Anda di halaman 1dari 3

Nama anggota kelompok:

1. Huliya sofariyanti (190431626544)


2. Inggrita Hasti Nur Tiara (190431626512)
3. Intan oktavia sari (190431626520)

Kompetensi Inti Dalam Pembelajaran dengan Kurikulum 2013

Berdasarkan PP No. 32 Tahun 2013, kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar.

Kompetensi inti yang dimaksud mencakup:

a. kompetensi inti sikap spiritual;

b. kompetensi inti sikap sosial;

c. kompetensi inti pengetahuan;

d. kompetensi inti keterampilan

berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam
mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar.
Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan
organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan
antara konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya
sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara
konten yang dipelajari peserta didik. Sementara itu, organisasi horizontal adalah keterkaitan
antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari mata
pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.
Kopetensi dasar dalam pembelajaran kurikulum 2013

Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus
dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang
mengacu pada kompetensi inti. Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata
pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat bagian.
Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik, tetapi
sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut, ada pesan-
pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya. Tujuan kurikulum mencakup empat
kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Di dalam kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap
sosial terkandung lima nilai utama karakter yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong
royong, dan integritas.

Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Di dalam setiap rumusan Kompetensi Dasar, terdapat unsur kemampuan berpikir yang
dinyatakan dalam kata kerja dan materi.Kompetensi Dasar berisi sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
dan ciri suatu mata pelajaran.

Kompetensi Dasar dari KI – 3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran,


sedangkan Kompetensi Dasar dari KI – 4 mengarahkan keterampilan dan pengalaman belajar
yang perlu dilakukan peserta didik.  Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik
akan memperoleh pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap sosial dan spiritual
yang relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI – 2 dan KI – 1. Rangkaian dari
KI – KD sampai dengan penilaian tertuang dalam silabus, kecuali untuk tujuan pembelajaran,
tidak diwajibkan dicantumkan baik dalam RPP maupun dalam Silabus.

Evaluasi hasil belajara kurikulum 2013

Penilaian pada kurikulum 2013 tersebut adalah nilai mentah peserta tes, sebelum
dijadikan nilai standar, terlebih dahulu diperbandingkan dengan nilai rata-rata kelompok. selama
peserta tes memiliki homogenitas yang tinggi, distribusi nilai akan membentuk kurva normal,
dan distribusi persentasenya akan menjadi seperti arus diatas. Akan tetapi keadaan peserta tidak
akan homogen akan membentuk kurva juling, baik juling positif maupun juling negatif. Hal ini
tentu akan sedikit memunculkan kesulitan karena penyebaran nilai tidak merata. Dengan
demikian pada sedikit pada pengolahan hasil evaluasi menggunakan acuan acuan (PAN), baik
dan tidak nilai sangat, dan ditentukan oleh katateristik kelompok. PAN atau PAP? Berkaitan
dengan pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh guru, manakah yang lebih baik menggunakan
PAN atau PAP? Mengenai hal ini perlulah orang-orang yang banyak dikemukakan oleh para
pakar, bahwa tes PAN lebih sesuai bila digunakan pada matapelajaran yang berkaitan dengan
pengembangan wawasan akademik. Misalnya, mata pelajaran sejarah, sosiologi dan
matapelajaran lainnya yang bertujuan untuk mem- perkaya wawasan akademik. Jadi, meskipun
terjadi kesalahan, tidak sampai pada akibat yang fatal, kesalahan pada PAP perbedaan
penggunaan kedua jenis tes di atas bukan merupakan harga yang tidak dapat digabungkan dan
dipertukarkan, karena guru / dosen menyadari mengapa dia menggunakan tes PAP dan mengapa
dia harus menggunakan tes PANCI. Adalah wajar saja, jika sebuah tes. yang sama dipakai untuk
dua maksud berbeda, yaitu PAP dan PAN sekaligus. Dengan demikian dapatlah diketahui
bahwa antara PAP dan PAN memang memiliki perbedaan yaitu: 1. Kriteria atau patokan yang
digunakan PAP bersifat “mutlak”, sedangkan PAN menggunakan kriteria yang bersifat relatif,
dalam arti tidak tetap atau selalu berubah-ubah, disesuaikan dengan kondisi dan atau 2. Nilai
dari hasil PAP dapat dijadikan indikator untuk melihat sampai di mana tingkat kemampuan dan
penguasaan peserta didik tentang materi tertentu, sedangkan nilai hasil PAN mencerminkan
kemampuan dan penguasaan peserta didik tentang materi yang diteskan, tetapi hanya
menunjukan para peserta didik di dalam peringkat kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai