PENDAHULUAN
Kabupaten Toba Samosir adalah hasil belajar yang cenderung masih rendah. Hal
ini diindikasikan dari rendahnya nilai uji kompetensi pada tahun pelajaran 2014-
2015. Untuk meningkatkan prestasi belajar sekolah telah berupaya melalui proses
pembelajaran dengan system ganda sesuai KTSP yaitu di sekolah dan di industri
dan telah melalui proses penilaian secara berkelanjutan oleh pendidik dalam hal
ini Guru. Namun demikian tetap saja prestasi belajar peserta didik saat dievaluasi
baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester
menurut data yang diinventarisir oleh bagian kurikulum masih cenderung rendah
dan belum memuaskan. Rata-rata siswa yang dapat tuntas sesuai KKM berkisar
remedial.
komponen kunci, yaitu: (1) Guru, (2) Sumber dan Media Belajar, (3) Lingkungan,
(4) Siswa dan (5) proses pembelajaran. Guru dalam pembelajaran memiliki peran
lainnya. Bahkan dalam konsep tentang sumber belajar yang ditulis oleh Sudjarwo
dikutip oleh (Rahmat Saripudin, 2008) guru dapat dikategorikan sebagai sumber
belajar.
pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran,
1
dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi
penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi pada
mampu menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat
dan alat yang lebih menyederhanakan tuntutan perolehan siswa. Hasil evaluasi
tertulis;
media belajar
2
6. mengembangkan kemampuan bereksporasi dan mengaktualisasi diri.
hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil
belajar siswa dalam lingkup ranah afektif dan psikomotor. Diharapkan penilaian
kelas mampu mengatasi permasalahan penilaian yang ada sehingga hasil belajar
belajar siswa
belajar siswa
3
1.4 Rumusan Masalah
Ajaran 2014/2015
belajar siswa
4
1.7 Defenisi Operasional
belajar, yakni
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik,
sedang, kurang, diperlukan adanya ukuran yang jelas, bagaimana yang baik, yang
adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk
membandingkan antara apa yang dicapai dengan kriteria sebagai dasar untuk
membandingkan antara apa yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai.
Penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah sesuatu yang telah kita
kerjakan (program pengajaran) telah berhasil atau belum melalui suatu alat
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh
paripurna seperti:
1. Kompetensi Pedagogik
ajarkan
6
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran
2. Kompetensi Kepribadian
nasional Indonesia
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, beraklak mulia dan teladan
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa
d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
3. Kompetensi Sosial
7
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santu kepada sesame pendidik,
4. Kompetensi Profesional
tindakan reflektif.
mengembangkan diri.
meningkatkan mutu pendidikan. Seperti kita ketahui peran guru adalah : sebagai
8
Menurut Nanang (2010: 106) kinerja guru dalam melayani peserta didik
wajahnya dengan penuh senyuman sebagai wujud simpati dan sambutan hangat
(welcome) terhadap peserta didik sehingga siswa merasa betah melakukan proses
pembelajaran.
melayani apa yang dirasakan dan di butuhkan oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran, serta dalam dalam hidupnya penuh antusias berusaha sekuat tenaga
mungkin.
terhadap peserta didik dengan setulus hati sehingga menjadi kesan yang
masa depan siswa yang lebih baik (visioner) dan keuntungan (victory) atau nilai
9
Dengan penuh kesan fositif (impresif) di hati peserta didik sehingga peserta didik
merasa betah dan bebas untuk melahirkan berbagai gagasan yang cemerlang
kepedulian kepada peserta didik yang dilakukan secara kooperatif dengan sesame
membangun prilaku peserta didik sesuai dengan norma yang berlaku dalam
potensi peserta didik sesuai dengan kecerdasannya, bakat dan minatnya sehingga
peserta didik merasa senang ( enjoying ) dengan penuh kesadaran, komitmen dan
8. Result Oriented
10
2.2 Pengembangan Kompetensi Guru
pada peningkatan mutu hasil belajar siswa” (Danim, 2010 : 5). Oleh karena itu,
mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda. Hal ini mengingat perkembangan atau
semakin maju dan pesat, menuntut setiap guru untuk dapat menguasai dan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Kebutuhan yang makin meningkat itu,
memicu semakin banyaknya tuntutan peserta didik yang harus dipenuhi untuk
yang akan berdampak pada semakin ketatnya persaingan baik saat ini maupun di
masa depan.
11
perubahan sistem pengelolaan pendidikan dengan menganut pola desentralisasi.
2009 : 99).
perubahan dalam bidang kurikulum pendidikan. Saat ini telah diberlakukan dan
kurikulum seperti ini, tidak saja peserta didik yang dituntut untuk menguasai
tingkat satuan pendidikan sangat tergantung pada unjuk kerja gurunya” (Mulyasa,
2010 : 62).
penting dan wajib apabila dikaitkan dengan peningkatan jenjang karier dalam
jabatan fungsional guru itu sendiri. Tanpa mengikuti pengembangan diri secara
berkelanjutan, sulit dan bahkan tidak mungkin bagi guru untuk menapaki jabatan
Peraturan Menteri (Permen) PAN dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009
12
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan tertulis
ini ditegaskan, bahwa guru yang akan naik pangkat atau menduduki jabatan
fungsional dari Guru Pertama Golongan IIIb hingga Guru Utama Golongan IVe
harus menulis publikasi ilmiah dan karya inovatif, bahkan guru yang ingin naik
jabatan fungsional atau pangkat dari Guru Madya Golongan IVc ke Guru Utama
Golongan IVd harus melakukan presentasi ilmiah atas karya inovatif yang telah
dihasilkannya.
(Mulyasa, 2004 : 154). Model pengembangan guru ini, dapat diperjelas melalui
kutipan berikut.
bersama-sama, seperti : on the job training, workshop, seminar, diskusi panel,
melalui cara informal lainnya, seperti “melalui media massa televisi, radio, koran,
13
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), khususnya bagi kepala sekolah dan
pengawas. Sebab, “sebutan guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik guru kelas,
guru bidang studi maupun guru bimbingan konseling atau guru bimbingan karir;
(2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam
(PTK) saja tidak cukup, harus Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)” (Mulyasa,
2010 : iii).
bernilai guna apabila dilaksanakan terkait langsung dengan tugas dan tanggung
asosiasi guru, guru secara pribadi, dan lain-lain” (Danim, 2010 : 4). Di samping
itu, dapat juga dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
dan pengguna jasa guru (lihat Saud, 2009 : 121 – 127). Dari kesemua itu, yang
itu sendiri (guru sebagai pribadi). Tuntutan untuk meningkatkan kompetensi guru
bila tidak dibarengi dengan kemauan, tekad dan kreativitas yang tumbuh dari diri
bagi setiap individu yang terlibat di dalam lembaga pendidikan dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab, sehingga dapat pula diharapkan tumbuh suburnya
14
2.3 Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
15
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.
didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-
dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang
didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
16
yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai
yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang
selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk berprestasi lebih baik. Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria.
Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau
standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi
yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta
dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik
diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta
didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-
ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian
dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk
17
lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan
kemampuannya.
merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang
peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur
misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi
yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta
18
pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan
sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian mencakup semua proses pembelajaran.
Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik
dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa
tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan,
juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan
memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki
sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan
19
2.5 Tujuan Penilaian
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.
dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk
grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga
didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang
boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi
tertentu.
menguasai kompetensi.
20
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
dalam penilaian.
kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan
penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio),
dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah
didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat
dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan
21
2.6 Pendekatan Penilaian
hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan
Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada
penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didik
dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat
penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan.
hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang peserta didik
mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria
atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum
berbasis kompetensi.
yang digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan.
Dalam hal ini prestasi peserta didik ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan
digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan
kegunaannya, seperti untuk memilih peserta didik masuk rombongan belajar yang
mana, untuk mengelompokkan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan untuk
22
2.7 Ruang Lingkup Penilaian
kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap
intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor
terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian
ini terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata
23
Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan
pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan
penilaian.
tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga
paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan
tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi
individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian
Kelas
24
2.8 Teknik Penilaian
Untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi minimal
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah pertemuan formal antara
penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik.
Sejalan dengan ketentuan tersebut, penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk
peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Berbagai macam teknik penilaian dapat
atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes
kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban
25
secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian.Tes yang jawabannya berupa
tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau
uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung
(tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban
diberikan secara lisan.Tes praktik (kinerja) adalah tes yang meminta peserta
melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
26
Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada akhir semester genap untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap pada
didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
Pendidikan.
didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata
pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tidak diujikan pada ujian nasional, dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik
untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata
27
2. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap
kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik
sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kesehatan.
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa
prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk
peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat
dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit.
28
5. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu
untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek
psikologis.
yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang
untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri,
secara jujur.
informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik. Karena
seperti itu. Tabel berikut menyajikan contoh penilaian yang dilakukan dalam
Misalnya, menjelaskan suatu prinsip atau konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta
didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang
baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke
dan menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik
dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan
30
berkesinambungan(nondiscursivecommunication) – (Harrow, 1972). Gerak
interpretatif (interpretative movement).
dapat dilatihkan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Kondisi afektif peserta didik berhubungan dengan sikap,
minat, dan/atau nilai-nilai. Kondisi ini tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi
dapat diperoleh melalui angket, inventori, atau pengamatan yang sistematik dan
secara terus menerus. Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat
tertentu. Tabel
31
2.10 Penilaian Kelompok Mata Pelajaran
terfokus pada aspek kognitif atau pengetahuan danaspek afektif atau perilaku.
Penilaian hasil belajar untuk kelompok matapelajaran agama dan akhlak mulia
dilakukan melalui:
peserta didik.
Dalam rangka menilai akhlak peserta didik, guru agama dan guru mata
32
2. Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan Dan Kepribadian
meliputi:
a. Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu aspek
didik
PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pada jenjang
33
ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
materi yang diujikan. Penilaian hasil belajar mata pelajaran pada kelompok
berbasis kinerja. Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat
dan pragmatik. Selain itu, komunikasi nyata senantiasa melibatkan lebih dari
Selain itu, titik berat penilaian dalam matematika hendaknya diberikan kepada
6. Penilaian IPA dan IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan proses
aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh
35
b. Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta
didik.
penilaian mengacu pada aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengukur
gerak, di samping itu dapat juga dilakukan tes kinerja yang secara khusus
peserta didik ini harus diukur setiap menyelesaikan satu kompetensi tertentu.
dengan berbagai tes kesegaran jasmani yang telah dibakukan dan sesuai
dengan tingkat usia peserta didik; seperti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
36
Kelincahan adalah kemampuan tubuh mengubah arah dengan cepat dan
kelincahan yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik
koordinasi yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik
aktivitas jasmani atau cabang olahraga seperti: tes koordinasi mata-tangan, tes
koordinasi mata-kaki, tes koordinasi mata tangan dan kaki, tes menggiring
(drible) bola dalam sepakbola, tes menggiring (drible) bola dalam bolabasket,
bertanggungjawab pula menilai aspek afektif peserta didik, baik yang terkait
didik akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan
agama menentukan nilai akhlak peserta didik untuk dilaporkan pada laporan
peserta didik juga akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran
37
Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan
datang tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu.
kegiatan berlangsung.
d. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk
yang sopan.
orang lain secara baik, seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan
yang positif.
38
kepribadian seperti percaya diri, harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling
kesulitan, berani bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan
menyatakan bahwa penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas penilaian hasil belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
39
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian
kompetensi peserta didik, (b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (c)
berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan
Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a) mengetahui kompetensi yang
telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (c)
Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini
meliputi:
40
a. Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai
salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidik;
dan teknologi (yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional) danaspek kognitif
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan
pendidikan. UN didukung oleh sistem yang menjamin mutu kerahasiaan soal yang
41
Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan
mutu satuan pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,
(c) penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan
seluruh program pembelajaran, (b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian
akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan, (c) lulus ujian sekolah/madrasah dan (d) lulus ujian nasional.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Samosir Tahun Ajaran 2014/2015. Pemilihan tempat ini karena penulis bertugas
mengabdikan diri, yang mana selama ini guru di SD Negeri 173524 Balige
2. Subjek Penelitian
Kabupaten Toba Samosir Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 24 orang dan
yang akan di jadikan objek sebanyak 24 orang guru kelas dan guru bidang studi
yang lainnya.
semester I tahun ajaran 2014/2015. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini
terdiri 2 siklus.
1. Pendekatan
angka – angka dan pendekatan kualitatif data berupa tulisan, gambar dan grafik.
43
2. Jenis Penelitian
Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
Jenis penelitian ini perlu diperkenalkan kepada kepala sekolah dan pengawas
sekolah dapat (1) memahami PTS sebagai bagian dari penelitian ilmiah, (2)
planning (Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan)dan reflection (refl
eksi). Siklus spiral dari tahap-tahap PTS dapat dilihat pada gambar berikut:
Hasil Belajar Siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data pengelolaan
44
lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat
penelitian merupak proses daur ulang atau siklus yang dimulai aspek,
yang diperoleh. Pada setiap akhir tindakan dinilai dengan instrument bimbingan
setelah belajar. Alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan seperti bagan
berikut
a. Perencanaan
hasil belajar siswa, kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun jadwal
45
lembar observasi memperoleh data nontes, (3) menyiapkan refleksi dan perbaikan
b. Tindakan
sehingga proses pembelajaran di lakukan guru lebih maksimal dan baik sehingga
pembelajaran
secara keseluruhan. Dengan hal ini guru mudah dalam mengerjakan admistrasi
c. Observasi
d. Refleksi
dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan
revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap rencana awal siklus II.
46
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil kemampuan guru dalam
timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannnya pada siklus II.
Data penelitian ini berupa hasil observasi dan dokumentasi dari setiap
belajar siswa.
belajar siswa.
kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar siswa pada guru SD
47
3.6 Teknik Dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Penelitian
melaksanakan penilaian hasil belajar siswa. Selain itu teknik yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi oleh peneliti terhadap
Setelah instrument ini diisi hasil data berupa tes yang diperoleh diolah.
Sehingga di dapatkan data yang valid. Dengan hal ini bisa dilihat sejauh mana
2. Intrument
kemampuan guru dalam menggunakan komputer dari semua aspek yang telah
ditetapkan.
48
3.7 Analisis Data
model analisis data kualitatif sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rochiati
(2007:135) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data
sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang
diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir penyimpulan atau vertifikasi. Tahap
1. Menelaah data yang sudah terkumpul baik melalui observasi dan tes
yang telah dipisah-pisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan
mana yang tidak relevan. Data yang relevan akan dianalisis sedangkan yang
49
4. Menyimpulkan hasil penelitian tindakan ini merupakan penyimpulan akhir
pengamatan.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data
Hal ini dimasukkan agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik
dan terfokus pada berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan yang
berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Hasil
penelitian ini, selain berbentuk narasi juga berbentuk angka dan bilangan. Jadi,
50
BAB IV
4.1. Siklus/tahap I
Ajaran 2014/2015.
2. Perencanaan
akademik)
penelitian
51
3. Pelaksanaan Tindakan
4. Observasi
sesuai atau tidak dengan apa yang diharapkan oleh peneliti yaitu
belajar siswa.
52
5. Refleksi
Ada empat hal yang menjadi fokus refleksi pada siklus ini, yakni
Berdasarkan data dari hasil penilaian diperoleh data bahwa tindakan untuk
melaksanakan penilaian Hasil Belajar Siswa dikatagorikan tidak baik. Hal tersebut
(diskusi antara peneliti dan mitra peneliti) yang selanjutnya menjadi bahan
53
a. Masih terdapat 50% guru yang belum mampu menyusun tes dengan
pelajaran sehingga tes itu mampu untuk dijadikan alat ukur untuk
diperlihatkan.
Dilihat dari data hasil observasi aktivitas guru yang diamati berdasarkan
aspek;
54
d. Bagaimana guru memberikan hasil pada setiap tes yang diberikan
jumlah aspek yang diteliti, dalam hal ini jumlah aspek aktivitas siswa yang diteliti
0.9375.
rata-rata 0.9375.
0.9375.
55
Hasil refleksi berupa kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti
diketahui bahwa adanya kekurangan baik dilihat dari perencanaan yang dibuat,
Sebagai implikasi dari hasil refleksi pada siklus ini, pada siklus berikutnya
akan ditampilkan kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh guru pada saat
4.2 Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
penggunaan media dan sumber belajar oleh guru. Hasil refleksi digunakan sebagai
bahan perencanaan tindakan siklus II. Pada siklus II rencana tindakan yang
ini para guru dan peneliti betul-betul dikondisikan untuk bekerja sama dalam
memecahkan permasalahan.
2. Pelaksanaan Tindakan
56
Bagaimana penyusunan Tes yang dibuat oleh guru untuk
3. Observasi
kegiatan akhir sesuai atau tidak dengan apa yang diharapkan oleh
4. Refleksi
Ada empat hal yang menjadi fokus refleksi pada siklus ini, yakni
57
b. Bagaimana Tes yang diberikan, apakah valid dan reliabel maupun
Berdasarkan data dari hasil penilaian diperoleh data bahwa tindakan untuk
melaksanakan penilaian hasil belajar dikatagorikan baik. Hal tersebut dapat dilihat
peneliti dan mitra peneliti) yang selanjutnya menjadi bahan perbaikan dari siklus
sebelumnya adalah:
a. Terdapat 90% guru yang sudah mampu menyusun tes dengan baik,
pelajaran sehingga tes itu mampu untuk dijadikan alat ukur untuk
58
b. Kemampuan guru dalam membuat tes hasil belajar siswa sudah baik
jumlah aspek yang diteliti, dalam hal ini jumlah aspek aktivitas siswa yang diteliti
a. Terdapat 90% guru yang sudah mampu menyusun tes dengan baik,
pelajaran sehingga tes itu mampu untuk dijadikan alat ukur untuk
b. Kemampuan guru dalam membuat tes hasil belajar siswa sudah baik
59
c. Dalam memberikan skor setiap soal, guru sudah memaknai
rata 2,34375
60
BAB V
5.1. Kesimpulan
Ajaran 2014/2015.
Kabupaten Toba Samosir Tahun Ajaran 2014/2015 telah terlaksana dengan baik
dalam melaksanakan penilaian hasil belajar siswa dengan hasil sebagai berikut:
penskoran.
61
5.2. Saran
1. Guru-guru harus dapat membuat penskoran dengan baik terhadap hasil belajar
dipertanggungjawabkan.
2. Guru harus mampu membuat soal tes sebagai alat ukur dalam mengukur hasil
62
DAFTAR PUSTAKA
Nana, DR. Sudjana, 1999, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Makalah “Penilaian Portofolio “oleh Drs. Zainal Arifin, M.Pd, Fakultas Ilmu
Laporan “ Sistem Informasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Berbasis Web pada
Makalah Penilaian Portofolio, 2010, oleh Drs. Zainal Arifin, M.Pd, Fak. Ilmu
Dr. Nana Sudjana, 1999, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
63