaya
melalui kegiatan percobaan dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
1. Bahasa Indonesia : Membuat laporan dari hasil percobaan tentang
gaya
2. IPA : Pengaruh gaya terhadap suatu benda
H. Penilaian
1. Jenis dan Teknik Penilaian
Aspek Penilaian Jenis Penilaian Teknik Penilaian
Pengetahuan Tes Tertulis
Keterampilan Non Tes Produk dan unjuk kerja
Sikap sosial/individual Non Tes Penilaian Diri
Sikap spiritual Non Tes Penilaian Diri
2. Instrumen Penilaian
Soal dan kunci jawaban (terlampir)
Tugas dan rubrik penilaian (terlampir)
Soal:
Bacalah teks bacaan di bawah ini dengan teliti!
Menanam Padi
Aspek Keterampilan
Indikator 4.1.1 Membuat laporan dari hasil percobaan tentang
gaya dalam bahasa Indonesia tertulis.
Teknik Produk
Instrumen Tugas dan rubrik penilaian
Tugas:
Buatlah sebuah laporan dari hasil percobaan tentang gaya!