PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami, tetapi sangat
terbuka untuk didiskusikan. Oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisis
dalam konteks yang luas, demikian halnya dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013
yang berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai
kritikan terhadap kurikulum 2006, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan
dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi sepert yang
digariskan dalam haluan negara. Dengan demikian, kurikulum 2013 diharapkan dapat
menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai
macam tantangan.
Implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang
produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis
karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan.
Pertama, kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(konstektual), karena berangkat, berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didika
untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-
masing. Kedua, kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu
pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar
kometensi tertentu. Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang
dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama
yang berkaitan dengan ketrampilan. Untuk mencapai keunggulan kurikulum 2013,
disusunlah beberapa kompetensi yang harus ditempuh oleh peserta didik. Dalam
makalah ini, akan dibahas tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar mata
pelajaran aqidah ahlak madrasah ibtidaiyah kelas 4,5 dan 6. 1
1
Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, hlm. 163-174.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian tentang kompetensi inti?
2. Bagaimana pengertian tentang kompetensi dasar?
3. Bagaimana kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus ditempuh siswa
madrasah ibtidaiyah kelas iv, v dan vi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Inti
Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan
rencana pendidikan yang panjang untuk mencapainya. Untuk meudahkan prose
perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu dibagi-bagi ke
dalam beberapa tahap sesuai jenjang kelas ketika kurikulum tersebut diterapkan.
Sejalan dengan undang-undang, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus dilalui
peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan.
Kompetensi inti meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang
dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui pencapaian dan perwujudan
kompetensi ini, integrasi vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan
peningkatan kemampuan peserta dari kelas-ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak
tangga menuju kompetensi lulusan, kompetensi inti juga bersifat multidimensi. Dalam
operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu
sikap spiritual untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan
kompetensi sikap sosial untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi inti bukan untuk diajarkan tetapi untuk dibentuk melalui berbagai
tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Setiap mata
pelajaran harus mengacu pada pencapaian dan perwujudan kompetensi inti yang telah
dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari
pada setiap kelas di setiap satuan pendidikan harus diacukan dan ditujukan pada
pembentukan kompetensi inti.
Kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus
dihasilkan melalui pembelajaran dalam setiap mata pelajaran, sehingga berperan
sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran. Kompetensi inti adalah bebas dari
mata pelajaran karena tidak mewakili matapelajaran tertentu. Kompetensi inti
merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah
pasokan kompetensi dasar yang harus dipahami dan dimiliki peserta didik melalui
proses pembelajaran yang tepat menjadi kompetensi inti.
Kompetensi inti merupakan operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, yang menggambarkan
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skil dan soft skill.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasian (organizing
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasian, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi
Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi dasar adalah keterkaitan antara kompetensi
konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara konter. Kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan isi
kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan
dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangakan secara tidak
langsung (indirect teaching) ketika peserta didik belajar tentang pengetahuan dan
penerapan pengetahuan.
Dalam mendukung kompetensi inti, capaian perkembangan mata pelajaran
diuraikan menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi
empat. Ini sesuai dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam
kelompok kompetensi sikap spritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Uraian kompetensi dasar serinci ini adalah untuk memastikan capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke
keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok
kompetensi inti bukanlah untuk peserta didikkarena kompetensi ini tidak diajarkan,
tidak dihapalkan, tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam
mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-peasn sosial dan spiritual yang
terkandung dalam materinya.2
2
Ibid., hlm. 173-175.
B. Kompetensi Dasar
Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran
mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencapaian
Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran kompetensi dasar yang disampaikan
melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan mem-perhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran
sebagai pendukung pencapaian. Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan
menjadi empat sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu: 1).
Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung KI-1) atau kelompok 1, 2).
Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) atau kelompok 2, 3).
Kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung KI-3) atau kelompok 3, dan
4). Kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau kelompok 4.
Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke
keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran
ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat
kandungan proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga
memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian
dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya
dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang. Kemampuan keterampilan
akan bertahan lebih lama dari kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus
melekat pada dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar
dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk peserta didik
karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi
sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut
ada pesan-pesan sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung dalam materinya.
Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual
(mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara
tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4). Untuk
memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran dimulai dari
kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan,
dan berakhir pada pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun
pemahamannya (dan bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi Dasar
kelompok Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dipergunakan untuk
merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4. Hasil rumusan Kompetensi Dasar
kelompok 3 dan 4 diperguna-kan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1
dan 2. Proses berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut
ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat yang mendekati
linier antara kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.3
C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar MI kelas IV, V dan VI
1) KI dan KD MI kelas IV semester ganjil
3
Kma-nomor-165-tahun-2014-kurma-k13-lampiran
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
keluarga, teman, guru, swt. Yang terkandung dalam asmaul husna al-
dan tetangganya . Mu’min, al-‘Azim, al- Hadi, al-‘Adl, dan al-
Hakam.
2.3 Terbiasa mengamalkan isi kandungan kitab-
kitab Allah SWT.
2.4 Memiliki sikap hormat dan patuh dalam
kehidupan sehari-hari.
2.5 Memiliki sikap tabah dan sabar dalam
menghadapi cobaan sebagai implementasi
dalam meneladani kisah Masyitah.
2.6 Memiliki sikap menghindari kufur nikmat
sebagai implementasi menghindari dari
kisah Tsa’labah.
3. Memahami pengetahuan 3.1 Mengetahui kalimat tayyibah seperti La haula
faktual dengan cara Wala Quwwata Illa Billahil-‘Aliyyil-‘Azrm
mengamati dan menanya (hauqalah).
berdasarkan rasa ingin 3.2 Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang
tahu tentang dirinya, terkandung dalam asmaul husna (al-Mu’min,
makhluk ciptaan Tuhan al-‘Azim, al- Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam).
dan kegiatannya, dan 3.3 Mengetahui adanya kitab-kitab Allah
benda-benda yang SWT.sebagai implementasi dari pengamalan
dijumpainya di rumah, di rukun Iman ke-3 (tiga).
sekolah dan tempat 3.4 Memahami sikap hormat dan patuh dalam
bermain. kehidupan sehari-hari.
3.5 Mendeskripsikan sikap tabah dan sabar dalam
menghadapi cobaan dalam kisah Masyitah.
3.6 Mendeskripsikan kisah Tsa’labah sebagai
implementasi dalam menghindari sifat tercela
kufur nikmat.
4. Menyajikan pengetahuan 4.1 Melafalkan kalimat tayyibah La haula Wala
faktual dalam bahasa Quwwata illa Billahil-‘Aliyyil-‘Azrm (oauqalah)
yang jelas, sistematis dan dan maknanya.
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
logis, dalam karya yang 4.2 Melafalkan asmaul husna (al-Mu’min, al-‘Azim,
estetis, dalam gerakan al- Hadi, al-‘Adl, dan al-Hakam) dan artinya.
yang mencerminkan anak 4.3 Menceritakan kitab-kitab Allah SWT. beserta
sehat, dan dalam tindakan nabi yang menerimanya.
yang mencerminkan 4.4 Menyimulasikan sikap hormat dan patuh dalam
perilaku anak beriman kehidupan sehari-hari.
dan berakhlak mulia. 4.5 Menyimulasikan sikap tabah dan sabar
dalam menghadapi cobaan sebagai
implementasi dalam meneladani kisah
Masyitah.
4.6 Menceritakan kisah Tsa’labah sebagai bentuk
menghindari akhlak tercela kufur nikmat.